Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
Pingkan Asti Pramishinta
"Indonesia dikenal sebagai negara yang terletak di dalam Cincin Api Pasifik yang menyebabkan Indonesia sering dilanda bencana alam. Salah satunya adalah letusan gunung Rokatenda yang terjadi di Nusa Tenggara Timur yang mengakibatkan puluhan rumah rusak. Hal ini mendorong pemerintah untuk memberikan bantuan dan merekomendasikan pembangunan rumah pascabencana. Permasalahannya adalah rumah yang dibangun seringkali lebih mengedepankan aspek kemudahan, kecepatan produksi secara massal dan aspek kekuatan struktur bangunannya namun melupakan perubahan kebutuhan penghuninya. Oleh karena itu, konsep flexible housing ini hadir dan ditengarai mampu menanggapi perubahan kebutuhan tersebut. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi flexible housing pada rumah pascabencana. Salah satu rumah pascabencana yang ada di Indonesia adalah Rumah di Pulau Flores. Metode penulisan skripsi ini dilakukan dengan berusaha memahami fenomena penggunaan rumah bantuan pascabencana dilihat dari kacamata penghuni rumah untuk memastikan bagaimana rumah dapat beradaptasi seiring berubahnya kebutuhan pengguna. Hasilnya, rumah ini tergolong flexibel meski terdapat beberapa aplikasi yang tidak dipenuhinya.
Indonesia is known as a country located in the Ring of Fire which causes Indonesia to be frequently hit by natural disasters. One of them is the eruption of the Rokatenda volcano which occurred in East Nusa Tenggara which resulted in dozens of houses damaged. This prompted the government to provide assistance and recommend the construction of post-disaster housing. The problem is that houses often prioritize aspects of ease, mass-production speed, and strength aspects of building structures, but forget the changing needs of its inhabitants. Therefore, the concept of flexible housing is suspected to be able to respond to changing needs. The purpose of this thesis is to find out how the application of flexible housing in post-disaster home. One of the post-disaster houses in Indonesia is the House on Flores Island. This thesis writing method is done by trying to understand the phenomenon of the use of a post-disaster house from the residents of the house to ensure how the house can adapt as the needs of users change. The result, this house is quite flexible although some applications are not fulfilled."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Heidy Kasmadeani
"Salah satu permasalahan krusial yang umumnya terjadi pada proses shooting adalah pembentukan set latar baru. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan pengolahan ruang yang baik dengan mempertimbangkan aspek visual. Komunikasi visual pada ruang interior memberikan peran dalam membentuk sebuah ilusi visual. Pemahaman mengenai ilusi visual dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ruang dalam upaya memunculkan persepsi dalam melihat ruang baru seperti keadaan nyata. Pengamatan ini bertujuan untuk memahami sejauh mana peran ilusi visual dalam menyampaikan konsep kreatif di dalam ruang studio. Hasil yang hendak didapatkan dari penelitian ini adalah ilusi visual baru pada pembangunan set latar dalam ruang yang dikenal sebagai manipulasi ruang. Pengamatan ini didukung dengan metode Figure-Ground pada proses shooting iklan Klinik ZAP dalam upaya memahami cara kerja ilusi visual pada pengaturan posisi latar dan talent. Penggunaan properti yang sederhana dengan utilisasi ruang yang optimal dapat mewujudkan konsep yang akan direalisasikan. Hal ini tentunya memberikan hasil ilusi visual dengan pertimbangan aspek manipulasi ruang. Ilusi visual yang hadir pada proses shooting ini mempertimbangkan aspek ruang laboratorium yang sederhana, higienis, dan steril. Penelitian ini juga memberikan hasil untuk menjawab permasalahan dalam pengaturan terhadap objek latar dan talent. Output dari penelitian ini adalah manipulasi ruang yang dapat diimplementasikan pada setiap latar dan properti pendukung lainnya pada waktu scene yang berbeda dalam proses shooting iklan klinik ZAP.
