Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsekal Wirabhaya
Abstrak :
Benteng Willem I Ambarawa merupakan bangunan militer Belanda yang dibangun pada abad 19 yang belum diteliti mengenai bentuk dan tata ruang masa lalu berdasarkan bangunan yang masih ada. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi tata ruang benteng Willem I. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisis keruangan pada bangunan-bangunan benteng. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa benteng Willem I merupakan benteng garnisun dengan rancang bentuk star fort Vauban dengan bastion dari tanah sebagai pertahanan dan kamuflase. Benteng ini juga memiliki berbagai fasilitas seperti barak pasukan, rumah petinggi pasukan, rumah sakit, istal kuda, gedung pertemuan, pos penjagaan, menara air, sumur, dapur, serta penjara bawah tanah. Selain itu distribusi ruang diatur berdasarkan kepangkatan serta ras dimana prajurit berpangkat rendah terletak di area luar benteng dan prajurit berpangkat tinggi terletak di area dalam benteng.
Fort Willem I Ambarawa is a Dutch military building that was built in the 19th century that has not been studied regarding the shape and layout of the past based on extant buildings. The purpose of this study is to determine the shape and function of the Willem I fortress spatial planning. The research begins with data collection, followed by spatial analysis of fortress buildings. The results of this study indicate that the fort Willem I is a garrison fortress with the design of the Vauban star fort with bastions from the ground as defense and camouflage. This fort also has various facilities such as army barracks, high ranking officer houses, hospitals, horse stalls, meeting houses, guard posts, water towers, wells, kitchens, and underground prisons. In addition, the distribution of space is regulated based on rank and race where low-ranking soldiers are located in the outer area of the fort and high-ranking soldiers are located in the inner area of the fort.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Putri Komalasari
Abstrak :
Penurunan kematian perinatal perlu terus dipertahankan untuk meraih target Sustainable Development Goals 2030 sebagai bentuk dukungan terhadap target penurunan angka KIA yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kematian perinatal. Penelitian dilakukan di Indonesia menggunakan data sekunder SDKI 2017. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan analisis bivariat. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara berat bayi saat dilahirkan (PR 4,27; 95% CI 2,92-6,25), tipe gestasi (PR 5,88; 95% CI 2,96-11,70), ukuran bayi saat lahir (PR 4,84; 95% CI 3,41-6,87), pendidikan ibu (PR 4,30; 95% CI 1,94-9,50), usia ibu saat melahirkan (PR 1,92; 95% CI 1,42-2,60), paritas (PR 1,76; 95% CI 1,32-2,35), komplikasi kehamilan (PR 2,01; 95% CI 1,40-2,88), komplikasi persalinan (PR 1,62; 95% CI 1,08-2,45), pekerjaan ibu (PR 1,39; 95% CI 1,03-1,87), penggunaan tembakau (PR 2,12; 95% CI 1,09-4,11), antenatal care (PR 4,10; 95% CI 2,99-5,63), vaksinasi tetanus toxoid (PR 1,91; 95% CI 1,31-2,77), suplementasi zat besi (PR 1,93; 95% CI 1,31-2,86), akses toilet (PR 1,48; 95% CI 1,10-2,00), dan terpapar internet (PR 1,51; 95% CI 1,10-2,10) dengan kematian perinatal. Pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan ini bisa menjadi informasi dasar terkini dalam kejadian kematian perinatal di Indonesia. ......The decline of perinatal mortality in Indonesia needs to be preserved to achieve Sustainable Development Goals 2030 as an underpinning process of reducing maternal and child death numbers that has been a public health issue. The objective of this research is to determine associated factors of perinatal mortality. This research is conducted with a cross-sectional design and bivariate analysis. Results shown that there are statistically-significant association between birth weight (PR 4,27; 95% CI 2,92-6,25), gestational type (PR 5,88; 95% CI 2,96-11,70), size at birth (PR 4,84; 95% CI 3,41-6,87), mother’s education (PR 4,30; 95% CI 1,94-9,50), mother’s age on labor (PR 1,92; 95% CI 1,42-2,60), parity (PR 1,76; 95% CI 1,32-2,35), pregnancy complication (PR 2,01; 95% CI 1,40-2,88), complications during labor (PR 1,62; 95% CI 1,08-2,45), mother’s occupation (PR 1,39; 95% CI 1,03-1,87), tobacco usage (PR 2,12; 95% CI 1,09-4,11), antenatal care (PR 4,10; 95% CI 2,99-5,63), tetanus toxoid vaccination (PR 1,91; 95% CI 1,31-2,77), iron supplementation (PR 1,93; 95% CI 1,31-2,86), toilet access (PR 1,48; 95% CI 1,10-2,00), and internet exposure (PR 1,51; 95% CI 1,10-2,10) to perinatal death. This additional knowledge is an updated version of basic information in perinatal death occurence in Indonesia.