Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. B. Wahyudi Roesbandi
"Rumah sakit memerlukan sumber daya manusia yang profesional. Salah satu
upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang profesional, mclalui pcndidikan
dan pelatihan. Umuk kepcrluan ini dilakukan pelatihan PBK, pelatihan ini diiakukan
terhadap pcrawat dan bidan yang bckerja di UPF Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit
Husada.
Tujuan pelatihan PBK ini untuk meningkatkan kompetensi perawat dan bidan
dalam mclaksanakan Standar Pclayanan Kcbidanan, dirnana pelaksanaannya, dikerjakan
oleh perawat dan bidan dalam betuk tim kelja.
Evaluasi pelatihan PBK ini dengan melihat kineija tim kerja perawat dan bidan
dalam mélaksanakan Standar Pelayanan Kebidanan Kinerja ini diukur berdasarkan
Buku Pedoman Standar Pclayanan Kebidanan dan Audit Instmmcn yang diterbitkan
Ikatan Bidan Indonesia (2000), dimana pedoman ini akan menjadi Standar Pelayanan
Kebidanan di Indonesia. Penerapan Standar Pelayanan Kebidanan, diperlukan dalam
rangka mengetahui pelaksanaan pekeijaan terscbut telah memenuhi Standar Peiayanan Kebidanan, dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketcrampilan dalam
melaksanakan Standar Pclayanan Kebidanan di UPF Obstetri dan Ginekologi Rumah
Sakit Husada_
Masalah utama yang diteliti apakah ada pengaruh Pelatihan PBK dengan kinenja
perawat dan bidan dalam melaksanakan Standar Pelayanan Kebidanan, scbelum dan
setelah mendapat Pelatihan PBK_ I
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi ekspcrimen pre-les! dan pos!-
resr, yaitu melihat pengaruh pelatihan PBK, terhadap perubahan kinerja perawat dan
bidan dalam melaksanakan Standar Pelayanan Kebidanan, dengan intefvensi pelatihan
PBK.
Hasil penelitian diolah clengan komputer menggunakan program SPSS vcrsi 6.1
dengan tcknik analisa Student t-paired test dan Mann Whitney, menurnukkan bahwa
pelatihan PBIQ mempengaruhi peningkatan kinerja perawat dan bidan, dalam
melaksanakan Standar Pelayanan Kebidanan yang bermakna, yang diukur dcngan
Intmmcn Audit bcrdasarkan Buku Pedoman Insmmen Audit [BI (2000), yang telah
dimodifikasi untuk penelitian ini_ Khusus dalam Instmmcn Audit yang telah dimodiiikasi
ini: a) ada peningkatan, bidan dalam mengerjakan Partograi bex-makna, b) tetapi dalam
melaksanakan Catatan Pelayanan Penolongan persnlinan oleh bidan dan Catatan Standar
Pelayanan Kebidanan, yang dikerjakan perawat dan bidan, keduanya tidak bennakna.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengemukakan saran; 1) agar
dilakukan penelitian Iebih Ianjut, untuk mengevaluasi, tingkat kompetensi perawat dan
bidan, yang bckelja di UPF Obstetri dan Ginekologi, untuk menentukan pelatihan
selanjutnya 2) Untuk Rumah Sakit Husada periunya pendidikan berkclanjutan untuk
mcnunjang profesionalisme, tenaga keperawatan dan 3) memperbaiki sistern jenjang
karicr dan imbalan bagi tenaga keperawatan.

Abstract
The influence of training for nurse and midwife performance in carrying out of standard
practice of midwifery at obgyn department of I-lusada Hospital.
Hospital needs professional human resource, is through training. For has need
Competency Based Training is arranged for nurse and midwife who are working at
obgyn/ maternity care department.
The objective of this training is to promote nurse and midwife capability in carrying out
standard practice of midwifery, in which applied in a team work (nurse and midwife).