One of the crucial problems that mainly occurs in a shooting process is the creation of new settings. This problem can be resolved through a good spatial processing by considering the visual aspect. Visual communications on interior space gives a role in creating visual illusions. The understanding of visual illusion is required to overcome the space problem in attempt of delivering a creative concept inside a studio. The aimed result from this research is new visual illusions on the construction of background set that is known as spatial manipulation. This study is supported by Figure-Ground method on the shooting process of ZAP Clinic advertisement in understanding how visual illusion works on background and talent settings. The use of simple properties with optimal space utilization can result in acquiring the concept that will be realized. This certainly gives a result of visual illusion in consideration of spatial manipulations aspects. Visual illusions in this shooting process is considering the simple, hygienic, and sterile laboratory space aspect. This study also gives a result to answer/address problems in object settings of background and talent. Output of this study is a spatial manipulation that can be implemented in every different sets and supporting properties on every different times of scene in the shooting process of Zap Clinic advertisement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nur Fatina Risinda
Peran, kegiatan, dan ruang berkegiatan perempuan di pemukiman kumuh : studi kasus RT 11 dan 15, RW 10, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan = Women's roles, activities, and space of activities in slum areas : case study RT 11 and 15, RW 10, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, South Jakarta
"Perempuan, sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh perkotaan seringkali tidak disadari bahwa perempuan tidaklah hanya mengemban peran sebagai seseorang yang mengurus dalam rumah, melainkan tiga (triple role) yakni peran reproduktif yaitu melahirkan dan membesarkan anak; peran produktif yaitu sebagai pencari nafkah tambahan; dan peran sosial dan kemasyarakatan (community management) (Moser: 1988; 1993, dikutip dalam Miraftab, 1995). Dari kondisi keuangan dan tempat tinggal, membentuk peran dan kegiatan perempuan yang kemudian berpengaruh kembali terhadap bentuk ruang yang dilakukan perempuan untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya. Namun, seringkali hal ini tidak terperhatikan, dan kepentingan perempuan menjadi dikesampingkan. Padahal perempuan ini juga turut menghadapi tantangan yang sering melanda permukiman kumuh, seperti penggusuran dan relokasi. Penulisan ilmiah ini pun mengacu pada pengungkapan kegiatan sehari-hari perempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh, peran, serta ruang berkegiatannya. Hal ini kemudian dikaitkan dengan penggusuran, dan pendapat perempuan-perempuan ini terhadap penggusuran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada perempuanperempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh. Kajian teori juga dilakukan untuk menjadi dasar analisis terhadap studi kasus. Melalui metode pengumpulan data yang dilakukan, penulis bisa mendapatkan data untuk kemudian dianalisis dan bertemu dengan kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan.
Women, as part of the society that lives in the city slums, often did not get much attention that they are not only have role as someone that caring the house and family, but actually have triple role. The triple role is reproductive role, the childbearing and rearing responsibilities; productive role, as primary or secondary income-earners; and social role in community management (Moser, 1988; 1993, citated in Miraftab, 1995). Economic and settlement condition make women have their role and activity. This affected their own space to do all their activity. But this is often being missed and women's needs is being forgotten. Whereas, this women also faces many challenge in slums, like eviction and relocation. This writting then pointing to express the role and daily activity of women in slums, and also their space of activity. Then, it will be analised with a challenge in slums like eviction and with women's opinion about it. Observation had been done with some of interview with some women that live is slums. Literature study had been done too, to be the base of case study analysis. With the data research method, writter can get data that can be analised to become a conclusion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42631
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Halimatussaadiyah Anar
"Skripsi ini membahas perancangan parametrik dalam arsitektur sebagai salah satu bentuk penggunaan logika dalam proses perancangan. Mulai dari definisi parameter dalam perancangan, faktor pembentuk, proses pembentukan hingga metode modifikasinya. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang perancangan menggunakan parameter sebagai alat pembentuk rancangan. Menggunakan metode studi literatur yang bersumber dari buku, majalah, jurnal, tesis dan media elektronik untuk mendalami teori tentang parameter dan menganalisis studi kasus untuk melihat praktik nyata perancangan parametrik. Studi memperlihatkan adanya kelebihan penggunaan parameter dalam perancangan dibandingkan dengan perancangan konvensional.
