Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baiduri
"Pekerjaan material manual handling merupakan aktivitas yang penting dilakukan di hampir semua jenis industri. Cidera akibat pekerjaan manual menempati porsi yang cukup besar, yaitu sebesar 30% (Straker, 2000). Cidera yang dialami biasanya mengenai bagian punggung (cidera punggung) yaitu sekitar 60% dari seluruh cidera akibat manual handling (Straker, 2000). Secara umum, bentuk cidera akibat pekerjaan material manual handling sebagian besar berupa gangguan otot rangka (musculoskeletal disorders), sprain dan strain yaitu sebesar 93.7% untuk pria (Straker, 2000). Kasus cidera sering terjadi pada industri manufaktur.
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat risiko pada pekerjaan material handling terhadap gejala gangguan otot rangka pada pekerja bagian body shop, trimming cabin dan trimming chassis final di PT Pantja Motor Isuzu Hekasi tahun 2003. Penelitian bersifat studi kasus dengan pendekatan observasi. Identifikasi risiko diperoleh melalui pengamatan di lapangan dengan bantuan check list, dan gejala yang dirasakan pekerja diperoleh melalui survei gejala dengan bantuan kuesioner. Populasi untuk survei gejala adalah seluruh pekerja dari ketiga bagian tersebut, sedangkan populasi untuk identifikasi risiko adalah seluruh faktor pada pekerja yaitu karaktersitik pekerjaan, objek, dan lingkungan kerja saat melakukan aktivitas.
Hasil identifikasi risiko kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat risiko berdasarkan karakteristik pekerjaan, karakteristik objek, karakteristik lingkungan kerja dan secara keseluruhan dari setiap pos kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum pos-pos kerja yang ada secara keseluruhan memilik risiko ergonomi sedang. Dilihat secara keseluruhan dan karakteristik pekerjaan, bagian yang pos kerjanya paling banyak memiliki tingkat risiko tinggi adalah trimming cabin. Trimming chassis final merupakan bagian yang pos kerjanya paling banyak memiliki tingkat risiko tinggi dilihat dan karakteristik objek. Hal ini berarti bahwa kondisi yang ada ataupun aktivitas yang dilakukan sudah memiliki risiko ergonomi untuk menimbulkan gangguan otot rangka Samua pos kerja memiliki risiko ergonomi rendah jika dilihat dari karaktersitik lingkungan kerja. Perbaikan yang bisa dilakukan antara lain adalah memperbaiki tata cara kerja (work practices), modifikasi tata ruang lingkungan kerja, objek atau peralatan kerja, dan evaluasi administratif (rotasi, work rest cycle dan pelatihan).

Risk Level Analysis of Material Manual Handling for Musculoskeletal Disorder's Symptoms to Workers in PT. Pantja Motor Isuzu in 2003.Material manual handlings are significant activities in all kind of industries. Injuries caused by material manual handling are 30% of all kind of injuries (Straker, 2000), usually have impact to trunk (baca injury), it is about 60°% of all kind of injuries. In general material manual handlings injuries are musculoskeletal disorders (MSDs), sprain and strain has a great portion (93.7%) among men workers mostly in manufacture industries.
The purpose of this research is to analyse the risk of material manual handling for MSDs's symptoms among workers in the working group of body shop, trimming cabin, and trimming chassis final. This research is a case study with observation approximation. Check list is a tool to assess the risk identification and questioner as another tool to survey the symptoms. The population sample survey includes all labors in those divisions. The population of risk identification consist of three factors such as task characteristic, object characteristic and environment factor during working hour.
The result of risk identification is analysed to determine the risk level of task characteristic, object characteristic, environment characteristic and overall. All results were coming from all working group (body shop, trimming cabin and trimming chassis final). The general summary is all working groups have a medium ergonomic risk In general points/overall and job characteristic points, trimming cabin has the highest level of risk Trimming chassis final has the highest risk level of object characteristic points. So, all condition/situation and activities are already having its ergonomic risk lead to musculoskeletal disorders. All working groups have a small number of ergonomic risks compared to working environment characteristic.
There are some suggestions to improve such as working procedure/work practice, revision of working space (e.g. distance between material stock and working space, distance between working groups, etc), object/hand tools and administrative evaluation (e. g rotation, work rest cycle, training, etc).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandriyo
"Rumah Sakit merupakan institusi layanan kesehatan masyarakat yang mempunyai sifat yang unik yang berbasis bisnis sekaligus sosial. Perawat merupakan tenaga kerja inti di Rumah Sakit yang mempunyai beban kerja berlebih dibanding dengan tenaga kerja lainnya. Disamping merawat pasien, perawat juga mempunyai tugas lain yang harus dilakukan hampir setiap hari yaitu beban angkat dan pindah pasien dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lainnya. Karena tugasnya yang kedua tersebut perawat mempunyai risiko untuk terjadinya trauma termasuk Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Hal ini terbukti dengan ditemukannya angka kesakitan cukup tinggi di Rumah Sakit Pusat Pertamina yaitu didapatkan 24 perawat terkena HNP dari 76 perawat sebagai sampel.
