Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Ciptapratama
"Unsafe Act merupakan salah satu penyebab insiden yang secara langsung terjadi, hal ini dikarenakan Unsafe Act termasuk kedalam kegagalan aktif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjelaskan kejadian unsafe act berdasarkan faktor-faktor prakondisi dan berdasarkan model HFACS-MI. Variabel yang diteliti adalah Unsafe Act meliputi Errors dan Violations. Sedangkan Precondition of unsafe act meliputi Environment Factors, Condition of Operators, dan Personnel factors. Setiap variabe diklasifikasikan berdasarkan penyebab insiden ke dalam indikator-indikator yang berkontibusi terhadap insiden. Pengklasifikasian tersebut dilakukan dengan menganalisis kronologi insiden, faktor penyebab langsung dan tidak langsung insiden yang terdapat pada laporan investigasi insiden serta membandingkan dengan model HumanFactors Analysis And Classification System-Mining Industry(HFACS-MI). Analisis Insiden Unsafe Act dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang digunakan untuk melihat persentase terjadinya insiden pada masing-masing variabel.

Unsafe act is one of the direct causes of incident, because it included into active failure. Therefore, the purpose of this research is to explain unsafe act incident based on precondition factors and using HFACS-MI model. Variables studied include Environment Factors, Condition of Operators, and Personnel Factors. Each variables is classified based on causes of incident into indicators that contributed to the incident. Classification is conducted by analyzing chronology of the incident, direct and indirect causes of incident reported on investigation report and comparing it with Human Factors Analysis and Classification System-Mining Industry (HFACS-MI). Analysis of unsafe act incident is conducted with quantitative method to observe the incident percentage in each variable."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Setyaji
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kelelahan (fatigue) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pengemudi pengangkutan batubara di jalur hauling pertambangan batubara. Pertambangan batubara yang menerapkan sistem kerja shift dan sistem kerja lebih dari 8 jam perhari memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk terjadinya keluhan kelelahan. Penelitian ini dilaksnakan
menggunakan metode kuantitatif observasional dengan mengambil populasi pada pengemudi dump truck PT. Karya Mandiri Mining Project site PT. Tanito Harum dan PT. Karya Putra Borneo Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor shift kerja dan kondisi jalur hauling berhubungan dengan kejadian kelelahan pada pengemudi dump truck PT. Karya Mandiri Mining yaitu sebesar 90,9% pada pekerja yang
memiliki shift malam dan 76,5% pada pengemudi yang bekerja di jalur hauling dengan geometri jalan yang buruk. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa terdapat lima gejala kelelahan yang paling sering dialami pengemudi dump truck
yaitu merasa haus (33,2%), sering menguap (13,3%), merasa lelah di seluruh badan (6,6%), merasa nyeri di bagian pinggang (6,6%), dan kaki terasa berat (6,6%).

This study aim to determine the distribution of fatigue’s level and factors which contributes to fatigue’s level among drivers in coal mining. Many of Coal mining
industry have implementing shift work and duration of work duration longer than 8 hours per day. That condition will lead risk of fatigue is rising. This study has conducted quantitative method with observational approach. The population on this study is all of dump truck drivers in PT. Karya Mandiri Mining Project site PT. Tanito Harum and PT. Karya Putra Borneo, Kutai Kartanegara, East Kalimantan at 2013. The result of this study said that work shift factor and hauling road condition have a relation with fatigue risk for the dump truck driver in PT. Karya Mandiri Mining aproximetely 90.9% for the late night shift driver and 76,5% for the driver who work on the hauling road with a bad contour. In addition, refers to the same research there are five symptoms that often happen to the dump truck drivers : feel thirsty (33,2%), yawning (13,3%), whole body feel tired (6,6%), feel pain in the waist (6,6%) and leg feel tired (6,6%).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendi Ramanda
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan kesesuaian
survei kebisingan, pengendalian teknis dan administratif, pemeriksaan audiometri,
dan Alat Pelindung Telinga (APT) yang dilakukan di PT X sesuai dengan
peraturan dan rekomendasi yang ada, agar dapat diketahui hal-hal yang dapat
diperbaiki untuk mewujudkan Program Konservasi Pendengaran (PKP) yang
efisien, efektif, dan memadai. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara wawancara mendalam,
observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
ketidaksesuaian penerapan elemen Program Konservasi Pendengaran (PKP) di PT
X dengan peraturan dan rekomendasi. Peneliti merekomendasikan bahwa perlu
dibuat kebijakan khusus dan pemberian pelatihan mengenai Program Konservasi
Pendengaran (PKP), serta pengawasan yang lebih pada pelaksanaan setiap elemen
Program Konservasi Pendengaran.

