Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
J.M.V. Harijadi
Abstrak :
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan ketatnya persaingan, menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya di segala bidang. Pelayanan yang diharapkan pasien, dimulai sejak pasien diterima di rumah sakit sampai pasien meninggalkan rumah sakit. Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada pelayanan/ asuhan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Citra suatu rumah sakit sangat ditentukan oleh keberhasilan asuhan keperawatannya. Asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Pada penelitian ini hendak diteliti tingkat kepuasan perawat terhadap enam komponen kepuasan kerja menurut Stamps ( 1997 ), yaitu : 1. Upah 2. Wewenang 3. Tuntutan tugas 4. Kebijakan organisasi 5. Interaksi 6. Status profesional Diharapkan dengan meningkatkan faktor yang dipersepsikan perawat sebagai faktor yang memuaskan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan menjaga agar perawat bertahan di tempat kerjanya. Dari hasil yang diperoleh, status profesional dan wewenang merupakan komponen yang dipersepsikan penting dan memuaskan. Kebijakan organisasi dan tuntutan tugas dipersepsikan sebagai komponen kepuasan kerja yang tidak penting dan tidak memuaskan. Sedangkan upah merupakan komponen yang dipersepsikan penting tetapi paling tidak memuaskan. Suatu hal yang menarik bahwa hasil yang diperoleh tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh pada penelitian Stamps ( 1997) di Amerika. Kepada Rumah Sakit Atma Jaya disarankan untuk membentuk komite keperawatan, meningkatkan sumber daya keperawatan, menerapkan sistem pemberian asuhan yang memungkinkan perawat mempunyai kemandirian dalam melaksanakan tanggung jawab dan tanggung gugatnya dan melakukan penilaian kepuasan kerja dengan alat ukur IWS secara berkala. ......Economic crisis that Indonesia has experienced and tied competition, demand the hospital to increase the quality of services in various field. The services that were expected by the patient, started from the admission to the hospital until leaving the hospital. Health care services in the hospital are very dependent on service 1 nursing care which is an integral part of health services. Image of a hospital is very determined by the success of its nursing services. Nursing care is very determined by the quality of human resources. This research will investigate the level of nurse's job satisfaction on the six components of job satisfaction according to Stamps ( 1997 ), which is : 1. Pay 2. Autonomy 3. Ask requirement 4. Organizational policy 5. Interaction 6. Professional status It is hoped that increasing factors that the nurses percept as satisfactory factors can increase job satisfaction and retain the nurses in the work place. The result shows that professional status and autonomy as important and satisfactory components percept. Reversely, Organizational policy and task requirement were percept as unimportant and unsatisfactory components. While pay percept as an important component but unsatisfactory. There is an interesting that the result of this study is similar with the study conducted by Stamps( 1997 ) in the United States. To Atma Jaya hospital, it is recommended to establish nursing committee advancing nursing resources, implementing delivery system that enable nurses to have authority in carrying out responsibility and accountability and to conduct a research on nurse's satisfaction using IWS measurement regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasrun
Abstrak :
Rumah Sakit Islam Jakarta Timur merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di wilayah Jakarta Timur. Dalam era persaingan antar rumah sakit yang semakin hebat akhir-akhir ini dan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan mutu pelayanan, maka pihak manajernen rumah sakit sudah harus memikirkan pemanfaatan dan pengelolaan seluruh potensi yang ada di rumah sakit tersebut seoptimal mungkin. Salah satu potensi yang mempunyai peran sangat penting di rumah sakit adalah potensi sumber Jaya manusia, dan dari potensi ini tenaga keperawatan mempunyai peran yang cukup dominan di rumah sakit. Disamping tenaga keperawatan merupakan tenaga mayoritas di rumah sakit yang selalu siap membantu pasien selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu, juga baik buruknya pelayanan di rumah sakit sering dinilai dari penampilan tenaga keperawatan. Di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur tenaga keperawatan masih dirasakan kurang dan pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan di bagian rawat inap sampai saat ini masih berdasarkan kapasitas tempat tidur dengan mengacu pada rumus yang didapatkan dari Rumah Sakit Islam Jakarta. Penelitian ini mencoba untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang rasional di ruang rawat inap umum dengan metoda work sampling yaitu dengan menganalisa pemanfaatan waktu keperawatan clan dari sini nanti dapat dihitung jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. Penelitian dilaksanakan di ruang AN-NUR II dan ruang AN-NAS 1 terhadap seluruh pekerjaan perawat yang bertugas di ruangan tersebut kecuali Kepala Ruangan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa di ruang AN-NUR II aktifitas keperawatan langsung merupakan aktifitas yang paling banyak dilakukan, kecuali pada shift malam dimana aktifitas non produktif merupakan aktifitas yang terbanyak. Sedangkan di ruang AN-NAS I, aktifitas keperawatan tidak langsung merupakan aktifitas yang terbanyak baik untuk shift pagi, sore maupun malam. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dan didapatkan basil bahwa di ruang AN-NUR II kelebihan dua prang tenaga perawat, sedangkan diruang AN-NAS I kelebihan satu prang tenaga perawat. Dikarenakan perhitungan dengan metoda work sampling ini hanya menghitung jumlah tenaga secara kuantitas, maka disarankan diadakan penelitian lebih lanjut dimana hasilnya nanti disamping melihat dari segi kuantitas, tetapi juga melihat pemenuhan kebutuhan tenaga tersebut dari segi kualitas.
Analysis of The Work Load Nursing Care as the Basis to Estimate Requirement Nursing Personal at General Ward Unit of East Jakarta Islamic HospitalEast Jakarta Islamic Hospital is one of non governmental hospital which is situated at East Jakarta. In tight competitive era among hospital nowadays and the increasing of client's conciousness concerning service quality, management of the hospital should consider how to use and manage all the available potency as optimal as it can. One of the potency in the hospital which has the most important role is the Human Resourch Potency, and in this case the nursing staffs has sufficiently dominant role in the hospital. Despite the fact that nursing staffs consist the majority of manpower in the hospital who take care the patient during 24 hours a day seven days a week, services quality of the hospital is often valued based on the performance of the nursing staff. East Jakarta Islamic Hospital is lacking of nursing staff and until now the fulfil of the nursing staff need in a ward unit is still based on bed capacity that is referred to Jakarta Islamic Hospitasi's formula. This study tries to find a rational solution concerning the fulfil of nursing staff in general ward unit with work sampling method by analysing of nursing care time, and the amount of nursing staff need based on the nursing care time. The study was performed at AN-NUR II and AN--NAS I room involved all nursing staff who were assigned there. except the chief room. The result of AN-NUR II study knows that the greatest activity here is direct activities, except at night shift. At night shift non productive activities is the greatest one. Contrary case happens at AN-NAS I, indirect activities is the greatest one in the morning, evening and night shift. Based on the above data, the calculation of nursing staff need, at AN-NUR II have two nursing staff overage and at AN-NAS I have one nursing staff overage. This work sampling method only calculate the amount of nursing staff need in quantity. Therefore we recommend to do the further study where the result not only does calculate the amount of nursing staff in quantity, but also in quality as well.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhtar Ikhsan
Abstrak :
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan kunjungan di Poliklinik Khusus RSUP Persahabatan maka perlu dilakukan analisis situasi guna pengembangan strategi bisnis.

