Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmat Rifai
Abstrak :

 

ABSTRAK

Ambon merupakan kota dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk tertinggi di Provinsi Maluku, yang menjadikan kebutuhan lahan terbangun yang tinggi dan pesat. sehingga dapat menurunkan daya dukung lahan kota tersebut. Hal ini menyebabkan prediksi daya dukung lahan perlu dilakukan agar status daya dukung lahan dapat diketahui sebelum mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model dinamika spasial daya dukung lahan di Kota Ambon. Penelitian ini menggunakan data populasi 2008 - 2018 dan citra Landsat 5 TM (2008) tahun 2008-2018, dan citra Landsat 8 OLI (2013 dan 2018). Daya dukung lahan diprediksi dari tahun 2008-2100 dengan metode model system dinamis berdasarkan hubungan antara kebutuhan lahan dan pertumbuhan penduduk serta ketersediaan lahan untuk lahan terbangun, yang kemudian dikonversikan ke spasial untuk melihat sebaran spasial dengan metode model dinamika spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2033 daya dukung lahan di Kota Ambon telah mencapai 30% dan pada tahun 2051 daya dukung lahan telah habis.

Kata kunci: dinamika spasial, system dinamis, daya dukung lahan.


 

ABSTRACT.

Ambon is a city with the highest economic and population growth in Maluku Province which makes the built-up land have high and rapid growth so that it can reduce the land carrying capacity of the city. This causes the predictions on the land carrying capacity needs to be done so that the status of the land carrying capacity can be detected before declining. The aim of this study is to produce a spatial dynamics model of land carrying capacity in Ambon City. This study uses population data of 2008-2018, Landsat 5 TM (2008) images, and Landsat 8 OLI images (2013 and 2018). The land carrying capacity is predicted from 2008-2100 using the system dynamics model method based on the relationship between land requirements based on population growth and land availability based on built-up land, which then converted to spatial to see the spatial distribution with spatial dynamics model method. Research shows that in 2033 the land carrying capacity in Ambon City has reached 30% and in 2051 the land carrying capacity has been exhausted.

Keywords: spatial dynamics, system dynamics, land carrying capacity.

 

 

 

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alphana Fridia Cessna
Abstrak :
ABSTRAK
Kota Semarang adalah anggota jaringan kota pusaka indonesia yang memiliki visi
sebagai Semarang menuju Kota Pusaka Dunia 2020. Kawasan Kota lama di Kota
Semarang sebagai lingkungan binaan yang berfungsi sebagai Kawasan Cagar Budaya
memiliki kekayaan nilai historis yang tinggi. Kawasan yang kaya akan nilai sosial
dan budaya ini perlu dikembangkan konsep pemanfaatan ruangnya yang mengarah
pada keberlanjutan. Sementara Kawasan Kota Lama masih terbatas dari segi
konteks tatanan keberlanjutan. Hal ini ditunjukkan dengan kawasan yang kurang
terawat sehingga menciptakan suasana kawasan menjadi kumuh. Oleh karena itu
perlu dikaji penerapan keberlanjutan pada kawasan kota lama. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif pendekatan spasial dan penelaahan data yang
bersifat kuantitatif. Cara analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisa deskriptif hasil olahan data peta sesuai Sistem Informasi Geografis
(SIG) dan analisis deskriptif perhitungan olahan data statistik. Langkah validasi data
menggunakan wawancara dengan informan yang ahli pada saat pengumpulan data.
Penerapan konsep keberlanjutan pada program Rencana Aksi Kota Pusaka dapat
menjadi awal titik cerah bagi pengembangan wilayah Kawasan Cagar Budaya kota
lama. Hal ini menjadi pembuktian bahwa jika penataan ruang dan Kawasan Cagar
Budaya memperhatikan aspek keberlanjutan (keberlanjutan aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan) maka dapat menyebabkan kota yang keberlanjutan.