ABSTRACT
This study aims to describe the implementation and suitability noise survey,
engineering and administative controls, audiometric test, and Hearing Protection
Device (HPD) in PT X accordance with existing regulations and
recommendations, in order to know the things that could be improved to realize
the Hearing Conservation Program (HCP) that is efficient, effective, and
adequate. This study used descriptive design with qualitative approach. Data was
obtained by in-depth interview, observation, and document review. The results
showed that there was found mismatches between implementation of Hearing
Conservation Program elements in PT X with regulations and recommendations.
Researchers recommend that should made specific policy and training about
Hearing Concervation Program (HCP), as well as supervision to each
implementation of Hearing Conservation Program (HCP) elements."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2014
S54930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Ayudha Achmad
"Di era industri 4.0 dan perkembangan teknologi ini, seluruh sektor industri dituntut untuk memastikan perusahaannya memiliki suatu konsep ketahanan sistem dari segala macam potensi terjadinya variabilitas pada proses bisnis yang kemudian disebut sebagai konsep resilience. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep safety resilience pada perusahaan industri pertambangan guna mengetahui tingkat kemampuan perusahaan tersebut dalam menghadapi kondisi tidak terduga. Desain studi penelitian ini berjenis deskriptif dengan metode semi kuantitatif dan menggunakan tools Resilience Assessment Grid (RAG) sebagai panduan wawancara. Pengambilan data dilakukan dengan meninjau dokumen perusahaan dan melakukan wawancara dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis, PT X memiliki unsur resilience dengan membandingkan reliabilitas perusahaan dengan besaran risiko. Tingkat implementasi konsep safety resilience pada PT X rata-rata memiliki persentase sebesar 87.9% yang termasuk tahap menuju resilience dengan rincian kemampuan respon (88.9%), kemampuan monitoring (89.2%), kemampuan belajar (86.1%), dan kemampuan antisipasi (87.6%). Pendekatan teknologi, baiknya kemampuan respon, dan komitmen dari petinggi perusahaan menjadi aspek pendukung tingginya tingkat implementasi konsep safety resilience pada PT X. Sedangkan, adanya ketimpangan tingkat persepsi risiko pada pekerja dan dasar pembelajaran perusahaan yang masih mengedepankan paradigma safety-I menjadi penghambat perusahaan dalam mengimplementasikan konsep safety resilience secara maksimal.

In the industrial era 4.0 and technological developments, all industrial sectors are required to ensure that their companies have a concept of system resilience from all kinds of potential for variability in business processes, which is then referred to as the concept of resilience. This study aims to analyze the application of the concept of safety resilience in mining industry companies to determine the level of the company's ability to deal with unexpected conditions. The design of this research study is descriptive with a semi-quantitative method and uses the Resilience Assessment Grid (RAG) tools as an interview guide. Data were collected by reviewing company documents and conducting interviews using the purposive sampling technique. Based on the results of the analysis, PT X has an element of resilience by comparing the company's reliability with the amount of risk. In addition, the level of implementation of the safety resilience concept at PT X has an average percentage of 87.9% which is included in the stage towards resilience with details on response-ability (88.9%), monitoring ability (89.2%), learning ability (86.1%), and anticipation (87.6%). The technological approach, good response-ability, and commitment from company officials are aspects that support the high level of implementation of the safety resilience concept at PT X. Meanwhile, the imbalance in the level of risk perception among workers and the company's learning base that still prioritizes the safety-I paradigm is an obstacle for companies to implement maximum safety resilience concept."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Anggito
"ABSTRAK
Penerapan manajemen risiko di banyak perusahaan tambang belum banyak menititikberatkan kepada efektivitas pengendalian melainkan terbatas kepada biaya serta ada atau tidaknya kecelakaan. Perubahan pola pikir manajemen risiko keselamatan dari reaktif menjadi proaktif dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen pengendalian risiko kritikal. Persepsi akan risiko yang berbeda-beda, terutama pada penentuan pengendalian, dapat diselaraskan dengan proses manajemen pengendalian yang terstruktur sehingga efektivitas pengendalian dapat dinilai secara lebih obyektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kefektifan pengendalian kritikal yang diterapkan oleh PT X serta peran penerapan proses pengelolaan pengendalian kritikal dalam pencapaian peningkatan kinerja keselamatan perusahaan. Metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan metode kualitatif di mana data yang digunakan adalah data primer berupa data wawancara dan focus group discussion dengan manajemen PT X dan staff yang bekerja dalam waktu tertentu serta data sekunder berupa data penerapan proses pengelolaan pengendalian dan data statistik kecelakaan kerja PT X.Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen pengendalian risiko kritikal berperan penting dalam peningkatan kinerja keselamatan perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan penerapan manajemen risiko dengan memberikan secara berkelanjutan pelatihan kepada karyawan dan mitra kerja tentang proses pengendalian kritikal, menetapkan tujuan, sasaran dan program secara spesifik mengacu kepada hasil penilaian keefektifan pengendalian dan menyusun sistem audit yang bertujuan khusus untuk meninjau dan menetapkan standar, mengidentifikasi isu-isu dan peluang yang ada pada proses pengendalian kritikal dan meningkatkan kinerja positif komponen-komponen yang terdapat dalam sistem manajemen keselamatan perusahaan.