Dilakukan penelitian melalui tiga tahap yaitu: l. lnput Stage melalui proses identifikasi External Factor Evaluation (EFA) dan Internal Factor Evaluation (IFE) 2. Matching Stage dengan m enggunakan tool SWOT matrix Internal-External Matrix. 3. Decision Stage dengan Grand Strategy.

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan data sekunder, mengidentifikasi berbagai faktor eksternal dan internal melalui wawancara mendalam serta CDMG (Concensus Decision Making Group). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Poliklinik Khusus RSUP Persahabatan mempunyai posisi pada sel V dan kuadran lnternal Fix-it. Sedangkan sebagai SBU, pada saat ini belum mencapai break even point.

Guna tercapainya visi dan misi Poliklinik Khusus RSUP Persahabatan perlu melakukan Strategi Penguatan (Enhancement) dan Pengembangan Produk (Product Deveiopment).
Abstract
In order to increase the service quality and visit number in Spesial Polyclinic of Persahabatan Hospital, it is necessary to make situational analysis to develop the bussines planning.

Study has been done through three steps : l. The input stage using of External Factors Evaluation (EFE) and lnternal Factors Evaluation (IFE) 2. The matching stage using TOWS Matrix and Internal-External Matrix. 3. The Decision Stage using Grand Strategy

Data collecting has been done using observation of secondary data, indepth interview and Concensus Group Decision Making.

The result of this study are : By using Internal-External Matrix is in Internal Fix-it Quadran and by using TOWS matrix is in V cell means Hold and Maintain. As a Strategic Business Unit until now is still not gain the break even point.

