Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifa Nurdina Hidayah
Abstrak :
Internet saat ini menjadi hal yang fundamental dalam kebutuhan sehari-hari. Koneksi internet bisa didapat salah satunya melalui Wi-Fi (Wireless Fidelity). Salah satu penyedia layanan Wifi terbesar di Indonesia adalah Indihome, yaitu perusahaan dibawah PT. Telekomunikasi Indonesia. Mengingat Indihome bukan satu-satunya penyedia layanan Wi-Fi di indonesia maka bagi setiap brand harus mampu mempertahankan kualitas layanannya. Kualitas layanan menurut Parasuraman, et al., (1985) ditentukan oleh sepuluh factor yaitu reliability, responsiveness, competence, access, courtesy, communication, credibility, security, understanding atau knowing customer, hingga tangibles. Melalui metode content analysis serta desk research makalah ini mencoba mencari keterkaitan antara faktor-faktor penentu dalam kualitas layanan Indihome melalui customer service nya di Twitter. Hasil menunjukan bahwa eksistensi kesepuluh faktor sudah terlihat di dalam akun @Indihome namun hanya tiga yang memenuhi ekspektasi dari para pelanggan. Faktor yang paling dirasa sangat kurang adalag faktor responsivitas yang dianggap monoton dan tidak solutif. Maka dari itu, diperlukan optimalisasi kualitas layanan melalui layanan konsumen agar dapat memenuhi ekspektasi pelanggan. ......The Internet nowadays has become a fundamental need for everyday life. One or other way to get Internet connection is using Wi-Fi (Wireless Fidelity). The biggest Wifi provider in Indonesia is Indihome, a company under Telekomunikasi Indonesia. Since Indihome is not the only one wifi provider in Indonesia, therefore, a brand must maintain its service quality to fulfill customer needs. Service quality according to Parasuraman, et al., (1985) has ten factors to make it come true, there are reliability, responsiveness, competence, access, courtesy, communication, credibility, security, understanding or knowing customers, and tangibles. Through content analysis and desk research method, this article tries to find a relation between ten factors of service quality within Indihome service quality through their customer service on twitter. The result is that Indihome has already filled all of the factors, but Indihome hasn't fulfilled their customer expectations, only three of them that fulfilled by Indihome. The most unfulfilled factor is their responsivity that considered as unsolutive and monotone. Hence, Indihome needs to optimize their service quality through customer service, so that companywill fulfill their customer expectations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Adinda Rafilia
Abstrak :
Eiger Adventure gagal dalam mempertahankan citra baik perusahaan karena kesalahan dalam mengirim surat keberatan kepada pelanggannya melalui media sosial. Kekuatan media sosial membuat isu ini berubah menjadi krisis hanya dalam waktu singkat. Kegagalan ini menunjukkan hubungan masyarakat perusahaan yang buruk sehingga Eiger membutuhkan suatu manajemen krisis. Dalam menangani krisis, praktisi humas Eiger dapat memanfaatkan beberapa instrumen kehumasan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan instrumen kehumasan dalam manajemen krisis kasus surat keberatan oleh Eiger Adventure. Hasil analisis makalah ini menunjukkan strategi dan alasan pemilihan instrumen kehumasan yang dilakukan Eiger dalam tiga tahap manajemen krisis. Pada tahap pre-crisis, Eiger membangun hubungan dengan media. Dalam tahap crisis response, Eiger memberikan immediate response dalam bentuk press release, video release, dan konten media sosial. Serta pada tahap post-crisis, strategi marketing public relations dilakukan oleh Eiger sebagai upaya pemulihan citra. ......Eiger Adventure failed to maintain its positive image as they sent an objection letter to their customer on social media. The power of social media made this issue rapidly become a crisis and affects the company’s image. This failure indicates bad public relations of the company and therefore, crisis management is needed. In handling the crisis, Eiger’s public relations practitioner could utilize some of the public relations tools. This paper aims to analyze the use of public relations tools in crisis management in the case of Eiger Adventure’s objection letter. The analysis results illustrate the strategy and argument for selecting such tools in three phases of crisis management. In the pre-crisis phase, Eiger maintained a media relationship. In the crisis response phase, Eiger implemented an immediate response in the form of press releases, video releases, and social media content. In the post-crisis phase, Eiger demonstrated a marketing public relations strategy as an effort to restore a positive image.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Artha Nadiny
Abstrak :
Strategi komunikasi merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap lembaga atau pun perusahaan. Strategi komunikasi yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dapat berbeda dengan lembaga/perusahaan yang lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan strategi komunikasi yang digunakan oleh lembaga riset peradilan dan hukum MaPPI FHUI. Selain itu, penelitian ini juga enggali dan mengetahui lebih jelas strategi komunikasi terbaik dan yang sesuai dalam meningkatkan awareness dan engagement publik yang dapat diterapkan pada lembaga riset peradilan dan hukum MaPPI FHUI. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan jenis penelitian eksploratif menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi pada prakteknya terkait dengan peta stakeholder yang dimiliki oleh sebuah lembaga atau perusahaan. Seperti halnya pada lembaga riset peradilan dan hukum, MaPPI FHUI harus menyesuaikan dengan stakeholder yang dimiliki. MaPPI FHUI juga memaksimalkan banyak media, baik yang konvensional maupun media digital, sebagai strategi untuk meningkatkan awareness dan engagement publik. ......Communication strategy is essential for every institution or companies. Each institution or companies may apply its own unique communication strategy. This research was conducted to reveal the communication strategy of Law and Judicial Research Institution MaPPI FHUI. Furthermore, it explored the best strategy to raise public awareness and engagement for MaPPI FHUI. This research adopted post positivism paradigm and is an explorative study which used qualitative approach. The research finding indicated that communication strategy in practice is related to stakeholder mapping of the organization or company. As a law and judicial research institution MaPPI FHUI must adapt with its stakeholders. It also must optimize various media, conventional and digital, as a strategy to spread awareness and encourage engagement.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chriselda Armani
Abstrak :