ABSTRACT
The implementation of risk management in many mining companies has not focused much on the effectiveness of controls but is limited to costs and the presence or absence of accidents. The change of mindset in safety risk management from reactive to proactive can be done by using critical control management. Perceptions of different risks, particularly in the determination of controls, can be aligned with a structured control management process so that control effectiveness can be judged objectively. The purpose of this research is to know the effectiveness of critical controls applied by PT X as well as the role of application of the process of controlling critical in achieving the improvement of company safety performance. The methodology used to achieve this goal is by qualitative method, using interview and focus group discussion as primary data and company's documents on the application of control management processes including accident statistics as the secondary data. The results of the study shows that the management of critical control plays an important role in improving the company's safety performance. The Company is expected to improve the implementation of risk management by continuously providing training to employees and business partners on the critical control process, setting specific objectives, targets and programs referring to the results of the assessment of the effectiveness of the controls and setting up an audit system with the specific objective of reviewing and defining standards, issues and opportunities that exist in the process of critical control and improve the positive performance of the components contained in the company's safety management system.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darius Agung Prata
"Tesis ini membahas tentang evaluasi kegiatan investigasi kecelakaan yang dilakukan di PT. HPU pada tahun 2018. Jenis penelitian termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan phenomology. Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil implementasi metode investigasi dua level yang digunakan semenjak tahun 2015. Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara teoritis, metode investigasi yang diterapkan masih masuk ke dalam metode investigasi yang sesuai berdasarkan karakteristik sistem pada industri tambang. Dalam proses investigasi insiden terlihat bahwa kegiatan investigasi belum berjalan sesuai dengan tujuan implementasi investigasi kecelakaan dua level. Investigator masih belum begitu sempurna dalam memahami penggunaan metode investigasi level dua akibat pengaruh dari metode investigasi level pertama yang sudah sangat dikuasai. Dan pada komponen output, terlihat bahwa metode investigasi level dua mampu secara lebih baik menghasilkan laporan yang dapat menggambarkan faktor penyebab kecelakaan secara lebih lengkap dibandingkan metode level pertama. Dalam pelaksanaan kegiatan investigasi, metode level kedua masih memerlukan adanya panduan yang lebih jelas bagi investigator untuk memudahkan dalam penggunaannya. Perlu juga dilakukan peningkatan pengetahuan bagi investigator untuk lebih memahami model yang melandasi metode investigasi yang digunakan.

