Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Citra Nastiti
Abstrak :
Fanfiksi homoerotis merupakan sebuah medium dan ruang yang digunakan oleh penggemar untuk saling terhubung dengan menyalurkan perasaan dan pandangan mereka terhadap idola pada penggemar lain lewat imajinasi dan fantasi. Dalam fandom K-Pop Indonesia kehadiran fanfiksi homoerotis dengan tokoh idola (real person slash) yang memuat unsur seksual masih memicu pro-kontra, terutama di fandom ATINY (fans ATEEZ) Indonesia. Artikel ini menganalisis bagaimana dalam komunitas penggemar yang mempraktikkan penulisan fanfiksi homoerotis dalam fandom K-Pop terdapat proses pe-liyan-an terhadap golongan penggemar tertentu berdasarkan perasaan dan pandangan yang diyakini dalam fandom. Melalui pendekatan etnografi digital dan konsep afek, terlihat bahwa pro-kontra ini hadir karena penggemar yang terlibat masih terjebak dalam paradoks terhadap penerimaan terhadap LGBTQIA+ dalam konteks fanfiksi semata dan ketaatan terhadap norma serta moral yang masih berlaku di Indonesia yang tidak menerima LGBTQIA+ dan diskusi tentang seksualitas. Ekspresi seksual dimunculkan dalam fanfiksi homoerotis lewat rekonstruksi persona idola, yang membuat penggemar dapat merasakan empati atau simpati pada cerita yang mereka baca. Terdapat perasaan yang kompleks dalam praktik ini, dimana afek positif dan negatif yang muncul dibarengi dengan kebingungan dan skeptisme terhadap pandangan yang dianut oleh masing-masing anggota fandom. Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun fanfiksi homoerotis telah membuka jalan bagi penggemar Indonesia untuk menerima kehadiran orientasi seksual dan identitas gender lain, penerimaan tersebut masih terpaku pada apa yang menurut mereka benar sesuai dengan standar moral yang dianut lingkungannya. ......Homoerotic fanfiction is both a medium and a space used by fans to connect with each other by channeling their feelings and ideas of an idol to other fans via imagination and fantasy. In Indonesian K-Pop fandom, sexualized homoerotic fanfiction that used an idol’s image is a controversial issue, especially within Indonesian ATINY (ATEEZ’s fans) fandom. This article views how within a fan community which engages in homoerotic fanfiction writing, there is a process of othering towards a certain group of fans, and this is done based on the feelings and values shared by fandom. Through digital ethnographic approach and affect framework, this research discovers that the contradiction between acceptance of homoerotic fanfiction and discrimination of those who oppose it was born because fans are trapped in a paradox of accepting LGBTQIA+ only in the space of fanfiction while still strongly comply with Indonesian’s norm and moral standard that does not accept LGBTQIA+ nor openly discuss sexuality. The sexual expressions are shown in text via idol’s persona reconstruction, which made fans sympathize or empathize with the stories they read. There are complex emotions in this practice, where both positive and negative affect are present accompanied by confusion and skepticism on the views held by fans in fandom. This finding shows that even though homoerotic fanfiction opens a path for Indonesian fans to accept the existence of other sexual orientations and gender identities, this form of acceptance is still limited to what they deemed as right, and dictated by the norm they follow.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Andika
Abstrak :
Skripsi ini mengangkat tema wacana multikulturalisme dalam karya sastra Migrantenliteratur di Jerman. Migrantenliteratur merupakan karya sastra yang dibuat oleh penulis yang memiliki latar belakang imigran di Jerman. Karena para penulis tersebut memiliki latar budaya yang berbeda dengan Jerman maka karya sastra mereka juga membawa aspek baru ke dalam sastra nasional Jerman, yaitu aspek multikultural. Dengan menggunakan analisis wacana dalam satu contoh cerita Migrantenliteratur dan 4 artikel berita online sebagai korpus data dapat disimpulkan bahwa Migrantenliteratur diterima sebagai hal positif di Jerman. Wacana multikulturalisme mengenai imigran di Jerman juga bersifat multidimensional dimana masalah identitas dan integrasi juga terkait didalamnya. ...... This thesis focuses on reading and analysing the discourse concerning multiculturalism in Migrantenliteratur in Germany. Migrantenliteratur is a type of literature that is written by writers with immigration origin on their root. Since those writers have different origin culture than Germany they can bring new aspect to German national literature, namely multicultural aspect. By analysing discourse found in one Migrantenliteratur story and four online German news article about Migrantenliteratur as data it can be seen that multiculturalism is positively accepted by the German society. Multiculturalism discourse about immigrant in Germany is also multidimensional and include identity and integration problem.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Citra Kartikasari
Abstrak :
ABSTRACT