Setelah melakukan wawancara, pengisian kuesioner, dan pemeriksaan fisik terhadap 76 perawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Peneliti mendapatkan model yaitu bahwa beban angkat dan pindah pasien yang menyebabkan penyakit HNP sangat dingaruhi oleh faktor usia. Kesimpulan ini didapat setelah dalam setiap penelitian, usia merupakan variabel yang selalu melekat dan sangat sulit untuk dihindari atau di hilangkan dari variabel penganggu. Model ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan pendalaman terhadap terjadinya penyakit HNP. Didalam penelitian ini Peneliti masih menemukan banyak faktor yang menyebakan terjadinya bias atau penyimpangan diantaranya recall bias. Recall bias adalah bias yang disebabkan karena seorang responden selalu menjawab hal-hal yang dirasa paling diingat dan paling berkesan meskipun keluhan yang dirasakan sudah berulang kali. Namun demikian peneliti sudah berusaha meminimalisasi faktor tersebut dengan mengkonfirmasikan dengan catatan medis (Medical Record) responden yang bersangkutan.
Ketika dilakukan analisa hubungan dua variabel yaitu antara status gizi dengan penyakit HNP, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut yaitu dengan p=0,488. Persamaan multivariat antara usia dengan beban angkat dan pindah pasien terhadap kejadian penyakit HNP adalah Logit Y=3,517 (Usia)+1,534 (beban angkat dan pindah) artinya Old Ratio (OR) untuk usia sebesar 33,691 (CI 95% interval 5,262-215,722) dan OR untuk beban angkat sebesar adalah 4,637 (Cl 95% interval 0,826-26,021). Hal ini bisa diartikan bahwa beban angkat dan pindah yang dilakukan oleh seorang perawat dengan dibantu hanya satu sampai dua orang lainnya mempunyai risiko sebesar 4,637 kali lebih besar bila dibanding dengan perawat yang mengangkat dan memindahkan yang dibantu lebih dari 3 orang lainnya.

Case Control Study, The Correlation between Lifting Load and Physically Work Moving of Nurse in Inpatient's Room and Outpatient's Room and Hernia Nucleus Pulposus (HNP) Disease in Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP Hospital) in 1990-2002Hospital is an institution for public health services, which is unique. It has both business and social proposes. In the hospital, nurse is an essential worker who has not only nursing task but also lifting load and moving patient from one room to another. The nurses must do lifting load and moving patient almost everyday. Therefore, the nurses have a high risk for injury especially HNP disease. As evidence, in my research, I have found 24 of 76 nurses who work in RSPP hospital suffer HNP disease.
After I have done the research by pooling questioners, interview and physically examination to 76 nurses of RSPP hospital, I came with an conclusion, becoming a model, that age factor influences lifting load and moving patient from room to room as causing HNP disease. This conclusion is taken because the age factor always shown in each exercise. Hopefully, this model can be used for further study of HNP disease. In this research, I found that there are still many factors, which cause bias such as recall bias. This kind of bias occurred because most of respondent did not remember every single suffering that they have suffered. But I have tried to minimize that bias by confirmation the result to medical record of each respondent. Analyzing about correlation two variables between nutrition status and HNP disease, there is no significant correlation. The correlating result is P= 0,488. By using multivariate equation disease s logic Y=3,517 for age and 1,534 for lifting load and moving patient. It shows that odd ratio (OR) for age equal to 33,671 and OR for lifting load and moving patient is 4,637. This result can be read that the nurse who doing lifting load and moving patient with one or two other person help has 4,637 times higher risk than the nurse with more than three person help.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T1012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iting Shofwati
"Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa peristiwa kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja serta menimbulkan kerugian ekonomi maupun non ekonomi. Alasan pemilihan lokasi penelitian, yaitu karena rumah sakit merupakan bangunan umum yang rawan terhadap kebakaran dan penghuninya bervariasi dalam hal kondisi fisik, sehingga pada keadaan darurat diperlukan suatu penanganan khusus. Mengingat kondisi tersebut d iatas, maka perlu dilakukan suatu upaya pencegahan kebakaran dengan pemasangan perangkat proteksi kebakaran untuk menanggulangi secara dini suatu kejadian yang tidak diinginkan dan menghindari suatu keadaan "catasthropic".
Pada penelitian ini akan dilakukan studi evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak daripada sistem proteksi kebakaran yang ada khususnya fire detector. Karena sistem peringatan awal kebakaran yang cukup dan sesuai merupakan cara yang efektif untuk menghindari kebakaran yang lebih besar.
