Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Dewi Paramita
2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R.R. Kartika Budi Cahyani
Abstrak :
Sejak pertama kali meluncurkan produk klasik dalam bentuk bubuk, kira-kira sepuluh tahun yang lalu, permintaan untuk produk minuman energi ini dirasakan cukup tinggi, karena belum banyak produk sejenis yang beredar di pasaran, kebanyakan produk minuman energi pada waktu itu adalah produk import yang harga jualnya menjadi relatif cukup mahal. Terobosan PT Bintang Toedjoe pada waktu meluncurkan Extra Joss Classic memang luar biasa hebatnya, dengan bentuk bubuk dan harga jual yang murah, Bintang Toedjoe berhasil menembus pasar dengan target merket mereka yang berstatus sosial ekonomi C-D. Extra Joss yang dikenal sebagai biang energi langsung meroket menjadi produk unggulan.Untuk memenuhi permintaan target market dari kalangan SES yang lebih tinggi Bintang Toedjoe mencoba menghadirkan Extra Joss X, minuman energi dalam bentuk cair dengan keunggulan rasa karbonasi di dalamnya dan kemasan kaleng yang trendy. Dalam rancangan strategi komunikasi pemasarannya Extra Joss X sebagai produk ekstensi yang belum banyak mendapat pengetahuan dari khalayak akan memanfaatkan periklanan sebagai saluran utama promosi, dibantu oleh publisitas dan pemasaran langsung. Media yang akan digunakan adalah bauran dari media elektronik, media cetak, media luar ruang dan event untuk melancarkan kegiatan pemasaran dan sebagai sumber informasi lebih efektif pada calon konsumen. Tujuan komunikasi yang ingin dicapai oleh produk Extra Joss X adalah mengubah positioning produk menjadi produk konsumsi untuk target market A-B serta meningkatkan brand knowledge terhadap produk sebagai salah satu produk baru varian dari produk Extra Joss Clasic dan untuk jangka panjangnya membentuk image yang lebih trendy dan prestigious. Untuk menunjang penyampaian pesan, beberapa elemen yang digunakan adalah periklanan dengan iklan TVC, radio dan media cetak seperti koran, majalah dan tabloid, marketing event, direct marketing dan sales promotion, karena dianggap mampu mencakup khalayak secara efektif dan efisien melalui pesan-pesan yang mudah dimengerti juga cukup menghibur. Total anggaran kegiatan Komunikasi Pemasaran Extra Joss X adalavh sebesar Rp. 8,588,486,000,- yang akan dialokasikan untuk biaya iklan, publisitas, pemasaran langsung, termasuk biaya penempatan media, biaya produksi, biaya evaluasi, agency Service fee, dan PPN. Langkah selanjutnya adalah pretest untuk menguji materi kreatif yang akan diluncurkan ke khalayak dengan melakukan FGD, dan setelah iklan diluncurkan dalam 3 bulan berikutnya akan dilakukan post test dengan kuesioner untuk melihat tanggapan khalayak terhadap iklan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamengko, Marco Paulus Ignatius
Abstrak :
Saat ini dunia fashion Indonesia tengah berkembang secara pesat. Situasi ini jelas tidak lepas dari pengaruh globalisasi dan pasar bebas. Semakin banyak produk-produk High End dan Middle Market Fashion dari blok barat (Amerika, Inggris, Spanyol, Perancis dan Italia) serta Asia (Jepang, Cina dan Korea) yang masuk ke pasar Indonesia. Perkembangan media komunikasi yang terbilang pesat turut berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat Indonesia, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah urban ibu kota. Kelompok masyarakat berjuluk sadar fashion ini sangat memperhatikan estetika padu padan pakaian dan selalu mengikuti tren pakaian terbaru. Permasalahan kini terletak pada buying power kelompok masyarakat tertentu (menengah) yang tidak setara dengan harga pakaian modis.

