Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eyo Karmulya
"Kartu Sehat adalah kartu jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin yang dapat digunakan untuk mendapatkan paket pelayanan kesehatan secara cuma-cuma di sarana pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan kartu sehat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatannya, serta mencari faktor yang paling signifikan terhadap pernanfaatan kartu sehat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi " Cross Sectional ". Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang mendapatkan kartu sehat di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan. Jumlah responden terpilih sebesar 204 orang. Faktor-faktor yang diteliti meliputi faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi sakit dan jumlah anggota keluarga), faktor memungkinkan (ketersediaan pelayanan, jarak, sarana transportasi, dan biaya transportasi), faktor menguatkan (sikap petugas kesehatan dan kader kesehatan) dan faktor kebutuhan pelayanan kesehatan. Pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for windows versi 10.01.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan kartu sehat di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan sebesar 42 % dan yang tidak memanfaatkan kartu sehat sebesar 58 %. Hasil analisis dengan menggunakan chi-square diperoleh faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan pemanfaatan kartu sehat adalah pengetahuan, persepsi sakit, ketersediaan pelayanan kesehatan, kader kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Analisis multivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang sangat berhubungan dengan pemanfaatan kartu sehat. Dari analisis multivariat ini bahwa faktor pengetahuan, sikap responden, persepsi sakit, ketersediaan pelayanan kesehatan dan jarak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan kartu sehat. Variabel yang paling signifikan terhadap pemanfaatan kartu sehat adalah ketersediaan pelayanan kesehatan.
Disarankan dalam era desentralisasi, Pemerintah Daerah bersama DPRD melalui Dinas Kesehatan perlu mengupayakan bentuk konkrit untuk mensubsidi pelayanan kesehatan bagi golongan miskin dalam menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan. Mampu membuat perencanaan program JPS-BK yang dapat disatukan dengan program sosial lainnya (integrated) dengan memperhatikan sumberdaya yang tersedia. Disarankan juga adanya peninjauan kembali penetapan wilayah berlakunya kartu sehat dengan mempertimbangkan kemudahan pencapaian tempat pelayanan, selain itu perlu adanya peningkatan pengetahuan bagi kader kesehatan tentang tujuan dan manfaat kartu sehat serta meningkatkan persepsi sakit masyarakat. Penelitian lanjutan diperlukan dengan rancangan penelitian gabungan antara kuantitatif dengan kualitatif.