Penelitian ini dimulai dengan identifikasi elemen-elemen penyalaan api yang terdiri dari bahan bakar (material pembentuk fasilitas yang ada di ruang rawat inap) , sumber panas (energi listrik) dan oksigen dari udara bebas. Tahap selanjutnya yaitu analisa untuk menentukan jenis detektor kebakaran yang dibutuhkan berdasarkan tipe hasil pembakaran material pembentuk fasilitas yang terdapat pada masing-masing ruangan dan peraturan yang berlaku. Kemudian dilanjutkan dengan tahap evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak deteksi kebakaran, berdasarkan data-data pendukung diantaranya adalah luas ruangan, tinggi langit-langit, suhu ruangan dan spesifikasi teknis dari detektor yang akan dipasang. Pengkajian teknis dilakukan berdasarkan standar NFPA 72.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan perumahsakitan yang berlangsung khususnya di ruang rawat inap dan koridor berpotensi terjadinya bahaya kebakaran. Hal ini dikarenakan terpenuhinya ketiga elemen dari teori segitiga api dalam suatu tempat dan saat yang bersamaan. Sedangkan jenis detektor yang terpasang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, hal ini dikarenakan pada ruang rawat inap tersebut menggunakan sistem springkler dan sebagian besar material pembentuk peralatan yang ada terbuat dari kayu dan busa, dimana apabila terjadi proses pembakaran akan menghasilkan asap. Sehingga detektor kebakaran yang sesuai untuk ruang rawat inap dan koridor tersebut adalah detektor asap. Jumlah dan tata letak dari detektor yang akan dipasang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang berdasarkan standar NFPA yang disesuaikan dengan kemampuan untuk melindungi suatu area tertentu dari detektor yang dipilih.

The background of this research is that the fire can occur anytime, anywhere and can cause economic and non-economic effect. Beside that, the reason choice the hospital became the location of the research, because the hospital is the public building that very potential for occurrence of fire and the physical condition of the patient is very various, so in an emergency condition need special handling. According to that condition, so need the effort of fire protection to prevent the unexpected event and prevent "catastrophic" condition.
This research will evaluate the need and the location of fire protection system specially fire detector. Because a fire detection system detects the beginning of the fire and alerts personal so they can evacuate the area immediately or attempt to extinguish the fire.
The first step of this research is to identify the elements of fire ignition that consist of fuel, heat and oxygen. The second step is to analyze a kind of fire detector that suitable according to the inpatient room's facilities and its standard regulation. The last step is to evaluate the need and the location of fire detector according to supporting data such as coverage area, height of ceiling, ambient temperature and technical specification of detector that will be set. Engineering estimation is refer to NFPA 72 standard
The conclusion of this research that the hospital's activities especially in area study (inpatient room and corridor) is very potential for fire hazard. It cause of the valuable of the three elements of fire triangle in one place and at the same time. About the hospital's fire detector, it is not suitable with the standard regulation. Because in that area study use the sprinkler system and a lot of equipment are made from wood and foam rubber that if fire happen that material can produce smoke. So the suitable detector for corridor and the room for hospitalize is smoke detector. The amount and the location of the detector that will be set is the result from engineering calculation according to NFPA standard that suited with detector's capability to coverage area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaningsih
"Dalam banyak praktek di industri, masalah kebakaran umumnya ditangani dengan pendekatan reaktif yaitu penanggulangan kebakaran setelah terjadinya nyala api, misalnya penyediaan alat pemadam api ringan (Apar), pembentukan tim penanggulanagn kebakaran dll. Namun demikian, hal tersebut belum cukup memadai. Penelitian ini merupakan upaya untuk melakukan pendekatan preventif dengan cara menganalisa faktor-faktor yang menimbulkan nyala api di fasilitas pengecatan. Penelitian ini adalah suatu studi kasus untuk obyek yang diteliti yaitu fasilitas pengecatan PT. X.
Metoda analisa yang digunakan adalah analisa pohon kegagalan (Fault Tree Analysis) dan dievakuasi secara semi kuantitatif dengan penentuan probabilitas kegagalan/failure. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara, data primer dan data sekunder/referensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga elemen nyala api (sumber panas, bahan bakar dan oksigen), maka sumber panas-lah yang menjadi elemen/faktor yang signifikan untuk menimbulkan nyala api. Bahan bakar disini berasal dari pelarut/solvent yang terkandung dalam cat dan thinner, dan sudah berupa uap pelarut yang berada dalam keadaan siap terbakar seperti Xylene, Dinrethylhetizene, 2-methyl-2 propanol, dan Methanol. Sedangkan oksigen tersedia cukup untuk mendukung terjadinya kebakaran.
Sumber panas yang signifikan dalam sistem yang diteliti adalah akumulasi listrik statis yang diakibatkan oleh gerakan cairan dan partikel dalam campuran cat, baik yang terjadi dalam pengecatan manual maupun otomatis.
