Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Marhamah
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi, bakteri plak merupakan penyebab utama, selain itu faktor risiko dan faktor genetik dapat turut berperan sehingga timbul penyakit . Rapidly ProgressivePeriodontitis merupakan salah satu bentuk penyakit periodontal destruktif yang perkembangannya sangat cepat dan tidak sesuai dengan faktor lokal, pada usia pubertas atau dewasa. Salah satu bentuk perawatan penyakit periodontal yaitu operasi flep dan umumnya setelah operasi daerah luka ditutup dengan pek periodontal dan atau diberi obat kumur chlorhexidin 0,2 %.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi perbedaan kesembuhan gingiva secara klinis setelah operasi flep dengan menggunakan pek periodontal atau obat kumur chlorhexidin 0,2 % dengan indikator perubahan warna kemerahan dan derajat perdarahan gingiva. Penelitian ini dilakukan pada 9 orang penderita RPP tipe II yang terdiri dari 68 gigi dan berusia 22 - 30 tahun dengan tehnik split mouth di dinik periodontia FKG UI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur chlorhexidin 0,2 °/o selama 7 hari setelah operasi flep memberi respon kesembuhan gingiva secara klinis lebih baik di bandingkan penggunaan pek periodontal. Selain itu terdapat korelasi yang kuat antara penurunan indeks plak dengan perubahan warna dan derajat perdarahan gingiva pada penderita RPP tipe II.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indirawati Tjahja N.
Abstrak :
ABSTRAK
Gingivitis atau keradangan gingiva merupakan kelainan jaringan penyangga yang paling sering terjadi. Gingivitis dapat menetap tanpa berlanjut menjadi periodontitis. Akan tetapi beberapa individu gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis. Gingivitis terjadi karena akumulasi plak pada gingiva sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. Cara yang terbaik untuk mencegah penimbunan plak dengan kontrol plak secara mekanis seperti menggosok gigi, dental floss dan tusuk gigi.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efektivitas tusuk gigi disamping sikat gigi dalam menurunkan jumlah akumulasi plak dan keradangan gingiva secara klinis. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang penderita gingivitis regio 321 123 yang datang ke klinik Periodontologi FKG Universitas Indonesia Jakarta, yang berusia 18 - 40 tahun, yang terdiri 14 laki-laki dan 16 wanita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tusuk gigi yang menyertai penggunaan sikat gigi menurunkan akumulasi plak dan keradangan gingival secara bermakna, tetapi bila dibandingkan antara penggunaan sikat gigi dan sikat gigi disertai tusuk gigi, maka peran tusuk gigi tidak bermakna, dalam penurunan akumulasi plak, tetapi memberikan hasil yang positif terhadap penurunan keradangan gingiva.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Suriamah
Abstrak :
Propolis dan tea tree oil mempunyai efek antibakteri dan antiinflamasi Tujuan Mengetahui efektivitas pasta gigi kombinasi propolis tea tree oil dan sodium monofluorophospate terhadap plak dan gingivitis Metode Randomize Clinical Trial selama tujuh hari dengan dua puluh orang subjek uji dan dua puluh orang subjek kontrol Pengukuran skor indeks plak PI dan indeks perdarahan papila PBI pada hari ke 0 dan ke 7 Hasil Penurunan rata rata skor PI 0 53 menjadi 0 27 dan skor PBI 0 55 menjadi 0 11 yang bermakna p
Propolis and tea tree oil have antibacterial and anti inflammatory effects Objectives To know effectiveness of propolis tea tree oil and sodium monofluorophospate combination toothpaste towards plaque and gingivitis Methods Randomize Clinical Trial for seven days with twenty test subjects and twenty control subjects Measurement of plaque index PI and papillary bleeding index PBI on day 0 and day 7 Results Significant differences p
2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Mulya
Abstrak :
Latar Belakang: Periodontitis kronis mempunyai prevalensi yang sangat tinggi. Baru-baru ini, ada tipe baru fototerapi non bedah untuk mengeliminasi bakteri dinamakan terapi fotodinamik. Tujuan: Menganalisis efek terapi fotodinamik setelah SPA pada periodontitis kronis. Metode: Desain split-mouth menerima SPA dengan atau tanpa terapi fotodinamik. BOP, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan diperiksa pada awal dan 1 bulan. Hasil: Terjadi penurunan kedalaman poket dan peningkatan perlekatan, yang lebih besar dibandingkan sisi kontrol (p<0,05). Pada BOP terjadi penurunan hampir sama dengan sisi kontrol. Kesimpulan: Tindakan SPA + terapi fotodinamik dibandingkan SPA saja terbukti menyebabkan perubahan efek klinis yang lebih baik pada penurunan kedalaman poket periodontal dan