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Azizah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai gambaran perilaku pencegahan covid-19 pada pedagang pasar tradisional. Informan dalam penelitian berjumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang informan utama dan 3 orang informan kunci. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan rapid assessment procedures (RAP). Teori yang digunakan adalah Health Belief Model. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar informan tidak merasa rentan terhadap covid-19 dan tidak menganggap covid-19 penyakit yang dapat menimbulkan bahaya karena gejala yang ditimbulkan dianggap sudah sering dijumpai. Namun informan masih menganggap penerapan pencegahan penting dilakukan sebagai langkah antisipasi. Adanya kendala berupa ketidaknyamanan penggunaan masker dan kendala dalam melakukan jaga jarak di pasar membuat praktik pencegahan covid-19 menjadi kurang optimal. Disamping itu, praktik cuci tangan, konsumsi sayur dan buah, serta aktifitas fisik sudah cukup bagus. ......This thesis discusses the description of Covid-19 prevention behavior in traditional market traders. The number of informants in the study was 13 people consisting of 10 main informants and 3 key informants. This study is a qualitative study using a rapid assessment procedures (RAP) approach. The theory used is the Health Belief Model. The results showed that most informants did not feel vulnerable to Covid-19 and did not consider Covid-19 a disease that could cause harm because the symptoms it caused were considered to be common. However, the informants still considered the implementation of prevention as important as an anticipatory step. The existence of obstacles in the form of discomfort using masks and obstacles in maintaining distance in the market make the practice of preventing Covid-19 less optimal. Besides that, the practice of washing hands, consuming vegetables and fruits, and physical activity is quite good.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khobir Abdul Karim Taufiqurahman
Abstrak :
Pernikahan dini selalu berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada perempuan. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama kematian pada anak perempuan berusia 15-19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan usia pernikahan pada perempuan menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia pada tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariabel dan multivariabel dengan menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tren median usia kawin pertama terjadi peningkatan dari tiga tahun data SDKI dan persentase usia kawin pertama kurang dari 20 tahun mengalami sedikit penurunan. Tingkat pendidikan perempuan, status pekerjaan perempuan, tingkat pendidikan suami, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga merupakan faktor determinan berpengaruh terhadap pendewasaan usia pernikahan. Temuan pada penelitian ini adalah akses media dan peran pengambilan keputusan yang protektif. Perempuan yang tetap bersekolah dengan program pendewasaan usia perkawinan melalui teman sebaya berperan penting dalam menunda usia pernikahan, selain itu paparan media terutama media sosial merupakan media yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang penundaan usia pernikahan pada perempuan. ......Early marriage is always related to reproductive health in women. Pregnancy and childbirth complications are the main causes of death in girls aged 15-19 years. This study aims to determine the determinants associated with marriage age in married women aged 15-24 years in Indonesia in 2017. This study is a descriptive analytic type research with cross-sectional design. The sample of this study was married women aged 15-24 years in Indonesia in 2007, 2012 and 2017. The analysis used in this study was univariable and multivariable analysis using multiple logistic regression. The results of this study indicate that the median trend of first marriage age is an increase from three years of IDHS data and the percentage of age of first marriage less than 20 years has decreased slightly. Women's education level, women's occupational status, husband's education level, and education level of the head of the household are the determinant factors influencing the age of marriage. The findings in this study are media access and the role of protective decision making. Women who continue to go to school with a marriage age maturity program through peers play an important role in delaying the age of marriage, besides exposure to the media, especially social media, is the most effective media for providing information about delaying marriage to women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Novita