ABSTRACT
Semarang city is one of the membersfor Indonesian heritage cities( Jaringan Kota
Pusaka Indonesia) with a vision as Semarang Towards World Heritage City in 2020.
The Old town area in Semarang City as the built environment has high historical
value. This area needs to develop a concept of utilization for space that leads into
sustainability. While the Old Town area was still limited in terms of the context for
sustainability. This is demonstrated by the lack of well-maintained area, and the
atmosphere became slum area. Therefore, it is necessary to study the application of
sustainability in the old city area. This study used a descriptive method of spatial
approach and review of quantitative data. The method of data analysis used in this
study with technical descriptive analysis of map baseline the data processed in
Geographic Information Systems (GIS) and statistical calculations. Step for
validation data use interviews with expert informants compile when the time of data
collection carried out Application of the concept of sustainability in the Heritage City
Action Plan program (Rencana Aksi Kota Pusaka) could be the initial of a bright
view for the development for old city heritage area.To maintance sustainability of the
heritage area, one should cover three major aspect (sustainable economic, social , and
environment).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T39335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Fitriasari Rahayu
Abstrak :
Selama ini penataan perkotaan kurang memperhatikan kondisi internal dan aspek penyesuaian diri terhadap bencana yang sering melanda permukiman kumuh. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan sebaran permukiman kumuh dan menganalisis tingkat sensitivitas dan kapasitas adaptif permukiman kumuh terhadap bencana banjir dan kebakaran secara spasial. Sebaran permukiman kumuh diperoleh melalui metode interpretasi foto udara dan metode Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) digunakan untuk menganalisis tingkat sensitivitas dan kapasitas adaptif.
Hasil analisa menunjukkan permukiman kumuh tersebar pada sempadan sungai, sempadan rel kereta, sekitar daerah pertanian/RTH, sekitar kompleks perumahan, sekitar daerah komersil dan sekitar TPA. Permukiman kumuh dengan tingkat sensitivitas tinggi dan kapasitas adaptif rendah terhadap banjir terkonsentrasi di sempadan sungai. Tingkat sensitivitas tinggi dan kapasitas adaptif rendah terhadap kebakaran terpusat pada permukiman kumuh di sekitar TPA.

All this time the arrangement of the urban is lack of attention to internal conditions and aspects of adapt to the disasters that often plagued slums. This study aims to reveal the spread of slums and inform the level of sensitivity and adaptive capacity of slum against floods and fires spatially. The distribution of slums obtained through aerial photos interpretation method and Multi Criteria Evaluation method (SMCE) method used to analyze the level of sensitivity and adaptive capacity.
The result shows slums spread across the border river, the border railway, near a commercial area, near the landfill, in an agricultural area/green space and around the housing complex. Slums with high sensitivity and low adaptive capacity against floods is concentrated in the border river. Slums with high sensitivity and low adaptive capacity to fires concentrated near landfill.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Hafidaty Rahma Kautsar
Abstrak :
ABSTRAK
Urbanisasi di perkotaan dicurigai sebagai faktor penyebab perubahan iklim. Penelitian ini ingin menganalisis dampak urbanisasi terhadap iklim perkotaan di Jabodetabek selama tahun 1980-2015. Tujuannya ialah untuk mengetahui pola urbanisasi, pola iklim dan dampak pola urbanisasi terhadap iklim perkotaan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan sites and situation, uji statistik Mann Kendall, Regresi Data Linear, Regresi Data Time Series dan Regresi Data Panel. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan dari kepadatan penduduk, lahan terbangun, dan sub-urbanisasi urban sprawl dari Jakarta ke Bodetabek, dan membentuk konurbasi. Pola iklim menunjukkan faktor geografis, seperti ketinggian dan kedekatan dengan laut maupun pegunungan, serta dominasi penutup lahan rural/urban mempengaruhi trend suhu, tetapi kepadatan penduduk tidak mempengaruhi suhu. Dampak urbanisasi terhadap iklim perkotaan yaitu pada dataran rendah Jakarta, sebelum dominasi urbanisasi terjadi memiliki suhu yang cukup tinggi. Namun keberadaan urbanisasi dengan semakin dominasi lahan terbangun semakin mempertinggi suhu udara. Semakin ke arah selatan dari Jakarta, perubahan suhu tidak terlalu signifikan, dikarenakan merupakan dataran tinggi yang pada awalnya memiliki suhu lebih rendah. Sebagai rekomendasi, perlu penegasan pengendalian iklim melalui kontrol perubahan penutup lahan, diantaranya menciptakan green-building, membatasi pembangunan, merevitalisasi sabuk-sabuk hijau di Jabodetabek, sehingga konurbasi lanjutan dapat dicegah.

