Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lestaria Aryanti
"ABSTRAK
Frozen shoulder merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekakuan pada sendi bahu yang diawali dengan rasa nyeri dan berakibat berkurangnya lingkup gerak sendi kesegala arah. Seringkali keadaaan ini timbul tanpa alasan yang jelas, tetapi dapat pula dihubungkan dengan berbagai keadaan seperti angina/insufisiensi coroner, hemiplegia, parkinson, tumor pada daerah apex paru-paru, tumor pada payu dara, akibat pemakaian obatobatan, diabetes melitus dan lain sebagainya.(1, 3, 4, 5, 6,11,13,18,26). Keadaan ini merupakan 'self limiting disease' (2,8,22,23,24). Reeves (23) meneliti penderita Frozen Shoulder selama 5 sampai 10 tahun (dengan rata-rata 30 bulan } pada 41 penderita, semua kembali pulih dengan baik secara spontan. Dengan waktu penyembuhan antara 1 sampai 4 tahun setelah timbulnya gejala. Simmand meneliti bahwa setelah 3 tahun dari 21 penderita hanya 5 penderita yang berfungsi normal, 9 penderita masih terdapat kelemahan dan nyeri serta 6 penderita terdapat kelemahan dan keterbatasan gerak. Karena gangguan fungsi yang dialami serta rasa nyeri me nyebabkan penderita mencari berbagai pertolongan kepada tenaga kesehatan seperti dokter spesialis syaraf, spesialis rheumatologi, spesialis bedah tulang, maupun pada dokter rehabilitasi medik. Pengobatan yang diberikan dalam bidang rehabilitasi medik bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengembalikan lingkup gerak sendi pada keadaan yang normal. (6.1618,20)
Penanganan dalam bidang rehabilitasi medik dapat berupa terapi panas/dingin, terapi latihan fisik, manipulasi dengan atau tanpa anestesi, ultra sound, medikamentosa seperti analgesik dan steroid. Dari semua jenis terapi ini, latihan gerak merupakan bagian yang terpenting. Tanpa latihan gerak, maka sulit diharapkan hasil yang baik. Pengobatan ini bukan merupakan pengobatan standard, tetapi disesuaikan dengan keadaan penderita. (18, 10) Lamanya pengobatan dan jenis terapi yang diberikan menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh penderita menjadi cukup besar.
Terapi latihan fisik yang merupakan salah satu terapi dibidang rehabilitasi medik merupakan terapi yang mudah dilaksanakan baik dirumah maupun di rumah sakit. Melakukan latihan terapi fisik di rumah sakit sampai sembuh sempurna tentunya tidak ekonomis, untuk itu latihan dirumah secara teratur dapat mengatasi masalah tersebut. Sebagian besar keberhasilan-keberhasilan terapi ditunjang oleh latihan fisik tersebut. Sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian dibidang rehabilitasi medik di Indonesia untuk membandingkan hasil terapi latihan fisik pada penderita Frozen Shoulder yang dilakukan dirumah dengan latihan fisik yang dilakukan dirumah sakit. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian dengan tujuan agar dapat menilai efek terapi latihan fisik tersebut pada pemulihan rasa sakit dan fungsi dari bahu serta efisiensi dalam jumlah biaya yang diperlukan selama pengobatan penderita Frozen Shoulder.
Meskipun penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, diharapkan akan diperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang manfaat latihan fisik yang dilakukan dirumah?"
1990
T58521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyuni Suharmadji Argadikusuma
"Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula peralatan yang dipergunakan oleh dokter baik peralatan diagnostik maupun terapetik.
Demikian pula dalam bidang ilmu Rehabilitasi Medik. Salah satu jenis alat tersebut adalah alat terapetik yang menggunakan arus listrik dan dipakai untuk pemanasan jaringan ("diathermy") dengan mengubah arus listrik menjadi arus eletromagnetik gelombang ultra pendek ("ultra short wave diathermy") atau elektromagnetik gelombang mikro ("micro wave diathermy") (1) (2) (3).