meningkatkan perlekatan gingiva. ......Background: Chronic periodontitis has a very high prevalency. Recently, there is a new type of non-surgical phototherapy to eliminate bacteria called photodynamic therapy. Aim: Analyzing the effects of photodynamic therapy after SPA in chronic periodontitis. Methods: split-mouth design receives SPA with or without photodynamic therapy. BOP, pocket depth, and attachment loss examined at baseline and 1 month. Results: There was a decrease in pocket depth and increasing clinical attachment, which is greater than the controls (p <0.05). In BOP decreased nearly equal to the control side. Conclusions: Measures SPA + photodynamic therapy have better clinical effect on periodontal reduction pocket depth and increased gingival attachment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazzla Camelia Maisarah
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisis penyembuhan jaringan periodontal sesudah flep dengan aplikasi PRF dan cangkok tulang serta PRF saja. Metode: Empat belas sampel Periodontitis kronis dibedah flep dan diamati perbaikan status periodontal 3 dan 6 bulan paska flep. Hasil: Perbaikan tingkat perlekatan kelompok PRF dan cangkok tulang lebih baik dari kelompok PRF. Tidak ada perbedaan poket dan perdarahan gingiva yang lebih baik pada PRF dan cangkok tulang dibandingkan PRF. Kesimpulan: Ada perbedaan perbaikan tingkat perlekatan serta tidak ada perbedaan perbaikan poket dan perdarahan gingiva antara PRF dan cangkok tulang dibandingkan dengan PRF saja.
ABSTRACT
This study is to analyze periodontal tissue healing after flap using platelet rich fibrin and bonegraft and PRF only. Methode: Fourteen samples with chronic periodontitis were treated by flap and the periodontal status were evaluated at 3 and 6 month after treatment. Result: Attachment level healing in PRF and bonegraft is better than PRF group. Pocket depth and bleeding on probing were not better in PRF and bonegraft than PRF. Conclusion: There is a difference on attachment level and there are no difference on pocket and bleeding on probing between both of group.
2013
T32922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Susanto
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Chlorine dioxide mempunyai efek antibakterial yang kuat, namun dalam bidang kedokteran gigi chlorine dioxide masih jarang dilaporkan. Tujuan: membandingkan efektifitas antara skeling yang dikombinasikan pengolesan gel chlorine dioxide dengan efektifitas skeling saja terhadap penyembuhan klinis gingivitis. Metode: Empat puluh subjek gingivitis telah menyetujui mengikuti penelitian ini, terdiri dari 20 subjek diterapi skeling dikombinasi gel chlorine dioxide, dan 20 subjek lainnya mendapat terapi skeling saja. Chlorine dioxide dioleskan oleh pasien pada marginal gingiva, dua kali sehari setelah menyikat gigi selama 14 hari. Dianjurkan tidak makan dan minum selama satu jam setelah diolesi chlorine dioxide. Indeks plak, PBI dan kedalaman poket dievaluasi sebelum dan sesudah terapi pada gigi 16,21,11,21,22,24,26,36,32,31,41,42,44,46. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna pada penurunan indeks plak( p<0,05); tidak terdapat perbedaan bermakna pada penurunan PBI (p>0,05);ada kecenderungan perbedaan bermakna pada kedalaman poket (p=0,053). Kesimpulan: Terapi skeling yang dikombinasi pengolesan chlorine dioxide pada gingivitis, lebih baik dibanding dengan skeling saja pada penyembuhan gingivitis.
ABSTRACT
Background: Chlorine dioxide has strong antibacterial effect, but there is still limited study about the use of chlorine dioxide in dentistry. Aim: To compare the effectiveness of scaling combine with application of chlorine dioxide gel and scaling only in the healing of gingivitis. Methods: Forty subjects with gingivitis agreed to follow this study. Twenty subjects got scaling combine with chlorine dioxide gel application and the remaining subjects got scaling only. Chlorine dioxide was applied at marginal gingiva by the patients, twice daily after tooth brushing during 14 days. No food and drink in one hour after application of chlorine dioxide. Plaque index, Papilla Bleeding Index and pocket depth of gingival before and after treatment was evaluated at teeth 16,21,11,21,22,24,26,36,32,31,41,42,44,46. Results: There is significant difference statistically of reduction of plaque index (p<0.05); there is no significant difference statistically of reduction of PBI (p>0.0.5); and there is tendency of significant difference statistically of reduction of pocket depth (p=0.053). Conclusion: The treatment of scaling combine with application of chlorine dioxide gel gives better outcome than scaling only, in healing of gingivitis.