Regensburg merupakan sebuah kota di Bavaria dengan masyarakat mayoritas Katolik Roma yang dikenal dengan pandangannya yang konservatif, khususnya terhadap isu queer. Meski demikian, setiap tahunnya Christopher Street Day (CSD) yang merupakan festival utama komunitas queer berhasil diselenggarakan di kota ini sebagai sebuah aksi politis. Dalam skripsi ini dibahas bagaimana pesan-pesan politis disampaikan oleh organisator melalui berbagai bentuk representasi yang tampak dalam lokasi, dekorasi, program maupun partisipan acara. Analisis dengan menggunakan teori representasi dan encoding-decoding Stuart Hall (1997) menunjukkan bahwa dalam CSD Regensburg, identitas queer direpresentasikan sebagai kelompok subordinat yang menuntut hak-hak mereka sebagai masyarakat dan warga negara. Selain itu, metode wawancara etnografis juga digunakan dalam skripsi ini untuk melihat pentingnya CSD bagi masyarakat queer Bavaria dan bagaimana pesan-pesan di dalamnya ditangkap dan dimaknai oleh para pengunjung dari berbagai latar belakang
ABSTRACT
Regensburg is a city located in Bavaria with Roman Catholic majority which is famous for the church?s conservative views particularly on queer issues. However, the main queer festival Christopher Street Day (CSD) is held annually in this place as a form of a political action. This thesis placed its focus on how the organizer encoded the political messages using various forms of representations as shown in the festival?s selected location, decoration, programs and participants. The analysis using Stuart Hall?s Representation and Encoding-Decoding (1997) theories has shown that in Regensburg CSD, queer identity is represented as the subordinated minorities who fight for their equal rights as the part of society and German citizen. Furthermore, the ethnographic interview method was used in this research in order to find out the importance of this yearly event for Bavarian queer and how the messages of CSD were decoded by festival guests of different backgrounds.
2016
S66498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirdina Muchtadi
Abstrak :
ABSTRAK
Musik rap yang berasal dari budaya HipHop sebagai bagian dari budaya populer merupakan ajang untuk berekspresi bagi anak muda di Jerman. Keberadaan Bushido dan penyanyi-penyanyi rap Jerman lain yang multikultural dan sukses besar dalam industri musik dapat dikatakan sebagai fenomena budaya populer. Melalui dua lagunya Bravo Cover dan Alles Wird Gut, Bushido memperjelas identitasnya sebagai penyanyi rap non Jerman. Dalam skripsi ini, proses konstruksi identitas Bushido dalam arena budaya populer yang hegemonik dilihat berdasarkan skema circuit of culture yang menganalisis lima aspek, yaitu representasi, identitas, produksi, konsumsi dan regulasi.
ABSTRACT
Rap music, having its roots in the hiphop culture as part of popular culture, is a site where german teenagers can express themselves. Bushido's existence and that of other german rappers who are multicultural and very successful in the music industry, can be called as popular culture phenomenon. Through two of his songs Bravo Cover and Alles Wird Gut, Bushido shows his identity as a non german rapper. In this bachelor thesis, the construction process of Bushido's identity in the arena of hegemonic popular culture is based on the "circuit of culture" scheme which analyses five aspects: representation, identity, production, consumption and regulation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Husna Lisvia
Abstrak :
Imaji dari perempuan metropolis adalah perempuan dengan karakteristik yang kuat, mandiri, dan percaya diri. Hal ini disebabkan oleh kehidupan metropolis yang bercirikan money economy sehingga berdampak pada karakteristik orang-orang yang tinggal di kota metropolitan dan menghasilkan salah satu stereotip terhadap perempuan urban, yaitu Gamma Woman. Wacana tersebut dapat dilihat dari sebuah film bernama Berlin, Berlin: Lolle on the Run. Sebagai perempuan metropolis, karakter utama bernama Lolle ini direpresentasikan sebagai perempuan yang mandiri, berprinsip kuat, dan kooperatif. Namun, karakteristik tersebut sebenarnya hanya upaya Lolle untuk mengikuti stereotip Gamma Woman yang dikonstruksi oleh masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini akan membahas terkait bagaimana Lolle mencoba untuk menempatkan dirinya terhadap stereotip tersebut yang dianalisis oleh teori "The Metropolis and Mental Life" dari Georg Simmel dan teori "Representation: Cultural Representation and Signifying Practices" oleh Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi stereotip Gamma Woman terwakili oleh tokoh utama, namun tidak sepenuhnya sesuai dengan imaji masyarakat. ......Image of metropolis women is having a personality that is tough, independent, and confident which caused of the money economy in metropolis life. Therefore, money economy influences personality of the metropolis people itself. That kind of personality is called as Gamma Woman. A term of Gamma Woman itself is a result of the stereotype that is made by the society towards women. This discourse can be seen in a film called Berlin, Berlin: Lolle on the Run. As a metropolis woman, Lolle is being represented as an independent, strong principles, and cooperative woman that led her to be a Gamma Woman. However, Lolle is actually just trying to befit herself into the Gamma Woman's stereotype that is constructed by society. With that being said, this study will discuss how Lolle tries to follow the stereotype by being a Gamma Woman which is analysed with "The Metropolis and Mental Life" theory by Georg Simmel and "Representation: Cultural Representation and Signifying Practices" theory by Stuart Hall. The result of this study shows that the construction of Gamma Woman's stereotype is being represented by the main character. However, Lolle doesn't fully live up to the society's stereotype.