Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah Jasmine
"ABSTRAK
Hand hygiene merupakan salah satu bentuk pencegahan dan pengendalian infeksi yang dianggap efektif untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dari penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs). Tenaga perawat sebagai tenaga kesehatan yang sering kontak langsung dengan pasien tentu memiliki peluang hand hygiene lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Namun, tingkat kepatuhan hand hygiene tenaga perawat di rumah sakit masih cenderung rendah. Banyak studi telah membahas strategi intervensi untuk meningkatkan kepatuhan hand hygiene pada perawat, tetapi studi dan bukti yang dilakukan di Asia Tenggara masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk merangkum bukti dan informasi efektivitas strategi intervensi terhadap kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit berdasarkan studi dari negara-negara di Asia Tenggara. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan literatur yang menggunakan data sekunder dari basis data PubMed, Cochrane, CINAHL, dan Google Scholar. Studi yang didapatkan untuk penelitian ini sejumlah 4 studi dari tiga negara berbeda, yakni Indonesia (n=2), Thailand (n=1), dan Vietnam (n=1). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit pada fase awal atau pra-intervensi masih rendah (< 50%), dengan faktor utama yang dilaporkan mempengaruhi ketidakpatuhan hand hygiene pada perawat yaitu kekeringan dan iritasi tangan setelah melakukan hand hygiene. Program edukasi menjadi bagian dari seluruh strategi intevensi pada setiap studi, menandakan program dapat diterapkan pada negara-negara di Asia Tenggara. Namun, strategi intervensi multifaceted improvement program menunjukkan dampak yang paling signifikan pada peningkatan kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit (27% praintervensi dan 77% pasca-intervensi). Strategi intervensi multimodal tercatat paling efektif meningkatkan kepatuhan hand hygiene dan mampu memberikan dampak yang berkelanjutan, jika ditunjang dengan pemantauan dan intervensi berkala.

ABSTRACT
Hand hygiene is a form of infection prevention and control that is considered effective in protecting patients and health care workers from transmission of health care-associated infections (HAIs). Nurses as health care workers who are often in direct contact with patients certainly have more hand hygiene opportunities than others. However, nurses hand hygiene compliance rates in hospitals tends to be low. Many studies have discussed intervention strategies to improve hand hygiene compliance among nurses, but studies and evidence carried out in Southeast Asian remain limited. This study aims to summarize the evidence and information on the effectiveness of interventions strategies towards hand hygiene compliance of nurses in hospitals based on studies from countries in Southeast Asia. The research was conducted using literature review method that used secondary data from the PubMed, Cochrane, CINAHL, and Google Scholar databases. The studies obtained for this study were 4 studies from three different countries, including Indonesia (n=2), Thailand (n=1) and Vietnam (n=1). The results showed that the nurses hand hygiene compliance rates in hospitals at baseline or pre-intervention phase was low (< 50%), with the main factors reported to affect nurses non-compliance with hand hygiene were dryness and hand irritation after performing hand hygiene. The education program is part of the entire intervention strategy in each study, indicating the program can be applied to countries in Southeast Asia. However, the multifaceted improvement program showed the most significant impact on increasing hand hygiene compliance among nurses in hospital (27% pre-intervention and 77% post-intervention). The multimodal intervention strategy noted to be the most effective in increasing hand hygiene compliance and was able to have sustainable impact, if supported by periodic monitoring and intervention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinthia Eksanti
"Perilaku peduli merupakan posisi sentral dalam praktik keperawatan, karena kepedulian memiliki sikap dinamis, dimana para perawat bekerja dan berusaha untuk meningkatkan rasa pedulinya kepada pasien. Di Indonesia, kepedulian menjadi salah satu penilaian bagi para pengguna pelayanan kesehatan, khususnya Rumah Sakit. Berdasarkan hasil survei kepuasan pasien pada beberapa Rumah Sakit di DKI Jakarta menunjukan hasil bahwa 14% klien merasa tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, disebabkan karena perilaku peduli yang kurang baik. Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari Menteri Kesehatan (2008), standar pelayanan rawat inap untuk kepuasan pelanggan adalah ≥90%, namun diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan rumah sakit Syarif Hidayatullah secara general masih berkisar 80%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kepuasan pasien rawat inap terkait kepedulian perawat di RS Syarif Hidayatullah tahun 2020. Subjek yang dinilai dalam penelitian ini adalah perawat rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Data yang dibutuhkan berasal dari penyebaran kuesioner kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Dari hasil uji univariat dan hasil Importance Performance Analysis diketahui masih ada 5 atribut yang sangat penting untuk di prioritaskan agar diilakukan perbaikan. Akan tetapi 8 atribut lainnya sudah sangat baik di implementasikan dan patut di apresiasi pencapaianya. Penelitian ini didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya (literature review) guna menambah informasi terhadap penelitian yang dilakukan dengan topik dan kriteria yang sama. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar rumah sakit mengadakan pelatihan Customer Service Excellent dan pemberian edukasi secara rutin untuk para perawat yang berada di garda terdepan dalam melayani pasien."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aulia Anjani
"Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) merupakan program meditasi yang digunakan untuk meringankan beban penyakit kronis, sementara Mindfulness-Based Cancer Recovery (MBCR) merupakan adaptasi spesifik untuk pemulihan penyakit kanker. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggabungkan metode literature review dengan data naratif atas luaran program MBCR dan MBSR pada penyakit kanker payudara. Literatur didapatkan dari basis data PubMed dan ScienceDirect, dan data naratif didapatkan dari wawancara mendalam dengan informan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis program Mindfulness-Based Cancer Recovery (MBCR) dan Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) dan luarannya pada penderita kanker payudara. Hasil penelitian yang didapatkan adalah meditasi, program MBCR dan MBSR berpengaruh signifikan pada faktor psikologis (tingkat depresi, kecemasan), faktor biologis (panjang telomer, level kortisol), dan faktor fisik (masalah tidur, kelelahan, citra tubuh) pada pasien dan survivor kanker payudara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperlukannya intervensi psikososial bagi pasien dan survivor kanker payudara untuk memudahkan perjalanan pengobatan dan kehidupan setelah pengobatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaznia Adzra
"Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan data Indonesia Life Family Survey-5 tahun 2014 (IFLS 2014). Sampel yang diperoleh sebesar 25.212 orang. Uji hubungan dianalisis dengan menggunakan Chi-square. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia cukup rendah yaitu sebesar 20,4%. Individu dengan karakteristik lansia (≥46 tahun), berjenis kelamin perempuan, berpendidikan rendah, tidak bekerja, memiliki tingkat pendapatan tinggi, bertempat tinggal di kota, memiliki asuransi kesehatan, dan memiliki kondisi kronis bermakna secara statistik untuk lebih berkemungkinan memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia.

