Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasrini Sari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
D1543
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jahja Hamdani Widjaja
"Inovasi model bisnis dibutuhkan oleh perusahaan khususnya untuk menghadapi lingkungan bisnis yang tidak pasti. Dengan inovasi model bisnis perusahaan dapat mencipta nilai lebih bagi konsumen baik melalui inovasi dalam hal target pasar, produk yang ditawarkan maupun rantai nilai industrinya. Diharapkan inovasi model bisnis dapat menuju model bisnis sebagai platform yang adaptif dimana inovasi dilakukan bersama-sama melibatkan mulai dari pemasok bahan baku, proses produksi, saluran distribusi serta konsumen akhir. Namun, walau inovasi model bisnis penting, banyak perusahaan mengalami kesulitan melakukannya. Untuk itu dibutuhkan suatu studi deskripsi dan eksplanasi terhadap perusahaan yang berhasil untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa mereka dapat melakukan inovasi model bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana peran pembelajaran organisasi dan budaya organisasi dalam mendorong terjadinya inovasi model bisnis di perusahaan. PT. Njonja Meneer dipilih sebagai unit analisis karena walaupun perusahaan jamu ini berada dalam industri kesehatan dengan campur tangan pemerintah sangat ketat dan disertai perubahan perilaku pasar maupun rusaknya citra jamu akibat jamu yang mengandung bahan kimia obat, PT. Njonja Meneer tetap mampu bertumbuh. Berdasarkan protokol studi kasus yang telah disusun maka dilakukan wawancara mendalam dan focus group discussion terhadap pemilik PT. Njonja Meneer, tim pengembangan, dan distributor tunggal.
Hasil penelitian ini mengungkapkan nexus antara pembelajaran organisasi, budaya organisasi, inovasi model bisnis dan kinerja perusahaan. Tahapan inovasi model bisnis yang terjadi diuraian berdasarkan Business Model Framework (Chesbrough, 2007). Kemudian diuraikan pula komponen-komponen model bisnis yang berperan pada masing-masing tahap inovasi model bisnis hingga menghasilkan kinerja.
Penelitian ini juga memberikan fakta tentang adanya paradoks budaya organisasi. Paradoks ini dipicu oleh adanya perubahan besar dalam lingkungan eksternal perusahaan. Paradoks ini kemudian memunculkan fenomena supply chain discontent yang memunculkan hambatan menuju model bisnis sebagai platform yang adaptif. Untuk mengatasi permasalahan paradoks budaya organisasi maka disarankan agar perusahaan keluarga mengadopsi perspektif pemangku kepentingan serta skema untuk mengatasi persoalan supply chain discontent. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis, proposisi maupun kontribusi manajemen terhadap perusahaan. Beberapa keterbatasan penelitian serta usulan penelitian lebih lanjut juga diungkapkan.

Business model innovation is needed especially to cope business environment's uncertainty. Business model innovation helps firm to create more value for their customer through innovation in term of target segment, product offering, and also industrial value chain.Through business model innovation, firm aims to get business model as an adaptif platform where innovation is done by firm along with their supply chain system. But, even business model innovation is so important, many firms were not able to implement it. Then, there is a need for a description and explanation study from a successful company to reveals how and why they conduct business model innovation.
This study aims to reveals how organizational learning and organizational culture could empower firm to conduct business model innovation. PT. Njonja Meneer is chosen as unit analysis. Even jamu industry were ruled aggressively by government and there were also many unfavorable situation such as customer behavior changing in consuming jamu and negative perception about jamu according to jamu that contained drug chemicals, PT. Njonja Meneer still able to grow. Based on a case study protocol, this study conducted in-depth interviews and focus group discussions toward the owner of PT. Njonja Meneer, development team and also their sole distributor.
This study revealed the nexus of organizational learning, organizational culture, business model innovation and firm’s performance. Stages of business model innovation are described by the business model framework (Chesbrough, 2007). Then, I elaborated the components of business model that plays important role in each stage of business model innovation to produce performance.