To get the vision and mision it is suggested for Special Polyclinic to perform strategy using Enhancement and Product Development.
2001
T3123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.H. Alfikri
Abstrak :
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang telah berkarya melayani masyarakat sejak 30 tahun yang lalu. Secara umum ada dua macam pelayanan perawatan yang diberikan rumah sakit yaitu rawat jalan (out patient) dan rawat inap (in patient). Dalam memberikan pelayanannya rumah sakit berusaha untuk mengacu kepada standar mutu pelayanan yang telah ditetapkan oleh Depkes, sehingga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satu indikator yang dapat dilihat untuk melihat kepuasan pasien di rumah sakit adalah jumlah kunjungan pasien secara umum ke rumah sakit. Berdasarkan data tiga tahun terakhir (1998-2000), diketahui terjadi kecenderungan adanya penurunan pertumbuhan rata-rata jumlah kunjungan rawat jalan secara keseluruhan. Penurunan yang mencolok terjadi di poll mats yang mencapai pertumbuhan sebesar -53%, diikuti jumlah kunjungan di poli umum yaitu sebesar -13%. Apabila data jumlah kunjungan dibandingkan satu tahun sebelumnya, maka proporsi terbesar penurunan terjadi pada poli umum yaitu mencapai 46%. Unit rawat jalan dari rumah sakit merupakan bagian terpenting dari rumah sakit, jadi (1998). Karena unit rawat jalan berfungsi sebgai profit center dan pintu gerbang masuk pasien, maka secara tidak langsung unit rawat jalan akan menampakkan citra dari rumah sakit tersebut. Mengingat pentingnya peran unit rawat jalan, mengharuskan pengelolaannya dilakukan secara serius. Adanya penurunan jumlah kunjungan di unit rawat jalan khususynya poli umum di RSI Ibnu Sina, mengindikasikan adanya permasalahan dalam pengelolaan pelayanan di bagian tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji faktor-faktor yang kemungkinan terkait dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan pasien di poli umum unit rawat jalan RSI Ibnu Sina. Sebagai variabel penelitian diambil tiga aspek yaitu : Sumber Daya Manusia, Standar Operating Procedure (SOP) dan pendapatan karyawan. Penelitian ini bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Informan pada penelitian adalah petugas yang bekerja di bagian poli umum terdiri dari dokter (3 orang), perawat (1 orang), dan pembantu perawat sebanyak 4 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi jumlah ternyata Sumber Daya Manusia sudah cukup memadai, namun tidak terlatih dan kurang mempunyai motivasi yang cukup dalam bekerja. SOP dan Protap rawat jalan pada RSI Ibnu Sina Padang tidak ada sehingga menimbulkan kesulitan bagi informan untuk menerjemahkan perintah pimpinan. Jumlah pendapatan yang diterima informan dirasakan relatif tidak mencukupi bahkan kurang sesuai dengan beban kerja tambahan. Untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang, penulis menyarankan hendaknya SDM yang ada perlu diberikan pelatihan-pelatihan teknis guna peningkatan pengetahuan dan kemampuan karyawan. Dalam melaksanakan pekerjaan perlu tersedia SOP dan Protap yang jelas sehingga target dan aktivitas yang dilakukan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pihak Yayasan atau rumah sakit perlu melakukan peninjauan atas sistem pendapatan/penggajian karyawan, serta perlu menyediakan imbalan terhadap prestasi untuk meningkatkan motivasi karyawan. Daftar bacaan : 21 (1984 -- 2000)
Analysis Internal Factors of Decreasing Ambulatory Care Performance in Ibnu Sina Islamic Hospital Padang in 2000.Ibnu Sina Islamic Hospital Padang had operated for 30 years. 2000's data described a decline in ambulatory care patient till 46%. This is not a good performance for the hospital. Variables seek from three aspects: Human Resources, Standard Operating Procedure and staff's income. This study is an exploratory study with qualitative approach. Informant consist of three physicians, two nurses and four nurse's assistants. Results of this study shows that the staffs are not enough, not trained well, and have no motivation. There is no SOP that makes difficulty to translate the manager's order. Income is not compatible with duty. For better future need intensive courses and technical trainings to increased staff's skill. They should provide with SOP (Operational Standard Procedure) or protap to do better service for peoples. And the foundation should have much attention about their staff's income (take home pay). Bibliography: 21 (19842000).
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinal Fendy
Abstrak :