This study analyzes the factors associated with the utilization of outpatient health services in Indonesia. This is an observational study with a cross sectional design using data from the Indonesia Life Family Survey-5 2014 (IFLS 2014). The sample of total 25.212. The relationship test was analyzed using Chi-square. The results showed that the utilization of outpatient health services in Indonesia was quite low, amounting to 20.4%. Individuals with elderly characteristics (≥46 years), female, low education, unemployed, have high income levels, live in cities, have health insurance, and have chronic conditions are statistically more likely to use outpatient health services in Indonesia.
"
2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatia Sifa
"Pemeriksaan kesehatan pranikah merupakan serangkaian tes yang harus dilakukan calon pengantin sebelum menikah untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada calon pengantin dan keturunannya kelak. Tidak semua orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik walaupun dalam keadaan sehat. Skripsi ini membahas kebijakan negara-negara yang melaksanakan pemeriksaan kesehatan pranikah sebelum calon pengantin melangsungkan pernikahan. Ketentuan pemeriksaan kesehatan pranikah tiap negara juga berbeda-beda baik dalam kewajibannya juga rangkaian tes yang dilakukan. Penelitian ini adalah review literatur dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Indonesia masih jauh dari negara lainnya dalam pelaksanaan PHE, dibutuhkan evaluasi kebijakan sehingga dipatuhi dan berjalan lebih baik, meningkatkan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku kesehatan dalam masayarakat.

Premarital screening is defined as testing couples who are going to be married in order to prevent common genetic blood disease and infectious disease that may affect their next generation. Some people might look healthy but they might be a carrier for hereditary disease. This tresearch focused on policies concerning on premarital screening in Indonesia and other countries. The research uses Literature Review (LR) with descriptive approach. The result is PHE in Indonesia is still far from other countries implementation of PHE. Evaluation of PHE policy is needed to support PHE, ensure intervention health promotion to raise awareness and attitude of PHE."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nabila Rosdiani
"

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius yang masih tinggi prevalensinya di dunia. Indonesia sebagai negara yang termasuk memiliki beban penyakit tinggi, menjadikannya prioritas penyelesaian masalah kesehatan. Hal ini dituangkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Namun untuk menanggulangi penyakit tersebut tidak cukup hanya dari pemerintah saja. Butuh kerja sama lintas sektor yaitu pada pendekatan Public-Private Mix (PPM). Dengan metode kualitatif dan pendekatan Logic Model, penelitian ini melakukan telaah atas implementasi PPM di Kota Depok. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder dari hasil wawancara mendalam dan juga telaah dokumen. Ditemukan bahwa implementasi PPM masih pada tahapan awal dan capaiannya masih jauh dari target. Hal ini disebabkan karena pada pelaksanaannya masih belum banyak upaya untuk menjaring klinik swasta dan dokter praktik mandiri untuk bergabung dalam penanggulangan tuberkulosis di Kota Depok. Keterbatasan sumber daya manusia pun menjadi penghambat dalam implementasi ini.