Sejauh ini pasar Middle Market Fashion lokal didominasi oleh Nikicio diikuti Kleting. Lini pakaian D.M sebagai pemain baru di pasar konkrit harus merangkak dari bawah untuk mencari pelanggan. Kekuatan utama Lini pakaian D.M ada pada produk-produknya yang modis tapi dijual dengan harga terjangkau oleh kelompok masyarakat menengah.

Tujuan program komunikasi lini pakaian D.M adalah meningkatkan angka penjualan melalui strategi Hard Sell dan seiring waktu menciptakan awareness di dalam benak khalayak sasaran akan merek D.M. Kampanye ini akan berlangsung sedari bulan Juni 2011 sampai bulan Mei 2012. Diperkirakan kampanye ini akan menelan biaya kurang lebih Rp. 250,000,000.00 yang mencakup biaya desain, produksi dan pembelanjaan media.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Hany Pratiwi
Abstrak :
Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai perencanaan kampanye program komunikasi pemasaran terpadu ?Samsung Galaxy Mini S5570 Periode Januari 2012 ? Desember 2012? . Dengan menganalisis pasar yang ada, diharapkan akan terkumpul dasar acuan yang baik untuk membuat perencanaan komunikasi pemasaran terpadu. Di tengah persaingan produsen smartphone, Samsung Galaxy Mini S5570 harus dapat menciptakan dan menancapkan posisinya di benak konsumen. Dirumuskan tujuan pemasaran yaitu meningkatkan penjualan. Sedangkan, tujuan komunikasi yaitu meningkatkan kesadaran tentang keunggulan produk Samsung Galaxy Mini S5570. Total biaya kampanye mencapai Rp. 3.223.550.000,- untuk satu tahun. Demi kelancaran pelaksanaan kampanye, akan dilakukan evaluasi, monitoring dan kontrol agar pelaksanaan kampanye sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.;
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dotty Rahmatiasih
Abstrak :
Dalam beberapa tahun ini, sejak awal tahun 2001 hingga tahun 2003 di berbagai media massa tersiar berita mengenai masalah terhambatnya proses belajar mengajar di beberapa wilayah di Indonesia. Keterhambatan itu sebagian besar terjadi karena adanya kerusakan infrastruktur dan tidak tersedianya sarana yang memadai pada sekolah-sekolah di wilayah tersebut. Berkaitan dengan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) mengambil suatu langkah melalui pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat agar ikut berperan aktif membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, terutama di wilayahnya masing-masing. Dalam rangka mensosialisasikan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Dirjen Dikdasmen melaksanakan "Program Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan." Program tersebut merupakan program pemasaran sosial yang dilakukan melalui iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di stasiun televisi nasional pada bulan Oktober 2002 sampai dengan Januari 2003. Tujuan dan pelaksanaan "Program Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan". adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat agar ikut berperan aktif bergabung dengan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Setelah dilakukan wawancara dan survey penelitian, hasil analisis data penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan bahwa iklan layanan masyarakat Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berpengaruh pada kognitif dan afektif khalayak (dalam hal ini responden penelitian), namun tidak berpengaruh pada konatif khalayak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Nurrahdiana Dewi
Abstrak :