It also revealed facts that there were organizational culture paradox. This paradox is triggered by fundamental change in external business environment. Then, it brought up supply chain discontent issue that hampered firm’s effort to get business model as an adaptive platform. To cope with this culture paradox, company is advised to implement a stakeholder perspective as well as a scheme to solve supply chain discontent issue. Moreover, this study concluded some theoretical contributions, propositions as well as managerial contributions. Some research limitations and further research suggestions also be mentioned.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
D1904
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Suhartati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi peran sistem pengendalian manajemen terhadap hubungan antara strategi dan kinerja perusahaan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh strategi tanggung jawab social/CSR (strategic dan non-strategic CSR) dan strategi bisnis secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja perusahaan dengan moderasi sistem pengendalian manajemen (SPM).
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-research, dalam pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan analisis konten dalam mengukur variabel penelitian strategi CSR dan SPM. Penelitian berkontribusi terkait pengembangan indikator variabel penelitian terutama variabel strategic CSR mengacu pada dimensi strategic CSR (centrality, specificity, proactivity, visibility, voluntarism), non-strategic CSR (ethical and altruistic characteristics) dan SPM (levers of control: belief system, boundary system, diagnostics, interactive control system).
Penelitian membuktikan bahwa strategi CSR (strategic dan non-strategic) dan strategi bisnis secara langsung berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, terbukti bahwa sistem pengendalian manajemen berperan memperkuat hubungan antara strategi CSR (strategic dan non-strategic) dan kinerja perusahaan secara positif dan signifikan, tetapi tidak terbukti memperkuat hubungan strategi bisnis dan kinerja perusahaan. Selanjutnya terbukti bahwa strategi CSR (strategic dan non-strategic) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan melalui strategi bisnis.

This study aims to explore the role of management control systems as moderating variable between strategy and company performance. Particularly, this study aims to examine the influence of CSR strategy (strategic and non-strategic CSR) and business strategy directly and indirectly to company performance with moderation of management control system (MCS). The samples are the manufacturing companies that listed on the Indonesian Stock Exchange in the period 2013-2015.
This research uses mixed-research approach, in collecting, processing and data analysis using secondary data in the form of financial statements and annual reports of manufacturing companies. This study contributes to the current debates related to CSR strategy and the role of MCS as it develops the measurement model for strategic CSR (five strategic CSR dimensions: centrality, specificity, proactivity, visibility, and voluntarism), non-strategic CSR (ethical and altruistic characteristics) and MCS (four elements of levers of control: belief system, boundary system, diagnostics, interactive control system) by using content analysis in the company`s annual report. Our findings show that both CSR (strategic and non-strategic) and business strategy directly have a positive influence on the company`s performance. Furthermore, MCS has a role in supporting the relationship between the CSR strategy (strategic and non-strategic) and company`s performance.
These findings indicate that the companies have been carrying out a CSR strategy in line with the objectives of the company and it is supported by MCS. But it is not proven that MCS strengthens the relationship between business strategy and company performance. Furthermore, our findings show that CSR strategy (strategic CSR) has a positive effect on company performance through business strategy but has no effect on non- strategic CSR.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Janfry
"Pertukaran dalam pemasaran politik terdiri dari pertukaran di pasar pemilihan dan pertukaran di pasar pemerintah. Penelitian dalam pemasaran politik umumnya fokus pada pertukaran di pasar pemilihan, penelitian ini mengintegrasikan pertukaran di pasar pemilihan dan pertukaran di pasar pemerintah yang dikenal dengan kampanye permanen. Pertukaran di pasar pemilihan dimulai ketika partai politik menyampaikan janji kepada pemilih, oleh karena itu janji partai politik merupakan variabel independen dalam model penelitian.
Selain itu, model penelitian mengusulkan bahwa realisasi janji partai politik akan memengaruhi reputasi merek baik partai politik, memengaruhi kampanye permanen partai politik, dan memengaruhi kepercayaan keputusan pemilih dan akhirnya memengaruhi intensi untuk mendukung partai politik.