Focus on this study is about parametric design in architecture as a form of using logic in design process. Begin with the definition of parameter in design, forming factors, forming process and modification methods. The aims of this study is to know more about design that using parameter as a tools to create form. Doing literatures study method using books, magazines, journals, thesis and digital media as a source of references to understand the theories about paramater and case study to see a real work of parametric design. Study shows some advantages of using parameters in design instead of none."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42713
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Kaluara, Feby Hendola
"Sebagai mahasiswi arsitektur, pertanyaan mengenai pentingnya bentuk fisik kota di tengah deru informasi, perkembangan teknologi, dan segala sesuatu yang mampu didapat secara instan sering kali menghampiri pikiran saya. Tulisan ini merupakan sebuah usaha untuk menjawab sesuatu yang sangat mendasar di antara dinamika kehidupan urban tersebut: makna kematian pada sebuah pemakaman ketika media sosial online mendominasi. Kurang lebih di sini saya mencoba menilik bentuk material dan virtual Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata? sebuah pemakaman yang sangat simbolis dan menyimpan banyak cerita perjuangan?dan interpretasi masyarakat Jakarta yang asik dengan rutinitas dunia mayanya terhadap pemakaman tersebut. Sebagian dari penilikan ini adalah hasil refleksi dari teori dasein Heidegger, konsepsi ruang yang diperkasai oleh Tarthang Tulku dan sekilas mengenai konsepsi virtual-aktual yang diusung oleh Deleuze. Topik kematian sendiri saya ambil karena berhubungan erat dengan eksistensi manusia. Saya pikir meskipun perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia terus terjadi, selalu ada titik henti yang begitu mendasar hingga mampu menjadi titik balik manusia untuk merefleksikan dirinya. Kematian adalah salah satunya. Hal ini tentu berkaitan dengan bagaimana arsitektur membentuk ruang untuk pengalaman kematian. Dapat dikatakan tulisan ini merupakan upaya menilik kembali fungsi arsitektur, khususnya arsitektur kematian, pada kota Jakarta di tengah deru perubahan dan perkembangan zaman.
As an architecture student, questions about how important physics of a city in the era of information and technology development?when everything can be received instantly?often come through my head. This writing is an attempt to answer a very basic thing in the dynamic life of urban: the interpretation of death on a cemetery while online social media dominating. I try to observe carefully the material and virtual form of Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata? a heroes cemetery which is very symbolic and has many stories about fighting for independence?and interpretation of Jakarta society who has been busied by ?virtual reality? about that cemetery. A part of this observation is also a reflection of some theories: Heidegger?s dasein, Tulku?s conception of space, and Deleuze?s interpretation about virtual-actual. I choose death as the topic because it is much related to human existence. I think there must be some very basic point among all of the changes which makes everyone can stop or turn around to reflect their selves. Death is one of those points. This is, of course, also related to how architecture creates space to experience the death. This writing can be said as an exertion to rethink the function of architecture, especially architecture of death, while changes and developments continuously coming in the city of Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42442
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Novia Putri Anisti
"Manusia merupakan makhluk yang terus menerus berkembang, terutama dari segi pengetahuannya. Dari masa ke masa manusia selalu berusaha untuk menciptakan hal baru yang memudahkan kehidupan mereka. Sama halnya dengan manusia, arsitektur sebagai wadah bagi mannusia pun turut berkembang mengikuti segala macam perubahan, baik dari segi sosial maupun estetika. Modernity muncul ditandai oleh perkembangan sosial masyarakat, teknologi, dan industri. Pada masanya, dwelling, sebagai kebutuhan paling dasar mengalami perubahan. Skripsi ini mencoba mengkaji mengenai kontroversi makna dwelling dan kebutuhan manusia di era modern serta bagaimana arsitektur mewadahi dwelling sebagai home di era modern. Pada akhirnya, setting yang appropriate akan menjadi hal yang paling utama.