Penelitian ini bertititik tolak dari seringnya para pelanggan mengeluh bahwa proses pelayanan pasien yang akan dirawat di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang , lama dan bolak balik. Alur proses pelayanan di rumah sakit merupakan dasar dalam memahami kegiatan-kegiatan pelayanan di rumah sakit sebagai suatu sistem dimana komponen-komponen kegiatan terkait satu sama lain dan merupakan satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alur proses pelayanan, lamanya waktu pelayanan, faktor-faktor yang berhubungan dengan alur proses pelayanan dan berdasarkan temuan-temuan, dilakukan analisis untuk mengetahui titik-titik kritis (critical paths) dari alur proses, akhirnya dilakukan metode simulasi untuk memperbaiki titit-titik kritis, sehingga lebih efisien dan efektif.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dan informasi mengenai alur proses pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan, diperoleh melalui wawancara mendalam dan data sekunder, sedangkan data waktu pelayanan diperoleh melalui observasi dan pencatatan jumlah waktu pelayanan sejak dokter membuat keputusan rawat sampai pasien berbaring di tempat tidur ruangan rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur proses pelayanan ini mempunyai beberapa putaran (loops) dan akan memperpanjang proses pelayanan. Rata-rata keseluruhan waktu pelayanan adalah 56,7 menit.
Alur proses pelayanan ini berhubungan dengan struktur organisasi, penugasan dan kegiatan-kegiatan pelatihan sumber daya manusia serta fasilitas tempat kerja. Kegiatan yang merupakan titik-titik kritis adalah pengurusan administrasi keuangan, pengambilan spesimen darah rutin dan menunggu di IGD/poliklinik. Metode simulasi untuk perbaikan titik-titik kritis dilakukan, alur proses yang menghemat waktu pelayanan sebanyak 15,2 menit disarankan.
Analysis of Flowchart of Inpatient Care at Yos Sudarso Hospital, Padang Frequent complains of customer that service process for inpatient care at Yos Sudarso Hospital, Padang are as follows: a long waiting time and had to go back and forth from one unit to another. Flowchart of service process at the hospital is an interrelated activities of services as a system with its components act as a unity to achieve an integrated purpose in delivering services to customers.
The objective of this research is to understand the flowchart of inpatient process, duration of service time and its related factors to flowchart of inpatient process. Based on the findings, analysis will be done to know the critical paths of service process, and finally simulation methode is done to improve the critical paths to be more efficient and effective.
The design of research is qualitative approach. Data and information related to flowchart of inpatient process was obtained from in-depth interviews and secondary data, while data of service time was collected from observation and the total time was calculated starting from the moment of doctor's decision for inpatient care until the patients stayed on bed.
Results showed that the flowchart of service process had several loops and caused longer service process. The average service time was 56,7 minutes. Factors which influence flowchart of service process are: organization design, assignment of man power, training activities and facilities of working area. The
critical paths are: administration and budget time, routine blood specimen time, and waiting time at emergency care or polyclinic. A simulation model to improve the critical paths is conducted, the new flowchart will reduce service time to 15,2 minutes.
Bibliography : 26 (1985-2000)
Universitas Indonesia, 2001
T1826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aumas Pabuti, Author
Abstrak :
Dilatar belakangi oleh masih tingginya keluhan terhadap pelayanan keperawatan, basil evaluasi pelaksanaan standar asuhan keperawatan yang masih belum memuaskan dan laporan Ka-Bidang Keperawatan tentang belum terlaksananya uraian tugas serta peran dan fungsi Kepala Ruangan (Ka-Ru), serta dipilihnya Ka-Ru periode sekarang dengan cara yang tidak biasanya, maka dilakukan penelitian terhadap 34 orang Ka-Ru Rawat inap RSUP Dr M Djamil Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru rawat inap meliputi : manajemen personal keperawatan, manajemen unit perawatan, manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pendidikan dan pengembangan staf, serta mengetahui hubungan antara karakteristik Ka-Ru ( umur, pendidikan formal, pengalaman kerja dan pelatihan keperawatan ) dengan kemampuan manajemennya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik memakai metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain cross sectional.