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Maharani Wibisono
Abstrak :
Kehidupan urban di Berlin yang sangat menarik bagi banyak orang pada kenyataannya memunculkan beragam masalah. Salah satunya adalah fenomena anak jalanan. Anak muda dan remaja memutuskan untuk hidup di jalan karena mereka telah mengalami stress yang tinggi saat berada di rumah. Jalanan dianggap sebagai tempat mengekspresikan diri. Karya ilmiah ini akan membahas tentang potensi anak jalanan melakukan tindakan kriminal dan menjadi korban dari tindakan kriminal yang direpresentasikan melalui film Victoria (2015). Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif dan dianalisis dengan Teori Representasi dari Stuart Hall. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak jalanan melakukan kejahatan dan penyimpangan karena faktor psikologis yang belum stabil, menerima nilai-nilai baru, hubungan dengan kelompok sebaya, dan terjadinya pemaksaan. Sementara, anak jalanan menjadi korban akibat intimidasi dari pihak yang tertentu dan tekanan dari kelompok sebayanya. Penelitian ini juga memberikan upaya meminimalisir kejahatan yang dilakukan oleh anak jalanan dengan melibatkan peran orang tua, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah setempat. ......Urban life in Berlin might be appealing to some people, though in reality, it raises various problems. One of the problems is the phenomenon of street youth. The youth and adolescents decide to live on the street due to the severe stress they experience at home. Streets are considered a place to express themselves. This scientific work will discuss the potential of street youth to commit crimes and become crime victims as represented in Victoria (2015). This study is conducted using the qualitative method and analyzed using Hall's Theory of Representation. The results of this study indicate that street youth commits crime and deviations because of unstable psychological factor, acceptance of new values, relationships with their peer groups, and coercion. Meanwhile, street youth become a victim because of intimidation from the authorities and pressure from their peers. This study also provides alternatives to minimize crimes that are committed by street youth by involving the role of parents, educational institutions, community, and local government.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Marsha Shabila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan representasi perempuan dalam bidangolahraga yang masih banyak dimiliki oleh laki-laki yaitu sepak bola. Juga untuk mengetahuimakna denotasi, konotasi dan mitos dalam iklan “Iklan Piala Dunia Wanita Jerman: 'Kamibermain untuk negara yang bahkan tidak mengenal nama kami'”. Penelitian ini dilakukandengan menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotika Roland Barthes beserta teoriperiklanan. Analisis semiotik Roland Barthes dalam hal ini diawali dengan makna denotasiyang merupakan makna sebenarnya, kemudian makna konotatif yang bermakna ganda danpada akhirnya akan menjadi mitos. Hasil yang diperoleh dari adegan-adegan terkaitrepresentasi perempuan dalam bidang olahraga mengandung beberapa konsep yaitu perempuansebagai pengurus rumah tangga, perempuan berpakaian feminim, perempuan bergantung padasuami, dan perempuan lemah dan lambat. ......This study aims to interpret the representation of women in the field of sports that are stillwidely owned by men, soccer. It is also to find out the meaning of denotation, connotation andmyth in the advertisement “Germany's Women's World Cup advert: 'We play for a nation thatdoesn't even know our names'”. This research is done by using qualitative methods andsemiotic analysis by Roland Barthes along with the theory of advertisement. Roland Barthes'semiotic analysis in this case begins with the denotation meaning, which is the real meaning,then the connotative meaning, which has a double meaning and will eventually become a myth.The results obtained from scenes related to the representation of women in the field of sportscontain several concepts, namely women as housekeepers, women dressed in feminineattributes, women dependent on their husbands, and women who are weak and slow.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cazelya Aryaninda Margo Putri
Abstrak :