Profil Perusahaan

LPS Kharisma adalah sebuah Lembaga kursus olah vokal yang berlokasi di wilayah Jakarta Timur, Indonesia. Di bawah naungan Ibu Hj. Fitriningsih, S.pd, LPS Kharisma telah berdiri sejak 1995 hingga saat ini. Pada awal mula beroperasi, LPS Kharisma menyediakan berbagai layanan kursus seni. Namun seiring berjalannya waktu, kini LPS Kharisma lebih mempersempit dirinya menjadi hanya Lembaga kursus olah vokal saja. LPS Kharisma hingga saat ini hanya berdiri di satu lokasi dan tidak mendirikan cabang lainnya di lokasi mana pun. Mengingat sistem kepemilikannya merupakan milik keluarga, maka kegiatan operasional LPS Kharisma secara keseluruhan dilakukan secara bersama-sama oleh anggota keluarga mereka. Walaupun begitu, LPS Kharisma memiliki tim pengajar beranggotakan lima orang yang cukup mumpuni di bidangnya, sejak tahun 1990-an, LPS Kharisma telah berhasil "mencetak" penyanyi yang berkualitas, seperti Rio Febrian, Giovanni, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, sejak tahun 2011, LPS Kharisma telah secara rutin melatih kontingen solo vokal DKI Jakarta tingkat SMA dalam kompetisi tahunan berskala nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yaitu FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional). Dari segi infrastruktur gedung, LPS Kharisma sendiri terlihat kurang merawat serta memperhatikan estetika gedung mereka. Akan tetapi, sejak terjadinya diskusi dengan pemilik LPS Kharisma per November 2018, LPS Kharisma telah melaksanakan sejumlah upaya dalam proses revitalisasi gedung mereka. Hal ini menyebabkan terjadinya ketersinambungan antara keberlangsungan program ini dengan keterlibatan LPS Kharisma dalam pelaksanaannya.

Analisis Situasi

Strength

  • Prestasi murid Jeserta alumni LPS Kharisma dari tahun ke tahun terus konsisten, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai USP (Unique Selling Point) LPS Kharisma yang dapat diolah ke dalam rangkaian brand strategy.
  • Lokasi yang strategis, karena berada di wilayah Jakarta. Hal ini dapat menjadi USP LPS Kharisma.

Weakness:

  • Tidak memiliki konsep branding yang terencana secara matang sejak awal, sehingga LPS Kharisma mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan komunikasi dengan target khalayak mereka, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Tidak adanya perencanaan komunikasi pemasaran setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sehingga exposure LPS Kharisma terhadap target khalayak rendah.
  • Selain tim pengajar, tidak terdapat struktur organisasi yang jelas pada LPS Kharisma, mengingat LPS Kharisma merupakan badan usaha milik kelurga, sehingga agar tetap bisa bersaing dengan kompetitor, LPS Kharisma memerlukan perencanaan komunikasi pemasaran yang praktis dan efektif agar bisa tetap dilaksanakan walaupun hanya dikerjakan oleh sumber daya manusia yang jumlahnya sangat terbatas.

Opportunity:

  • Pemilik LPS Kharisma memiliki koneksi orang-orang (networking) yang cukup luas, sehingga LPS Kharisma dapat mengoptimalkan output dan outcome program humas pemasaran ini dengan cara menyebarluaskan konten komunikasi kepada networking LPS Kharisma, serta dengan meminta bantuan mereka untuk menyeberluaskan kembali konten-konten tersebut kepada orang-orang yang mereka kenal melalui jaringan media sosial yang mereka miliki.

Threat:

  • Kompetitor-kompetitor yang telah lebih dulu memiliki perencanaan program pemasaran yang cukup baik. Purwacaraka Music Studios, Sanggar KBL, dan MSI School telah berhasil melakukan brand strategy yang sangat baik sehingga tingkat brand awareness kompetitor kompetitor tersebut lebih tinggi dibandingkan LPS Kharisma.

Pernyataan Masalah

LPS Karisma tidak memiliki brand strategy sebagai fondasi dasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran

Usulan Program

  • Brand Narrative
  • Brand Look
  • Digital Interface
  • Video Company Profile

Tujuan Program

  • Memenuhi salah satu dari ketiga atribut brand reputation menurut Herbig dan Milewicz (1995), yakni keahlian pemasaran
  • Memenuhi efektifitas pesan
  • Meningkatkan brand awareness

Khalayak sasaran

Pelajar berusia 13-16 tahun yang berdomisili di Jabodetabek yang memiliki akun instagram, gemar beryanyi tetapi tidak memiliki pengalaman manggung, mempertimbangan harga dan kualitas, dan menyukai hal dan pengalaman baru

Pesan Kunci

Memperkenalkan kembali LPS Kharisma dengan wajah baru dan semangat baru

Anggaran

Rp1.150.000,00

Evaluasi

  • Monitoring tahap proses
  • Evaluasi tahap output
  • Evaluasi tahap outcome
......