Terdapat total 9 hipotesis dalam penelitian ini. Model penelitian terdiri dari 5 variabel dan total 44 indikator, indikator janji merek partai politik dikembangkan dari analisis faktor tweet twitter partai politik Indonesia. Data diperoleh dari kampanye pemilu 2014 dan dianalisa menggunakan perangkat lunak Provalis QDA Miner.
Setelah kuesioner dibangun, kuesioner dikirim kepada sampel mahasiswa di 3 Universitas di Jakarta, total 150 siswa berpartisipasi dan menyelesaikan kuesioner. Selanjutnya dilakukan analisis dengan 10.000 bootstrap sampel, selanjutnya hasilnya menunjukkan ada 8 hipotesis yang diterima dan 1 hipotesis ditolak.
Temuan menunjukkan bahwa variabel kampanye permanen sebagai proses realisasi janji partai politik selama masa setelah pemilu signifikan untuk memengaruhi intensi untuk mendukung partai politik. Disisi lain reputasi merek tidak signifikan memengaruhi keyakinan keputusan untuk mendukung partai politik.

The exchange in the political marketing consist of the exchange in the electoral market and the exchange in the government market. The research in political marketing generally focus on the electoral market, therefore this research integrate the exchange in the electoral market and the exchange in the government market which are the permanent campaign.
The exchange in the electoral market begin when the political party promise delivered to the target voter, therefore the political party promise is the independent variable within the research model. Furthermore, the model propose that the political party promise realization will influence a good political party brand reputation, influence the political party permanent campaign, and influence the decision confidence of the voter and finally influence the intention to support the political party.
There are total 9 hypotheses in this research. The research model consist of 5 variables and there are total 44 indicators, the brand promise variable indicator developed from an exploratory factor analysis on Indonesian political party twitter. The tweet extracted from the 2014 election campaign and further analyzed using the Provalis QDA Miner software.
The questionnaire delivered to students in 3 university in Jakarta, the total 150 students participated and finished the questionnaire. Furthermore the partial least square analysis with 10.000 bootstrap sample conducted and the results show there are 8 hypothesis accepted and 1 hypotheses rejected.
The findings show that the permanent campaign variable as the process of promise realization during the term after the election is significant to influence the intention to support the political party. The brand reputation is not significant to influence the decision confidence of the political party.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D2374
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Lipuringtyas Rudatin
"ABSTRAK
Kegiatan peserta konferensi sebagai business traveler umumnya agak
terikat, ditentukan oleh keterlibatan peserta dalam agenda penyelenggara
konferensi. Sedangkan pengalaman selama kegiatan konferensi di sebuah destinasi
bisa menjadi peluang munculnya kesan abadi di benak para peserta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji bagaimana kegiatan di Peripheral Conference Service
dapat mempengaruhi loyalitas peserta konferensi pada destinasi tuan rumah
konferensi, dan bagaimana penciptaan nilai terjadi selama kegiatan berlangsung.
Data dikumpulkan dari 214 peserta internasional di 3 lokasi di Indonesia dengan
menggunakan kuesioner dengan skala 7 Likert dan analisis dilakukan dengan
menggunakan. Partial Least Square Structural Equation Model (PLSSEM).
Hasilnya menunjukkan bahwa value co-creation oleh berbagai aktor yang terlibat
dalam Peripheral Conference Service telah mempengaruhi keinginan peserta
konferensi untuk berkunjung kembali ke destinasi konferensi dan melakukan Wordof-
Mouth, baik secara langsung atau melalui mediasi sense of place dan kepuasan.
