Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Nur Shafira
"Rumah sakit sebagai tempat utama pelayanan kesehatan harus menjamin kesehatan dan keselamatan bagi pasien, termasuk pencegahan risiko jatuh. Sebagian besar faktor risiko jatuh seperti kondisi delirium, penurunan mobilitas, hingga penggunaan obat selalu ditemukan pada pasien dengan perawatan intensif seperti di High Care Unit (HCU). Perawat berperan penting dalam mencegah kejadian jatuh dengan melakukan pencegahan risiko jatuh yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Surat Keputusan (SK) yang berlaku di rumah sakit. Penulisan ini menggunakan metode case report yang dilakukan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen pencegahan risiko jatuh pada 30 pasien HCU selama 10 hari. Analisis dilakukan dengan mengobservasi tiga komponen pencegahan jatuh berdasarkan SPO dan SK yang berlaku di rumah sakit, yakni pengkajian awal, pengkajian ulang, dan intervensi tindakan pencegahan jatuh. Seluruh pasien telah dilakukan pengkajian awal dan pengkajian ulang risiko jatuh setiap harinya sebanyak tiga kali shift oleh perawat (100%). Namun pada pengkajian ulang sebagian besar tidak dituliskan skor risiko jatuh pasien secara jelas. Belum semua pasien diberikan intervensi pencegahan jatuh secara seragam dan menyeluruh, khususnya pada edukasi pasien dan keluarga (66.7%). Penulisan ini merekomendasikan perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas edukasi pencegahan jatuh. Manajemen pencegahan sudah cukup baik dan tetap diperlukan adanya peningkatan dalam pelaksanaannya.

Hospital as the main health services must guarantee health and safety for patients, including prevention of the risk of fall. Most of the risk factors for falls, such as delirium, decreased mobility, and medication use, are always found in patients in intensive care, such as in the High Care Unit (HCU). Nurses hold an important role in preventing falls by carrying out fall risk prevention based on the Standard Operating Procedures and Decision Letters that apply in the hospital. This writing uses the case report method with the aim to analyze the implementation of fall risk prevention management in 30 HCU patients for 10 days. The analysis was carried out by observing the three components of fall prevention based on the SOP and guidelines in force at the hospital, namely initial assessment, reassessment, and intervention for fall prevention. All patients had an initial assessment and reassessment of the risk of falling every day for three shifts by nurses (100%). However, in most of the reassessments, the patient's fall risk score was not written clearly. Not all patients are given the same and comprehensive fall prevention interventions, especially in patient and family education (66.7%). This paper recommends nurses to maintain and improve the quality of fall prevention education. Prevention management is good enough and still needs improvement in its implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Any Kurniawati
"Latar belakang: Insiden kesalahan pemberian obat terjadi karena kurang pengetahuan, kurang pengalaman dan kurang ketelitian dalam pemberian obat. Penulisan manuskrip ini bertujuan mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kesalahan perawat dalam pemberian obat di rumah sakit.
Metode: Penelitian dengan desain deskriptif analitik cross sectional ini melibatkan 200 perawat. Pengambilan sampel dengan teknik proporsionate stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan Skala Efikasi Diri dalam Pemberian Obat dan Skala Kesalahan Pemberian Obat.
Hasil: Total efikasi diri perawat 74,4%, efikasi diri tertinggi adalah kompetensi klinis (79,16%) dan terendah komunikasi kolaborasi (70,83%) dan pengembangan profesional (70,83%). Faktor yang paling berpengaruh adalah unit kerja, pelatihan, kemahiran dan tanggung jawab profesional.
Kesimpulan: Efikasi diri berhubungan dengan kesalahan pemberian obat (r= -0,295, p<0,001). Kesalahan pemberian obat disebabkan oleh berbagai faktor. Strategi yang diusulkan untuk mengurangi kesalahan adalah penghargaan kepada perawat yang melaporkan kesalahan, program pengembangan professional keperawatan melalui pelatihan, dan diskusi refleksi kasus, program bimbingan oleh preceptor dan model praktik keperawatan professional agar perawat mendapatkan dukungan dan bimbingan berkelanjutan tentang pemberian obat yang aman.

Background: Incidences of medication errors occur due to lack of knowledge, lack of experience and lack of accuracy in drug administration. The writing of this manuscript aims to identify the relationship between self-efficacy and nurses errors in administering medication at the hospital.
Method: The study was a cross sectional descriptive analytic design involving 200 nurses. Sampling using proportional stratified random sampling technique. Data was collected using the Scale of Self-Efficacy in the Provision of Medication and MAE self-reported questionnaire.
Results: Total nurse self-efficacy was 74.4%, highest self-efficacy was clinical competence (79.16%) and lowest collaboration communication (70.83%) and professional development (70.83%). The most influential factors are work units, training, professional skills and responsibilities.
Conclusion: Errors in drug administration are caused by various factors. The strategies proposed to reduce errors are awards to nurses who report errors, nursing professional development programs through training, and discussion of case reflection, guidance programs by preceptors and professional nursing practice models so that nurses get ongoing support and guidance on safe drug administration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library