Tuberculosis is an infectious disease with a high prevalence in the world. Indonesia as a country that includes a high disease burden, making it a priority for the resolution of health problems. This was stated in Minister of Health Regulation No. 67 of 2016 concerning Tuberculosis Management. But to tackle the disease is not enough just from the government alone. Cross-sector cooperation is needed, namely the Public-Private Mix (PPM) approach. Using a qualitative method and the Logic Model approach, this study examines the implementation of PPM in Depok City. The data collected are primary and secondary data from the results of in-depth interviews and document review. It was found that the implementation of PPM is still at an early stage and its achievements are still far from the target. This is because in practice there have not been many attempts to encompass private clinics and independent practice doctors to join in tuberculosis prevention in Depok City. Limited human resources also become obstacles in this implementation.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sugiyanto
"Latar Belakang : Osteoarthritis (OA) adalah penyakit yang paling banyak dari kelainan sendi yang ditemui pada orang dewasa di dunia, menurut WHO didalam laporannya yang berjudu “The Burden of Musculoskeletal Conditions at The Start of The New Millenium”, menuliskan bahwa osteoatritis adalah merupakan salah satu penyebab utama morbiditas di dunia dan berpengaruh besar terhadap beban biaya Kesehatan.
Tujuan : Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan variasi biaya Tindakan total
knee artrhoplasty di rsud dr. Chasbullah abdulmadjid (rscam) kota bekasi
Metode : Pendekatan yang dipakai pada penelitian ini secara kuantitatif dan dilakukan Uji Anova pengaruh antara variable independent dan variable dependent. Sampel yang digunakan adalah 29 pasien yang diambil sesuai kriteria inklusi yang meliputi meliputi usia, jenis kelamin, LOS, kelas kamar, severity level dan biaya perawatan yang terdiri dari akomodasi, visit dokter, konsultasi, penunjang medis, tindakan medis, obat serta alkes.
Hasil : Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia bahwa usia muda sebanyak 11 orang (37.9%), usia tua 15 orang (51.9%) dan usia lanjut sebanyak 3 orang (10.3%), dengan responden terbanyak adalah wanita 24 orang (82.8%). Jumlah kelas rawat terbanyak adalah pada kelas 3 sebanyak 16 orang (55.2%) dan severity level terbanyak adalah severity level I sebanyak 16 orang (55.2%), dimana LOS terbanyak selama perawatan adalah 5-10 hari sebanyak 25 orang (66.2%). Rata-rata total biaya pada akomodasi sebesar Rp.1.937.29.37, untuk visit dokter Rp.9.848.04, konsultasi Rp.5.8442.31, penunjang medis Rp.118.834.96, tindakan medis Rp. 508.153.50, obat Rp. 36.554.39 dan rata-rata biaya pelayanan Alkes Rp. 650.165.39. Pada Hasil Uji Anova didapatkan usia dan Length Of Stay memiliki hubungan yang signifikan terhadap biaya perawatan dengan nilai P 0.033 untuk usia dan nilai P 0.000 untuk LOS.