Competency Based Training is the performance of the nurse and midwife team work in
carrying out standard practice of midwifery, which is measured based on standard
practice of midwifery hand book and audit instrument published by indonesia midwifery
association ( 2000). These handbook will be referenced i`or standard practice of
midwiI`eiy. The evaluation of carrying out standard practice of midwifery, is needed to
know whether the carrying out the standard has achieved or not, in respect with
promoting of knowledge attitude and skill efi`orts The main problem to be search is there is Competency Based Training to nurse and
midwife perlbrmancc in carrying out standard practice of midwifery pre and post
training.
The method of this research is experiment quotation pre and post namely to see the
influence of training, to the nurse and midwife performance charge in carrying out the
standard practice of midwifery, '
The result of this research, which is processed by computing with SPSS 6.1 version by
using Mann Whitney and Student paired test analyses technique shows that Competency
Based Training influences significant promotion of nurse and midwifery performance.
The result is measured by modified instrument audit hand book_ Especially in this
modified audit instmment shows :
a. Cure in significant improvement of midwife in partoraf assessing.
b. But in assessing both of delivery?s note and standard practice of midwifery note
there is no significant changes.
Based on this research, recommend and following suggestion 1
l. lt is necessary to arrange a sustainable training/ continous education to
support professionalism.
2. Arranging/ following up this research to evaluate nurse capability in
obgyn dept.
3. Improving opportunity system and reward and punisment
"
Universitas Indonesia, 2001
T6300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutrisno
"ABSTRAK
Persaingan yang semakin ketat diantara fasilitas layanan kesehatan telah semakin mencuatkan pentingnya mutu dalam pelayanan kesehatan.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kesehatan memahami hal ini dan telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan khususnya rumah sakit untuk mengantisipasi globalisasi. Salah satu Iangkah tersebut adalah akreditasi rumah sakit.
Dalam persiapan untuk memenuhi kewajiban akreditasi, RS Imanuel telah melaksanakan upaya peningkatan mutu layanan. Dalam bidang keperawatan upaya tersebut diimplementasikan dalam penetapan Standar Asuhan Keperawatan sebagai standar asuhan keperawatan rumah sakit.
Perubahan ini harus didukung dengan perubahan metoda keperawatan dari fungsional menjadi metoda keperawatan tim. Dilakukan juga evaluasi kelengkapan dokumentasi keperawatan yang sebelumnya tidak pernah dilaksanakan.
Guna meningkatkan mutu dokumentasi keperawatan telah dilaksanakan pelatihan secara in-house pada tahun 1998 dan tahun 1999. Pelatihan dalam proses keperawatan ini ditindaklanjuti dengan evaluasi. Evaluasi pada bulan Juli-Agustus 1999 melaporkan kelengkapan dokumentasi keperawatan berkisar pada angka 60%.
Hal ini memunculkan masalah yang layak untuk diteliti, yaitu bagaimana pengaruh pelatihan perawat terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
Penelitian secara quasi eksperimental dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2000. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dari pelatihan pada kelengkapan dokumentasi keperawatan. Terungkap juga perbedaan pengaruh pada perawat dengan latar belakang SPK, AKPER, dan SPK Bidan. Perawat SPK meningkat pengetahuan dan keterampilannya setelah pelatihan.
Atas hasil penelitian ini disarankan untuk RS Imanuet membentuk Komite Keperawatan sebagai badan yang bertanggung jawab atas kesinambungan pelatihan dan peningkatan mutu sumber daya keperawatan rumah sakit.

ABSTRACT
The Effect of Nurse Training on the Completeness of Nursing Documentation at Imanuel HospitalThe continuously growing competition among health care facilities had raised the importance of quality in health services. The Indonesian government through the Department of Health had fully realized this fact and had taken various efforts to prepare hospitals in anticipating this globalization issue. One among the efforts was hospital accreditation.