Slogan iklan merupakan rangkuman dari semua hal yang ingin di ucapkan oleh pengiklan. Oleh karena itu, biasanya slogan iklan menjadi ujung tombak suatu ikian. Slogan iklan harus menarik dan mampu dimengerti oleh semua pihak. Hal ini penting karena iklan juga mampu menarik perhatian dan mampu dimengerti orang yang tidak menggunakan produk tersebut dan pada akhirnya mau beralih dari produk yang lama. Salah satu hal yang mempengaruhi ketertarikan pada slogan iklan adalah motivasi. Kebutuhan akan suatu produk akan membuat orang aktif mencari informasi mengenai produk tersebut. Bagi para pengguna produk sabun cair, informasi-informasi yang berkaitan dengan produk menjadi penting baginya karena ada keterikatan antara dia dan produk. Bagaimana halnya dengan orang yang tidak menggunakan produk ? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti ingin mengadakan penelitian eksperimen pada para pengguna dan bukan pengguna sabun cair mengenai asosiasi kognitif mereka tentang beberapa slogan iklan sabun cair. Para subjek merupakan mahasiswi FISIP dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan asosiasi kognitif antara pengguna dan bukan pengguna sabun cair yang mencolok. Dalam hal ini pun teori motivasi tidak berpengaruh. Kebutuhan para pengguna akan sabun cair tidak mampu membedakan tingkat asosiasi kognitifnya bila dibandingkan dengan bukan pengguna sabun cair. Hal ini disebabkan karena iklan yang sudah lama. Slogan iklan menjadi tidak novelty lagi dan sudah familiar. Sehingga tidak menarik. lagi. Selain itu, responden yang homogen menyebabkan tingkat asosiasi kognitifnya juga sama.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eriyani Kurnita
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin pentingnya fungsi kemasan sebagai media komunikasi serta ketertarikan peneliti terhadap desain kemasan. Untuk itu peneliti memilih satu jenis produk yang masih dalam kategori baru luncur (pada saat penelitian dilakukan) dan memiliki desain kemasan yang unik, guna melihat bagaimana hubungan antara persepsi visual tentang desain kemasan dan minat beli terhadap produk, serta bagaimana faktor persepsi tentang harga jual dapat mempengaruhi hubungan antara kedua variabel tersebut. Produk yang dijadikan objek penelitian adalah mie instant dengan merk Cinta-mi, sebagai produk mie instant merk baru luncur di pasaran (path saat penelitian dilakukan) dan mempunyai desain kemasan yang lain dari desain kemasan para kompetitornya. Beberapa teori yang berkaitan dengan persepsi, antara lain menurut Henry Assael, teori tentang desain kemasan produk oleh Herbert M. Meyer, teori tentang perilaku konsumen antara lain oleh James F. Engel, dan beberapa teori pendukung lainnya, digunakan untuk membuktikan hipotesa penelitian bahwa wanita konsumen yang mempunyai persepsi positif terhadap desain kemasan produk cenderung berminat untuk membeli produk, juga sebaliknya. Selain itu, faktor persepsi tentang harga jual produk dijadikan sebagai variabel kontrol (variabel penekan) dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif yang menggunakan metode penelitian survei Populasi penelitian adalah wanita konsumen mie instant yang datang berbelanja mie instant di Pasar Swalayan Hero cabang Bogor, dengan sampel penelitian sebesar 100 responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel nonprobabilita secara kebetulan (accidental) terhadap wanita konsumen yang sedang berbelanja mie instant. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur/kepustakaan dan tanya jawab dan diskusi dengan pihak yang kompeten. Selain statistik univariat, uji bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-kuadrat (Chi-Square) dan uji multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik (Logistic Regression). Dari data lapangan yang diperoleh diketahui bahwa: 1). terdapat hubungan antara persepsi visual tentang desain kemasan produk dan minat membeli produk. Dengan demikian hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa wanita konsumen yang mempunyai persepsi positif terhadap desain kemasan produk cenderung berminat membeli produk, diterima dan 2). faktor persepsi tentang harga jual produk tidak berpengaruh sebagai variabel kontrol (variabel penekan). Dengan demikian hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa persepsi tentang harga jual produk dapat mempengaruhi hubungan antara persepsi visual tentang desain kemasan dan minat membeli produk, ditolak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Dimas Faizal