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang perilaku pemilihan tempat persalinan oleh ibu bersalin di wilayah Puskesmas Liwa Kabupaten Lampung Barat tahun 2012. Di wilayah Puskesmas Liwa tahun 2012, pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan sudah tersedia, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah tinggi namun masih sedikit persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang menggunakan pendekatan kasus kontrol/case control. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa ibu bersalin yang tidak memiliki perencanaan dalam persalinannya mempunyai OR 11,954 (95% CI:4,367-32,654) terhadap pemilihan fasilitas non kesehatan sebagai tempat persalinan. Penelitian ini juga menyarankan untuk meningkatkan peran lingkungan keluarga, masyarakat dan petugas dalam mendukung pemilihan fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinan dengan mengembangkan program desa siaga dan P4k. ...... This thesis discusses the selection of behavior by maternal childbirth area in the Puskesmas West Lampung Regency at year 2012. Health services and health facilities already available, childbirth by health workers is high but in fact, childbirth at health facilities are still few. This research is quantitative research by using case control approach. From logistic regression analysis results indicate that maternal that had no childbirth plan will have OR 11,954 (95%CI:4,367- 32,654) for the selection of non health facilities as a childbirth. The study also suggested to increase the role of the family, the community and health workers in support of the selection of health facilities as a childbirth with DESA SIAGA and P4k program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylan Wulandari
Abstrak :
Tingginya presentase keluhan kesehatan pada lansia di Indonesia pada tahun 2014 yaitu52,67 . Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan kesehatan di Indonesia masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Adanya penurunan fungsi berbagai sistemorgan pada lansia dan akibat dari faktor lain memperburuk keluhan kesehatan pada lansia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankeluhan kesehatan pada lansia di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis lanjut data sekunder Susenas Kor 2015. Desain studi yang digunakan adalahcross sectional dengan jumlah sampel 94.326 lansia. Sampel diambil secara totalsampling. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui lansia yang mengalami keluhankesehatan sebesar 46.202 lansia 49. Faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan kesehatan pada lansia yaitu usia ge; 80 tahun POR=1,17, usia 70-79 tahun POR=1, 18; jenis kelamin perempuan POR=0,82, status perkawinan hidup tanpa pasangan POR=1,08; pendidikan tidak pernah bersekolah/tidak tamat SD POR=1,68, pendidikan rendah POR=1,41, pendidikan sedang POR=1,12; sudah tidak bekerja POR=1,38; daerah tempat tinggal perdesaan POR=1,04 ; merokok POR=0,89 danmemiliki jaminan kesehatan POR=1,24. Status ekonomi tidak berhubungan denganterjadinya keluhan kesehatan pada lansia. Nilai EF tertinggi pada faktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 38,56 dan berpendidikan rendah 26,78 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,78. Sedangkan nilai PF tertinggi padafaktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 59,65 dan berpendidikanrendah 35,02 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,38.
The high percentage of health complaints in Indonesian elderly in 2014 is 52.67 .This shown that health complaints in Indonesia still be a public health problem.Decreased of multiple organ systems in the elderly and the consequences of other factorsmaked health complaints increased in the Indonesian elderly. The purpose of this studywas to determine the factors associated with health complaints in the Indonesian elderlyviiiUniversitas Indonesiain 2015. This study was analyze the secondary data of Susenas Kor 2015. This study useda cross sectional design with 94,326 sample. Samples were taken in total sampling. The result showed that 46,202 elderly 49 the elderly had health complaints. Factorsassociated with the incidence of health complaints in the elderly are age ge 80 years POR 1.17, age 70 79 years POR 1.18 sex female POR 0.82, life without spouse POR 1.08 education never attended school did not complete primary school POR 1.68, low education POR 1.41, medium education POR 1.12 is not working POR 1.38 rural area POR 1.04 smoking POR 0.89 and have health insurance POR 1.24. Economic status is not related to the occurrence of health complaints inthe elderly. The highest EF were education factor never attended school or did notcomplete elementary school 38.56 and low educated 26.78 and work factor notworking 14.78. While the highest PF were education factor never attended schoolor did not complete primary school 59.65 and low education 35.02 and work factors already not working 14.38.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Untari