In preparation for accreditation, the management of 1manuel Hospital had implemented programs for quality improvement. in the field of nursing services, the effort were in implementing the Standard of Nursing Care that was legally issued by the Director General of Medical Services, Department of Health as the standard of nursing care in Imanuet Hospital. This changes in standard would be difficult to fulfill if not supported by changes in nursing care modality from functional nursing to team nursing.
The next step in improving the quality of nursing care was evaluation on completeness of nursing documentation. This was never performed during the years of functional nursing modality
Efforts to improve the quality of nursing documentation was performed by developing a continuous in-house training on nursing process.
The training were performed in 1998 and l999. Following each training evaluation was performed. Report of evaluation on July-August 1999 was not satisfying yet. The score on the completeness of nursing documentation was around 60 %.
This created a research problem of measuring the effect of nurse's training on the completeness of nursing documentation.
With all that background, a quasi experimental research to measure the effect of the nurse's training on completeness of nursing documentation was prepared and performed.
The research report show the positive effects of training on the completeness of nursing documentation on each stages of the nursing process. The effect of training based on the nurse's characteristics i.e. longevity of duty and education background was showing differences in both.
Based on the research report, it will be a great support for the nursing services if imanuel Hospital could have a Nursing Committee as a legal body who will take responsibility in performing continuous education and training as a program for improving the quality of the Imanuel Hospital's nursing resources.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Budi Juliati
"Dalam rangka menanggapi tuntutan jaman dan masyarakat luas dalam pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Pelni mulai membenahi diri dengan memperbaiki sistem manajemennya. Perubahan sistem manajemen RS Pelni menjadi merit sistem RS Pelni, menimbulkan kebingungan dan keresahan. Para perawat yang semula merasa antusias, juga mengungkapkan kekecewaan dan ketidakpuasan terutama antara mereka yang memegang jabatan struktural dan mereka yang di pelaksana. Perawat juga merasakan adanya ketidakadilan diantara mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari RS Pelni Petamburan mengenai kecenderungan perawat rawat inap yang ingin pindah ke unit rawat jalan atau unit lain. Selain itu adanya keresahan di antara perawat mengenai sistem upah yang diberikan pada mereka kurang memuaskan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik perawat dengan kepuasan kerja berdasarkan dimensi kerja di RS Pelni Petamburan Jakarta pada tahun 2002. Faktor karakteristik perawat yang ingin diketahui hubungannya dengan kepuasan kerja adalah variabel berikut ini: variabel umur, status perkawinan, pendidikan, lama kerja, dan kebijakan rumah sakit: gilir jaga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan deskriptif analitik. Total sampel yang diambil adalah total perawat pelaksana yang berstatus organik yang bekerja pada minggu IV bulan April sampai dengan minggu II bulan Mei 2002. Analisa dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari hasil uji univariat didapat bahwa perawat yang puas adalah 50,3%, dan yang tidak puas adalah 49,7%.tingkat kesesuaian sebesar 68,08 %, Jika rata-rata kepuasan kerja dilihat dari 6 dimensi kerja: Kebijakan Organisasi, Kondisi Kerja, Upah, Peluang Promosi, Rekan Kerja dan Supervisi, maka didapatkan rata-rata kepuasan kerja tertinggi adalah pada dimensi rekan kerja (86,2%) dan kepuasan kerja terendah adalah pada dimensi upah (50,77% ). Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Dari uji multivariat dengan regresi Linier, menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna. Hasil analisis setiap faktor terhadap dimensi kerja, Yang digunakan diketahui bahwa faktor kebijakan organisasi dan upah berada dalam prioritas utama bagi perawat, dan RS Pelni Petamburan harus segera memperbaiki serta mengoreksi faktor-faktor dimensi kerja ini. Faktor kondisi kerja, rekan kerja dan peluang promosi merupakan faktor-faktor dimensi kerja yang harus dipertahankan, karena perawat merasa puas. Sedangkan faktor supervisi merupakan prioritas rendah bagi perawat.