Abstrak :
Berkembangnya industri pertelevisian di Indonesia berdampak pada berkembangnya pula industri production House yang menawarkan berbagai macam program televisi. Stasiun televisi pun berlomba untuk menayangkan program TV yang menarik dan memberikan nilai edukasi kepada khalayak. Dari sekian banyak program TV yang dihadirkan, game show adalah salah satu dari sekian jenis program non drama yang mencuri perhatian pemirsa. Tak jarang program tersebut adalah hasil adaptasi dari program luar, seperti Spontan yang diadaptasi dari candid camera dan Tantangan yang menjadi bahan penelitian dalam tuiisan ini- yang merupakan hasil adaptasi dari Who Dares Wins. Namun dalam proses pengadaptasian program luar ke program lokal tidak selalu berjalan mulus. Banyak pemirsa yang lebih menyukai program buatan luar karena di anggap lebih berkualitas' dibanding program lokal. Pada perkembangan selanjutnya, setelah sebuah program minimal melewati 13 episode, maka akan terbentuk dua kelompok besar, yaitu kelompok yang jarang sekali menonton bahkan tidak pernah, dan kelompok kedua yang selalu menonton dengan setia, dan menanti penayangan selanjutnya. Fenomena ini dijelaskan oleh Katz, Blumler, dan Gurevitch sebagai uses and gratification. Anggota khalayak atau pemirsa dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Penulis mendapatkan data dari SRI untuk mencari tahu bagaimana profil dari anggota kedua kelompok tersebut di acara Tantangan. Alasan penulis memilih subjek penelitian yang berasal dari pemirsa biasa adalah karena pada akhirnya merekalah yang memilih dan melakukan zapping di TV mereka. Penulis secara random memilih populasi untuk diadakannya eksperimen, lalu ditentukan bahwa Kelurahan Tanjung Duren Utara kecamatan Grogol Petamburan menjadi populasi penelitian. Lalu pemilihan subjek penelitian dilakukan secara purposive mengingat penelitian eksperimen membutuhkan subjek yang sangat homogen, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu 30 subjek kelompok heavy viewers dan 30 subjek kelompok light viewers. Penulis membagi subjek ke dalam 6 kelas, mengingat diperlukan bimbingan yang intensive dalam pengisian kuesioner. Tiap kelas kemudian di putarkan acara Tantangan dan Who Dares Wins, kemudian subjek dipersilahkan mengisi kuesioner sambil di jelaskan cara pengisian pada pertanyaan yang berbau teknis oleh pembimbing. Setelah diadakan tes reliability dan validity didapatkan bahwa keseluruhan pertanyaan adalah reliable dan valid. Setelah dilakukan T Test terbukti bahwa Kelompok heavy viewers memiliki persepsi kualitas yang Iebih tinggi di banding kelompok light viewers. Namun kelompok heavy viewers dan light viewers tidak terbukti memberikan perbedaan persepsi kualitas antara program Tantangan dan Who Dares Wins, kecuali pada tahap Pra produksi, subjek menilai Who Dares Wins Iebih unggul dari pada Tantangan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Shafirah Annisa
Abstrak :
Berbagai jenis strategi pendekatan kreatif iklan digunakan untuk menarik perhatian khalayak. Sebagai media penyampai pesan iklan, pengiklan sering menggunakan endoser selebritis—tokoh pembenar dalam iklan yang dapat membuat iklan yang ia bintangi menjadi menarik perhatian, menimbulkan rasa percaya, dan akhirnya menimbulkan keinginan dari konsumen untuk mencoba produk yang diiklankan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sikap khalayak terhadap iklan GIV di TV, sikap khalayak terhadap Sophia Latjuba, dan sikap khalayak terhadap GIV itu sendiri. Kemudian penelitian ini juga melihat bagaimana sikap terhadap iklan GIV di TV dan sikap terhadap Sophia Latjuba mempengaruhi sikap terhadap GIV, dan variabel manakah yang memiliki kontribusi lebih besar dalam menjelaskan