Novelty Seeking memiliki pengaruh terhadap kekuatan efek Sense of Place kepada
keinginan peserta konferensi untuk berkunjung kembali ke destinasi tuan rumah
konferensi. Studi ini telah memberikan kontribusi untuk memperkuat dan juga
menambahkan generalisasi proses value co-creation dalam teori Service Dominant
Logic dalam konteks pemasaran tujuan. Hasil studi ini juga memberikan implikasi
manajerial bagi pengembangan paradigma baru dalam melakukan pemasaran
destinasi pariwisata di Indonesia, yaitu yang semula lebih fokus pada sasaran
leisure traveler menjadi memberi perhatian pada business traveler.

ABSTRACT
Activities of conference participants as a business traveler are generally
somewhat bound, determined by the involvement of the participants on the agenda
of the conference organizers. While the experience during the conference activities
in a destination can be an opportunity for the emergence of a lasting impression in
the minds of participants. This study aims to examine how the activities in
Peripheral Conference Service may influence conference participants loyalty to the
conference destination, and how value co-creation occurred during the activity. The
data was collected from 214 international participants from 3 locations in Indonesia
by using a questionnaire with 7 Likert scale and the analysis was performed using
Partial Least Square Structural Equation Model (PLSSEM). The results show that
the Value co-creation by the various actors involved in the Peripheral Conference
Service has affected conference participants intention to revisit the conference
destinations and perform Word-of-Mouth, either directly or through the mediation
of a sense of place and satisfaction. Novelty Seeking has an influence on the
strength of the effect of Sense of Place to Conference participants intention to revisit
conference destination. This study has contributed to strengthening as well as add
the generalization of value co-creation process in the theory of Service Dominant
Logic in the context of destination marketing. The results of this study also have
managerial implications for the development of a new paradigm in tourism
destinations marketing in Indonesia, which is initially more focused on the leisure
traveler to be more concern on the business traveler."
2017
D2744
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu K
"Penelitian ini didorong apresiasi pada pariwisata sebagai salah satu sektor industri yang berperan penting dalam ekonomi global, sehingga memicu pergerakan kegiatan pemasaran menuju pemasaran pariwisata. Oleh karenanya, penelitian ini meneliti tentang isu-isu vital dalam sebuah pemasaran wisata. Seperti misalnya citra destinasi wisata destination image , stereotip masyarakat destinasi wisata destination society stereotype , kedekatan terhadap destinasi wisata destination relationship closeness , sampai dengan jenis komunikasi pesan persuasif destinasi wisata destination communication type . Dengan memanfaatkan desain eksperimen, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra destinasi wisata dan stereotip masyarakat destinasi wisata pada sikap terhadap destinasi wisata.Selanjutnya penelitian ini juga mengaplikasi prinsip kongruen dengan me-macthingkan antara destination image dan destination society stereotype untuk mencari kombinasi pesan persuasif yang paling sebangun dari suatu destinasi wisata, dan mengukur dampaknya pada sikap terhadap destinasi wisata. Dalam prosesnya penelitian ini mengaplikasikan relationship closeness dan destination communication type sebagai variabel moderasi, untuk memperkuat dampak tersebut. Temuan penelitian ini dapat memperkaya alternatif penelitian pemasaran pariwisata dan implikasinya, khususnya pada strategi penguatan kampanye pemasaran pariwisata.

This research is motivated by the appreciation of tourism as one of the important industrial sectors in the global economy, triggering the movement of marketing activities towards tourism marketing. Therefore, this study examines the vital issues in a tourism marketing. Such as the destination image, destination society stereotypes, relationship closeness toward a tourism destination, also the destination communication type. By utilizing the experimental design, this study aims to determine how destination image and destination society stereotype influence attitude toward tourism destinations.Furthermore, this research also apply the concept of congruence with matching destination image and destination society steretypeto find the most appropriate persuasive message combination of a tourist destination, and measuring its impact on attitudes toward tourist destinations. In the process this research applies relationship closeness and destination communication type as a moderating variable, to reinforce the impact. The findings of this study is expected to enrich alternative tourism marketing research and its implications, particularly on strategies to strengthen tourism marketing campaigns."