In Order to address the demand of era and people in health services, Pelni Hospital begins to attend to the better management system that is Merit System of Pelni Petamburan Hospital. The Changes of the system into Merit System Pelni Hospital bring about confusion and uncertainty. Among the nurses who were enthusiastic, show their disappointment and dissatisfaction, especially among those who have structural position as well as those of functional position. They also feel that there are some injustices among them. This research was based on results of the interview and document data from Pelni Petamburan Hospital, about tendencies the nurses from inpatient units who want to be transferred to outpatient units. Moreover there are also restlessness among the nurses in salary system which dissatisfies them. Therefore the purpose of the research was to describe the relationship between the characteristic of the functional nurse and the job satisfaction based on the work dimension in Pelni Petamburan Hospital Jakarta in the year 2002. The characteristic of the nurse in this study which are investigated to reveal their correlation with the nurse's satisfaction include the following variables: age, marriage status, education, working period, and shifting. These types of research were cross sectional with descriptive analytic approach. The total sample is taken from the functional nurses who have organic status and work between 4th week of April till 2nd week of May 2002. Data analysis was conducted by using univariat, bivariate and multivariate techniques. The study results show that the proportion of satisfied nurses reach to 50,3% and unsatisfied nurses reach to 49,7 % with compliance of 68,08%. If we see the mean of job satisfaction through 6 dimensions its shows that : Organizational policy, working condition, pay, promotion, co-worker , and supervision shows that the highest proportion of work satisfied is co-worker dimension ( 86,2%) and the lowest proportion of work satisfied is the pay dimension (50,77%). The bivariate analysis using Chi-square reveals that there are no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. The multivariate test using linier regression shows that no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. Analysis of each factor dimension of work, indicates that the dimension of Organizational policy and pay are priority for the nurses, and Pelni Petamburan Hospital should immediately improve and review its factors. The dimension of work condition, promotion, and co-worker should be maintained for they prove to satisfy nurses. Factor supervision is low priority for the nurses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ago Harlim
"Sejak Indonesia ikut dilanda krisis ekonomi, kompetisi antara rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan makin ketat, dimana rumah sakit saling bertahan untuk tetap hidup sementara daya beli masyarakat yang makin rendah dan biaya hidup yang makin meningkat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, dan salah satu ukuran mutu rumah sakit adalah survey kepuasan pasien atas layanan keperawatan.
Walaupun kepuasan pasien atas layanan keperawatan bukan satu-satunya pertimbangan, namun merupakan hal yang penting mengingat kedudukan perawat yang sangat erat dalam berhubungan dengan pasien, yang oleh penulis disebut sebagai "The Major Caring Profession" (Krowinski W. & Steiber S., 1996)
Hasil beberapa penelitian juga menyatakan lebih dari 40 % kepuasan pasien terhadap rawat inap rumah sakit ditentukan oleh keperawatan.
Pada penelitian ini ingin diketahui tingkat kepuasan umum pasien atas layanan keperawatan rawat inap yang meliputi faktor-faktor yang diuji yaitu :
1. Ketrampilan perawat
2. Komunikasi perawat
3. Kepedulian perawat
4. Ketanggapan perawat terhadap masalah pasien
5. Respon perawat terhadap panggilan pasien
Analisa bivariat 1 Student `t' test dan multivariat 1 regresi logistik yang digunakan untuk uji rata-rata skor kepuasan pada faktor layanan keperawatan dan analisa Chi-square digunakan untuk bentuk katagorik. Hasil penelitian ini ternyata persepsi pasien atas layanan umum keperawatan rawat inap mempunyai hubungan yang bermakna dengan semua faktor layanan keperawatan yang diuji dan hanya jenis kelamin dari karakteristik pasien yang berhubungan dengan tingkat kepuasan umum atas layanan keperawatan. Kelas perawatan dimana pasien dirawat tidak berhubungan dengan tingkat kepuasan umum pasien atas layanan keperawatan.
Diantara faktor layanan keperawatan rawat inap ternyata respon terhadap panggilan merupakan faktor yang paling berperan dalam menentukan tingkat kepuasan umum pasien atas layanan keperawatan (Wald = 8,9705).