pembentukan sikap terhadap GIV. Peneliti menggunakan metode pengukuran pearson correlation untuk melihat korelasi antara sikap terhadap iklan GIV di TV dengan sikap terhadap GIV dan antara sikap terhadap Sophia Latjuba dengan sikap terhadap GIV. Sedangkan untuk melihat variabel mana yang memiliki kontribusi lebih besar dalam menjelaskan pembentukan sikap terhadap GIV, peneliti menggunakan metode multiple regression. Dari pengukuran tersebut, diperoleh hasil bahwa korelasi antara sikap terhadap iklan GIV di TV dengan sikap terhadap GIV cukup kuat. Begitu juga dengan korelasi antara sikap terhadap Sophia Latjuba dengan sikap terhadap GIV. Kedua variabel ini mampu menjelaskan 30.5% dari sikap terhadap GIV, dan di antara kedua variabel tersebut, variabel sikap terhadap iklan GIV di TV memberikan kontribusi lebih besar dalam menjelaskan pembentukan sikap terhadap GIV. Penelitian ini memberi implikasi bahwa model Attitude toward Ad dari Julie A. Edell dan Marian C. Burke terbukti dapat berlaku di kalangan populasi penelitian. Kemudian penelitian ini juga memperlihatkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan Brian D. Till dan Terence A. Skimp ternyata tidak dapat diterapkan pada responden penelitian yang cenderung menyukai selebritis walaupun selebritis tersebut terkena isu-isu negatif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Erwinanto
Abstrak :
Adanya transformasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan berubahnya tata-cara kehidupan dan tata nilai yang berlaku pada masyarakat Indonesia sekarang ini, hal ini tidak hanya disebabkan oleh adanya pembangunan ekonomi yang bercorak industrialisasi tetapi juga karena dampak dari arus globalisasi yang tengah melanda seluruh dunia yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui penelitian yang berjenis eksplanatif, penulis ingin mengetahui apakah penggunaan nilai-nilai lokal dalam sebuah iklan TV sebagai pencerminan nilai kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia berhubungan atau berkorelasi positif terhadap dampak kognisi dan afeksi, peneliti ingin melihat hubungan yang terjadi melalui khalayak mahasiswa yang pernah melihat iklan TV Sampoema Hijau dan St. Dupont yang secara tampilan iklan TV-nya membawa "ideologi" yang berbeda. Sampoema Hijau yang mengusung nilai-nilai lokal kehidupan keseharian rakyat di Indonesia dengan St. Dupont yang menampilkan kehidupan modern ciri khas masyarakat negara industri maju. Dalam penelitian ini penulis ingin menghubungkan asumsi dasar diatas dengan teori komunikasi dari David Berlo yang pada intinya menyebutkan bahwa proses komunikasi tidak semata-mata proses transmisi penyampaian pesan dari pengirim pesan ke penerima pesannya tetapi menyangkut banyak hal yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi (communication skills), perilaku (attitudes), sistem pengetahuan (knowledge), sistem sosial (social system) dan budaya (culture). Untuk mengukur dampak kognisi dan afeksi pada khalayak mahasiswa penulis mempergunakan model model Hierarchy of Effects dari Robert J. Levidge dan Gary A. Steiner yang diukur melalui metode penyebaran kuesioner dengan kerangka sampel yang diambii dari seluruh majasiswa FISIP UI dengan jumlah sampel 60 responden dengan komposisi 20 responden dari S-I reguler, 20 responden dari D-3 dan 20 responden dari S-I Ekstension. Setelah melakukan analisa dengan mempergunakan pemikiran David Berlo dan model Hierarchy of Effects, khususnya pada konsep penggunaan nilai-nilai lokal dalam tampilan ikian TV, penulis menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan siginifikan antara penggunaan nilai-nilai lokal dalam ikian TV Sampoerna Hijau dengan dampak secara kognisi dan afeksi khalayak mahasiswa, sehingga benar bahwa komunikasi bukan hanya proses transmisi penyampaian pesan seperti yang dikatakan oleh David Berlo.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>