Dari analisa Fault Tree dihasilkan bahwa akumulasi listrik statis dapat disebabkan oleh kegagalan sistem ventilasi, dan selanjutnya kegagalan ini dapat disebabkan oleh kegagalan pemeliharaan. Rangkaian kejadian ini menjadi rangkaian kegagalan yang penting untuk diperhatikan. Sementara itu, kegagalan manusia ditemukan tidak menjadi faktor penting penyebab terjadinya nyala api, namun merupakan faktor yang secara tidak langsung/indirect dapat menyebabkan eskalasi kejadian kebakaran.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka saran yang dibuat mengarah pada perbaikan yang ditujukan kepada manajemen, yang meliputi engineering control dan administrative control. Dalam hal ini, saran yang disampaikan adalah perbaikan sistem ventilasi dan bidang manajemen pemeliharaan/maintenance. Hal ini mencakup perbaikan sistem dan prosedur, tanggung jawab, jadwal pemeliharaan rutin dan tahunan, terutama untuk peralatan penting seperti fan, filter dan bak air penyerap. Di samping itu juga perlu disediakan tempat penyimpan pelarut khusus untuk menghindari kegagalan manusia/operator yang dapat meningkatkan keberlangsungan nyala api/kebakaran.
Daftar bacaan: 22 (1973-2000)

Case Study: Analysis of Elements for the Initiation of a Fire in the Painting FacilityIn most of industrial practices, fire has been managed by reactive approach, for examples manage fire impact by using fire extinguishers, establish the Fire Fighters Team, etc. However, those efforts have not been appropriate to manage fire, as the fire ignition is happened. This research uses a preventive approach to manage fire by analyzing elements for the initiation of a fire in the painting facility. This is a study case in the specific issue of paint spray facility of PT. X.
This research uses the method of Fault Tree Analysis, and semi quantitative evaluation by determining the probability of failures. Data are collected by observation, interviews, primary and secondary sources.
Result of the research shows that the heat source is an essential element to initiate a fire. In this case, fuel is produced from the solvent/flammable liquid contained in the mixed of paint and thinner, In painting booth, the flammable vapor is on the flammability area/limits. The following solvents are vaporized under the operation temperature: Xylene, Dimethylbenzene, 2-methyl-2 propanol, and Methanol. While, Oxygen is supplied by the air sufficiently.
In this system, a significant heat source is accumulation of static electricity which produced by a stream of mixed of particle-liquid/vapor caused by the manual and automatic paint spraying.
The Fault Tree Analysis results that static electricity can be accumulated by the failure of ventilation system. Furthermore, this can be resulted by the failure of maintenance program. A set of events from static electricity accumulation, ventilation failure and maintenance failure, is an essential event that should be considered. Meanwhile, the human failure is not an essential/significant factor to ignite a fire. This failure is considered as an indirect event which could escalate a fire.
Based on those above results, the following recommendations are created for management improvement, which include engineering control and administrative control. The recommendations are focused on the improvement of ventilation system and maintenance management. This includes improvement on system and procedures, roles and responsibilities, preventive maintenance schedule (both of routine and yearly programs). Particular attention should be given to the essential equipment such as fan, filter and water curtain/recirculation tanks. It is also urging to provide temporary solvent storage area beside the painting booth, in order to prevent the human failure which could improve sustainability of fire.
References: 22 (1973-2000)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti Yeniretnowati
"Pekerja sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang besar dalam mengembangkan dan mengamankan proses produksi, dimana didalam melaksanakan kegiatannya pekerja seringkali dihadapkan kepada bentuk bahaya yang mungkin timbul. Kecelakaan kerja bagi perusahaan khususnya perusahaan industri merupakan suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Prinsip pencegahan kecelakaan kerja tidak saja mengevaluasi potensial bahaya, tetapi juga mencari dan mengevaluasi penyebab timbulnya. Pada tesis ini melihat bagaimana kecelakaan itu terjadi serta apa yang menjadi factor penyebabnya. Karena kecelakaan kerja tidak datang dengan sendirinya, ada serangkaian peristiwa sebelumnya yang mendahului terjadinya kecelakaan tersebut. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja bagian produksi unit die casting PT X digunakan metoda SCAT, dengan penelitian kualitatif. Dari hasil penelitian lapangan memperoleh hasil pada kondisi dibawah standar disebabkan oleh karena berbuat lalai hingga alat pengaman tidak berfungsi, dan kondisi dibawah standar disebabkan oleh karena tidak berfungsinya alat pengaman, kurang memadainya system alat pengaman dan tingkat kebisingan suara yang cukup mengganggu konsentrasi pekerja. Adapun penyebab dasar yang menyebabkan kecelakaan ini adalah yang dikarenakan factor manusia yaitu Kurang pengetahuan, stress fisiologis, stress psikologis dan factor pekerjaan yaitu tenaga teknik yang tidak memadai, kekurangan pada perkakas dan peralatan, kurangnya system perawatan, kurangnya sistem kepemimpinan dan pengawasan, kekurangan dalam standar kerja, kekurangan dalam pembelian. Adapun ketimpangan pada system manajemen yang terjadi adalah tidak memadainya system Kepemimpinan dan administrasi, inspeksi dan pemeliharaan yang terencana, analisis dan prosedur tugas kritis, engineering dan manajemen perubahan, system evaluasi, pengetahuan dan training keahlian, observasi tugas, peraturan dan ijin kerja, analisis kecelakaan/ kejadian dan training kepemimpinan. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi perusahaan untuk dapat melakukan langkah pencegahan agar kecelakaan serupa tidak terulang.