Company Profile

LPS Kharisma is a vocal training institute located in the East Jakarta region, Indonesia. Under the auspices of Mrs. Hj. Fitriningsih, S.pd, LPS Kharisma has been established since 1995 until now. At the beginning of its operation, LPS Kharisma provides a variety of art course services. But over time, now LPS Kharisma narrows itself down to being the only vocal course Institute. LPS Kharisma until now only stands in one location and does not set up another branch in any location. Since the ownership system is owned by the family, the operational activities of LPS Kharisma as a whole are carried out jointly by their family members. Even so, LPS Kharisma has a teaching team of five people who are quite qualified in their fields. since the 1990s, LPS Kharisma has managed to "print" quality singers, such as Rio Febrian, Giovanni, and many more. Not only that, since 2011, LPS Kharisma has routinely trained the contingent of high school DKI Jakarta vocal solo in an annual national competition organized by the Ministry of Education and Culture, namely FLS2N (National Student Art Festival and Competition). In terms of building infrastructure, LPS Kharisma itself looks less caring and takes care of the aesthetics of their building. However, since the discussion with the owner of LPS Kharisma as of November 2018, LPS Kharisma has carried out a number of efforts in the process of revitalizing their building. This led to a continuation between the sustainability of this program and the involvement of LPS Kharisma in its implementation.

Situation Analysis

Strength:

  • “The achievements of students and alumni of LPS Kharisma from year to year continue to be consistent, so that this can be used as USP (Unique Selling Point) LPS Kharisma which can be processed into a series of brand strategies.
  • Strategic location, because it is in the Jakarta area. This can be the USP LPS Kharisma.

Weakness:

  • Do not have a well-planned branding concept from the start, so LPS Kharisma has difficulty in carrying out communication activities with their target audience, both in the short and long term.
  • There is no marketing communication planning in at least the last five years, so that the exposure of Charity LPS to the target audience is low.
  • In addition to the teaching team, there is no clear organizational structure at LPS Kharisma, considering that LPS Kharisma is a family-owned business entity, so in order to be able to compete with competitors, LPS Kharisma requires a practical and effective marketing communication plan so that it can be carried out even though very limited human resources.

Opportunity:

  • LPS Kharisma owners have extensive networking connections, so LPS Kharisma can optimize the output and outcome of this marketing public relations program by disseminating communication content to the LPS Kharisma network, and by asking for their help to redistribute the content to people they know through the social media networks they have.

Threat:

  • Competitors who already have a good marketing program planning. Purwacaraka Music Studios, Sanggar KBL, and MSI School have succeeded in doing a very good brand strategy so that the level of brand awareness of these competitors is higher than LPS Kharisma

Problem Statement

LPS Kharisma does not hace a brand strategy as a basic foundation in marketing communication activities

Program

  • Brand Narrative
  • Brand Look
  • Digital Interface
  • Video Company Profile

Goal

  • Meet one of the three attributes of brand reputation according to Herbig and Milewicz (1995), namely marketing expertice
  • Meet the success of the message
  • Increase brand awareness

Target Audience

Studemt, 13-16 years old, residing in Jabodetabek area, have an instagram social media account, love to sing but don't have much experience singin in public, consider price and quality, like the new things and experiences