ABSTRACT
Urbanization in urban areas is suspected as the cause of climate change. This study wanted to analyze the impact of urbanization on urban climate in Jabodetabek during 1980 2015. The goal is to know the pattern of urbanization, climatic patterns and the impact of urbanization patterns on urban climate. The study was conducted by sites and situational approaches, statistical tests Mann Kendall, Linear Data Regression, Time Data Series Regression and Data Panel Regression. The results show an increase of population density, land builds, and sub urbanization urban sprawl from Jakarta to Bodetabek, and forming conurbations. Climatic patterns show geographical factors, such as altitude and proximity to the sea and mountains, and the dominance of land cover rural urban affect the temperature trend, but the population density does not affect the temperature. The impact of urbanization on urban climate is on the lowlands of Jakarta, before the dominance of urbanization occurs has a high enough temperature. But the existence of urbanization with the increasingly dominance of land awakened increasingly the air temperature. The further south from Jakarta, the temperature change is not very significant, because it is a plateau that initially has lower temperatures. As a recommendation, it is necessary to affirm climate control through the control of land cover changes, such as creating green building, limiting development, revitalizing green belts in Jabodetabek, so that further conurbation can be prevented.
2018
T51423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Jati Utomo
Abstrak :
Kota Jakarta Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki karakteristik wilayah yang khas sebagai wilayah pesisir dengan fungsi penggunaan lahan yang bervariatif. Perkembangan kota yang terjadi beriringan dengan pertambahan penduduk dan kegiatan pembangunan meningkatkan permintaan terhadap lahan. Padahal kota dirancang secara planologis sesuai dengan jenis peruntukan dan penggunaan lahan yang telah ditentukan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penyimpangan pemanfaatan lahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perubahan penggunaan dan pemanfaatan lahan (spasial dan temporal), besaran penyimpangan ketidaksesuaian, implikasi ketidaksesuaian dan bagaimana pendekatan untuk mengatasinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis peta dengan overlay (tumpang susun) menggunakan Sistem Informasi Geografis, pengumpulan data kualitatif, serta deskriptif kuantitatif dengan mengidentifikasi serta melakukan observasi survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pola pemanfaatan ruang tahun 2008 sampai dengan 2018. Berdasarkan hasil analisis ditemukan besaran persentase kesesuaian penggunaan lahan terhadap RDTR, ketidaksesuaian, mendukung rencana tata ruang dan rencana yang belum disahkan. Selain itu didapatkan hasil berupa dampak dan faktor serta pendekatan dalam mengatasi permasalahan tersebut.

North Jakarta City as part of the Special Capital Region of Jakarta Province has a region characteristic typically of coastal areas with varied land use functions. Urban development that occurs along with population growth and development activities increases the demand for land, though the city is designed in a planological manner according to the type of designation and land use that has been previously determined. This condition leads to the occurrence of land use deviation from the North Jakarta Regional Spatial Plan (RTRW) and Detailed Spatial Plan (RDTR). This study aims to determine the pattern of changes in land use and utilization (spatial and temporal), the magnitude of nonconformity deviation, to know the implications of the nonconformity of spatial use and what approach to manage it. The method used in this study was map analysis with overlay using Geographic Information System, qualitative data collection, and quantitative descriptive method by identifying and conducting field survey observations. The results showed a change in the pattern of spatial utilization in 2008 until 2018. Based on the results of the analysis, it was found the percentage of land use that had conformity with the Spatial Plan, supported the Spatial Plan, had no conformity with the Spatial Plan and had not approved yet. In addition, the results obtained in the form of impacts and factors approaches in overcoming these problems.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osmar Shalih
Abstrak :
ABSTRAK
Desa Sirna Resmi merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Cisolok,
Kabupaten Sukabumi yang memiliki tingkat ancaman tinggi bencana tanah
longsor dan komunitas memiliki kearifan lokal terhadap mitigasi dan adaptasi
ancaman tersebut. Secara turun menurun, komunitas memiliki kearifan lokal
untuk hidup harmoni dengan bencana tanah longsor yang terjadi hampir tiap
tahun. Namun demikian, tanpa diprediksi sebelumnya pada tanggal 31 Desember
2018 terjadi bencana tanah longsor yang memberikan dampak pada 100 Jiwa (32
orang meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang). Penelitian ini bertujuan
untuk merumuskan suatu strategi dalam membangun ketahanan komunitas untuk
menghadapi ancaman bencana tanah longsor kedepannya di wilayah tersebut.
Data dan informasi didapat dari studi literatur dan selanjutnya dilakukan survei
lapang melalui wawancara mendalam pada beberapa informan kunci dan
observasi lapang. Berdasarkan skala dampaknya, karakteristik bencana tanah
longsor yang ada di Desa Sirna Resmi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu longsor
berskala lokal yang hampir tiap tahun terjadi dan tidak menimbulkan korban
jiwa dan berskala masif yang jarang terjadi, tetapi menimbulkan korban jiwa
seperti kejadian bencana tanah longsor pada tanggal 31 Desember 2018. Persepsi
komunitas terhadap bencana tanah longsor yang berskala lokal pada dasarnya
dapat ditoleransi dan dimitigasi dengan kearifan lokal yang telah ada secara turun
menurun. Komunitas tidak mau pindah dari tempat tinggal sekarang walaupun
sering terjadi longsor karena keterikatan dengan tempat tinggal (place
attachment). Ketahanan komunitas dalam menghadapi bencana tanah longsor
pada dasarnya relatif masih rendah dikarenakan kemampuan untuk pulih kembali
dari bencana (bounce back). Strategi yang dilakukan komunitas maupun
pemerintah dalam menghadapi bencana tanah longsor saat ini masih bersifat
responsif (belum preventif). Beberapa alternatif strategi untuk membangun
ketahanan komunitas yang diusulkan antara lain: pengembangan mitigasi longsor
berbasis kearifan lokal dengan cara rehabilitasi hutan dan lahan dengan
pendekatan ekonomi yaitu menanam pohon yang bersifat in-situ dan
pengembangan sistem peringatan dini tanah longsor berbasis komunitas.