Abstrak :
Merokok merupakan faktor resiko penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kesakitan pada individu maupun orang lain yang terpapar asap rokok. Data WHO di Indonesia pada tahun 2015 menyatakan prevalensi perokok aktif disemua kalangan usia sebanyak 51,1%. Kemudian data GYTS pada tahun 2009 menyatakan perokok remaja sebesar 57,8% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan. 72,5% remaja menyatakan setuju bahwa asap  rokok berpengaruh buruk terhadap kesehatan, namun pertanyaan ini bertolak belakang dengan peningkatan trend usia merokok pada kalangan remaja usia 13-15 tahun sebesar 36,3% pada tahun 2007, 43,3% pada tahun 2010, dan 55,4% pada tahun 2013. Pada penelitian sebelumnya, perilaku merokok remaja juga dihubungkan dengan faktor stress, bully, dan pemantauan orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan variabel independen yaitu gangguan mental, bully, dan pemantauan orang tua dengan variabel dependen yaitu perilaku merokok pada remaja di Indonesia dengan menggunakan desain studi cross sectional dan data sekunder dari survey global kesehatan pelajar berbasis sekolah pada tahun 2015 yang di teliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia (Litbangkes RI). Sampel penelitian yang digunakan adalah total sampling yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekklusi, yang kemudian data akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara gangguan mental dan bully dengan perilaku merokok pada remaja, serta tidak adanya hubungan pemantauan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja. ...... Smoking is a risk factor for non-communicable diseases that can cause pain in individuals and other people who are exposed to cigarette smoke. WHO data in Indonesia in 2015 stated that the prevalence of active smokers in all ages was 51.1%. Then the GYTS data in 2009 stated that adolescent smokers were 57.8% in men and 6.4% in women. 72.5% of adolescents agree that cigarette smoke adversely affects health, but this question contrasts with an increase in the trend of smoking age among adolescents aged 13-15 years by 36.3% in 2007, 43.3% in 2010, and 55.4% in 2013. In previous studies, adolescent smoking behavior was also associated with stress factors, bullying, and parental monitoring. The purpose of this study was to analyze the relationship of independent variables namely mental disorders, bullying, and monitoring of parents with dependent variables namely smoking behavior in adolescents in Indonesia by using a cross sectional study design and secondary data from the 2015 global survey of school-based student health examined by the Health Research and Development Agency of the Republic of Indonesia (Litbangkes RI). The research sample used was total sampling which had fulfilled the inclusion and exclusion criteria, which then the data would be analyzed by univariate, bivariate, and multivariate. The conclusion of this study is the relationship between mental disorders and bullying with smoking behavior in adolescents, as well as the absence of a relationship between monitoring parents and smoking behavior in adolescents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Untari
Abstrak :
Merokok merupakan faktor resiko penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kesakitan pada individu maupun orang lain yang terpapar asap rokok. Data WHO di Indonesia pada tahun 2015 menyatakan prevalensi perokok aktif disemua kalangan usia sebanyak 51,1%. Kemudian data GYTS pada tahun 2009 menyatakan perokok remaja sebesar 57,8% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan. 72,5% remaja menyatakan setuju bahwa asap  rokok berpengaruh buruk terhadap kesehatan, namun pertanyaan ini bertolak belakang dengan peningkatan trend usia merokok pada kalangan remaja usia 13-15 tahun sebesar 36,3% pada tahun 2007, 43,3% pada tahun 2010, dan 55,4% pada tahun 2013. Pada penelitian sebelumnya, perilaku merokok remaja juga dihubungkan dengan faktor stress, bully, dan pemantauan orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan variabel independen yaitu gangguan mental, bully, dan pemantauan orang tua dengan variabel dependen yaitu perilaku merokok pada remaja di Indonesia dengan menggunakan desain studi cross sectional dan data sekunder dari survey global kesehatan pelajar berbasis sekolah pada tahun 2015 yang di teliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia (Litbangkes RI). Sampel penelitian yang digunakan adalah total sampling yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekklusi, yang kemudian data akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara gangguan mental dan bully dengan perilaku merokok pada remaja, serta tidak adanya hubungan pemantauan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja.