2013
T35047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Sulandari Arymami
Abstrak :
Latar belakang: Suatu biomarker imunologis diperlukan untuk kasus yang berbatasan antara periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Matrix Metalloproteinase-8 (MMP-8) merupakan suatu biomarker penentu risiko dan derajat keparahan penyakit periodonal serta evaluasi hasil perawatan periodontal. Tujuan: Menganalisis kadar MMP-8 pada cairan krevikular gingiva penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Metode: Penelitian ini mencakup 12 pasien periodontitis agresif, 17 pasien periodontitis kronis dan 6 subjek sehat. Kadar MMP-8 diukur dengan teknik ELISA. Hasil: Kadar MMP-8 pada periodonitits kronis tidak berbeda bermakna dengan periodontitis agresif (p>0,05). Kesimpulan: MMP-8 tidak dapat digunakan sebagai acuan diagnosis. ......Background: An immunologic biomarker is needed to distinguish between borderline cases between chronic periodontitis and agressive periodontitis. Matrix Metalloproteinase-8 (MMP-8) can be a risk profile of periodontal disease, disease progression and evaluation of periodontal treatment. Aim: Analyze MMP-8 levels in gingival crevicular fluid of chronic and aggressive periodontitis patients. Method: Sampel was collected from 6 healthy subjects, 12 subjects aggressive periodontitis and 17 chronic periodontitis subjects. MMP-8 levels were measured with ELISA. Result:MMP-8 levels in chronic periodontitis did not show any difference to the MMP-8levels in aggressive periodonitits (p>0,05). Conclusion: MMP-8 can not serve as a diagnostic parameter.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson Petric Darmanto
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar Belakang: Pada kasus borderline periodontitis agresif dan periodontitis kronis diperlukan suatu biomarker imunologis yang dapat membantu menegakkan diagnosis dengan tepat. Human Beta Defensin-3 merupakan suatu protein yang berasal dari host yang dapat menggambarkan derajat keparahan penyakit periodontal. Tujuan: Menganalisis kadar hBD-3 pada cairan krevikular gingiva penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Metode: Penelitian ini melibatkan 16 orang penderita periodontitis agresif, 16 orang penderita periodontitis kronis dan 8 subyek sehat. Kadar hBD-3 diukur dengan teknik ELISA. Hasil: Kadar hBD-3 pada periodontitis kronis tidak berbeda bermakna dengan kadar hBD-3 periodontitis agresif (p>0,05). Kesimpulan: Kadar HBD-3 dalam cairan krevikular gingiva tidak berbeda bermakna pada penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif sehingga belum bisa digunakan sebagai alternatif diagnosis.