Key Messages

Reintroducing LPS Kharisma with a new face and new spirit

Total Budget

Rp1.150.000,00

Evaluasi

  • Process stage
  • Output stage
  • Outcome stage
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfira Izza Fikria
Abstrak :
Strategi komunikasi merupakan suatu bentuk upaya organisasi non profit khususnya LSM dalam membina hubungan dengan stakeholder dalam membangun kepercayaan. Bentuk strategi komunikasi yang dilakukan setiap organisasi non profit khususnya LSM berbeda-beda. Masing-masing LSM memiliki cara tersendiri dalam menyusun strategi komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam penerapan strategi komunikasi pada sebuah LSM asal Indonesia, Yayasan Cinta Anak Bangsa, dalam upaya membangun kepercayaan stakeholder melalui media sosial. Kepercayaan yang dibangun dilihat melalui identitas yang dikomunikasi, lalu terbentuk citra bagi organisasi, dan reputasi yang ada pada stakeholder. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Cinta Anak Bangsa memiliki strategi komunikasi yang jelas pada media sosial. Strategi komunikasi yang jelas kemudian mendukung identitas organisasi yang jelas untuk dikomunikasikan. Sehingga, terbentuk citra dan persepsi organisasi yang menghasilkan kepercayaan pada stakeholder pada media sosial. ......Communication strategy is often forgotten by nonprofit organization as a way to build trust with the stakeholders. Recently, the flow of communication has become a basic need of human. This research aims to understand how communication strategy is applied by an Indonesian NGO, Yayasan Cinta Anak Bangsa, in order to build trust with their stakeholders through social media. Trust is built by the identity that is communicated which then shapes the image of the organization and their reputation with the stakeholders. This research uses post-positivist paradigm and qualitative approach with a case study. The research notes that Yayasan Cinta Anak Bangsa has definite communication strategy through their social media. A definite communication strategy supports a clear identity that can be conveyed by the organization. Consequently, image and perception of the organization are built, which leads to the development of trust with the stakeholders on social media
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Wistara Norman
Abstrak :
ABSTRAK Perkembangan kafe di perkotaan besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya semakin meningkat di setiap tahunnya. Begitu juga dengan Kota Bandung, tercatat hingga tahun 2010 saja jumlah kafe meningkat hingga 493 kafe. Komoditas serta pasar penikmat kopi di Kota Bandung dimanfaatkan oleh beberapa pengusaha kafe seperti Dreezel Coffee yang baru saja buka pada awal tahun 2015. Namun, terhitung hingga akhir tahun, jumlah pengunjung tidak ada peningkatkan yang signifikan, dengan rata-rata 50 pengunjung per harinya. Maka dari itu, untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang lebih banyak, perlu adanya sebuah program khusus yang dapat meningkatkan impresi khalayak target Dreezel Coffee, salah satunya dengan teknik marketing public relations melalui rancangan program Educoffee Dreezel Coffee. Program tersebut meliputi dua kegiatan besar, yakni Share 2 Share, Vakansi di Kala Senja, serta dibantu dengan Media Promosi untuk menyebarkan informasi seluruh kegiatan Educoffee. Diharapkan, dengan program Educoffee tersebut, jumlah pengunjung dapat meningkat secara signifikan, baik di saat dimulainya program hingga setelah berakhirnya program sehingga memberikan impresi yang positif mengenai edukasi kopi terbaik di Kota Bandung.
ABSTRACT
Cafe in large urban city such as Jakarta, Bandung, and Surabaya is increasing every year. Such in the city of Bandung, recorded until the year 2010 alone the number increased to 493 cafes. Commodities and markets coffee lovers in Bandung used by some entrepreneurs as Dreezel Coffee cafe that had just opened in early 2015. However, as of year-end, the number of visitors there is no significant improvement, with an average of 50 visitors per day. Therefore, to increase the number of visitors more, they need special program that can increase the target audience impressions Dreezel Coffee, one of them with the techniques of marketing public relations through the planning programme Educoffee Dreezel Coffee. The program includes two major activities, namely Share 2 Share, Vakansi di Kala Senja, and assisted with the Media Campaign to disseminate information on all activities Educoffee. Hopefully, with the Educoffee program, the number of visitors can be increased significantly, both at the beginning of the program until after the end of the program so as to provide a positive impression about the education of the best coffee in the city of Bandung.
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sidqi Kirana Ryanti
Abstrak :
ABSTRAK Jeans menjadi salah satu pakaian yang populer dan digunakan hampir seluruh orang di berbagai belahan dunia, hal ini kemudian mengantarkan jeans menjadi komoditas dan menciptakan produsen besar yang merajai pangsa pasar dunia. Kepopuleran jeans yang juga didukung oleh adanya pasar yang besar kemudian menciptakan kemunculan berbagai jenis local brand jeans asli Indonesia. Salah satunya ialah Brand Nü Day jeans. Jumlah produsen yang banyak ini juga mengakibatkan adanya persaingan ketat antara satu brand dengan brand lainnya. Brand Nu Day jeans yang baru berdiri sejak tahun 2013 menghadapi kesulitan untuk ikut bersaing didalam pasar yang ketat tersebut dan kemudian mengantarkan merek ini pada sebuah masalah yakni belum dan sulit dikenalnya Brand Nü Day jeans sebagai sebuah merek local brand jeans baru oleh khalayak. Analisis data dilakukan dengan cara menggelar wawancara kepada empat orang anak muda Jakarta yang dikenal sebagai pecinta dan pengguna denim/jeans lokal dan memahami dengan jelas berbagai macam jeans beserta dengan detil produknya. Dari hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa merek Brand Nü Day jeans belum cukup menjadi merek yang dikenal oleh anak muda pengguna jeans hingga ditahun kedua merek ini berdiri. Berdasarkan masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah kegiatan atau program komunikasi yang dianggap mampu membantu merangsang perhatian individu pada sebuah produk atau jasa yang dalam hal ini difokuskan pada kegiatan humas pada praktik Marketing Public Relations (MPR). Kegiatan MPR ini dibutuhkan untuk membangun Brand Awareness terhadap sebuah produk atau jasa.