Smoking is a risk factor for non-communicable diseases that can cause pain in individuals and other people who are exposed to cigarette smoke. WHO data in Indonesia in 2015 stated that the prevalence of active smokers in all ages was 51.1%. Then the GYTS data in 2009 stated that adolescent smokers were 57.8% in men and 6.4% in women. 72.5% of adolescents agree that cigarette smoke adversely affects health, but this question contrasts with an increase in the trend of smoking age among adolescents aged 13-15 years by 36.3% in 2007, 43.3% in 2010, and 55.4% in 2013. In previous studies, adolescent smoking behavior was also associated with stress factors, bullying, and parental monitoring. The purpose of this study was to analyze the relationship of independent variables namely mental disorders, bullying, and monitoring of parents with dependent variables namely smoking behavior in adolescents in Indonesia by using a cross sectional study design and secondary data from the 2015 global survey of school-based student health examined by the Health Research and Development Agency of the Republic of Indonesia (Litbangkes RI). The research sample used was total sampling which had fulfilled the inclusion and exclusion criteria, which then the data would be analyzed by univariate, bivariate, and multivariate. The conclusion of this study is the relationship between mental disorders and bullying with smoking behavior in adolescents, as well as the absence of a relationship between monitoring parents and smoking behavior in adolescents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sohibun
Abstrak :
Fertilitas menjadi sorotan hingga saat ini meskipun trennya terus menurun namun masih belum mencapai target. Keinginan memiliki anak lagi (menambah anak) adalah hal yang berkaitan langsung dengan fertilitas yang perlu dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosio-ekonomi dan demografi yang berhubungan dengan keinginan memiliki anak lagi pada wanita usia subur di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang memiliki satu anak atau lebih berdasarkan data SDKI 2017. Analisis yang digunakan adalah analisis univariabel, bivariabel dan multivariabel dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 39,9 persen wanita ingin memiliki anak lagi. Variabel yang berhubungan adalah variabel umur OR 0,17 (95% CI 0,16 – 0,18), jumlah anak hidup OR 0,2 (95% CI 0,19 – 0,22), tingkat pendidikan OR 1,76 (95% CI 1,57 – 1,98), status ekonomi rendah OR 0,79 (95% CI 0,70 – 0,89), ekonomi menengah OR 0,80 (95% CI 0,71 – 0,91), ekonomi atas OR 0,74 (95% CI 0,65 – 0,84), ekonomi teratas OR 0,63 (95% CI 0,55 – 0,72), serta variabel wilayah tempat tinggal OR 0,11 (95% CI 1,00 – 1,20). Dalam penelitian ini, proporsi wanita WUS yang telah memiliki anak namun masih ingin menambah anak masih tinggi, sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan ibu dan alat kontrasepsi agar wanita WUS dapat membatasi kelahiran, ......Fertility has been in the spotlight, although the trend continues to decline, it has not yet reached the target. The desire to have more children is a matter directly related to fertility which needs to be controlled. The research objectives to determine the socio-economic and demographic factors associated with the desire to have more children in women of childbearing age in Indonesia in 2017. This research is a type of quantitative analytic study with a cross-sectional design. The research sample was women of childbearing age aged 15-49 years who had one or more children based on the 2017 IDHS data. The analysis used was univariable, bivariable and multivariable analysis with multiple logistic regression. The results of this study indicate that 39.9 percent of women wish to have more children. The variables that were related were the variable age OR 0.17 (95% CI 0.16 - 0.18), the number of children alive OR 0.2 (95% CI 0.19 - 0.22), education level OR 1.76 ( 95% CI 1.57 - 1.98), low economic status OR 0.79 (95% CI 0.70 - 0.89), medium economic OR 0.80 (95% CI 0.71 - 0.91) , the top economy OR 0.74 (95% CI 0.65 - 0.84), the top economy OR 0.63 (95% CI 0.55 - 0.72), and the area of residence variable OR 0.11 (95 % CI 1.00 - 1.20). In this study, the proportion of WUS women who have had children but still want to have more children is still high, so it is necessary to do socialization about reproductive health and maternal health and contraceptives so that WUS women can limit births
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Setiawati
Abstrak :
Kanker payudara adalah adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia menarche pada perempuan dengan kejadian kanker payudara di daerah perkotaan Indonesia dengan menganalisis data riset PTM tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 34.635, sample diambil berdasarkan total sampling data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analis bivariat menggunakan chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kanker payudara pada perempuan di daerah perkotaan Indonesia berdasarkan data riset PTM tahun 2016 sebesar 7,9%. Hasil analisis multivariate hubungan usia menarche dengan kejadian kanker payudara memiliki P value 0,539 OR 1,051 (0,897-1,232) yang berarti P value >0,05. Kesimpulannya, tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian kanker payudara berdasarkan data riset PTM tahun 2016 setelah di kontrol dengan variabel pendidikan, pekerjaan, riwayat kanker pada keluarga dan pola kebiasaan makan ...... Breast cancer is a malignant tumor that was formed from breast cells that grow out of control so that it can spread between tissues or organs near the breast or to other parts of the body. This study aims to know the correlation between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 34.635 respondens. Bivariate analysis used chi-square and multivariate analysis used logistic regression. The results showed the proportion of breast cancer in women in urban areas of Indonesia based on research data on Non-Communicable Diseases in 2016 was 7.9%. Multivariate analysis showed that relationship between the age of menarche and the incidence of breast cancer P value 0.539 OR 1.051 (0.897-1.232) which means P value > 0.05. The conclusion, there was not a significant relationship between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research after being controlled with variables of education, occupation, family history of cancer and dietaryhabits.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>