Universitas Indonesia, 2018
D2417
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Rimenda
"ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk menguji perbedaan antara kondisi kongruen dan inkongruen ketika konsumen melihat model iklan yang sebaya dan lebih tua. Ketika konsumen mempersepsikan usianya kongruen ketika melihat model iklan, maka dapat lebih mempengaruhi persepsi produk untuk saya, persepsi evaluasi dan persepsi referensi yang akhirnya mempengaruhi sikap terhadap produk.  Untuk menjawab pertanyaan itu, maka pada penelitian ini diadakan dua studi. Setudi satu membuktikan bahwa kondisi kongruen terjadi pada saat konsumen melihat model iklan yang usianya lebih tua, sedangkan kondisi inkongruen terjadi ketika konsumen melihat model yang sebaya. Study 2 menjawab pertanyaan yang mucul pada studi 1, yaitu persepsi inkongruen anak usia tween yang melihat model iklan sebaya dapat dipengaruhi dengan memperlihatkan model iklan sebaya.

ABSTRACT
This dissertation aims to examine the differences between the conditions congruent and incongruent when consumers see the advertising model of the same age and older. When consumers perceive congruent age when seeing the advertising model, it may be affecting the perception of the product for me, perceptual evaluation and perception of reference which ultimately affect attitudes toward the product. To answer that question, so in this study conducted two studies. One of the studies prove that the congruent condition occurs when consumers see the advertising model who is older, while the incongruous condition occurs when consumers see a model of the same age. Study 2 answer the questions that appear on the first study, the perception incongruous tween -age children who saw the ad model peer can be influenced by peer advertising model show

"
2016
D2732
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nompitu
"Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh organisasi pemerintah yang selama ini pemerintah daerah dikritik tidak efisien, tidak efektif, organisasinya terlalu gemuk, biaya tinggi, terlalu birokratik, penuh dengan aturan-aturan yang tidak perlu, tidak responsif terhadap kebutuhan masyarakat, tertutup, tidak demokratik, mengabaikan hak-hak masyarakat, melayani diri sendiri, dan gagal menyajikan pelayanan yang layak secara kuantitatif maupun kualitatif kepada masyarakat. Berdasarkan hal tersebut pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan keseluruhan kinerjanya.
Fokus pada penelitian ini pada penciptaan birokrasi yang inovatif yang dipengaruhi oleh terbangunnya budaya yang inovatif dan struktur organisasi yang sesuai. Selanjutnya variabel anteseden tersebut dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional, yang secara keseluruhan akan mempengaruhi kinerja organisasi pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan terhadap 121 pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai pemerintah kabupaten dan kota dari berbagai tingakatan jabatan, baik yang berada pada level Eselon II, III, IV, Fungsional dan Non Struktural Umum. Pilihan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih obyektif dan mendekati kenyataan sesungguhnya yang terdapat pada pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia. . Data dalam penelitian ini menggunakan data primer berupa jawaban kuesioner responden, data sekunder dari berbagai sumber dan wawancara untuk pendalaman/ memperkaya analisis.
Berdasarkan hasil penelitian secara empirik dibuktikan bahwa kepemimpinan transformsional tidak mempengaruhi secara langsung terhadap penciptaan birokrasi yang inovatif. Namun kepemimpinan transformasional mempengaruhi birokrasi inovatif melalui pengembangan budaya inovasi dan desain struktur organisasi yang bersifat organik. Selanjutnya dalam penelitian ini dibuktikan pula bahwa birokrasi yang inovatif mempengaruhi peningkatan kinerja pemerintah kabupaten dan kota.
Upaya untuk memahami penciptaan birokrasi yang inovatif pada penelitian ini dikembangkan dalam bentuk kerangka penciptaan birokrasi yang inovatif yang melahirkan 4 (empat) jenis tipe utama birokrasi yaitu : Rigid Bureaucracy, Structure Driven, Participant Bureaucracy, dan Optimum Bureaucracy.