This thesis discusses the evaluation of accident investigation activities conducted at PT. HPU in 2018. The type of the research is qualitative research with phenomology approach. The purpose of this research is to describe the result of the implementation of two-level investigation method used since 2015 in PT. HPU, with interview and document observation as a research tools. From the results of the research it is known that based on theoretically, the investigation methods applied still suitable with appropriate investigation method characteristics of the mining industry system. In the investigation process, it is showing that the investigation activities have not been run in accordance with the purpose of the implementation of two-level accident investigation. There is lack of understanding about how to apply the second-level investigation methods by investigator due to the influence of the already highly-trained first-level investigation methods in the past. On the output component, it is showing that the second-level investigation methods are able to better generate reports that can be illustrate the accident causal factors more comprehensive than the first level methods. In the investigation process, the second level methods still requires a guidance about how the methods should be implementing in the investigation activities. It is also necessary if an investigator having better understanding about the underlying model as a basic model framework for the investigation methods.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Yoga Bharata
"ABSTRAK
Tesis ini melakukan kajian mendalam Panca Nirbhaya yaitu sistem manajemen keselamatan pertambangan di PT HPU yang merupakan salah satu perusahaan jasa pertambangan di Indonesia. Kajian yang dilakukan dengan menggunakan metode analisa kualitatif dengan melakukan analisa gap dan Kajian Panca Nirbhaya terhadap OHS Management System Theories berbasis resilience. Pada penelitian ini metode kualitatif digunakan untuk menilai keefetifan dan kehandalan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT HPU Panca Nirbhaya .Dalam OHS Management System dikena suatu konsep Sistem Manajemen K3 yang ber prinsip resilience yang dikenal dengan Safety I dan Safety II. Kajian yang dilakukan adalah melihat secara mendalam konten dalam standar di Panca Nirbhaya berada dalam Safety I atau Safety II. Konsep Safety Management Sistem berbasis resilience memberikan pandangan tentang Safety I dan Safety II, yaitu Safety I sangat berkonsentrasi pada ldquo;hal yang buruk rdquo;, maka ketiadaan hal yang buruk dianggap sebagai sebuah prestasi sedangkan Safety II berfokus memastikan hal yang sudah baik terus menjadi baik. Selain itu juga mengkaji Panca Nirbhaya secara prinsip resilience apakah standar mampu merespon setiap kondisi/aktivitas baik yang bersifat rutin dan tidak rutin dengan cara yang efektif, sistem mampu mengambil pelajaran/mampu belajar dari peristiwa yang telah terjadi, mengerti benar apa yang terjadi dan mengapa hal tersebut terjadi, sistem mampu memantau perkembangan jangka pendek dan ancaman yang mungkin terjadi serta mampu mengantisipasi ancaman jangka panjang dan melihat peluang untuk perbaikan.Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagain besar sub elemen dalam Panca Nirbhaya sudah berada di Safety II yaitu sebanyak 37 sub elemen, serta 18 elemen masih berada di Safety I. Sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut masih belum mengakomodir kriteria ndash; kriteria yang dalam konsep resilience safety II terutama dalam hal antisipasi yang harus dilakukan organisasi kedepan/jangka panjang serta mengakomodir hal-hal lain yang bersifat inisiatif dan improvement yang bisa dilakukan organisasi. Semua sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut, perlu dirubah dan ditambahkan agar sub elemen tersebut bisa memperkuat sistem pertahanan yang telah ada diperusahaan, sehingga sistem Panca Nirbhaya menjadi suatu sistem yang telah berbasis prinsip resilience.

ABSTRACT
This thesis do a deep study to Panca Nirbhaya mining safety management systems namely PT HPU which is one of the mining service companies in Indonesia. Studies conducted using qualitative analysis method with Study and gap analysis Panca Nirbhaya to OHS Management System resilience based on Theories. In this research, qualitative methods were used to assess the effectiveness and reliability of safety and occupational health management systems PT HPU Panca Nirbhaya .In the OHS Management System management system, there is a K3 management systems concept with the resilience principled, known as Safety I and Safety II. The review undertaken is to look deeply into the content in the standard at Panca Nirbhaya are in Safety I or II Safety. The concept of Safety Management Systems based on resilience gives the view of Safety I and Safety II, that is Safety I which very concentrated on the bad thing , then the absence of a bad thing is considered an achievement while Safety II focuses ensure good things continue to be good. It also examines the Panca Nirbhaya in resilience principle whether standard able to respond any condition good activities which are routine and not routine in a way that is effective, the system is able to take the lessons capable of learning from the event has happened, understand correctly what happened and why it happened, the system is able to monitor short term developments and threats that may occur as well as being able to anticipate a long term threat and see opportunities for improvement.The result show that most of the sub elements in Panca Nirbhaya are already in Safety II, ie as many as 37 sub elements, and 18 elements are still in Safety I. Sub elements that remain in Safety I are still accommodating the criteria in the concept of resilience safety II especially in anticipation of the future organization should do long term as well as accommodating the other things which are initiatives and improvement that could be made of the organization. All sub elements that remain in Safety I need to be changed and added so that the sub elements can strengthen the existing defense system in the company, so the Panca Nirbhaya system becomes a system that has been based on the principle of resilience."