Background : Osteoarthritis (OA) is the most common disease of joint disorders found in adults in the world, according to WHO in its report entitled "The Burden of Musculoskeletal Conditions at The Start of the New Millennium", writing that osteoarthritis is one of the main causes of morbidity. in the world and has a major impact on the burden of health costs.
Goal :Analyze factors related to cost variation Total action knee arthroplasty at dr. Chasbullah Abdulmadjid (RSCAM) Bekasi City
Methode : The approach used in this research is quantitative and the ANOVA test is carried out on the influence between the independent variable and the dependent variable. The samples used were 29 patients who were taken according to the inclusion criteria which included age, gender, LOS, room class, severity level and treatment costs consisting of accommodation, doctor visits, consultations, medical support, medical procedures, drugs and medical equipment.
Result : The frequency distribution of respondents based on age is 11 people (37.9%), old age 15 people (51.9%) and elderly people are 3 people (10.3%), with the majority of respondents being 24 women (82.8%). The highest number of treatment classes is in class 3 as many as 16 people (55.2%) and the highest severity level is severity level I as many as 16 people (55.2%), where the highest LOS during treatment is 5-10 days as many as 25 people (66.2%). The average total cost for accommodation is Rp.1,937.29.37, for doctor visits Rp.9,848.04, consultation Rp.5.8442.31, medical support Rp.118,834.96, medical treatment Rp. 508.153.50, medicine Rp. 36,554.39 and the average cost of medical equipment services is Rp. 650.165.39. In the ANOVA test results, age and length of stay have a significant relationship with treatment costs with a P value of 0.033 for age and a P value of 0.000 for LOS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Rosita
"Konsep pay for performance (P4P) menjadi salahsatu upaya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Konsep ini telah diterapkan di berbagai negara, namun implementasinya di Indonesia dalam sistem KBK masih minim evaluasi mengenai dampaknya terhadap kualitas layanan kesehatan primer mengingat capaian angka indikator KBK secara nasional masih belum mencapai angka ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran komponen disain sistem P4P, gambaran indikator kualitas yang digunakan untuk menilai dampak serta gambaran dampak P4P terhadap kualitas layanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode
literature review dengan basis data PubMed, Scopus, Proquest dan Science Direct. Hasil pencarian didapatkan 11 literatur yang berasal dari UK, US, Australia, Netherland dan Irlandia. Hasil penelitian dari segi komponen disain sistem P4P menunjukkan indikator klinis (berupa manajemen penyakit kronis) dan indikator pengalaman pada umumya digunakan dalam skema P4P; penerapan target absolut dalam perhitungan insentif lebih sering digunakan daripada target relatif; mekanisme pembayaran berupa bonus finansial. Sebagian besar indikator klinis yang digunakan untuk menilai dampak P4P terhadap kualitas layanan kesehatan terkait dengan dimensi proses. Skema P4P menunjukkan dampak positif terhadap efektivitas manajemen penyakit kronis untuk sebagian besar penyakit namun belum efektif mengatasi masalah ketidak adilan dalam layanan kesehatan

The concept of pay for performance (P4P) is one of the efforts to improve the quality of health services. This concept has been applied in various countries, but its implementation in Indonesia in the KBK system is still minimal in evaluation of its impact on the quality of primary health services considering that the achievement of KBK indicator numbers nationally has not yet reached the ideal number. This study aims to obtain an overview of the components of the P4P system design, a description of the quality indicators used to assess the impact and an overview of the impact of P4P on the quality of health services. This study uses a literature review method with the PubMed, Scopus, Proquest and Science Direct databases. The search results obtained 11 literatures from UK, US, Australia, Netherland and Ireland. The results of the research in terms of the components of the P4P system design show that clinical indicators (in the form of chronic disease management) and experience indicators are generally used in P4P schemes; the application of absolute targets in the calculation of incentives is used more often than relative targets; payment mechanism in the form of financial bonuses. Most of the clinical indicators used to assess the impact of P4P on health care quality are related to the process dimension. The P4P scheme shows a positive impact on the effectiveness of chronic disease management for most diseases but has not been effective in addressing the problem of inequality in health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Putri Salsabila
"Pandemi COVID-19 membuat pelayanan kesehatan non-COVID-19 terganggu, salah satunya adalah perawatan untuk penyakit kronis. Kanker merupakan salah satu penyakit kronis dengan tingkat mordibitas dan mortalitas tertinggi di dunia. Pengobatan kanker memberikan dampak yang cukup luas dari sisi fisik, psikologis, sosial, finansial, hingga spiritual. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dampak yang ditimbulkan oleh pengobatan kanker adalah dengan melakukan perawatan paliatif. Selama pandemi COVID-19, akibat adanya kebijakan pembatasan sosial, perawatan paliatif dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu dengan telemedis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas telemedis dalam untuk perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan melalui online database, seperti PubMed, ScienceDirect dan SpringerLink dengan kata kunci “telemedicine” OR “telehealth” OR “digital health” AND “cancer palliative care” OR “cancer supportive care” AND “COVID-19 Pandemic” OR “Pandemic” OR “COVID-19”. Setelah itu, ditemukan 7 studi terinklusi. Efektivitas dinilai dari perubahan nyata pada hasil. Terdapat 3 studi yang menyatakan bahwa penggunaan telemedis dalam perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19 teruji efektif terlihat dari kepuasan pasien dan keluarga atau pengasuh mereka yang mendorong mereka untuk terus melakukan perawatan, 2 studi yang menunjukan adanya peningkatan Quality of Life score pada pasien, dan 2 studi lainnya yang memberikan kesimpulan faktor- faktor yang mempengaruhi pengimplementasian telemedis untuk perawatan paliatif pasien kanker selama pandemi COVID-19. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan telemedis efektif untuk perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19.