This research is based which currently, it had been criticized is too fat, neither efficient nor effective, high cost, so bureaucratic, full with unnecessary regulation, is not responsive with community necessities, neither transparent, is not democratic, neglects community rights, serve their selves and fail to present proper service to community either qualitative or quantitative. Based on those descriptions above, local government is required to increase all performances. Focus of this research is to create innovative bureaucracy highly influenced by the building of both innovative culture and suitable organizational structure. Subsequently, such antecedent variables are highly influenced by transformational leadership which will influence governmental organization performance of regencies and cities in Indonesia as whole.
This research is conducted to 121 regencies and cities in Indonesia. In this research respondents are governmental employees of regencies and cities from various official levels, either in Echelon II, III, IV, Functional and General Non Structure. This option is aimed at giving more objective illustration and approaching real facts found in regency and city governments in Indonesia. This research used data that of primary such as replies from respondents questioner and secondary from some sources and interviewed to deep and enrich analysis.
Based on research results empirically, it had been proven that directly, transformational leadership had not influenced innovative bureaucracy creation. Nevertheless, transformational leadership influenced innovative bureaucracy by development of innovation culture and organizational structure in organic nature. Hence, in this research also had been proven that innovative bureaucracy influenced increasing of regency and city governments performance. Endeavor(s) for understanding innovative bureaucracy creation, this research had been developed in formate of innovative bureaucracy creation frame resulting in four (4) main types of bureaucracy, those area : Rigid Bureaucracy, Structure Driven, Participant Bureaucracy, dan Optimum Bureaucracy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
D2122
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Sudjaswin E.
"Inovasi merupakan keniscayaan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan eksistensinya dalam lingkungan persaingan global, yang diwarnai oleh
dinamika persaingan berbasis knowledge-networked innovation (Davenport et at., 2006).
Dalam konteks tersebut, perusahaan otomotif makin mengandalkan strategi inovasi untuk
mencapai keunggulan daya saing berkelanjutan. Namun demikian, keterbatasan sumber
daya spesifik yang diperlukan untuk inovasi, memotivasi perusahaan melakukan kerja
sama dengan pihak eksternal untuk mempercepat proses inovasi (Best, 2001).
Studi mengenai strategi inovasi telah banyak dilakukan dari segi produk akhir
(Takeishi, 2001). Namun masih sedikit studi mengenai strategi inovasi dari sudut proses
pengembangan produk baru (new product development, NPD), yang ditunjang oleh sistem
kemitraan yang interaktif antara perusahaan dan para pemasok (Hart, 1995; Sage, 2000).
Penelitian yang dilakukan terhadap lean production system yang sudah dilakukan
sebelumnya telah membuktikan adanya pengaruh cross-functional team dan peran
pemasok terhadap kinerja NPD, namun' belum mempertimbangkan aspek perilaku
individu yang melaksanakan proses NPD. Perilaku individu tersebut diatur melalui
kerangka yang disebut budaya perusahaan (company culture). Untuk mengisi kelangkaan
penelitian yang melihat hubungan perilaku dengan NPD, maka penelitian ini mencoba
melihat peran company culture terhadap interaksi individu dalam cross-functional team
yang melakukan proses NPD.
Penelitian ini bertujuan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penciptaan produk baru, fokus pada perusahaan otomotif dan pemanfaatan team
production system (Fujimoto dan Takeishi, 2001). Berbagai faktor yang mempengaruhi
proses NPD, yaitu peran kemitraan dari pemasok dalam inovasi perusahaan (Penrose,
1959), peran tim pengembangan produk baru (NPD team) yang bersifat cross-functional
untuk merealisir NPD (Takeishi, 2001); pengaruh company culture terhadap kerja sama
antara pemasok dan NPD team (Dess dan Lumpkin, 2003), dan akhirnya pengaruh NPD
team terhadap kinerja proses dan produk baru untuk menciptakan keunggulan daya saing
(Hoegl dan Parboteeah, 2003), menjadi vadabel dalam penelitian.