Kemampuan manajemen diukur dengan memberikan kuesioner kepada Ka-Ru, dikonfirmasi dengan kuesioner kepada Pelaksana Perawatan dan menilai bukti dokumentasi di lapangan. Kuesioner dan daftar dokumentasi dibuat mengacu kepada uraian tugas Ka-Ru dari Gillies (1989) dan DEPKES RI (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 dari 34 orang Ka-Ru mempunyai kemampuan manajemen dibawah nilai rata-rata. Dari 4 area manajemen ternyata 76 % Ka-Ru mempunyai tingkat kemampuan manajemen yang rendah pada pendidikan dan pengembangan staf. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan formal dan pengalaman kerja dengan tingkat kemampuan manajemennya. Terdapat hubungan yang bermakna antara adanya pelatihan manajemen keperawatan kepada Ka-Ru dengan tingkat kemampuan manajemennya ( x2 = 4,10 ; p = 0,04 ). Kesimpulannya, dengan memakai nilai rata-rata kemampuan manajemen = 60 % sebagai cut of point didapatkan 56 % Ka-Ru ( dan IRNA. A, B, C ) mempunyai tingkat kemampuan di bawah rata-rata. Pelatihan manajemen keperawatan berhubungan dengan tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru. Disarankan agar seluruh Ka-Ru mendapatkan pelatihan manajemen keperawatan, dan Instalasi yang mempunyai Ka-Ru dengan kemampuan di atas rata-rata (baik) dijadikan percontohan untuk RS. Perlu diteliti beban kerja perawat di Instalasi dengan BOR yang tinggi dan pengaruhnya terhadap kemampuan manajemen pengelolanya.
Management Competency Analysis of Ward's Head Nurses at DR.M. Djamil Padang General HospitalBase on customers frequent complains toward nursing care, evaluation of patient care standard using in the ward and Head of Nursing Departemen reporting about Ward's Head Nurses jab description had still not satisfied yet, and there were unususal process in selection of Ward's Head Nurses , the study had been carried out to 34 Ward's Head Nurses in Dr M. Djamil Padang General Hospital . This study was aimed to identify; their level of Ward's Bead Nurse management competency, that consist of : management of nursing pesonnel, management of patient care unit, management of patient care and educational responsibilities. This study also to identify corerelation between personnel characteristic ( age , education, working experience and nursing management training) with level of competency.