Human is a being that keeps developing from time to time, especially their knowledge. From time to time human always try to create something new which will help them doing their everyday life and make it easier. Same thing with human, architecture as a ‘container’ for human activity also develops following all kinds of changes, in terms of social and aesthetic. Modernity was marked by the changing of society, technologies, and industries. At the time, dwelling, as a fundamental needs also changed. This thesis is studying the controversy of the real meaning of dwelling and the human needs in this modern era, also how architecture mediates dwelling as home in modern era. In the end, appropriate settings will be the most important thing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46088
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eliezer Ryan
"Berjalan kaki merupakan wujud berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, yang merupakan hal mendasar yang dilakukan manusia dalam beraktivitas. Jalan sebagai salah satu media untuk berpindah, merupakan sebuah ruang publik yang berada di luar ruangan. Di dalam skripsi ini, penulis mencoba melihat bagaimana kualitas jalan yang baik terbentuk dan hubungannya dengan seberapa besar jalan tersebut memberikan kesempatan untuk beraktivitas di sana. Kesempatan tersebut dilihat dari bagaimana kualitas kehadiran manusia ketika berada di sana yang pada akhirnya menarik (attract) orang lainnya. Hal tersebut diharapkan menciptakan fungsi jalan tidak hanya sebagai rute (route), tetapi menjadi sebuah destinasi (destination).
Walking is a form of moving from a place to the other place, and it is a basic thing that people do in their activity. Street as a media that people used to moving, is a public space that being outdoors. In this thesis, the author tries to look at how a good street?s quality are built and how the street provides an opportunity to do an activity in there. The opportunity is viewed from how the quality of people presence while he/she was there that in the end attract others. It is expected to create street?s function not only as a route but also as a destination."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61087
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shabrina Alyani
"
ABSTRAKPembangunan perkotaan di Indonesia dan Jepang tumbuh dengan pesat, menyebabkan terjadinya urban sprawl yang meluas dan pembangunan perumahan yang penuh. Orang menginginkan privasi dalam kehidupan pribadi mereka dari kehidupan kota yang padat, tetapi tidak mengingkan kehidupan mereka terisolasi sepenuhnya dari lingkungan luar. Brian Edwards 2006 mengatakan bahwa rumah dengan courtyard merupakan lsquo;tipologi responsif terhadap perumahan perkotaan dengan kepadatan rendah rsquo; dan merupakan lsquo;bentuk perumahan yang sesuai dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan campuran kontemporer. rsquo; Ide dari mengaplikasikan courtyard tidak baru dalam arsitektur Indonesia dan Jepang. Melainkan, desain tersebut sudah ada sejak awal dari bangunan tempat tinggal sebagai strategi dalam memasukkan cahaya dan udara ke dalam bangunan. Sejak saat itu, courtyard dalam rumah Indonesia dan Jepang mengalami perubahan dari segi fungsi dan komposisi spasial sebagai efek dari pembangunan perkotaan. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari transformasi dari konsep courtyard dari arsitektur tradisional ke interpretasi modern dari courtyard dalam rumah kontemporer. Kontribusi nilai sosial dan budaya dalam terbentuknya konseptualisasi dalam ruang arsitektur juga didalami. Skripsi ini berisi diskusi mengenai courtyard ditinjau dari segi tipe, fungsi, dan keuntungan.