COVID-19 pandemic has disrupted the other health care services, one of them is the treatment for chronic diseases. Cancer is one of the chronic diseases with the highest mordibity and mortality rate in the world. Cancer treatment has a wide impact for the patients and their families in terms of physical, psychological, social, financial, and spiritual. In need to control the effects of cancer treatment, health care providers need to provide a palliative care for the patients. During the COVID-19, due to the social restriction policy, palliative care can be carried out by utilizing the development of information and communication technology, namely by telemedicine. This study aims to determine the effectiveness of telemedicine on palliative care for cancer patients during COVID-19 pandemic. This study used a literature review method. Study searches were conducted through online database, such as PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink with the keywords “telemedicine” OR “telehealth” OR “digital health” AND “cancer palliative care” OR “cancer supportive care” AND “COVID-19 Pandemic” OR “Pandemic” OR “COVID-19”. There are 7 included studies founded. Effectiveness is determined by the apparent change in results. A total of 3 studies showed a high satisfaction of the services from the patients and their families or caregivers, which leads them to continue the care, 2 studies showed a significant improvement in patient’s Quality of Life score, and 2 other studies explain some factors that influence the cancer patients to use telemedicine for palliative care during COVID-19 pandemic. It can be concluded that the use of telemedicine is effective on palliative care for cancer patients during the COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septa Ryan Ellandi
"Keselamatan pasien di rumah sakit masih menjadi isu krusial yang mendunia, karena rumah sakit merupakan institusi jasa pelayanan yang mengupayakan kesembuhan pasien. Maka keselamatan pasien menjadi suatu keniscayaan, diharapkan tidak terjadi insiden keselamatan pasien (zero insiden). Salah satu cara untuk mengendalikan peningkatan angka insiden di rumah sakit adalah dengan memanfaatkan sistem pelaporan. Penelitian ini membahas mengenai gambaran pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit di Indonesia beserta faktor-faktor yang memengaruhinya, ditinjau dari faktor individu, organisasi, dan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya informasi mengenai faktor-faktor yang brpengaruh terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Garuda Kemendikbud, Rama Kemendikbud, Directory of Open Acces Journals (DOAJ), Library UI, Science Direct, PubMed, ProQuest, dan Scopus. Hasil penelitian didapatkan bahwa rumah sakit di Indonesia sudah memiliki regulasi yang mengatur mengenai pelaporan insiden kselamatan pasien. Sistem pelaporan yang digunakan masih berbasis manual, dan praktik pelaporan belum bisa dikatakan sukses karena masih adanya budaya menghukum, jaminan kerahasiaan pelapor masih diragukan, pelaporan belum tepat waktu, dan umpan balik masi minim. Dari hasil penelitian juga diperoleh faktor yang dapat memengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit adalah faktor individu (pengetahuan, ketakutan, beban kerja, dan motivasi), faktor organisasi (umpan balik, sistem pelaporan, kerahasiaan, sosialisasi dan pelatihan, serta budaya keselamatan), dan faktor pemerintah dalam hal kebijakan.

Patient safety in hospitals is still a crucial issue worldwide, because hospitals are service institutions that seek to cure patients. So patient safety becomes a necessity, it is hoped that there will be no patient safety incidents (zero incidents). One way to control the increasing number of incidents in hospitals is to utilize a reporting system. This study discusses the description of patient safety incident reporting in hospitals in Indonesia and the factors that influence it, in terms of individual, organizational, and government factors. The purpose of this study was to obtain information about the factors that influence the reporting of patient safety incidents in hospitals in Indonesia. This study uses a literature review method with the Garuda Ministry of Education and Culture database, Rama Kemendikbud, Directory of Open Acces Journals (DOAJ), UI Library, Science Direct, PubMed, ProQuest, and Scopus. The results showed that hospitals in Indonesia already have regulations governing patient safety incident reporting. The reporting system used is still manual-based, and reporting practices cannot be said to be successful because there is still a punitive culture, guarantees for the confidentiality of whistleblowers are still in doubt, reporting is not timely, and feedback is still minimal. From the results of the study, it was also found that the factors that can affect the reporting of patient safety incidents in hospitals are individual factors (knowledge, fear, workload, and motivation), organizational factors (feedback, reporting systems, confidentiality, socialization and training, and safety culture), and government factors in terms of policy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>