This study was analytical descriptive, using quantitative and qualitative approach in cross sectional methode. Questionare to Ward's Head Nurse and Staff against list of documentations was used to evaluate their level of management competency. Questioner and study of documentation based on Ward's Head Nurse job description by Gillies ( 1989) and DEPKES RI (1999 ). This study had found, 19 of 34 Ward's Head Nurse had level of management competency below mean value ( cut of point = 60 % ). Management of Educational and Staff Development was the lowest values of 4 management area. Twenty six of them ( 76 % ) had level management competency below the cut of point value. In this study, there were no correlation between age, education, working experiences .and level of management competency, except the training of nursing management ( x2 = 4,10 ; p = 0.04 ).

Conclusions: By using cut of point = 60 %, there was 19 out of 34 (56 % ) Wards Head Nurses were below the cut of point. Training of nursing management is very important to improve management competency. It was suggested that Ward's Head Nurses have to attend the nursing management training program at Dr M. Djamil Padang General Hospital. It is important to evaluate nurse work load in 3 bigger lnstalations ( IRNA. A, B, C ) Dr M. Djamil General Hospital, which probably influence Ward's Head Nurses management competency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ayi Raffiah
Abstrak :
Rumah sakit sebagai suatu sarana penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu. Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan farmasi dengan baik, maka diperlukan perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai yang baik. Adanya kese njangan dalam pengadaannya antara rencana dan realisasi obat dan alat kesehatan habis pakai, akan mengurangi kelancaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran ruang perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tangerang, dan memperoleh saran untuk peaingkatan sistem perencanaan obat dan aalat kesehatan habis pakai di Rumah Sakit Umum Tangerang. Metodologi yang digunakan adalah metode telaah kasus dan pendekatan pemecahan masalab, dirnana pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara, pengarnatan langsung, dan rangkuman data sekunder. Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa mekanisme perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai sudah mengikuti pedoman yang aada, namun masih ada kelemaahan dalam hal input, mengenai ketenagaan, sarana, dan sistem informasi, dalam hal proses, terutarna dalam menentukan kebutuhan dan realisasi pengadaannya. Kesimpulan dari hasil penelitian ini ternyata unsur-unsur input dan proses adalah sangat menentukan dalam penyusunan suatu perencanaan. Saran yang diajukan adalah: bahwa untuk mendapat perencanaan yang baik perlu evaluasi terhadap realisasi dari rencana tersebut secara periodik, agar tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar. Apabila terjadi penyimpangan yang cukup besar harus dilakukan perencanaan ulang. ...... Profile of Medical Supplies and pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation in General Hospital TangerangHospital as a medium implementation servicing of health prosecuted to give a good servicing and high quality Pharmacy servicing is one of form inseparable activities from all servicing hospital. To give a good implementation servicing of health, so it's need medicine and pharmaceuticals. There is a gap for supplying between planning and realization of medical supplies and pharmaceuticals will decrease fluency servicing of health in general hospital Tangerang. Purpose of this research is getting illustration about medical supplies and Pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation General Hospital Tangerang and Find suggestion for increase system planning of medicine and pharmaceuticals in General Hospital Tangerang. Methodology which used by analyze of case and approach the problem solving, collecting data by interview, direct observation and secondary data summary. Analyzing data by qualitative descriptive from the result of analyzing finding of data that mechanism of medical supplies and pharmaceuticals planning has already accompanied of work, but there are still weakness for input, personnel, facilities, and information system in process, especially for establish requirement and rraIimtion of procurement. Summary of this analyzing, appears that input element and process are very establish for arrange a planning. Suggestion was given from the planning, its need evaluation toward realization. from the planning, its need evaluation toward realization from the planning in a periodic manner, in order that there isn't too big divergence. If there's quite big divergence occur, it must be repeatedly of planning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Sandra Yunita
Abstrak :
Memasuki abad 21, abad perdagangan babas dunia, abad globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan bagi pelaku bisnis termasuk juga didalanmya bidang pelayanan kesehatan, diibutuhkan persiapan untuk mengantisipasinya. Makin meningkatnya persaingan, bidang pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, makin membutuhkaa pemasaran. Tenaga paramedis perawatan merupakan 50 - 60 % dari seluruh tenaga di rumah sakit, sehingga meningkatkan pemasaran rumah sakit, berarti harus didahului dengan meningkatkan kepuasan tenaga paramedis perawatannya. Dengan meningkatnya kepuasan, kinerja menjadi lebih baik, sehingga pemasaran meningkat. Sedangkan peningkatan kepuasan bagi Pegawai Negeri Sipil didapat dengan kenaikan pangkat melalui sistem angka kredit. Kenyataannya saat ini sistem angka kredit belum berjalan dengan lancer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perolehan angka kredit bagi jabatan tenaga paramedis perawatan. Penelitian Akan dilakukan di RSU Pandan Arang Kabupaten Dati II Boyolali, meliputi jabatan fungsional tenaga paramedis perawatan (kecuali honorer), Kepala Ruangan di UGD, Kamar Operasi, Paviliun dan bangsal rawat inap, serta Tim Teknis Penilai angka kredit di RSU. Variabel pada penelitian ini terdiri dari : faktor perseorangan, faktor unsur-unsur penilaian angka kredit, faktor sarana pendukung dan faktor proses penilaian angka kredit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis secara kuantitatif, pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner bagi semua tenaga paramedis perawatan Pegawai Negeri Sipil, data sekunder didapat dari laporan-laporan rumah sakit, sedangkan data pelengkap diperoleh dengan kuesioner bagi tenaga paramedis perawatan calon Pegawai Negeri Sipil, kuesioner dan wawancara bagi Kepala Ruangan dan Tim Teknis Penilai angka kredit di RSU. Analisis data secara statistik menggunakan uji statistik Chi-Square, sedangkan sebagai perbandingan digunakan persentase dari data asli. Hasil penelitian yang didapat dari uji statistik dan persentase data asli adalah faktor perseorangan, faktor unsur-unsur penilaian angka kredit, faktor sarana pendukung angka kredit dan faktor proses penilaian angka kredit berhubungan dengan perolehan angka kredit bagi jabatan tenaga paramedis perawatan di RSU Pandan Arang. Oleh karena itu, agar RSU Pandan Arang dapat memperlancar perolehan angka kredit bagi tenaga paramedis perawatannya, perlu memfungsikan Tim Teknis Penilai RSU secara optimal, penyediaan sarana pendukung, meningkatkan jumlah kunjungan pasien/meningkatkan aktifitas pemasaran, mengadakan rotasi intern, mengadakan penelitian lebih lanjut hambatan atas kelima unsur penilaian angka kredit, menghimbau kepada institusi pendidikan keperawatan agar persyaratan kenaikan pangkat dengan sistem angka kredit diajarkan lebih intensif kepada siswanya dan meninjau kembali ketetapan tentang besaran angka kredit setiap kegiatan, disesuaikan dengan tipe atau klasifikasi rumah sakit (A, B, C atau D), karena jumlah kunjungan pasien yang sangat berbeda.