ABSTRACT
Sirna Resmi Village is one of the areas in Cisolok Subdistrict, Sukabumi District
which has a high level of landslide hazard and the community has local wisdom
towards mitigating and adapting to this hazard. Hereditary, the community has a
local wisdom to living harmony with disasters landslides that occur almost
every year. However, without being predicted on December 31, 2018 there was a
landslide disaster which affected 100 people (32 people died, 1 person was
declared missing). This research aims to formulate a strategy in building
community resilience to encounter the landslides hazard in the future in the
region. Data and information obtained from literature review and then conducted a
field survey through in-depth interviews with several key informants and field
observations. Based on the scale of the impact, the characteristics of the landslides
in Sirna Resmi Village are divided into two, namely local scale landslides that
occur almost every year and do not cause casualties and massive scale which
rarely occurs, but causes fatalities such as the landslide event on December 31,
2018. Community perception of local scale landslide disasters can basically be
tolerated and mitigated with local wisdom that has been hereditary. The
community does not want to move from their current place of residence even
though landslides often occur due to place attachment. Community resilience in
facing landslides is basically still relatively low due to the ability to recover from
a disaster (bounce back). The strategy taken by the community and the
government in dealing with landslides is currently still responsive (not
preventive). Some alternative strategies to build community resilience that are
proposed include: the development of landslide mitigation based on local wisdom
by rehabilitating forests and land with an economic approach that is planting trees
that are in-situ and developing a community-based landslide early warning
system.
2020
T54550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Ulfiasari
Abstrak :
Pembangunan terus terjadi di Kawasan Metropolitan Jakarta (Jabodetabek),
ketidakmampuan lahan Jakarta menyediakan tempat bagi setiap masyarakatnya
membuat pembangunan mengarah ke Selatan, Barat hingga Timur hingga berubah
menjadi kawasan konurbasi. Peningkatan pembangunan yang pesat menjadi
pemicu peningkatan panas perkotaan yang terpusat pada area urban dan terdapat
perbedaan suhu dengan wilayah sub-urban sehingga dapat menimbulkan
fenomena pulau bahang. Penelitian ini memanfaatkan penginderaan jauh untuk
mendeteksi suhu permukaan, kerapatan bangunan (NDBI), kerapatan vegetasi
(NDVI) dan pemanfaatan citra malam hari untuk mengekstrak city light. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh pembangunan terhadap peningkatan
pulau bahang di tahun 2009, 2014 dan 2019 masing-masing bernilai 63 %, 62%
dan 56%. Pulau bahang menutup zona budidaya peruntukan pemerintahan,
industri dan bisnis sebesar 30 % dari luas kawasan Jabodetabek. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan pemerintah dalam menekan penurunan pulau bahang
dengan target 5oC yaitu melalui integrasi penataan kawasan Jabodetabek

