Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indriyana Djohansjah
"Salah satu tugas perkembangan yang dihadapi oleh individu adalah masa dewasa muda. lndividu dewasa muda belajar untuk hidup secara intimate bersama dengan individu lain, memulai sebuah keluarga, dan juga membesarkan anak-anak. Pentingnya pembuatan komitmen-komitmen pada masa ini juga ditekankan oleh Erikson.
Erikson (dalam Papalia, 2001) mengemukakan bahwa manusia dewasa muda menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan intimacy. Jika seseorang tidak mampu membina hubungan yang mendalam bersama orang lain maka ia akan merasa terisolasi meskipun pada dasarnya ada masa-masa tertentu mereka tetap membutuhkan waktu untuk menyendiri (isolated). lnteraksi yang dikembangkan oleh pasangan yang menjalin hubungan cinta dapat menggambarkan bagaimana status intimacy mereka. Status intimacy tidak sekedar menggambarkan bagaimana interaksi antara kedua individu yang sedang berpacaran namun juga menggambarkan bagaimana mereka melakukan coping atas permasalahan yang mereka hadapi.
Demikian juga dengan anak tunggal, mereka dituntut untuk mampu membuka dirinya (self-disclosure) serta membagi (share) permasalahan-permasalahan seputar hubungannya dengan orang lain, dalam hal ini adalah pacar atau teman dekatnya. Pada akhirnya tuntutan yang harus mereka jalani dalam hubungan pacaran akan menggambarkan bagaimana status intimacy mereka. Beberapa karakteristik yang dimiliki anak lunggal yang memiliki kecendenrungan untuk independent serta memiliki sense of love yang tinggi mungkin justru akan menimbulkan konflik pada saat anak tunggal membina intimate relationship. Keadaan dimana anak tunggal selalu menjadi fokus kasih sayang dari orangtua bisa jadi membuat anak tunggal mengalami kesulitan untuk membagi sayangnya pada orang lain. Hal ini membuat anak tunggal lebih sedikit merasa kehilangan kasih sayang dibandingkan anak lain yang memiliki saudara kandung (Conners, dalam Gladys, 1979). Selain itu, kesendirian anak tunggal seringkali dikaitkan dengan kebiasaan mereka untuk menghadapi masalah sendiri sehingga sulit untuk terbuka pada orang lain (self-disclosure).
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran mengenai status intimacy pada masa dewasa muda yang berstatus anak tlmggal Serta mengetahui lebih jauh hal-hal apa saja yang memberi pengaruh pada anak tunggal saat ia mengembangkan Intimate Relationship dengan orang lain.
Dalam penelitian ini digunakan metode wawancara sebagai metode pengumpulan data utama dan observasi sebagai penunjang hasil wawancara Serta pembelian alat tes psikologis sebagai data penunjang dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keempat subyek memiliki status intimacy yang berbeda-beda yaitu siereoguped relationship untuk subyek M, pseudointimate pada subyek I, merger commited pada subyek D dan intimate pada subyek R. Keempat subyek penelitian memiliki taraf yang tinggi untuk aspek penerimaan terhadap keterpisahan pasangan. Hal ini mungkin disebabkan karena kebiasaan mereka yang selalu sendiri mengingat mereka adalah anak tunggal sehingga mereka tidak terlalu merasa kehilangan jika harus melakukan kegiatan tanpa pasangan. Keempat subyek penelitian memiliki taraf yang tinggi untuk aspek mempertahankan minat-minat pribadi. Kondisi anak tunggal yang menuntutnya untuk menjalankan segalanya sendiri bisa jadi salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan taraf tersebut.