Pada penelitian ini, penulis menganalisis dua lagu Jerman, yaitu “Vincent” oleh Sarah Connor dan “Queere Tiere” oleh Sookee. Kedua lagu ini dipilih karena dianggap sebagai platform untuk merepresentasikan komunitas homoseksual, yang dapat dibuktikan dari performativitas gender pada kedua lirik lagu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif untuk menganalisis makna kedua lirik lagu. Selain itu, penulis menggunakan Queer theory oleh Judith Butler (1990), didukung dengan konsep gender performativity untuk menjabarkan performativitas gender yang ditampilkan pada kedua lirik lagu tersebut dan menunjukan bagaimana performativitas pada kedua lagu tersebut dapat dikatakan sebagai performativitas homoseksual. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua lagu tersebut menunjukkan adanya gender performativity dan performativitas yang ditampilkan pada kedua lirik tersebut membentuk identitas gender seorang homoseksual. ......In this research, writers analyzed two German songs "Vincent" by Sarah Connor and "Queere Tiere" by Sookee. These two songs were chosen because they are considered as platforms to represent the homosexual community, which can be proven from the gender performativity in both song lyrics. In this research, the author uses descriptive analysis method to analyze the meaning of both song lyrics. In addition, writers use Queer theory by Judith Butler (1990), supported by the concept of gender performativity to describe the gender performativity displayed in both song lyrics and show how the performativity in both songs can be said to be homosexual performativity. From this research, it can be concluded that both songs show the existence of gender performativity and the performativity displayed in both lyrics forms the gender identity of a homosexual.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzati Anindhita Ramadhanty
Abstrak :
Film berjudul “Das Leben der Anderen” yang disutradarai oleh Florian Henckel von Donnersmarck, merupakan film drama Jerman yang menceritakan tentang pengawasan penduduk Jerman Timur oleh Stasi dengan menampilkan ruang kota dan ruang sosial Berlin Timur di masa DDR. Kajian ini menggunakan dua teori yaitu, teori Urban Form and Function dari Jelena Živković untuk menganalisis ruang kota Berlin Timur sebagai ruang pengawasan dan teori ruang sosial dari Pierre Bourdieu untuk melihat ruang sosial penduduk Jerman Timur melalui tokoh yang diawasi dan yang mengawasi. Penelitian ini membuktikan adanya keterkaitan antara pranata politik dan ruang kota Berlin Timur dan bagaimana keterkaitan tersebut berdampak terhadap ruang sosial penduduknya. ......A film called "Das Leben der Anderen" directed by Florian Henckel von Donnersmarck, is a German drama film that tells about the surveillance of the East German population by the Stasi by showing the urban and social spaces of East Berlin during the DDR era. This study uses two theories, that is, the Urban Form and Function theory by Jelena Živković to analyze East Berlin's urban space as a surveillance space and Pierre Bourdieu's social space theory to see the social space of the East German population through the characters under supervision and those who supervise. This study proves the existence of a connection between political institutions and the urban space of East Berlin and how this connection affects the social space of its population.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Clarissa
Abstrak :
Kesenjangan sosial serta krisis empati sebagai isu dalam film “Kleingeld” merupakan hal yang lekat dengan masyarakat urban. Dalam filmnya, Marc-Andreas Bochert menampilkan tokoh Hoffmann dan seorang pengemis yang memiliki perbedaan kondisi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori semiotika film Christian Metz dan konsep mentalitas urban Georg Simmel untuk menganalisis keterkaitan kehidupan urban perkotaan dengan kesenjangan sosial serta krisis empati yang digambarkan melalui adegan dalam film. Hasilnya adalah daerah urban perkotaan yang elite dan modern masih belum lepas dari isu kesenjangan sosial. Selain itu, karakteristik Hoffmann sebagai masyarakat urban yang individualis, rasional, dan materialis akhirnya menimbulkan krisis empati sehingga tidak dapat membangun hubungan yang baik dengan pengemis. ......The issues of social inequality and the crisis of empathy in the film “Kleingeld” are closely related to urban society. In his film, Marc-Andreas Bochert featured Hoffmann and a beggar with different social conditions. This study used qualitative method with Christian Metz's semiotics of the cinema theory and Georg Simmel’s concept of urban mentality to analyze the relationship between urban life with social inequality and the crisis of empathy that portrayed through scenes in the film. The result of this study indicated that elite and modern urban areas are still not free from the issue of social inequality. In addition, Hoffmann's characteristics as an individualist, rational, and materialist eventually lead to a crisis of empathy and thus could not establish good relationships with the beggar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>