Development continues to take place in the Jakarta Metropolitan Area
(Jabodetabek), the inability of Jakarta's land to provide a place for each of its
people has led to development leading to the South, West and East until it has
turned into a conurbation area. The rapid increase in development has become a
trigger for an increase in urban heat which is concentrated in urban areas and there
is a difference in temperature with sub-urban areas so that it can cause the
phenomenon of hot islands. This study utilizes remote sensing to detect surface
temperature, building density (NDBI), vegetation density (NDVI) and the use of
night imagery to extract city light. The results showed that there was an effect of
development on the increase urban heat island in 2009, 2014 and 2019 with 63%,
62% and 56%, respectively. Urban heat island closes the cultivation zone
designated for government, industry and business as much as 30% of the
Jabodetabek area. One of the efforts that the government can make in suppressing
the decline of urban heat island with a target of 5oC is through integration of the
Jabodetabek area arrangement.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luciawati Sunarjo
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 2006 di Indonesia tercatat ada 81 kawasan industri yang telah beroperasi dari 203 kawasan industri yang memiliki ijin pengusahaan kawasan industri, dengan total Iuas kawasan ± 67.000 Ha. Prinsip Eco-Industrial Park (EIP) sejak tahun 1999 sudah mulai diterapkan di beberapa negara maju termasuk negara-negara di Asia seperti Jepang, China, India, Thailand, Philipina, dan Korea dan terbukti dapat meningkatkan manfaat ekonomi, Iingkungan, dan sosial. Namun di Indonesia pengembangannya hingga saat ini masih terkesan lambat. Kawasan Industri Jababeka merupakan satu-satunya kawasan industri di Indonesia yang berinisiatif untuk mengembangkan EIP yang ditawarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalarn kerangka Program Lingkungan Hidup Indonesia-Jarman (ProLH), tapi sejauh ini belum diketahui efektifrtas dan efisiensi dalam pengembangannya.
Tujuh prinsip EIP berdasarkan -teori terdiri dari: (1) integrasi ke dalam sistem alam; (2) sistem energi; (3) aliran material dan pengelolaan Iimbah dari seluruh industri; (4) air; (5) pengelola kawasan yang efektif; (6) rehabilitasi infrastruktur, (7) integrasi kawasan industri dengan masyarakat sekitar, telah diterapkan oteh para pengusaha industri di dalam Kawasan industri Jababeka sebanyak 3 (tiga) prinsip yaitu integrasi ke dalam sistem alam, prinsip air, dan prinsip rehabilitasi infrastruktur. Hal ini terkait dengan masalah resources sustainability dan penghematan biaya. Prinsip EIP yang sudah diterapkan di Kawasan Industri Jababeka tersebut, signifikansinya menjadi suatu EIP masih rendah karena belum menyentuh pembangunan sistem. Sedangkan menurut penilaian 15 orang ahli dengan metode AHP menunjukan adanya perbedaan tingkat kepentingan prinsip, elemen-elemen dan altematif kebijakan pencapaian suatu EIP. Berdasarkan penilaian para ahli alternatif kebijjakan untuk percepatan tercapainya Kawasan industri Jababeka menjadi suatu EIP adalah pengembangan penggunaan teknologi ramah lingkungan.
2007
T 20850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derita Asri Donal
Abstrak :
Penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Pemodelan spasial kerentanan wilayah terhadap DBD dilakukan dengan berbagai variabel antara lain: kepadatan bangunan, tutupan vegetasi, kepadatan penduduk, curah hujan dan house index. Metode yang digunakan untuk menentukan kerentanan wilayah terhadap DBD adalah Fuzzy Logic dengan melakukan analisis keanggotaan fuzzy dan fuzzy overlay,untuk menilai kerentanan wilyah terhadap DBD dengan menggunakan beberapa operator fuzzy yaitu AND, OR, SUM, PRODUCT. Tingkat kerentanan wilayah terhadap DBD yang dihasilkan oleh masing-masing operator fuzzy kemudian diuji akurasinya terhadap kerentanan aktual yang diturunkan dari informasi sebaran kasus DBD di Kota Padang tahun 2012.
Dari hasil perbandingan analisis Fuzzy Overlay dengan kerentanan wilayah DBD aktual di Kota Padang tahun 2012 melalui proses uji akurasi. Dari hasil analisis Fuzzy Overlay Product tingkat kerentanan DBD dapat diklasifikasi menjadi, tidak rentan, kerentanan rendah, kerentanan sedang dan kerentanan tinggi. Secara spasial kerentanan wilayah terhadap demam berdarah tertinggi terdapat di Kota Padang yaitu dibagian barat yang dicirikan oleh kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk serta curah hujan berdasarkan pemodelan akurasi paling baik yaitu Fuzzy Product sebesar 67.4%.