Upon entering 21st century, a period signified by rapid growth of globalization and free trade, there is a strong need for business establishment to make a preparation for anticipating any socio-economic changes. The more intense the competition among companies, the more crucial it is for them to pay careful attention to services and marketing. Health service sector is, without exception, greatly affected by this phenomena In a hospital, nurses or those who provide subsidiary tasks count for approximately 50 - 60 % of the total hospital staffs. The important role of nurses in the performance of a hospital is obvious. Therefore, the improvement of their working condition or well-being means the improvement of the hospital's marketing. One way to achieve this is through promotion, which, for civil servants, can be obtained from the use of "angka kredit" system. However, the fact shows that this system, in practice, has not been too successful. This observation is aimed to realize those factors which relate to the acceptance of "angka kredit" system for nurses. The study was done in Pandan Arang Hospital, Boyolali. The subjects are the nurses (except the honorary one), the heads of ICU room, operation room, pavilion and in patient wards and the technical team evaluators of "angka kredit" in the hospital. The variables of the study consist of individual factors, elements of "angka kredit" evaluation, support facilities and the process of "angka kredit" evaluation. This study uses descriptive analysis method quantitatively. The primary data is obtained from the distribution of questionaire to all civil nurses; and the secondary data is received from hospital reports ; while other supplement data is obtained from the questionaires to civil nurse candidates; the questionaires and interview to heads of the rooms and "angka kredit" technical team evaluators. Statistical analysis employs the use of chi-square statistic, while comparison datas are evaluated with percentage from original data. The result from the analysis shows that the individual factors, the elements of "angka kredit" evaluation factors, the "angka kredit" facility support factors and the processes of "angka kredit" factors significantly relate to the acceptance of "angka kredit" for nurses in Pandan Arang Hospital. Therefore, in order for Pandan Arang Hospital to effectively apply "angka kredit" system toward the process of promotion among its nurses, it is necessary that the function of technical team evaluator be optimized ; the availability of facility support be ensured ; the number of visiting patients be increased by improving marketing activities ; the internal rotation be carried out ; and last but not least, the further study of finding out other Obstacles in the 5 element of "angka kredit" evaluation . In addition, it is important to suggest that nursing education put more attention on the understanding of work promotion through "angka kredit" evaluation for its students. Finally, the reexamination of the standard measure for each activity which are adjusted is the types or hospital classification (A, B, C or D) seems to be crucial because the number of visiting patients in each hospitals is different.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Setyono
Abstrak :
Subang General Hospital is the only public hospital in Subang Regency which has referral service of health service at the level of primary health service facility in Subang Regency. In doing some jobs, especially in managing medical service incentive, General Hospital have several hindrances, they are ; medical service incentive receiving is't suitable with planning, happen that too late medical service incentive receiving and procedure of medical service incentive estimated bureaucratic. Based on all above, examiner try to make some examinations, it's mean, can answer the problems like as: - How much preference medical service incentive received is - How on time medical service incentive receiving is - How simple bureaucratic to make medical service incentive is So that this examination means to know different characteristic time for medical service incentive receiving and different amount of medical service incentive in General Hospital Subang, by evaluative research with case study retrospective approach. We can understand this examination only use for case that examined and the result difficult to use as general for the other case. Based on data which have been collected since April 1994 until Maret 1997, the examiner found adjournment of medical service incentive sharing at the rate of 4,25 month from the month the incentive should be shared. There was also a difference of amount of the incentive to be paid from the factual incentive at about 35.154.787, 87 rupiahs. The examiner suggests Management of Subang General Hospital, based on the result of the research, to make budget planning which pays attention to effective regulations in order to be more accurate in sharing the incentive. It is better for the local government of Subang Regency to put the local regulations into effect, hence they are able to give authority to manage hospital's income and activate hospital cultivator team as well.
Rumah Sakit Umum Subang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Daerah Tingkat II Subang yang melayani rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama sewilayah Subang dan sekitarnya. Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut : - Bagaimana kecenderungan besarnya jasa medis yang diterima - Bagaimana ketepatan waktu penerimaan jasa medis - Bagaimana kecenderungan penyederhanaan birokrasi pengajuan jasa medis. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kesenjangan waktu penerimaan jasa medis dan kesenjangan besarnya jasa medis di rumah sakit umum Subang, dengan melalui penelitian evaluatif kualitatif (evaluatif research) dengan pendekatan studi kasus (case study) retrospektif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian ini hanya berlaku untuk kasus yang diteliti saja dan hasilnya sukar untuk berlaku secara umum bagi kasus-kasus yang lainya. Berdasarkan data yang terkumpul sejak April 1994 sampai dengan Maret 1997 terjadi keterlambatan pembayaran rata-rata 4,25 bulan dari bulan seharusnya dibayar dan adanya perbedaan besarnya jasa medis yang seharusnya dibayar dengan kenyataan yang diterima rata-rata sebesar Rp 35.154.787,87,﷓ Peneliti menyarankan kepada Rumah Sakit Umum Subang untuk membuat perencanaan anggaran yang memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sehingga lebih akurat dan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Subang sebaiknya mengeluarkan Peraturan Daerah yang bisa memberikan kewenangan mengelola penghasilan rumah sakit secara langsung serta mengaktipkan Tim Pembina rumah sakit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusindrati Sudibyo
Abstrak :
ABSTRAK
Instalasi Gizi merupakan salah satu unit pelaksana fungsional di RSUPN. Dr Cipto Mangunkusumo, melaksanakan 4 kegiatan pokok yaitu: pengadaan makanan, pelayanan gizi ruang rawat inap, penyuluhan/konsultasi gizi dan rujukan gizi serta penelitian dan pengembangan gizi terapan.