ABSTRACT Jeans have become a popular piece of clothing and is used by a lot of people around the world, and because of it, jeans have become a commodity and have created major industries that dominate the global market segment. The popularity of jeans and the presence of an increasingly large market of potential jeans users have encouraged the establishment of various local brand jeans in Indonesia. One of said local brands is Brand Nü Day jeans. The large number of jeans makers have also created stiff competition between jeans maker brands. Brand Nu Day jeans, which was established in 2013, faces an uphill battle in establishing itself as a competing brand in the local brand jeans maker market. The problem which the brand faces currently is the difficulty in creating awareness to the target market of jeans users which can help establish the brand as a competitive and new local brand jeans maker. Data analysis is conducted by way of interview to four young people in Jakarta who can be categorised as local denim/jeans users and enthusiasts to gain information about the different kinds of jeans along with the product details of other jeans. Through the interviews, it is known that as a brand, Brand Nü Day jeans has not gained enough fame and popularity in its second year since its inception. Based on that problem, it is necessary to create or utilise a communication program or activity that can help stimulate attention from the targeted public towards the product which in this case is the PR action of Marketing Public Relations (MPR). The MPR action is necessary to help build Brand Awareness towards a certain product or service.
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Krisnadi
Abstrak :
Analisis Situasi 1. Dengan hampir 90% penduduk Indonesia beragama Islam, Indonesia memiliki potensi zakat yang sangat tinggi, yaitu 217 triliun per tahun. Dalam agama Islam hukum zakat adalah wajib, namun terdapat banyak kesalahan persepsi mengenai zakat, diantaranya adalah anggapan bahwa pemberian langsung secara indvidu dianggap lebih baik. Selain itu banyak yang belum mengenal konsep zakat mal. 2. Survey menunjukan kecenderungan perilaku derma masyarakat Indonesia tinggi, termasuk derma yang didasari agama. 3. Banyak orang yang membayar zakat melalui lembaga yang tidak berbadan hukum karena jumlah lembaga formal terbatas, lokasinya tidak diketahui, serta ketidakpercayaan terhadap lembaga formal. 4. UU no 23 tahun 2011 mengatur pengurangan beban pajak bagi mereka yang telah membayar zakat kepada lembaga formal. 5. Pengumpulan dana zakat PKPU selalu kurang dari setengah nonzakat. PKPU menargetkan peningkatan angka zakat yang signifikan. 6. Dana PKPU yang dapat digunakan untuk program komunikasi kecil karena memperhatikan aspek kehati-hatian. Tujuan 1. Memersuasi khalayak untuk membayar zakat 2. Membangun kepercayaan khalayak terhadap PKPU 3. Mengubah perilaku khalayak agar membayar zakat melalui PKPU Sasaran Program Komunikasi 1. Meningkatkan kesadaran khalayak untuk membayar zakat 2. Meningkatkan citra PKPU melalui coverage media 3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap PKPU 4. Membangun hubungan kultural dengan donatur PKPU Strategi 1. Mengundang khalayak untuk ikut serta dalam online activation, 2. Memicu khalayak untuk mengidentifikasi diri mereka kepada para Zakat Warior 3. Melakukan engagement kepada media dengan melakukan media relation 4. Memberikan experience hidup bersama mustahik kepada para muzakki 5. Pengunaan mobile apps untuk diseminasi informasi dan pertanggungjawaban kegiatan PKPU serta untuk memudahkan khalayak dalam membayarkan zakatnya. Khalayak Sasaran Khayalak sasaran dalam kampanye ini berjenis kelamin pria dan wanita dengan usia 25-60 tahun dan beragama Islam. Pesan Kunci 1. PKPU melaksanakan kampanye Indonesia berzakat untuk mengajak setiap Muslim di Indonesia yang mampu agar membayarkan zakatnya. 2. Zakat sebaiknya dibayarkan melalui lembaga resmi agar lebih akuntabel dan transparan, serta dapat mengurangi beban pajak. 3. PKPU sebagai LAZ yang independen memberikan kemudahan kepada muzakki untuk membayar zakat. 4. Membayar zakat bukan hanya tentang mengeluarkan uang untuk pihak yang membutuhkan, tapi juga mengenai hubungan manusia dengan Tuhannya dan pembangunan sosial. Program 1. Amil Capacity Building 2. Optimalisasi Aktivitas Online 3. Zakat Warrior 4. Melakukan Hubungan dengan Media 5. Pemanfaatan Credible Source 6. Melihat Lebih Dekat 7. Mobile Zakat 8. Major Gift Officer Anggaran Rp213,975,000 Evaluasi Evaluasi dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap input, yaitu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan 2. Tahap output,yaitu hasil kegiatan 3. Tahap outcome, yaitu dampak kegiatan
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Octaviana Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Profil PerusahaanPT Sewu Segar Nusantara SSN merupakan pemegang merek Sunpride yang didirikan pada tahun 1995 sebagai salah satu kelompok investasi unggulan dari Gunung Sewu Kencana GSK dan pada awalnya bergerak dalam distribusi dan pemasaran buah lokal jenis pisang Cavendish. Pada tahun 2001, Sunpride mulai melebarkan bisnisnya dengan membuka cabang distribusi di Pulau Jawa dan dengan jenis varian buah lainnya yaitu Nanas Honi, Guava Crystal, dan Pepaya Calina. Komitmennya dalam agro investasi dibuktikan dengan berfokus pada buah nusantara hasil kerjasama dengan sister company PT Nusantara Tropical Farm NTF yang mengelola perkebunan Sunpride di Lampung dan beberapa kota di Indonesia seperti Aceh dan Blitar sejak tahun 2004. PT Sewu Segar Nusantara mengembangkan langkah-langkah kontrol kualitas ketat yang dipercaya dan diandalkan dengan mengutamakan kesegaran dan kualitas produk. Pada tahun 2007, PT Sewu Segar Nusantara juga mulai berfungsi sebagai partner lokal untuk berbagai merek buah internasional untuk mencukupi kebutuhan buah yang notabene tidak dapat dibudidayakan di Indonesia. Saat ini Sunpride telah memasarkan 11 produk buah lokal dan internasional antara lain: Pisang Cavendish, Nanas Honi, Guava Crystal, Pepaya Calina, Melon Golden, Jeruk Baby, buah mangga, buah naga, Kiwi Zespri, Apel Pink Lady, dan Pear Singo.Analisis SituasiStrengthsa. Memiliki jaringan pemasok yang menjamin mutu baik kualitas maupun kuantitas melalui kerjasama dengan Nusantara Tropical Farm NTF untuk empat jenis buah yakni Pisang Cavendish, Nanas Honi, Guava Crystal, dan Pepaya Calina yang menjadi produk unggulan Sunpride sehingga ketersedian pada 4 jenis buah tersebut selalu aman dan memadai.b. Berada di bawah naungan investasi unggulan Gunung Sewu Kencana GSK sehingga posisi Sunpride sebagai salah satu lini bisnis memiliki