Health card is a guarantee health care card for the poverty. which can use to get a free health service package at the public health service centre as the local government already maintain. The aim from this research is to have a view of the utilization health card and the relation factors by the usage, and to look the most significant factor for utilization health card. This research is a quantitative method using a " crops sectional " study design. In this research population are the head of family who got a health card at the Kejaksan health service centre district . The choosen respondence quantity were 204 people. The factors which had been researched , predisposition factors involved education, knowledge, act, sick perception and a quantity of family member. Enabling factors involved health service facility, distance, transportation media and transportation fee, reinforcing factors involved provider behaviour and health cadre and health service needs factors. The data processing by using SPSS program for window 10.01 version.
Result of research showed utilization health card at the Kejaksan health service centre district are 42 % and who didn't utilization of health card are 58 %. The analysis result by using chi-square have factors are correlated with the utilization of health card are knowledge, disease perception, and health service facility, health cadre and health service needs.
Multivariate analysis was use in this research are aim to find most related factors with utilization health card. From this mukivariale analysis that knowledge factors, respondence attitude, disease perception, health service facility and distance, were found significantly related to the utilization health card. The most significant variable for utilization health card is health service facilities.
In desentralization era suggested, the local government together with DPRD through Health Departement needs to work out the concrete shape to afford health service for poverty in order to guarantee the availability of health service. Able to make The Sosial Safety Net plan program which can be unified by another Social Program ( integrated ) concern by the resources. Also suggested to reorganization of the geographical coverage of the health card by considering the case of service location achievrnent, besides that it's very important there's a knowledge increasing for the health cadre about the purpose and aim of health card and increasing perception about disease. The advanced research needed by researched combination design between quantitative and qualitative.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 10711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulaiman
"ABSTRAK
Pembangunan sektor kesehatan sangat dipengamhi oleh faktor sumber daya
manusianya, sumber daya manusia yang diperlukan adalah sumber daya manusia yang
berkualitas. Puskwmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dituntut
mempunyai sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas, pcningkatan kualitas
tidak lepas dari peran Kepala Puskesmas. Kcpala Puskesmas harus memenuhi standar
kompctensi dasar yang ditetapkan pemeximah. Tujuan penelilian ini adalah ingin
mengetahui hubungan karakteristik Kepala Puskesmas dengan kompctensi dasamya
yang berstancQarkan keputusan Kepala BKN nomor 46.A tahun 2003 di lingkungan
Dinas Keschatah Kabupaten cirebon tahun 2007.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan
cross-seclional. Data dikumpulkan dari seluruh Kepala Puskesmas sebanyak 53 orang,
dengan cara wawancara menggunakan kuesioner swuai standar BKN. Penelitian
dilakukan pada bulan Juni 2007 dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan
muitivariat.
Dari data yang dikumpulkan dipcroleh Kepala Puskesmas yang scsuai standar
jabatan struktuml sebesar 20,8 %, kepemimpinan yang sesuai standar scbesar 45,3 %,
fleksibilitas yang scsuai standar sebesar 30,2 %. Karakteristik Kepala Puskesmas yang
berhubungan sccara signifikan dengan variabcl dcpcnden adalah : masa kelja dengan
pendelegasian wewenang, pengambilan kcputusan stmtegis, pengendalian diri,
perbajkan terus menerus dan kamus kompetensi jabatan; umur dengan pembclajaran bcrkclanjutan, pengcndalian diri dan pcrbaikan terus mencrus; pcndidikan dcngan
kompetensi jabatan berorientasi pada pelayanan, pcngendalian diri; diklatpim IV
dengan kompetensi jabatan keahlian telmikal/profcsional/manajerial, pengambilan
keputusan strategis; tanggungan keluarga dengan kompelensi jabatan struktural dan
inisiatiti tempat lahir dengan kreatititas dan motivasi; status kawin dengan
pembelajran berkelanjutan.
Untuk meningkatkan kompetensi dasar Kepala Puskesmas perlu pcmbinaan
lebih intensif mengenai pengetahuan dan perilaku yang sesuai dengan standar dalam
keputusan Kepala BKN nomor 46.A tahun 2003. Bagi Dinas Kesehatan yang
mempunyai kewajiban membina kepala puskesmas maka harus selalu membina dan
mengevaluasi kinenja kcpala puskesmas.

ABSTRACT
Health sector development is very influenced by its human resources factor.
A person who is needed in this sector is workers with a good quality. Public Health
Center (Puskesmas) as point of spear of health service is prosecuted to have workers
with good quality and the quality improvement depends on role of head Puskesmas.
Head of Pusltesmas have to fulfill basic competency standard established by
govemment. Objective of this study is to know relationship between characteristic of
heads Puskesmas with its basic competency based on decision from Head of BKN
No. 46 A year 2003 in Health Agency Cirebon District City year 2007.
This study is quantitative study that uses crow-sectional design study. Data is
collected from all of Heads Puskesmas numbered 53 people with interview using
questioner adapted with BKN standard. This study held on June 2007 with using
univariate, bivariate and multivariate analysis.
Result of this study refer that Head of Puskcsmas that appropriate with
structural position standard is 20.8 %, appropriate leadership is 45.3 %, flexibility
that appropriate with standard is 30.2 %. Characteristic of Head Puskesmas has
correlation significantly with these dependent variable, that is: work period with
delegation of authority. taking strategic decision, self control, sustainability improvement and dictionary of position competency; age with sustainability of
lcaming, self control and sustainability improvement, education with position
competency orientation toward service, self control, education and training program
for leader (diklatpim) IV with position competency on technicallprofessional/
managerial skills, taking strategic decision, family burden with stmctural position
competency and initiative, place of binh with creativity and motivation, married
status with sustainability study.
The effort to increase basic competency of lleads Puskesmas is with
founding more intensively about knowledge and behavior that appropriate with
standard on Decision of Head BKN No. 46 A year 2003. Health Office that h.s
obligation to build Head ol' Puskesmas must always build and evaluating
professionalism of Head of' Puskesmas.

"
2007
T34579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library