Employees as human resources play an important role in pacify and expand a production process. They carry out a necessary working activity that in some cases are exposed by the risk of dangerous situation. Occupation accident in an industry, especially in a manufacturing company constitute as undesired evidence. Labor protection principle in occupational accident not only evaluate a potential risk of danger but also find out the cause of emergence. This thesis emphasizes on the cause factors of. accident that might suddenly happen in preceding to the working activity. This study would be explored in the production unit of Die casting PT X. It uses the SCAT method with a qualitative research. From the data field result substandard acts act caused of making safety devices inoperative, substandard conditions caused of inadequate guards or barriers, defective tools, equipment or materials and noise exposure. Basic caused this accident of personal factor are lack of knowledge, stress physiological, stress psychological and job factor are inadequate engineering, inadequate tools and equipment, inadequate maintenance, inadequate leadership and/ or supervision, inadequate work standards and inadequate purchasing. From the data field result lack of control caused of leadership & Administration, planned inspection & Maintenance, Critical task analysis & procedure, Engineering and change management, System evaluation, Knowledge and skill training, Task observation, Rule and work permits, Accident/ Incident analysis, Leadership training. Hopefully this thesis could contribute to preventive the same accident in the manufacturing companies not occur again."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ailisia Wongso
"Ergonomi menjembatani berbagai lapangan ilmu seperti Antropologi, Biomekanik, Faal, Higiene perusahaan dan keselamatan kerja dan perencanaan kerja. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Sejalan dengan bertambahnya jumlah orang yang banyak menghabiskan waktu diruang kerja dengan duduk, maupun diatas kendaraan maka makin menambah insiden keluhan nyeri pada punggung bagian bawah ( Low Back Pain ). Begitu juga dengan kegiatan manual handling menempati menempati porsi yang cukup besar yaitu sebesar 30 % ( Straker, 2000 ). Dan cidera yang dialami biasanya mengenai bagian punggung yaitu sekitar 60 % dari seluruh cidera akibat manual handling. Secara umum bentuk cidera akibat pekerjaan material manual handling sebagian besar berupa gangguan otot rangka ( musculoskeletal disorder) , sprain dan strain yaitu sebesar 93.7 % ( Straker, 2000 ). Dan kasus cidera yang sering terjadi adalah pada industri manufaktur.
Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko pada pekerjaan manual handling terhadap gejala Low Back Pain pada pekerja dibagian produksi dan warehouse PT. PENI tahun 2004. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan pendekatan observasional. Pengamatan dilapangan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko ergonomi yang dapat menimbulkan keluhan nyeri pada punggung bawah ( Low Back Pain ) diperusahaan tersebut apakah rendah, sedang atau tinggi. Populasinya adalah pekerjaan manual handling yang meliputi area produksi dan warehouse.
Hasil identifikasi risiko kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat risiko berdasarkan karakteristik pekerja, karakteristik tugas dan karakteristik beban didua pos kerja tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum dikedua pos kerja itu memiliki risiko ergonomi sedang. Hal ini menunjukan bahwa kondisi yang ada maupun aktifitas yang dilakukan masih dapat diterima / acceptable oleh pekerja,namun diperlukan analisa kembali mengenai pekerjaan yang dilakukan. Adapun saran yang dianjurkan adalah memperbaiki prosedur mbngangkat beban, mendisain ulang tempat kerja ( seperti mengurangi jarak ketitiggian kantong pelet diatas pallet ) dan evaluasi administrasi (seperti rotasi kerja, waktu istirahat, pelatihan dan lain - lain ).
Daftar bacaan : 15 ( 1980 - 2001 )

Ergonomic is a highly interconnected discipline, part of science such Anthropology, Biomechanics, Physiology, Hygiene and Occupational Health and planning of work place. Ergonomic is designed especially for better work place including how to work safely. The increasing amounts of time that more and more people spend sitting both at the office and in motor vehicles, and the widespread incidence of low back pain among population. So that, many activities such as manual handling in all kind of industries have a high risk to musculoskeletal injuries. Injuries caused by material handling are 30 % of all kind of injuries ( Straker, 2000 ). And usually have impact to trunk it is about 60 % of all kind of injuries. In general, material manual handling's injuries are musculoskeletal disorders (MSDs), sprain and strain has a great portion ( 93.7 %) among men workers mostly in manufacture industries.
The purpose of this research is to analyze the risk of material manual handling for low back pain symptoms among workers in the production and warehouse at PT. PENT in 2004. This research is a case study with observation approximation. Direct survey at the plant is purposed for identification ergonomics risk factor to cause low back pain symptoms at this manufacture industries is low, medium or high risk The samples population are all manual handling who worked in production and warehouse department.