Dengue Haemorrhagic Fever is still one of the major public health problem in Indonesia. Number of patients and more widely spread area increases with increasing mobility and population density. Modeling spatial vulnerability to dengue areas is done by a variety of variables such as: building density , vegetation cover, population density, rainfall and house index. The method used to determine susceptibility to dengue areas are Fuzzy Logic by analyzing the fuzzy membership and fuzzy overlay, to assess susceptibility to DHF wilyah using some fuzzy operators are AND, OR, SUM, PRODUCT. The level of vulnerability of the region to the DBD generated by each operator fuzzy then tested its accuracy against actual vulnerability information derived from the distribution of dengue cases in the city of Padang in 2012.
From the results of comparative analysis of susceptibility regions Fuzzy Overlay with actual dengue in the city of Padang in 2012 through a process of testing accuracy. From the analysis of the vulnerability of Fuzzy Overlay Product DHF can be classified into, not vulnerable, the vulnerability of low, medium and high vulnerability vulnerability. Spatial vulnerability to dengue areas was highest in the western part of Padang is characterized by the density of buildings and population density and rainfall by modeling best accuracy is at 67.4 % Product Fuzzy.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilah Rahmawati Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai Kota yang padat Ketersediaan air tanah di DKI Jakarta semakin hari semakin mengalami krisis, hingga saat ini, ketersediaan air yang di kelola oleh Perusahaan Air Minum dirasa belum cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Penelitian ini menganalisis tentang ketersediaan air tanah dangkal dan memproyeksikan ketersediaannya hingga tahun 2030 dengan menggunakan System dynamics dan pendekatan keruangan di dalam metode yang digunakan. Berdasarkan kondisi fisiknya penelitian dilakukan pada 10 sampel kecamatan yaitu kecamatan Pancoran, Pasar Rebo, Cempaka Putih, Jagakarsa, Kramat Jati, Senen, Penjaringan, Tambora, Kalideres, dan Cilincing. Hasil penelitian menunjukan penurunan terbesar keteresediaan air tanah terjadi pada kecamatan Jagakarsa akibat pemanfaatan oleh masyarakatnya dapat mencapai 76,92% dalam 10 tahun. Penurunan terkecil terdapat pada kecamatan Cempaka Putih dengan angka penurunan 0,8%, sedangkan rata-rata penurunan ketersediaan air tanah dari 10 sampel kecamata adalah sebesar 34% dalam 10 tahun. Skenario intervensi terbaik yang dilakukan terhadap model menghasilkan peningkatan yang ketersediaan air tanah dengan penambahan kinerja PAM, penambahan RTH 30% dan peningkatan efisiensi dari pajak air tanah.

ABSTRACT
As a densely-populated city, the Special Capital Region (Daerah Khusus Ibu Kota – DKI) Jakarta finds that the availability of its groundwater becomes more and more critical every day. Up to now, the availability of water managed by the State’s Drinking Water Company (Perusahaan Air Minum – PAM) is felt to be insufficient to satisfy the people’s need. Therefore, the people continue to use groundwater to satisfy their needs. This Study analyzes the avaibility of ground water in Jakarta and projects it to years 2030. The method used is system dynamics and overlay method for the location of crisis area. Based on its physical condition, study conducted in 10 sample sub-districts area, namely Pancoran, Pasar Rebo, Cempaka Putih, Jagakarsa, Kramat Jati, Senen, Penjaringan, Tambora, Kalideres, dan Cilincing. Study results show that the largest decrease of ground water avaibility occurs in Jagakarsa with 76,92% decreases in 10 years. The smallest decreases occurs in Cempaka Putih with 0,8%, while the average decreases of 10 sample sub-districts area reach 34% in 10 years. The best intervention scenario conducted on the ground water availability model show that increases of Ground water availability with the addition of PAM performance, the addition of 30% green space and the addition of groundwater taxes efficiency.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>