prospek berkelanjutan yang baik.c. Memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk menyelenggarakan program komunikasi yang memungkinkan Sunpride mengembangkan kegiatan komunikasi kreatifnya.d. Telah menjalin kerjasama dengan banyak peritel antara lain: The Food Hall, Transmart Carrefour, Giant, Lottemart, Ranch Market, Hero, Alfamart, Rumah Buah, Hypermart, Family Mart, Foodmart, All Fresh, Total Buah, dan lainnya sehingga lebih unggul dalam persaingan dengan brand lokal sejenis karena produknya dapat ditemui tidak hanya di peritel besar tetapi juga peritel yang lebih mudah dijangkau seperti Seven Eleven, Indomaret, dan Alfamart.e. Berdiri sejak tahun 1995 sehingga memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengelola pasar buah dan segala dinamikanya.Weaknessa. Kurang konsistennya ketersediaan produk mengakibatkan Sunpride dikenal sebagai merek buah Pisang Cavendish saja.b. Kualitas tampilan premium produknya menyebabkan Sunpride dikenal sebagai merek pemasok buah impor yang diasosiasikan dengan penggunaan teknologi GMO Genetically Modified Organism , pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya sehingga menimbulkan rasa cemas pada sebagian orang dengan tingkat awareness terhadap produk alami yang tinggi untuk mengkonsumsi buah-buahan Sunpride.c. Program stakeholder relations yang dijalankan masih belum bisa menanggulangi lemahnya kemitraan yang dijalin dengan petani binaan di daerah sehingga loyalitas petani dan pola pikir kedaerahan yang masih belum berhasil dirubah berdampak langsung pada ketersediaan produk.d. Belum pernah menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam hal bisnis sehingga program yang dijalankan terkesan berorientasi pada keuntungan finansial pihak swasta dan tidak nampak sebagai kontribusi solusi persoalan nasional.e. Strategi PR yang selama ini dilakukan masih berfokus pada eksposur media melalui media visit, media trip, media gathering, dan penyebaran press release. Kurangnya engagement dengan stakeholders lainnya, khususnya komunitas mengakibatkan komunikasi yang dilakukan kurang tepat sasaran.f. Media coverage yang didapat Sunpride masih hanya sebatas publikasi setelah acara yang tidak bertahan lama dan tidak berkelanjutan sehingga awareness terhadap merek Sunpride mudah dilupakan masyarakat. Opportunitiesa. Melalui model bisnis dan kemampuan yang dimiliki, Sunpride dapat berkontribusi terhadap iklim industri produk lokal Indonesia yang mensejahterakan mulai dari petani, hingga konsumen berkenaan dengan kemandiriaan pangan yang digencarkan pemerintah. Hal ini bisa menjadi poin penting untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah sehingga meningkatkan dukungan dan government relations.b. Bisnis proses melalui jalinan kemitraan dengan petani binaan di daerah berpotensi untuk dikembangkan sehingga bukan hanya sekedar untuk mengatasi ketersediaan produk tetapi juga menambah citra produk lokal terhadap merek Sunpride.c. Belum ada produk buah lokal yang menjadi top of mind di Indonesia sehingga dengan segala potensinya, Sunpride sangat berpotensi untuk muncul sebagai top of mind merek buah dari dan untuk Indonesia.Threatsa. Budaya dan pola pikir petani lokal masih cenderung kurang agresif dan terbuka terhadap implementasi inovasi teknologi dan kemitraan dengan pihak swasta mengakibatkan sulitnya melakukan pendekatan kerjasama.b. Tren mengkonsumsi produk impor masih kuat di kalangan masyarakat urban di Indonesia sehingga kurang peduli terhdap kehadiran merek lokal.c. Masyarakat kurang memperhatikan brand dalam memilih buah sehingga akan membeli buah dengan merek apapun yang tersedia dan terlihat menarik.d. Potensi pasar terbesar untuk produk buah masih berada di general market atau pasar basah pedagang kaki lima dan pasar tradisional dengan lebih sedikit tuntutan produk sehingga membutuhkan upaya lebih keras dalam memasarkan Sunpride yang memiliki segmentasi pasar modern dengan segala kualifikasi yang diinginkan konsumennya.Pernyataan MasalahMinimnya ketersediaan buah-buahan Sunpride di pasar modern peritel akibat kurangnya kerjasama dengan petani binaan menyebabkan lemahnya stakeholder relations dan berakibat juga pada penetrasi citra Sunpride sebagai merek buah lokal bagi konsumennya.Usulan ProgramProgram special event dengan tema Lokal Handal, yang terdiri dari empat kegiatan :Lokal Sinergi: Government outreach untuk mendukung program Lokal Handal sekaligus menginisiasi kerjasama lebih lanjut.Lokal Kolaborasi; Community engagement dengan asosiasi gabungan kelompok tani gapoktan dan mensukseskan special event Festival Buah Banyuwangi melalui sponsorship.Lokal Aksi: Wanen Garap sebagai capacity building dan kemitraan dengan petani lokal.Lokal Apresiasi: Acara syukuran pada musim panen pasca Wanen Garap.Lokal Publikasi: Media Relations untuk memperkenalkan program dan kemitraan Sunpride dengan pihak-pihak terkait.Tujuan Program1. Mendukung keberhasilan program kampanye brand awareness.2. Melakukan pendekatan dengan stakeholders terkait kemitraan dalam ketersediaan produk Sunpride.3. Mengoptimalisasi komunikasi dalam kemitraan dengan petani lokal sebagai salah satu produsen buah Sunpride.Khalayak SasaranKhalayak Sasaran Primer Petani 1. Secara geografisTinggal menetap / tinggal sementara / bekerja di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur2. Secara demografisa. Laki-laki dan perempuanb. Usia 15-64 tahunc. SES B - D3. Secara Psikografisa. Berada di zona nyamanb. Tingkat loyalitas rendahc. Mementingkan keuntungan jangka pendekd. Melakukan kebiasaan setempat sebagai bagian dari budaya dan tradisiKhalayak Sasaran Sekunder Masyarakat 1. Secara Geografisa. Tinggal menetap / tinggal sementara / bekerja di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.b. Tinggal menetap / tinggal sementara / bekerja di luar wilayah Jawa Timur2. Secara Demografisa. Laki-laki dan perempuanb. Usia 15-64 tahunc. SES B - D3. Secara Psikografisa. Sedang mencari hiburanb. Gemar berkumpul dengan masyarakat setempatPesan KunciSunpride berusaha untuk turut memperkuat posisi buah lokal di negeri sendiri dengan membina petani lokal melalui program ldquo;Lokal Handal rdquo; 1. Kemitraan dengan pemerintah dan petani lokal dilakukan melalui edukasi inovasi terpadu dan apresiasi petani dalam menghasilkan buah lokal dengan standar mutu yang tinggi secara alami.a Bersama dengan pemerintah mewujudkan kemandirian pangan bangsa melalui agroindustri.- Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pengembangan hortikultura yang kuat dan mandiri.