The result of risk identification is analyzed to determine the risk level of worker characteristic, task characteristic, and object characteristic at two working area. The general summary is medium risk at two working area. So, this condition and activities are acceptable and just need to be reanalyzed with the task There are some suggestions to improve such as working procedure to handle the object, review working space ( minimized distance vertical or height level of sack on pallet) and administrative control evaluation (e.g. rotation, work rest cycle, training, etc).
Literatures : 15 (1980 - 2001)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T 12805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Yama Diputra
"Nyeri pinggang bawah merupakan keluhan yang sering muncul pada pekerja. Keluhan muncul disebabkan kerusakan jaringan tubuh yang terjadi akibat beban angkat berlebih dan proses penggunaan yang berulang-ulang. Faktor risiko yang lain seperti postur janggal dinamis dan postur janggal statis yang terbentuk saat pekerja melakukan aktifitasnya.
Stasiun kerja yang tidak ergonomis memiliki peran sebagai penyumbang faktor risiko nyeri pinggang bawah. Terjaminnya kenyamanan, keselamatan dan kesehatan dalam bekerja akan dapat memacu produktifitas kerja.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pendekatan observasional. Penelitian dilakukan terhadap enam jenis jabatan pekerjaan dengan melihat postur tubuh yang terbentuk saat bekerja, beban angkatan, gerakan repetitif, dan lama kegiatan mengangkat dalam sehari kerja. Data primer dikumpulkan dengan perekaman video, pemotretan, pengukuran beban, pengukuran waktu dan penggunaan check list.
Penelitian dilakukan melalui survei faktor risiko ergonomi pada pinggang, works musculoskeletal disorder hazard survey dan job task analysis. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan gambar.
Dari hasil analisa didapatkan :
- Tubing Machine Operator, Slitting Machine Operator dan Glue Maker mendapatkan skor 4 yang berarti risiko tinggi untuk timbulnya nyeri pinggang bawah bagi pekerjanya.
- Ink Maker dan Store Keeper mendapatkan skor 3 yang berarti risiko rendah untuk timbulnya nyeri pinggang bawah bagi pekerjanya.
- Bottomer Machine Operator mendapat skor 2 yang berarti risiko rendah untuk timbulnya nyeri pinggang bawah bagi pekerjanya.
- Berdasarkan Works Musculoskeletal Disorder hazard survey rangking prioritas pekerjaan yang perlu mendapat perbaikan yaitu :
1. Glue Maker
2. Tubing Machine Operator
3. Slitting Machine Operator
4. Ink Maker
5. Bottomer Machine Operator
6. Store Keeper
Dari hasil penelitian disarankan kepada pihak perusahaan untuk melakukan pembenahan terhadap stasiun kerja dan fasilitas saat kerja, memasukan aspek ergonomi ke dalam standoff operating procedures (SOP), memberikan training ergonomi khususnya tentang manual handling serta dilakukan evaluasi secara berkelanjutan.

Risk of Low Back Pain Cause Awkward Posture and Cumulative Trauma Disorders at Paper Bag Division, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.Low back pain was the common symptoms among the workers. Destruction of body tissue can caused by heavy weight lifted and repetitive movement. Dynamic posture and static posture also risk factor of Low Back Pain.
Improper works station design give risk factor of Law Back Pain. comfortable, safety and health at the works station can increase productivity.
This research is descriptive methods with observation approach. Subject of the research consist of six jobs positions at paper bag division PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. The focus of this research are working posture, weight lifted, repetitive motion and total number of hours per day spent lifting. Primary data is found from video recording, photography, weight measurement, time measurement and check list using.
The methods of this research was ergonomic risk factor related MSDs survey of waist and job task analysis. The result is delivered in distribution table and illustration as follow :
- Tubing Machine Operator, Slitting Machine Operator and Glue Maker had score 4, that's mean the job rated as high risk.
- ink Maker and Store Keeper had score 3, that's mean the job rated as low risk.
- Bottomer machine operator had score 2, that's mean the job rated as low risk.