Sesuai dengan hipotesa peneliti, bahwa faktor respon terhadap panggilan merupakan faktor yang paling berperan karena di Indonesia masih kurang tenaga perawat yang profesional dalam arti pekerjaan mendatangi panggilan dapat dikerjakan oleh siapa saja, perawat dengan latar belakang pendidikan apa saja, sebab tindakan ini dapat dilakukan tanpa pemikiran mendalam.
Kepada RSUD Bekasi disarankan untuk meningkatkan ketrampilan dan kepedulian perawatnya sehingga perawat RSUD Bekasi akan menjadi lebih profesional dan memenuhi kaidah pelayanan keperawatan yang bertendensi : bio-psiko-social-kultural-spiritual.
Daftar bacaan : 40 (1959 - 1997)

Perception of Inpatient Satisfaction on Nursing Care at Bekasi Public Hospital 2000
Since Indonesia has been crashed in economic crisis, competition among hospitals as provider of health services become more tied. Every hospital struggle to be survive, while ability to pay from the people are decreasing and the cost of living is increasing.
Therefore, demand to increase the quality of services challenges every hospital. One of the measurements of hospital's quality is survey about patient satisfaction on nursing services.
Although patient satisfaction on nursing services is not the only one judgment but it is an important matter. It is due to the position of nurses which has a close relation mention by the writer as "the major caring profession".
Some research findings state more than 40 % of patient satisfaction to the hospital services contributes by nursing care (Krowinski W. & Steiber S., 1996).
The purpose of this study is to obtain level of inpatient's satisfaction on nursing care which includes the following factors to be tested statistically, as follows :
1. Skills of nursing staff assigned
2. Communication skills with patient
3. Care and concern shown by nurses
4. Nurse's responses to patients need
5. Nurse response to on-call request
The analysis of bivariate I student `t' test and multivariate 1 logistic regression will be used to examine the difference between means score of satisfaction on factor of nursing services and the analysis of Chi-square are used for categoric scates. The result is patient's perception on nursing care has significant correlation with all the factors of the nursing care. On the other hand, only sex variable of the characteristic of patient. has significant correlation. Patient's class has no correlation with inpatients satisfaction of the nursing care (Wald = 8.9705).
Among factors of nursing care, response to patient's call as the most significant factors to the level of inpatient's satisfaction on nursing care. According to hypothesis of this study, it is due to the Iack of professional nurse in Indonesia; in the other word, the activity to come to the patient's call is simple, this activity can be addressed by all nurses regardless back ground of study.
To Bekasi Public Hospital, it is recommended to increase the skill and carry of the nurses so that this hospital may become more professional and fulfill the philosophy of the nursing care to serve holistically : bio-psycho-social-cultural and spiritual.
Bibliography : 40 (1959 - 1997)"
2000
T2280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J.M.V. Harijadi
"Krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan ketatnya persaingan, menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya di segala bidang. Pelayanan yang diharapkan pasien, dimulai sejak pasien diterima di rumah sakit sampai pasien meninggalkan rumah sakit.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada pelayanan/ asuhan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Citra suatu rumah sakit sangat ditentukan oleh keberhasilan asuhan keperawatannya. Asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Pada penelitian ini hendak diteliti tingkat kepuasan perawat terhadap enam komponen kepuasan kerja menurut Stamps ( 1997 ), yaitu :
1. Upah
2. Wewenang
3. Tuntutan tugas
4. Kebijakan organisasi
5. Interaksi
6. Status profesional
Diharapkan dengan meningkatkan faktor yang dipersepsikan perawat sebagai faktor yang memuaskan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan menjaga agar perawat bertahan di tempat kerjanya.
Dari hasil yang diperoleh, status profesional dan wewenang merupakan komponen yang dipersepsikan penting dan memuaskan. Kebijakan organisasi dan tuntutan tugas dipersepsikan sebagai komponen kepuasan kerja yang tidak penting dan tidak memuaskan. Sedangkan upah merupakan komponen yang dipersepsikan penting tetapi paling tidak memuaskan.