Disadari bahwa jumlah ahli gizi di RSCM sejak tahun 1993 hingga 1996 tidak pernah sesuai dengan yang dibutuhkan untuk suatu Instalasi Gizi rumah sakit tipe A. Sejalan dengan hal itu berdasarkan laporan kegiatan tahun 1993-1996, hasil pelayanan gizi ruang rawat inap terlihat menurun. Oleh karena itu dilakukan suatu penelitian cross sectional yang bersifat deskriptif analitik mengenai hal-ha1 yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan melalui analisis tugas ahli gizi di ruang rawat inap.

Sampel penelitian adalah semua ahli gizi (12 orang) yang ditempatkan di ruang rawat inap. Variabel penelitian dilihat dari 3 aspek :1) terapi gizi , 2) pelayanan makanan dan 3) aspek lain-lain.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 50% tugas ahli gizi di ruang rawat inap berkaitan dengan aspek terapi gizi, 20% aspek pelayanan makanan dan aspek lain-lain 30%. Kegiatan aspek terapi gizi tampaknya sudah memadai dengan standar dan prosedur pelayanan gizi, hanya dari segi kuantitas terlihat masih rendah. Kegiatan aspek pelayanan makanan ada yang dilakukan setiap hari, 1 kali/minggu maupun 1-2 kali/bulan seperti dinas libur di dapur utama. Sedangkan kegiatan aspek lain-lain berkaitan dengan peningkatan pengetahuan, pendidikan dan pertemuan rutin.

Saran yang diusulkan : 1.Perlu adanya penyempurnaan uraian tugas ahli gizi ruang rawat inap. 2.Merinci kegiatan yang harus dilaksanakan dalam bentuk kegiatan harian, mingguan, bulanan. 3.Meninjau kembali ketentuan 5 hari kerja/minggu bagi ahli gizi di ruang rawat inap. 4.Perlu disiapkan formulir evaluasi kegiatan untuk menilai prestasi kerja ahli gizi ruang rawat inap.

Bahan bacaan : 36
ABSTRACT
Dietitian's Job Analysis In The Ward of Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital, JakartaDietary Department is one of functional unit in dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital, which performs four main activities : food services, nutritional care for patients in the ward, dietary consultation, research and development in applied nutrition.

Total dietitians in RSCM from 1993 to 1996 was not never fit with the need of Dietary Department of type A hospital.

Based on the Dietary Department report from 1993 to 1996 the tendency of nutritional care for patients in the ward decline.

For reasons mentioned above, descriptive analytical cross sectional research was held in order to know the related things of job through dietitian's job analysis in the ward.

Research samples are 12 dietitians in the ward. The variables research consists of 3 aspects: diet therapy, food services and others.

The results of this research are: first, 50% aspect of diet therapy; second, 20% aspect of food services and third, 30% others aspect. The activity of diet therapy aspect is good because it has met the standard and procedure of nutritional care, except that the quantity of this aspect is still small.

The activities of food services is done every day, once a week, once or twice a month as is work in the holiday in the main kitchen. While other aspects are related with the increase in knowledge, education and routine meetings.

The recommendations are: 1. The job description of dietitians in the ward needs improvement. 2. The activities that must be done should be in details such as daily, weekly and monthly activities. 3. Five work days a week should be reconsidered for dietitians in the ward. 4. Evaluated activities form should be prepared in order to evaluate the work performance of dietitians.

References : 36
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>