- Based on the hazard related musculoskeletal disorders survey, job priority ranking wich should be redesigned are :
1. Glue Maker
2. Tubing Machine Operator
3. Slitting Machine Operator
4. Ink Maker
5. Bottomer Machine Operator
6. Store Keeper
According to the result of the research, the company is advised to redesign work station and tools, revise the standard operating procedure (SOP) focusing an ergonomic aspects, manual handling training and evaluate the work activity continuously.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Astuti
"Employees as human resources play an important role in pacify and expand a production process. They carry out a necessary working activity that in some cases are exposed by the risk of dangerous situation. Occupation accident in an industry, especially in a manufacturing company constitute as undesired evidence. Labor protection principle in occupational accident not only evaluate a potential risk of danger but also find out the cause of emergence. This thesis emphasizes on the cause factors of accident that might suddenly happen in preceding to the working activity. This study would be explored in the production unit of Bridgestone Tire Indonesia. It uses the Fault Tree Analysis Method with a qualitative research. The result of this research shows that the occupation accident occurring in that company has various types following Heinrich theories that the cause of accident are due to fail of carefulness during working activities and unsafe working conditions. To pay attention on the statistics of accident, based on the yearly report, the evidence has increased about 72,7% from 1999 to 2001, at the time patrol safety clothes, the figure fluctuate. That research only focus on flow think or flow chart for unsafe acts and unsafe conditions with secundair data result in fact with field in Fault tree analysis. From the data field result unsafe condition caused of operation machine, materiil conditions and environment condition. Accupation accident from operation machine caused of operation didn't follow on procedures, abnorm condition and didn't connect. Abnorm conditions may be caused of requirement function unprotect, trouble machine or lable in machine can't understand becaused Kanji letters. On trouble may be caused of didn't function of emergency stop, rope emergency can't caught, trouble operator to find manual stop or less of requirement gived. Environment conditions may be floor not smooth, unbalance cleaning service, not keep on Healhty or narrow office in work, in unsafe acts caused of operator working unfollowed with standard and machine abnorm condition. Operator working unfollowed with standard caused of neglected on working, work without safety clothes, work in machine oparation, work withough requirement protect, and hurry working, work unsafe body position, work trouble, unsafe requirement. Work without safety clothe s caused of safety clothes broken, unwilling safety clothes, safety clothes unrelative give, working with safety clothes unpleasant or safety clothes not enough stock. In hurry working caused of in hurry finish or in hurry order target. Trouble working caused of don't know risk or low educated. Hopefully this thesis could contribute to decrease the figure of accident in the manufacturing companies.Bibliography : 35 ( 1980-2000)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdja Purnama
"Tesis ini mengevaluasi huhungan antara Tingkat Pemenuhan (Compliance Level) Manajemen Kesekamalan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Kontraktor dcngan Iaju angka kecelakaan konlraktor (conrracror acciden! rare) di daerah kcrja opcrasi lepas panlai China National Offshore Oil Corp. (CNOOC), Laut Jawa Indonesia Bcrdzmarkan data-data yang didapat dari Pertamina dan juga Forum-Forum Komunikasi pemsahaan minyak dan gas nasional alaupun intemasionai_ ditemukan bahwa terdapat perbcdaan yang mencolok amara angka kecelakaan kontralaor dcngan angka kecelakaan karyawan permanen perusahaan. Tenlunya dengan tingginya angka kecelakaan kontraktor akan mempengaruhi angka kecelakaan perusahaan secara keseluruhan dan ini berarti pula akan mempengaruhi citra dan reputasi dari pemsahaan dimata para investor dunia.
Dengan alasan tersebut di _atm manajemen perusahaan CNOOC menghanrskan untuk mcngimplementasikan SMK3 Kontraklor pada bulan Juli tahun 2000. Pada awal proses implementasi hanya tahapan PemiIihanfScleksi (Pre-Qualification) saja yang dilakukan, sehingga pada tahun-tahun lersebul angka kecelakaan masih terasa linggi. Pada awal tahun 2001. lahapan Aktifitas Kerja Awal (Pre Job Activity) mulai dilaksanakan pada sebagian konlraktor-kontraklor dan untuk selanjutnya mulai akhir tahun 200| dan awal lahun 2002 tahapan Pekerjaan Berlangsung (Work In Progress) mulai diimplemcnlasikan.
Data-data yang dipakai didalam penymsunan thesis ini adalah data-data dari catatatan angka kecelakaan perusahaan dan pelapomn audit SMK3 Kontraktor dari tahun 2000 sampai dengan Kwanal-3 lahun 2002. Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa tingkat pemenuhan pelaksanaan tahapan-tahapan SMK3 Kontraktor yang dilakukan secara konsisten akan memperbaiki laju angka kecelakaan kontraktor yang bekerja di CNOOC

The Thesis evaluates the correlation between the Compliance Levcl of a Contractor Occupational Health & Safety and Contractor?s accident rate at Offshore Operation ot`China National Ohshore Oil Corp South East Sumatera Ltd. (CNOOC SES Ltd.). Based on the contractor accident record from PERTAMINA and National or lntemational Oil and Gas Communication Forum shows that there is a signiticant gap between employer and contractor in temt of accident record.. The poor of contractors accident record will inlluence the total company record and even its reputation among the investors in the word.
It is for the above reason that the CNOOC management obligated to implement the Contractor HSE Management S}stem started in .luly 2000. In early implementation, it was only Pre Qualification Step be implemented, so the accident that was recorded in that year was extremely high. ln the year of 2001, Pre Job Activity Step was then performed to some contractors and at the end of 2001 and in the early 2002, Work In Progress Step started be implemented.