Beberapa kepustakaan menyebutkan pemakaian diatermi gelombang pendek bermanfaat pada panatalaksanaan lesi yang terletak dalam dan sulit dicapai oleh alat modalitas yang lain (4) (5).
Akhir-akhir ini disebutkan pula alat ini berfaedah pada terapi keluhan-keluhan ginekologis (6) (7).
Pada adneksitis, seringkali infeksi oleh bakteri gonorrhoe disertai kuman lain, sehingga penyembuhan tidak sempurna, timbul penyumbatan dan perlekatan antara tuba dengan ovarium atau jaringan sekitarnya dan penyakit kronis (8) (9).
Selain penggunaan antibiotika yang dapat mencakup beberapa jenis kuman, diatermi ternyata bermanfaat untuk menunjang keberhasilan terapi stadium kronis ini (1) (2). Disini pemanasan menyebabkan peningkatan vaskularisasi yang akan membantu penyembuhan penyakit dan membantu terapi antibiotika menjadi lebih efektif.
Tehnik pemakaian yang sesuai adalah dengan metode kondensor secara "cross fire techniques". Cara pemberian yang terdiri dari 2 bagian dengan tehnik pemasangan elektroda saling tegak lurus, memungkinkan ke empat dinding rongga panggul dipanasi (2) (10).
Untuk keberhasilan terapi ini, penilaian rasa nyeri merupakan hal yang penting. Telah dikenal beberapa cara, salah satu diantaranya yang cukup dapat diandalkan adalah Visual Analogue Scale {VAS). VAS merupakan cara yang cukup popular karena caranya mudah, murah dan dapat diulang (11) (12).
Akhir-akhir ini kasus adneksitis lebih banyak ditemukan, hal ini mungkin berhubung dengan spektrum penyakit hubungan seksual yang semakin luas (6). Demikian pula dengan jumlah rujukan dari bagian kebidanan ke Unit Rehabilitasi Medik. Selain itu di Indonesia, penelitian khusus mengenai hal ini belum pernah dilakukan.
Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian dengan tujuan umum yaitu membantu upaya peningkatan kualitas pengobatan serta mempercepat proses penyembuhan penyakit adneksitis kronis serta tujuan khusus menilai adakah kecenderungan manfaat terapi diatermi sebagai terapi penunjang pada pengobatan penyakit tersebut.
Walaupun penulis telah melakukan berbagai upaya penelusuran bahan rujukan dari berbagai sumber antara lain: Perpustakaan Pusat FKUI, Pusat Inforrnasi Kedokteran dan Kesehatan (PIKK), perpustakan di Tokyo Jepang, perpustakaan beberapa pabrik obat dan lain-lain, tetapi penulis masih merasakan banyaknya kekurangan-kekurangan mengenai hal tersebut, tetapi walaupun begitu hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat terhadap penderita adneksitis kronis dan akan diperoleh pengertian lebih mendalam tentang potensi terapi, ini?"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Indriati M.S.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyoso Indrasanto
"Banyak cara yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Penentuan tingkat kesegaran jasmani dalam hal ini untuk menentukan 'V02 Max'. Penelitian ini melakukan pengukuran V02 max dengan uji latihan jentera lari (bruce) dibandingkan dengan uji latih lapangan (balke).
Dari penelitian ini ternyata hasil V02 Max yang diukur dengan cara uji latih jentera lari metode Bruce yang dilakukan sampai mencapai target nadi 220 - umur dibandingkan dengan uji latih secara Balke diperoleh hasil, yang secara statistik tidak berbeda bermakna. Oleh karena itu untuk menentukan V02 Max seseorang yang tidak menderita penyakit kardiovaskuler, dapat dipakai metode Balke, dimana dengan cara ini ternyata lebih mudah, cepat dan tak memerlukan biaya mahal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T58504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Joyce M.