Suatu hal yang menarik bahwa hasil yang diperoleh tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh pada penelitian Stamps ( 1997) di Amerika.
Kepada Rumah Sakit Atma Jaya disarankan untuk membentuk komite keperawatan, meningkatkan sumber daya keperawatan, menerapkan sistem pemberian asuhan yang memungkinkan perawat mempunyai kemandirian dalam melaksanakan tanggung jawab dan tanggung gugatnya dan melakukan penilaian kepuasan kerja dengan alat ukur IWS secara berkala.

Economic crisis that Indonesia has experienced and tied competition, demand the hospital to increase the quality of services in various field. The services that were expected by the patient, started from the admission to the hospital until leaving the hospital.
Health care services in the hospital are very dependent on service 1 nursing care which is an integral part of health services. Image of a hospital is very determined by the success of its nursing services. Nursing care is very determined by the quality of human resources.
This research will investigate the level of nurse's job satisfaction on the six components of job satisfaction according to Stamps ( 1997 ), which is :
1. Pay
2. Autonomy
3. Ask requirement
4. Organizational policy
5. Interaction
6. Professional status
It is hoped that increasing factors that the nurses percept as satisfactory factors can increase job satisfaction and retain the nurses in the work place.
The result shows that professional status and autonomy as important and satisfactory components percept. Reversely, Organizational policy and task requirement were percept as unimportant and unsatisfactory components. While pay percept as an important component but unsatisfactory.
There is an interesting that the result of this study is similar with the study conducted by Stamps( 1997 ) in the United States.
To Atma Jaya hospital, it is recommended to establish nursing committee advancing nursing resources, implementing delivery system that enable nurses to have authority in carrying out responsibility and accountability and to conduct a research on nurse's satisfaction using IWS measurement regularly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Wulandari
"ABSTRAK
Keperawatan adalah inti dalam organisasi rumah sakit karena perawat menduduki posisi terbesar dalam pola ketenagaan di rumah sakit. Hal ini menyebabkan perlu dibentuk wadah untuk perawat yang berfungsi menjembatani antara staf perawat fungsional dengan jalur struktural. Dimana Komisi Keperawatan ini dibentuk untuk membahas pengembangan mutu sumber daya keperawatan, pembinaan etik profesi, penyusunan standar pelayanan dan penelitian keperawatan. Komisi Keperawatan ini dalam struktur organisasi rumah sakit merupakan wadah non struktural, dimana pola kegiatan dari Komisi Keperawatan ini sangat dinamis sehingga dapat menciptakan stabilitas dan nilai-nilai sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengorganisasian Komisi Keperawatn di Pelayanan Kesehatan Sint Carolus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode wawancara mendalam (indepth interview). Variabel yang diukur adalah struktur organisasi, peran dan fungsi, tugas dan tanggung jawab, serta kegiatan yang dilakukan.
Dari hasil wawancara mendalam dan pengamatan dokumentasi sebagai triangulasi data teridentifikasi bahwa Komisi keperawatan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik, terbukti dengan adanya kebijakan tertulis dari Direktur Keperawatan meskipun Departemen Kesehatan Republik Indonesia sendiri belum ada kerangka acuannya serta dokumen-dokumen lain yang mendukung bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Pada akhirnya dengan adanya Komisi Keperawatan di PKSC telah membantu perawat dalam mengembangkan diri baik secara individu maupun secara profesional.
Perbedaan dengan konsep terutama terjadi pada struktur organisasi dimana struktur organisasi Komisi Keperawatan PKSC masih berbentuk struktural sehingga pengorganisasian Komisi Keperawatan masih sangat tergantung kepada manajemen puncak, tidak ada hubungan langsung dengan pelaksana asuhan. Sedangkan pelayanan keperawatan sudah diakui sebagai pelayanan profesional. Sekiranya dapat disarankan untuk pengorganisasian Komisi Keperawatan agar dirubah dengan menganut poly pengasuhan bersama "Shared Governance", suatu organisasi yang memajukan profesional keperawatan, seharusnya organisasi Kornite Keperawatan di Rumah Sakit dilindungi oleh undang-undang tidak hanya dilindungi oleh pimpinan rumah sakit.