- Menjadi fasilitator yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat untuk mengembangkan potensi Kabupaten Banyuwangi.b Kampanye buah lokal dan apresiasi petani bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pada acara Festival Buah Banyuwangi.- Panggung hiburan yang menampilkan musik rakyat untuk petani dan keluarga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kerja keras petani.- Berkumpul bersama dengan penikmat buah lokal sebagai sarana saling berinteraksi dan menjaga kearifan lokal dan budaya setempat.c Transfer pengetahuan, inovasi dan motivasi dalam meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, keluarga dan negara melalui kegiatan Wanen Garap.- Edukasi dan pelatihan pengolahan tanah dan kultur jaringan alami dengan cara yang asik dan akrab, serta studi kasus untuk memecahkan permasalahan setempat.- Kunjungan ke perkebunan Sunpride untuk praktek lapangan menerapkan hasil dari pelatihan.- Menginformasi prospek agroindustri nasional dan meningkatkannya melalui jalinan kerjasama dengan Sunpride.d Apresiasi kerja keras dan ungkapan rasa syukur a la petani Jawa Timur pada musim panen.- Bersama petani lokal binaan Sunpride merayakan musim panen raya lewat syukuran ider bumi untuk menjaga kearifan lokal setempat.AnggaranRp 936.330.128EvaluasiTahapan evaluasi yang digunakan adalah:1. Tahap Input2. Tahap Output3. Tahap OutcomesSetiap tahap memiliki tolak ukur dan instrumen masing-masing
ABSTRACT
Company ProfilePT Sewu Segar Nusantara SSN is the holding company of Sunpride which established in 1995 as one of the flagship investment of Gunung Sewu Kencana GSK and was originally engaged in the distribution and marketing of local fruit Cavendish bananas. In 2001, Sunpride began expanding its business by opening distribution branches in Java with other types of fruit variants such as Pineapple Honi, Crystal Guava and Papaya Calina. The commitment to invest in agroindustry proves by focusing on local fruit distribution in collaboration with Sunpride sister company PT Nusantara Tropical Farm NTF which manages plantations in Lampung and several cities in Indonesia such as Aceh and Blitar since 2004. PT Sewu Segar Nusantara develops a trusted strict quality control measurement and relied upon by emphasizing the freshness and quality of the products. In 2007, PT Sewu Segar Nusantara also began as a local partner for variety of brands to meet the needs of international fruits which naturally can not be cultivated in Indonesia. Currently Sunpride has marketed 11 local and international fruit products include Cavendish Banana, Honi Pineapple, Crystal Guava, Calina Papaya, Golden Melon, Orange Baby, mango, dragon fruit, Zespri Kiwi, Pink Lady Apple and Singo Pear.Situation AnalysisStrengthsa. Having a network of suppliers that guarantee both the quality and quantity of cooperation with Nusantara Tropical Farm NTF for the four types of fruits that Cavendish Bananas, Honi Pineapples, Guava Crystal, and Calina Papaya for being superior products of Sunpride hence the availability of the 4 types of those fruits are always safe and adequate.b. Under the auspices of superior investment Gunung Sewu Kencana GSK so that Sunpride position as one of the business lines have sustained a good prospect.c. Having sufficient financial resources to carry out communications program that allows Sunpride develops creative communication activities.d. Has cooperated with many retailers include The Food Hall, Transmart Carrefour, Giant, Lottemart, Ranch Market, Hero, Alfamart, Home Fruit, Hypermart, Family Mart, Foodmart, All Fresh, Total Fruit, and others to put Sunpride as superior in competition with similar local brands because its products can be found not only in the big retailers but also more convenient retailers such as Seven Eleven, Indomaret, and Alfamart.e. Established since 1995 as to have sufficient knowledge to manage the fruit market and all its dynamics.Weaknessa. Less inconsistency in the availability of products resulting Sunpride just only known as Cavendish banana fruit brand only.b. The quality premium product display leds Sunpride known as a imported fruit supplier brand which associated with technology of GMO Genetically Modified Organism , pesticides and other chemical, so that tends to create anxiety in some people with the high level of awareness of natural products to consume fruits of Sunpride.c. Stakeholder relations program which currently running still can not cope with the weakness of the partnership with assisted farmers in the area so the loyalty of farmers and regional mindset that still can not successfully changed the direct impact on product availability.d. Have not been cooperating with the government in terms of the programs run the business so impressed only as private financial gain oriented and does not appear as a contributor to the solution of national problems.e. PR strategy that has been done still focuses on media exposure through the media visit, media trips, media gathering and distribution of press releases. The lack of engagement with other stakeholders, particularly the community resulted in communications that made it tackles.f. Media coverage which obtained Sunpride still only on limited publication after the event which did not last any long and sustained so that awareness of the Sunpride as a brand easily forgotten.Opportunitiesa. Through business models and capabilities, Sunpride can contribute to Indonesian local industry climate to enhance farmers prosperity, to consume local product regarding to independent in food supply as the government intensified. This could be an important point to cooperate with the government to increase support and government relations.b. Business processes through a partnership with assisted farmers in the area could be developed so its not only to address the product availability but also to the brand image of Sunpride as local products.c. There are no local fruit products as a top of mind in Indonesia so with all its potentials, Sunpride could to emerge as a top of mind fruit brand from and for Indonesia.Threatsa. Culture and mindset of the local farmers still tend to be less aggressive and unopen to the implementation of technological innovation and partnerships with the private sector made it difficult to approach a cooperation.b. Consuming imported products trend is still strong among urban communities in Indonesia which have less concern to local brand presence.c. Society pay little attention to the brand for selecting the fruit so that they will buy fruit with any brand available and attractive look.d. The largest potential market for fruit products