Pengujian model yang dikemukakan dilakukan secara empiris terhadap 202
responden dari sub-industri mobil dan komponennya serta sub-industri motor dan
komponennya, yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Surabaya, Sidoarjo dan Gresik,
dengan ditunjang oleh in depth interview antara pimpinan perusahaan otomotif serta
menguji model tersebut dengan menggunakan metode analisis Structural Equation Model
(SEM).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa baik pemasok maupun company culture
memiliki peran yang positif dan signifikan terhadap NPD team, dimana proses yang
berlangsung dalam NPD team akan mempengaruhi kinerja NPD. Hasil uji hipotesis yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh company culture terhadap NPD
team pada sub-industri mobil dan sub-industri motor, menggambarkan pentingnya
company culture dalam mendukung proses NPD yang berdampak pada kinerja NPD
team. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya perbedaan pengaruh NPD team terhadap
kinerja NPD, sekalipun terdapat perbedaan peran pemasok di antara kedua industri
tersebut.
Dan hasil penelitian ini, diperoleh konfirmasi mengenai peran pemasok terhadap
NPD team dimana pemanfaatan kapabilitas eksternal bukan hanya untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi, tetapi dapat menjadi sumber pembelajaran perusahaan. Secara
teoritik, hasil penelitian ini mendukung pandangan Eisenhardt dan Martin yang
menyatakan "...dynamic capabilities thus are the organizational and straregic routines
by which firm achieve new resources coryigiiration as market emerge, collide, split,
evolve and die.
Penelitian ini bersifat cross section sehingga tidak dapat melihat pengaruh
company culture terhadap NPD team yang bersifat path dependence dan idiosyncratic
Secara lebih akurat. Perlu dilakukan penelitian yang bersifat longitudinal untuk mengukur
peran company culture dalam NPD leam sebagai manifestasi dari rekonfigurasi internal
dan eksternal."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
D876
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Anggraeni
"Studi ini berfokus pada beberapa faktor yang mempengaruhi pemasaran sosial bantuan hukum di Indonesia. Variabel-variabel dalam studi ini antara lain adalah variabel dalam theory of planned behaviour sikap, norma-norma subyektif, persepsi kontrol perilaku dan beberapa variabel tambahan yang dapat mempengaruhi sikap dan intensi persepsi biaya, persepsi kebutuhan, persepsi resiko, persepsi keuntungan. Responden pada studi ini meliputi warga negara Indonesia yang saat ini memiliki dan tidak memiliki akses terhadap program bantuan hukum. Metode survey digunakan sebagai metode pengumpulan data utama.
Temuan dalam studi ini menunjukkan bahwa sikap tidak mempengaruhi intensi untuk menggunakan bantuan hukum. Untuk responden tanpa akses pada program bantuan hukum, norma-norma subyektif terbukti sebagai prediktor terkeuat dari intensi menggunakan bantuan hukum dibandingkan dua variabel dari theory of planned behaviour lainnya. Temuan studi ini diharapkan memberikan masukan dalam praktek pemasran social terutama yang terkait dengan bantuan hukum khususnya dan layanan masyarakat pada umumnya.

This study focuses on the different factors influencing social marketing programme implementation of legal assistance in Indonesia. The variables being examined are variables in theory of planned behaviour attitude, subjective norms, perceived behavioural control and additional variables influencing attitude and intention perceived costs, perceived needs, perceived risks, perceived benefits. The respondents of this study consist of Indonesian citizens with and without current and existing access to legal aid programme. Survey method was utilized as the main data collection method.
The findings suggest that attitude does not have any direct influence on intention to use legal aid. For the respondents without existing access to legal aid programme, subjective norms were found to be the strongest predictor of intention to use the legal aid service among the three original components of theory of planned behaviour. The findings are expected to shed some lights on the social marketing practices of legal aid in particular and government services in general.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
D2261
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>