ABSTRACT
Background: For borderline cases between chronic and aggressive periodontitis, an immunologic biomarker is needed to fix the diagnosis. Human Beta Defensin-3 is a host protein that can describe the severity of periodontitis. Aim: Analyzing Human Beta Defensin-3 (HBD-3) levels in gingival crevicular fluid of chronic and aggressive periodontitis patient. Method: Samples were collected from 8 healthy subjects, 16 aggressive periodontitis subjects and 16 chronic periodontitis subjects. HBD-3 level was measured by using ELISA technique. Result: HBD-3 levels in chronic periodontitis didn?t show any difference to the hBD-3 levels in aggressive periodontitis (p>0,05). Conclusion: HBD-3 levels in chronic periodontitis didn?t show any difference to the aggressive one so it can not be used as a diagnostic parameter in chronic periodontitis and aggressive as well.;Background: For borderline cases between chronic and aggressive periodontitis, an immunologic biomarker is needed to fix the diagnosis. Human Beta Defensin-3 is a host protein that can describe the severity of periodontitis. Aim: Analyzing Human Beta Defensin-3 (HBD-3) levels in gingival crevicular fluid of chronic and aggressive periodontitis patient. Method: Samples were collected from 8 healthy subjects, 16 aggressive periodontitis subjects and 16 chronic periodontitis subjects. HBD-3 level was measured by using ELISA technique. Result: HBD-3 levels in chronic periodontitis didn’t show any difference to the hBD-3 levels in aggressive periodontitis (p>0,05). Conclusion: HBD-3 levels in chronic periodontitis didn’t show any difference to the aggressive one so it can not be used as a diagnostic parameter in chronic periodontitis and aggressive as well. , Background: For borderline cases between chronic and aggressive periodontitis, an immunologic biomarker is needed to fix the diagnosis. Human Beta Defensin-3 is a host protein that can describe the severity of periodontitis. Aim: Analyzing Human Beta Defensin-3 (HBD-3) levels in gingival crevicular fluid of chronic and aggressive periodontitis patient. Method: Samples were collected from 8 healthy subjects, 16 aggressive periodontitis subjects and 16 chronic periodontitis subjects. HBD-3 level was measured by using ELISA technique. Result: HBD-3 levels in chronic periodontitis didn’t show any difference to the hBD-3 levels in aggressive periodontitis (p>0,05). Conclusion: HBD-3 levels in chronic periodontitis didn’t show any difference to the aggressive one so it can not be used as a diagnostic parameter in chronic periodontitis and aggressive as well. ]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francia, Maria Shisze
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Pola makan vegetarian diketahui memiliki efek positif terhadap kesehatan. Penelitian mengenai status periodontal pada vegetarian masih sedikit. Tujuan: Mengevaluasi kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan pada vegetarian secara klinis. Metode: Penelitian potong lintang pada 30 orang vegetarian dan 30 orang non-vegetarian berusia 16-65 tahun. Pemeriksaan klinis jaringan periodontal meliputi kedalaman poket, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) rerata kedalaman poket (Independent T-Test), resesi gingiva dan kehilangan perlekatan (uji Mann- Whitney) antara vegetarian dan non-vegetarian. Kesimpulan: Hasil evaluasi klinis terhadap kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan tidak berbeda antara vegetarian dan non-vegetarian.
ABSTRACT
Background: Vegetarian diet is known to have positive effects on health. Only scarce data are available concerning the periodontal status in vegetarians. Objectives: To evaluate the periodontal pocket depth, gingival recession, and clinical attachment level in vegetarians clinically. Methods: A cross-sectional study of 30 vegetarians and 30 non-vegetarians aged 16-65 years. Clinical examination of periodontal tissues, including periodontal pocket depth, gingival recession, and clinical attachment level. Results: No significant mean differences (p>0,05) on periodontal pocket depth (independent T-test), gingival recession and clinical attachment level (Mann-Whitney test) between vegetarians and non-vegetarians. Conclusions: Clinical evaluation results of periodontal pocket depth, gingival recession, and clinical attachment level in vegetarians are not different between vegetarians and non-vegetarians.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Olivia Kuswandani
Abstrak :
ABSTRAK Stres faktor risiko penyakit periodontal, yang meningkatkan kadar interleukin-1β yang berperan pada kerusakan jaringan periodontal. Tujuan : analisis hubungan antara stres akademik terhadap kondisi jaringan periodontal dan kadar interleukin-1β dalam cairan krevikular gingiva. Metode : 38 orang subjek mengisi kuasioner GDES, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium kadar interleukin-1β dengan ELISA. Hasil : Terdapat perbedaan bermakna antara tingkatan stres akademik dengan kondisi jaringan periodontal dan kadar interleukin-1β (p<0,05); tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar interleukin-1β dengan kondisi jaringan periodontal (p>0,05). Kesimpulan : Stres faktor risiko penyakit periodontal dengan peningkatan kadar interleukin-1β
ABSTRACT Background: Stress is a risk factor for periodontal disease, with increase levels of interleukin-1β that act for periodontal destruction. Objective: To analyze the relationship between academic stress in dental specialist programme in Dentistry on periodontal tissue conditions and levels of interleukin-1β in gingival fluid krevikular. Methods: 38 subjects fill the quasioner GDES, periodontal examination and laboratorium examination of interleukin-1β with the ELISA test. Results: Significant differences between academic stress to periodontal tissue and levels of interleukin-1β (p<0,05); no significant differences between levels of interleukin-1β to periodontal tissues (p>0,05). Conclusion: Stress is periodontal risk factor with elevated levels of interleukin-1β
2013
T33190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>