Dua subyek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki memiliki taraf yang tinggi untuk aspek komitmen dan aspek perhatian dan kasih sayang. Dua subyek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki memliki keinginan yang lebih kuat untuk mempertahankan hubungan pacaran mereka dibanding subyek penelitian berjenis kelamin wanita. Peran, pola asuh dan attachment pada orang tua memberi kontribusi pada pembentukan status intimacy pada keempat subyek penelitian."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Kusnadi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran parenting pada pasangan penderita skizofrenia terhadap anak dalam keluarga inti. Peneliti juga ingin melihat bagaimana pandangan dari pasangan penderita skizofrenia tentang skizofienia, determinan parenting yang dimilikinya dan komponen parenting yang dikaitkan dengan teori Martin & Colbert dan Dwevedi tentang parenting. Dalam parenting komponen yang utama adalah komponen perhatian (care), kontrol dan pengembangan (development).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana menurut Sarantoks, 1993 (dalarn Poexwandari, 2001) mencoba menerjemahkan pandangan-pandangan interpretatif dan fenomologis yang bertujuan untuk memahami gambaran parenting pada pasangan penderita skizofrenia terhadap anak dalam keluarga inti. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi saat wawancara untuk mendapatkan gambaran parenting yang dilakukannya. Subyek penelitian dipakai adalah tiga orang pasangan dari penderita skizofrenia yang telah memiliki anak, usia perkawinan lebih dari sepuluh tahun serta tinggal serumah dengan penderita.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek dalam melakukan parenting diwujudkan dengan memberikan perhatian (care) berupa perhatian dalam pemenuhan kebutuhan tisik, perhatian dalam pemenuhan kebutuhan afeksi /emosional dan perhatian dalam pemenuhan kebutuhan kesejahteraan sosial, melakukan kontrol berupa mengenalkan aturan-aturan, memberikan batasan-batasan dan menguatkannya dengan mernberikan penghargaan (reward) dan memberikan hukuman (punishment) serta mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak-anaknya berupa pengembangan potensi intelektual, pengembangan potensi fisik dan pengembangan potensi estetika dan seni.
Pasangan dari pendenta skizofrenia yang menjadi subyek penelitian memiliki pandangan yang hampir sama. Mula-mula mereka merasa kesulitan dan bingung dengan situasi dan kondisi yang dialaminya. Namun setelah mendapatkan informasi tentang skizofrenia, memahami kondisi yang sedang dialami oleh pasangan hidupnya serta adanya dukungan dari orang-orang di sekitarnya, akhirnya mampu untuk mendampingi penderita dan tetap mempertahankan pemikahannya.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suami dari penderita gangguan skizofrenia lebih mengalami kesulitan dalam melakukan proses pengasuhan terhadap anak-anaknya. Mengingat aktivitasnya yang harus bekerja mencari nafkah, sehingga terpaksa menitipkan anaknya kepada orang lain. Sedangkan pada istri dari penderita gangguan skizofrenia masih dapat menjalankan perannya dalam pengasuhan anak.
Untuk lebih melengkapi gambaran parenting pada pasangan dari penderita skizofrenia maka peneliti menyarankan :
- Bagi peneliti berikutnya diharapkan setelah membaca dan mempelajari peneiitian ini, sebaiknya juga membandingkan dengan gambaran parenting pada subyek yang memiliki pasangan bukan penderita skizofrenia.
- Untuk melihat gambaran parenting pada pasangan penderita Skizofrenia. Sebaiknya peneliti juga mewawancarai anaknya yang telah remaja, sehingga mempunyai gambaran yang jelas pada parenting yang dilakukan oleh pasangan penderita skizofrenia.
- Untuk menambah wawasan lebih lanjut dan gambaran penelitian ini, maka disarankan kepada peneliti berikutnya untuk memberikan angket pada beberapa pasangan penderita skizofrenia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Renny Oktora
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu profesi yang sudah ada di masyarakat kita sejak dahulu dan semakin menjamur seiring dengan berkembangnya zaman dan kesulitan ekonomi yang dialami bangsa. Profesi ini membawa banyak dampak tidak hanya pada masyarakat dan keluarga tetapi juga pada para pelakunya sendiri, dalam hal ini PSK. Mereka akan mengalami kecemasan untuk terjun kedalam lingkungan masyarakat karena label dan stigma yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka cenderung bersifat negatif. Label, stigma dan pandangan masyarakat ini diinternalisasi oleh para PSK sehingga secara sadar mereka menganggap dirinya seperti yang di labelkan masyarakat itu, yaitu antara lain merasa kotor, nista, bermoral rendah dan penuh dengan dosa (Wahyudin, 2002).