ABSTRAKThe urban development in Indonesia and Japan has been growing rapidly, resulting in the expansive urban sprawl and packed urban housings. People desire for their private life to be protected from the congested city life, but not completely shut out from the outside. Brian Edwards 2006 has asserted that courtyard housing has been believed to be ldquo a responsive typology to low rise high density urban housing rdquo and is an ldquo appropriate form of housing within contemporary mixed use sustainable urban development rdquo p. xvii . The idea of implementing a courtyard is not new to Indonesian and Japanese architecture. Rather, it has been there since the early design of its residential building as a strategy to draw natural light and air into the building. From that time, courtyard in the Indonesian and Japanese house has been evolving in terms of its utilization and spatial composition as the effect of urban development. This thesis aims to study the transformation of the concept of courtyard in traditional architecture to the modern interpretation of courtyard in contemporary house. Social and cultural values contribute in forming the conceptualization of an architectural space is also investigated. The study includes the discussion of courtyard in terms of its type, function, and benefits."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Matindas, Eduard Lorenzo
"
ABSTRAKDesain seorang arsitek tidak dapat sepenuhnya menentukan aktifitas dan area-area tertentu didalam sebuah rumah. Sudah terjadi banyak pendapat, mengenai siapa yang mempunyai lebih banyak otoritas, sang arsitek atau pengguna rumah tersebut. Sebuah penyelidikan tentang interaksi antara pengguna dengan rumah yang sudah jadi akan menjadi basis dari pengetahuan mengenai pengalaman ruang. Skripsi ini bertujuan untuk mencari kesamaan dan perbedaan dari niat desain dan perubahan yang dilakukan oleh pengguna untuk menentukan motivasi-motivasi tertentu. Menggunakan wawancara terbuka ditujukan untuk mengetahui perubahan yang dilakukan fisik atau aktivitas spontan non-fisik yang adalah hasil dari arsitektur yang dihuni.
ABSTRACTAn architect rsquo s design can only go so far in determining activities as well as demarcating boundary lines within a household. There have been arguments regarding which has more authority, the architect or the user of the house. An investigation regarding the interaction between the user post development will be made in order to figure out the unfolding experience of the user. This thesis aims to find the similarities and differences between the design intent and the changes made by the user in order to determine various motivations. Using a series of open ended interviews aimed to understand the changes made physical or spontaneous activities non physical that is the result of a lived in architecture"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Qanitan Aryun
"
ABSTRAK<>br>
Dalam aktivitasnya manusia menciptakan titik referensi sebagai titik di mana mereka kembali setelah mereka mencapai tujuannya. Pemaknaan terhadap titik referensi ini akan menghadirkan persepsi home sebagai makna hunian karena titik referensi adalah tempat di mana manusia berhuni atau secara fisik, rumah. Berpindahnya manusia dalam skala yang lebih besar dapat mempengaruhi bagaimana ia mempersepsikan titik referensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan makna hunian pada manusia yang melakukan perpindahan negara dilihat dari bagaimana mereka mengadaptasikan ruang berhuninya, interpretasi privasi, identitas dan familiaritas terhadap ruang berhuninya dan persepsi mereka pada tanah air sebagai perluasan dari makna hunian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna hunian yang terbentuk adalah perkembangan dari gagasan mengenai makna hunian yang telah mereka miliki di negara asal. Mereka membawa gagasan ini ketika mereka pindah dan mengadaptasikannya dengan tempat mereka menetap saat ini. Pembentukan ini sangat dipengaruhi oleh ikatan sosial di mana dalam hal ini, kedua subyek telah melakukan pernikahan dengan warga negara Indonesia.
ABSTRACT<>br>
During their activities mens created points of reference as points of return after they had reached their destinations. How mens perceived their points of reference would build their perception of home because point of reference is the place where mens dwell or phisically, house. The migration of mens in a wider scale could affect how they perceived their point of references. The purpose of this study is to understand the ideas of home for mens who migrated to different countries, perceived from how they adapted their dwelling space, how they interpreted privacy, identity and familiarity in their dwelling space and their perception to homeland as the extension of home. Case study shows that the ideas of home which was built in the new country is the development from the ideas of home that the subjects had back in their original countries. The subjects brought these ideas when they migrated and adapted it with the space they are currently living. The way the ideas of home built was highly affected by deep social bond that was created by the subjects who married Indonesian citizen."
2015
S69959
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library