still on the market and general market or wet hawkers and traditional market with fewer demands products that require a lot more effort in marketing Sunpride which has a market segmentation modern with all the desired qualifications consumers.Problem StatementThe lack of Sunpride fruits availability in modern markets retailers due to the lack of cooperation with assisted farmers led to weak stakeholder relations and has implications also for penetration of Sunpride image as a local fruit brand for consumers.ProgramSpecial program event with the theme of Lokal Handal, which consists of five activities 1. Lokal Sinergi Government outreach to support local programs reliable simultaneously initiate further cooperation.2. Lokal Kolaborasi Community engagement with farmers group association and sponsorship suppot on local special event Banyuwangi Fruit Festival.3. Lokal Aksi Wanen Garap as capacity building and partnership program with local farmers4. Lokal Apresiasi Expression of gratitude and appreciation toward harvest session on after Wanen Garap.5. Lokal Publikasi Media relations to introduce the collaboration program between Sunpride and stakeholders.Program rsquo s GoalSupporting the grand awareness campaign.Approaching all relevant stakeholdersOptimizing communication in partnership with local farmers as one of the producers of fruit SunprideTarget AudiencePrimary Target Audience Farmers 1. Geographicallya. Permanent residence temporary working in the district of Banyuwangi, East Java2. Demographicallya. Male and femaleb. Age 15 64c. SES B D3. Psychographicsa. Being in the comfort zoneb. Low level of loyaltyc. Concerned with short term gainsd. Perform local customs as part of the culture and traditionSecondary Target Audience People 1. Geographicallya. Permanent residence temporary working in the district of Banyuwangi, East Java.b. Permanent residence temporary working outside East Java2. Demographica. Boy and girlb. Age 15 64c. SES B D3. Psychographicsa. Was looking for entertainmentb. Likes to gather with local communitiesKey MessageSunpride is trying to help strengthen the position of local fruit in their own country by fostering local farmers through the program Lokal Handal 1. Partnerships with local governments and farmers do integrated innovation through education and appreciation of local farmers to produce fruits with high level of quality naturally.a Together with the government realizing food self sufficiency of the nation through the agro industry. In collaboration with the Directorate General of Horticulture, the Ministry of Agriculture to realize the development of a strong and independent horticulture. Being a facilitator in cooperation with the local government to develop the potential of Banyuwangi.b Campaign and appreciation of local fruit farmers in cooperation with the Government of Banyuwangi in Banyuwangi Fruit Festival. Providing entertainment featuring folk music to the farmers and families as an integral part of the hard work of farmers. Together with local fruit lovers as a means of interacting and maintaining local knowledge and local culture.c Transfering knowledges, innovation and motivation in improving the welfare of yourself, your family and the country through activities Wanen Garap. Education and training of tillage and natural culture in a way that is cool and familiar, as well as case studies to solve local problems. Visits to the plantation to the practice field Sunpride implement the results of the training. Inform prospects of the national agro industry and improve through cooperation with Sunpride.d The appreciation of the hard work and an expression of gratitude a la farmers in East Java during the harvest season. Together with local farmers built Sunpride celebrate the harvest thanksgiving Ider Bumi to keep the local wisdom.Total BudgetRp 936.330.128Evaluation MethodsStages of evaluation used is 1. Input Phase2. Output Phase3. Outcomes PhaseEach stage have benchmark and instruments respectively
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Westiana
Abstrak :
Transmedia storytelling merupakan sebuah narasi fiksi bersifat interaktif yang terjadi di berbagai platform media. Sejumlah perusahaan menerapkan transmedia storytelling dalam strategi brandingnya. Salah satunya adalah The LEGO Group melalui seri The LEGO Movie. Studi ini bertujuan untuk menganalisis penerapan transmedia storytelling dalam The LEGO Movie dengan analisis sequence dan analisis tujuh prinsip transmedia storytelling. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah desk study dengan mengumpulkan sejumlah data sekunder yang relevan. Analisis sequence memperlihatkan rangkaian media yang digunakan dalam The LEGO Movie dan bagaimana kaitan antar medianya. Dalam analisis tujuh prinsip transmedia storytelling, penulis membahas unsur-unsur dalam seri The LEGO Movie yang dapat menjelaskan ketujuh prinsip tersebut. Adapun prinsip transmedia storytelling menurut Jenkins (2010) antara lain Spreadability vs. Drillability, Continuity vs. Multiplicity, Immersion vs. Extractability, Worldbuilding, Seriality, Subjectivity, dan Performance. Sebagai hasil, seri The LEGO Movie dapat mengimplementasikan seluruh prinsip transmedia storytelling tersebut. Dengan dua prinsip yang paling menonjol yaitu Immersion vs Extractability dan Performance.
Transmedia storytelling is an interactive fictional narrative that occurs on multiple media platforms. Several companies have implemented transmedia storytelling in their branding strategies. One of these companies is The LEGO Group through The LEGO Movie franchise. This study aims to analyze the implementation of transmedia storytelling in The LEGO Movie through sequence analysis and analysis of the seven principles of transmedia storytelling. The method used in this study is desk study with some secondary data collected. Sequence analysis shows all the media used in The LEGO Movie and the connection between them. In analyzing the seven principles of transmedia storytelling, the author examines the elements in the LEGO Movie that can explain the seven principles. According to Jenkins (2010), seven principles of transmedia storytelling are Spreadability vs. Drillability, Continuity vs. Multiplicity, Immersion vs. Extractability, Worldbuilding, Seriality, Subjectivity, and Performance. The results show that The LEGO Movie can implement all of the seven principles of transmedia storytelling, with two most significant principles that are Immersion vs Extractability and Performance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>