"Gagal jantung dimana jantung gagal memompa darah dalam jumlah yang cukup ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, merupakan suatu kelainan kardiovaskular yang berdasarkan prevalensi kelainan kardiovaskular di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1992 menunjukkan bahwa jenis kelainan kardiovaskular (penyakit jantung koroner, gagal jantung dan penyakit jantung reumatik) telah menempati urutan pertama dalam penyebab kematian.
Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% pada wanita. Sedangkan berdasarkan perkiraan tahun 1989, di Amerika terdapat 3 juta pasien gagal jantung dan setiap tahunnya bertambah dengan 400.000 orang.
Gagal jantung kronik digambarkan berdasarkan adanya ketidakmampuan jantung untuk melakukan kerja melampaui mekanisme kompensasi yaitu: mekanisme Frank-Starling, hipertrofi ventrikel dan aktivasi neurohumeral (hubungannya dengan aktivasi renin angiotensin dan adrenergik), sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dari penurunan perfusi perifer yang pada akhirnya terjadi kerusakan fungsi endotel. Gejala yang sering timbul adalah sesak dan cepat lelah, sehingga berakibat pada keterbatasan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, sehingga kualitas hidup pasien menurun.
Penatalaksanaan gagal jantung kronik ditujukan termasuk untuk mengurangi beban jantung dan kelebihan cairan, memperkuat kontraktilitas miokard sehingga mekanisme kompensasi dapat kembali dimaksimalkan. Selain itu bertujuan untuk pencegahan progresifitas agar kualitas hidup pasien dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Adapun tata laksananya melalui medikamentosalfarmakologis termasuk obat-obat vasodilator, digitalis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Rachmi
"Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan treadmill dan program overground walking terhadap kecepatan dan kapasitas berjalan pasien strok.
Disain : Pra dan pasta perlakuan dengan kelompok kontrol.
Subjek : 23 orang dibagi secara random permutasi blok menjadi dua kelompok, 11 orang kelompok perlakuan dan 12 orang kelompok kontrol.
Tempat : Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
Intervensi : Kelompok perlakuan diberi latihan treadmill dan program overground walking selama 30 menit, 3 kali seminggu selama 4 minggu, kelompok kontrol diberi latihan jalan secepat mereka mampu selama 30 menit, 3 kali seminggu selama 4 minggu.
Parameter : Kecepatan jalan (jarak 10 m) dalam meterldetik, kapasitas jalan (waktu tempuh 6 menit) dalam meter
Hasil : Latihan treadmill dan program overground walking selama 4 minggu secara berrnakna meningkatkan kecepatan berjalan (p = 0,0227) dan kapasitas berjalan (p = 0,0148) dibandingkan kelompok kontrol pads pasien strok di RSHS, Bandung
Kesimpulan : Latihan treadmill dan program overground walking meningkatkan kecepatan dan kapasitas berjalan pasien strok di RSHS, Bandung

Objective : To know the effect of treadmill exercise and overground walking program on velocity and capacity of walking in stroke patients in dr. Hasan Sadikin hospital, Bandung
Design : Pre- and post treatment with a control group.
Subject : A sample of 23 ambulatory individuals after a stroke more than 3 months previously.
Setting : Physical Medicine and Rehabilitation Department, dr. Hasan Sadikin Bandung.
Intervention : The experimental group participated in a 30-minute treadmill and overground walking program, 3 times a week for 4 weeks. The control group was asked to walk at home for at least 30 minutes as fast as they can, 3 times a week for 4 weeks.
Parameters : Speed velocity (over distance of 10 m), speed capacity (walking time 6 minutes)
Results : The 4-week treadmill and overground walking program significantly increased walking speed (p = 0,0227) and walking capacity compared with the control group.
Conclusions : The treadmill and overground walking program is effective in increasing walking speed and walking capacity in stroke patients in RSHS, Bandung.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tri Trisnowati
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A Peni Kusumastuti
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferryal Loetan
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1992
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>