Lengkap +
2018
T49838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Yoga Bharata
"Nama : Ardian Yoga BharataProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Kajian Panca Nirbhaya HSE Management System PT. HarmoniPanca Utama Terhadap OHS Management System Theories BerbasisPrinsip ResiliencePembimbing : Drs. Psi Ridwan Zahdi Sjaaf, MPHTesis ini melakukan kajian mendalam Panca Nirbhaya yaitu sistem manajemenkeselamatan pertambangan di PT HPU yang merupakan salah satu perusahaan jasapertambangan di Indonesia. Kajian yang dilakukan dengan menggunakan metodeanalisa kualitatif dengan melakukan analisa gap dan Kajian Panca Nirbhaya terhadapOHS Management System Theories berbasis resilience. Pada penelitian ini metodekualitatif digunakan untuk menilai keefetifan dan kehandalan Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja PT HPU Panca Nirbhaya .Dalam OHS Management System dikena suatu konsep Sistem Manajemen K3 yang berprinsip resilience yang dikenal dengan Safety I dan Safety II. Kajian yang dilakukanadalah melihat secara mendalam konten dalam standar di Panca Nirbhaya berada dalamSafety I atau Safety II. Konsep Safety Management Sistem berbasis resiliencememberikan pandangan tentang Safety I dan Safety II, yaitu Safety I sangatberkonsentrasi pada ldquo;hal yang buruk rdquo;, maka ketiadaan hal yang buruk dianggap sebagaisebuah prestasi sedangkan Safety II berfokus memastikan hal yang sudah baik terusmenjadi baik. Selain itu juga mengkaji Panca Nirbhaya secara prinsip resilience apakahstandar mampu merespon setiap kondisi/aktivitas baik yang bersifat rutin dan tidakrutin dengan cara yang efektif, sistem mampu mengambil pelajaran/mampu belajar dariperistiwa yang telah terjadi, mengerti benar apa yang terjadi dan mengapa hal tersebutterjadi, sistem mampu memantau perkembangan jangka pendek dan ancaman yangmungkin terjadi serta mampu mengantisipasi ancaman jangka panjang dan melihatpeluang untuk perbaikan.Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagain besar sub elemen dalam Panca Nirbhayasudah berada di Safety II yaitu sebanyak 37 sub elemen, serta 18 elemen masih beradadi Safety I. Sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut masih belummengakomodir kriteria ndash; kriteria yang dalam konsep resilience safety II terutama dalamhal antisipasi yang harus dilakukan organisasi kedepan/jangka panjang sertamengakomodir hal-hal lain yang bersifat inisiatif dan improvement yang bisa dilakukanorganisasi. Semua sub elemen yang masih berada di Safety I tersebut, perlu dirubah danditambahkan agar sub elemen tersebut bisa memperkuat sistem pertahanan yang telahada diperusahaan, sehingga sistem Panca Nirbhaya menjadi suatu sistem yang telahberbasis prinsip resilience.Kata kunci:Sistem Manajemen K3, resilience safety , Safety I dan Safety II
ABSTRACTName Ardian Yoga BharataStudy Program Master of Occupational Health SafetyTitle Study Of Panca Nirbhaya HSE Management System PTHarmoni Panca Utama against OHS Management System withResilience Principle based theoryCounsellor Drs. Psi Ridwan Zahdi Sjaaf, MPHKey words Occupational Health Safety, resilience safety , Safety I dan Safety II, informationThis thesis conducts in depth study Panca Nirbhaya mining safety management systemsnamely PT HPU which is one of the mining service companies in Indonesia. Studiesconducted using qualitative analysis method with Study and gap analysis PancaNirbhaya against OHS Management System resilience based Theories. In the currentstudy qualitative methods were used to assess the effectiveness and reliability of safetyand health management systems Work PT HPU Panca Nirbhaya .In the OHS Management System management system, a concept of systems known K3with resilience, known as the principle of Safety I and Safety II. The study does is lookdeeply content in standard in Panca Nirbhaya are in Safety I or II Safety. The concept ofSafety Management Systems based resilience gives the view of Safety I and Safety II,namely Safety I was very concentrated on the bad thing , then the absence of a badthing is considered an achievement while Safety II focuses ensure good things continueto be good. It also examines the Panca Nirbhaya resilience in principle whether standardable to respond any condition good activities which are routine and not routine in a waythat is effective, the system is able to take the lessons capable of learning from the eventhas happened, understand correctly what happened and why it happened, the system isable to monitor short term developments and threats that may occur as well as beingable to anticipate a long term threat and see opportunities for improvement.Results of the study show that filmed the sub element in Panca Nirbhaya already are inSafety II as much as 37 sub elements, as well as 18 elements are still in Safety i. Subelements that remain in Safety I still have yet to accommodate the criteria ndash the criteriain the concept of resilience safety II especially in anticipation of the future organizationshould do long term as well as accommodate the other things which are initiatives andimprovement that could be made of the organization. All sub elements that remain inSafety, I need to change it and added so that the sub elements can reinforce existingdefence systems inside, so the system Senses Nirbhaya became a principle based systemthat has resilience."
Lengkap +
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library