ABSTRACT
Nursing of the core of hospital organization because nurse has the biggest position in hospital labour. Because of this, we need organization for nurse to be a mediator between fungsional and structural nurse. Where nursing committee is made for talking about human resources quality developrtient, building profesion, ethic, arranging serve sign and nursing research. Nursing committee at hospital is non structural institution, where activity model for system nurse is very dynamic until it can stability creative and social value.
This research purpose is to get information about nursing organization committee in Sint Carolus Health Service with qualitative research approach. Collecting data is done with in depth interview. Variable measured are organization structure, characteristic function, duty and responsibility including acting who was done.
From in depth interview and documentation observation as a date triangulation, were identified that nursing committee has carried out its function well. It is proved with approach approval from nursing director although Indonesia Health Ministry is not yet give framework that support activity appropriate schedule. Finally with nursing committee in structure health service can help in developing self individually and professionally. Differences with concept especially occurred on organization structure where organizational structure of Sint Carolus Health Services nursing committee still structured model with the result that nursing committee organization still depend on top management. There is no relationship with direct care giver, while nursing services has recognized as a professional.
This result suggested that Sint Carolus Health Services to change nursing committee organization to "Shared Governance" an organization to advancing professional nursing. Nursing Committee should method the hospital should be protected by law of Indonesian government not only be protected by the board of trustees of the hospital."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ariawan
"Saat ini rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tenaga keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, merupakan kelompok sumber daya manusia profesional yang sangat penting dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Rumah Sakit Azra memiliki visi mengunggulkan pelayanan keperawatan yang profesional. Untuk mewujudkan visi ini, pihak manajemen RS Azra perlu memberikan perhatian khusus kepada tenaga keperawatannya, salah satu yang terpenting ialah dalam pengembangan karirnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan yang sesuai untuk RS Azra yang memiliki visi mengunggulkan pelayanan keperawatan yang profesional. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan analisis kualitatif berdasarkan tinjauan pustaka dan studi komparatif atas perencanaan pengembangan karir rumah sakit pembanding yaitu Pelayanan Kesehatan Saint Carolus Jakarta dan RS Awal Bros Pekanbaru. Selain itu peneliti melakukan wawancara mendalam dengan para informan dan mengumpulkan data sekunder di RS Azra. Dari semua yang dijelaskan diatas, peneliti kemudian melakukan sintesis sehingga didapatkan pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan RS Azra.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hingga saat ini RS Azra belum memiliki pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan yang baku dan terstruktur. Pengembangan karir yang ada baru terbatas pada kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara tidak terstruktur dan bersifat reaktif. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan RS Azra dapat dikembangkan sesuai dengan sintesis dan pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan Pelayanan Kesehatan Saint Carolus dan RS Awal Bros.

Today, hospitals are requested to provide excellent health care services. Nurse as a part of the health care system in hospital, is a group of professional that is very important in providing excellent health care services.
The vision of Azra Hospital is to excel professional nursing care. To achieve this vision, the management of Azra Hospital should give special attention to their nursing personnel. One of the most important things is the nursing personnels career development.
The purpose of this research is to make a career planning and career development for nursing personnel, which is appropriate with Azra Hospital. The data was collected from in-depth interview and documentation in Azra Hospital. Further, the data were analyzed by qualitative method based on literature and using two hospitals as comparative models.
The important result of this research is that the nursing personnel career planning and development is limited in training activities, which unstructured. It is necessary to develop the nursing personnel career planning and development by synthesizes the pattern in comparative hospitals, Sint Carolus Health Services and Awal Bros Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library