All data were collected from the company?s accident record and the compliance audit of Contractor HSE Management System from the year 2000 to 2002. The results indicate that the increase of compliance level of Contractor HSE Management System steps which is done consistently will significantly improve contraclor?s accident rate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T5500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerian Zalda
"Kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja menimbulkan kerugian baik terhadap tenaga kerja maupun terhadap perusahaan. Kerugian yang diderita tenaga kerja berupa cedera akibat kecelakaan kerja, gangguan mental, cacat sementara maupun cacat tetap. Sedangkan kerugian yang diderita perusahaan antara lain berupa pengeluaran biaya pengobatan, biaya perbaikan kerusakan peralatan, kehilangan nilai produksi karena proses terpaksa terhenti, penurunan produktivitas karena karyawan pengganti kurang terampil.
Teori dari heninrich (1931) menyatakan 88 % terjadinya kecelakaan disebabkan oleh human error (unsafe acts), 10% dikarenakan kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Dari konsep teori ini, Ferrel juga mengatakan kecelakaan adalah akibat dari sebuah rangkaian kejadian yang diawali oleh kesalahan manusia. Dan jenis-jenis kesalahan manusia menurut James Reason, 1990 antara lain: Kekeliruan/ Lapse (Kegagalan Memori / Lupa), Kesalahan/ Mistake (Kesalahan Komunikasi, Buruknya Pelatihan Kerja dan Aplikasi Dan Aturan Tindakan Disiplin Yang Buruk).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan manusia dalam bekerja dari karyawan Kontraktor Departemen Well Work & Drilling PT, Chevron Pasific Indonesia Duri-Riau. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan disain cross sectional dilakukan melalui wawancara kuisioner pada 75 responden dengan analisa univariat, analisa bivariat (Korelasi Pearson) dan analisa multivariat (analisa faktor konfirmatori).
Hasil penelitian menghasilkan sebagai berikut: kesalahan Komunikasi sebesar 23 orang (30,66%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,743, Buruknya Pelatihan Kerja sebesar 20 (26,67%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,624, Aplikasi Aturan Tindakan Disiplin sebesar 17 orang (22,67%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,602 dan kegagalan memori sebesar 15 (20%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,567. Kesalahan Komunikasi merupakan faktor utama dari kesalahan manusia dalam bekerja dan hubungan kesalahan komunikasi dengan buruknya pelatihan kerja secara statistik terbukti mempunyai hubungan yang bermakna sebesar 0,471.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada perusahaan untuk Membuat perencanaan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan tenaga kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan cara peningkatkan pelatihan kerja, perbaikan proses komunikasi yang meliputi upaya perbaikan komunikasi antara karyawan dan pimpinan dan antara sesama karyawan, melakukan pertemuan berkala antar pimpinan dengan karyawan dan antara sesama karyawan guna membahas dan sekaligus meningkatkan kinerja, memberi kesempatan bagi karyawan dengan berbagai latar belakang pendidikan dan jabatan untuk mengembangkan diri dengan memberikan tanggungjawab dan uraian tugas sesuai dengan keahlian yang dimiliki karyawan.

Accident work and or sickness the result of work to make injure for the employee or the company. The employee injure are wound the result accident of work, mentality annoyance, temporary or permanent. Even the injure for the company are expenses medicine cost, equipment destruction improvement cost, the lost of production value because the process necessary to stop, decrease of productivity because the less skill of substitute employee. Chevron Pacific Indonesia company is industrial appearance in petroleum that has high job risk level, especially after job complicated more increase to answer that challenging company should be able to give best service to employee. The power of human resource department is imported because as good as system and facility that have prepared if it is not supported by good human resource in to do their activity. So therefore if human resources development has prepared and supported by good system and facility, there is good job and increasing productivity.
Theory of Heinrich (1931) said that 88% of accident caused by human error (unsafe acts), 10% caused unsafe condition. From this theory of concept, Ferrell also said that accident is result from arrange of rise is begin human error. According to James Reason (1990) that kind of human error is: Unintended Action (slip, lapse, and mistake) and Intended Action (Violation).
The purpose of this research is for know factors related to human error in job at contractor department well work & drilling Chevron Pasific Indonesia company. This research is not experimental with design cross sectional has done by interview to 75 respondent with univariat analyses, bivariat analyses (Korelasi Pearson) dan multivariat analyses (konfirmatori factor analyses).
The result of research result are mistake communication 23 persons (30,66%) with result factor konfirmatori 0,743, bad job training 20 (26,67%) person with result factor konfirmatori 0,624, application of bad rule disciplined 17 person (22,67%) with result factor konfirmatori 0,602 and memory failures 15 person (20%) with result factor konfirmatori 0,567. Mistake communication is first factor of human error in work and relation mistake of communications with bad job training of statistically proven have relation having a meaning of equal to 0,471.
According to this research company suggested to make planning needing completely and employee developing for short or long term with job training increasing, improvement communication among employee and company and other employee, making perpetual meeting among company and employee and other employee to discuss and increase. Work system, giving opportunity to employee with much kind of education backgrounds and position to develop them to give responsibility and job descriptions in conformity with employee skill.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>