Bagaimana individu memandang dirinya sendiri disebut dengan konsep Perubahan konsep diri ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan berperngaruh juga pada bagaimana PSK melihat orientasi masa depannya, karena seperti yang dikatakan oleh Tim Yayasan Kakak (2002) bahwa para PSK pada umumnya mengalami kebingungan akan masa depannya Pada PSK kebingungan yang akan sangat dirasakan adalah ketika mereka berniat akan membentuk keluarga karena tidak dapat dipungkiri pandangan masyarakat yang negatif membuat mereka khawatir tidak akan diterima oleh lingkungan masyarakat termasuk juga orang yang mereka cintai, yaitu laki-laki yang diharapkan menjadi suaminya kelak dan juga keluarga calon suaminya itu.
Oleh karma itu penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif ini mencoba mengungkapkan bagaimana konsep diri dan orientasi masa depan para PSK sesungguhnya dan bagaimana pula konsep tersebut berpengaruh terhadap orientasi masa depannya.
Melalui observasi dan wawancara yang dilakukan diperoleh hasil penelitian bahwa dari keempat subyek penelitian, seluruh subyek memiliki konsep diri yang negatif. Namun tidak seluruhnya memiliki orientasi masa depan yang negatif pula. Bahkan dari keempat subyek terdapat tiga subyek yang tetap memiliki orientasi masa depan yang baik untuk membentuk keluarga dan hanya satu orang yang merniliki orientasi masa depan yang buruk untuk membentuk keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri para PSK tidak terlalu berpengaruh terhadap orientasi masa depannya untuk membentuk keluarga."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumondor, Pingkan C.B.
"Stres dapat dialami oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa tahun pertama. Salah satu upaya coping stres (coping efforts) ialah dengan humor. Cara seseorang menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari (humor styles) dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor.
Penelitian yang dilakukan pada 137 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia ini ingin mengetahui hubungan dimensi humor styles dengan stres pada mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling atau convenience sampling. Stres pada mahasiswa tahun pertama diukur dengan Hassles Assessment Scale for Students in College dan humor styles diukur dengan Humor Styles Questionnaire.
Dari hasil korelasi pearson ditemukan bahwa affiliative humor memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan stres, sementara aggressive humor dan self-defeating humor memiliki hubungan positif yang signifikan dengan stres. Untuk self-enhancing humor, tidak terdapat hubungan signifikan dengan stres pada mahasiswa (r = - .37, p > ). Mahasiswa tahun pertama dengan tingkat stres yang rendah akan cenderung menggunakan humor untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain. Sementara mahasiswa dengan tingkat stres yang tinggi akan cenderung menggunakan humor untuk menjatuhkan orang lain dan menjatuhkan diri sendiri.

Stress can be experienced by college students, especially the first year college students. One of the efforts to cope with stress is humor. Individual differences in humor use (humor styles) could be posited in four dimensions as follows: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and selfdefeating humor.
This research with 137 first year students from Universitas Indonesia explores the correlation between the dimensions of humor styles and stress in college students. The sampling techniques used in this research are accidental sampling or convenience sampling. Stress in first year college students is measured with Hassles Assessment Scale for Students in College and humor styles is measured with Humor Styles Questionnaire.
Pearson correlation analysis demonstrate that affliliative humor have a significant negative correlation with stress, while aggressive humor and self-defeating humor have a significant positive correlation with stress. In self-enhancing humor there is no significant correlation with stress in college students. Thus, first year college students with lower levels of stress tend to use humor to facilitate relationship with others. Students with higher level of stress tend to use humor to put down others and him/herself."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiurmauly, Virna
"Kematian merupakan satu-satunya hal yang pasti dialami oleh individu. AIDS adalah penyakit dimana tingkat kematian penderitanya tinggi. Selain itu, sampai saat ini masih kuat terdapat stigma kematian yang diberikan pada ODHA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan terhadap kematian pada remaja dengan HIV/AIDS. Gambaran tersebut dilihat melalui pandangan mereka terhadap kematian serta hadirnya masing-masing dimensi kecemasan terhadap kematian.
Dalam penelitian ini, digunakan empat dimensi kecemasan terhadap kematian yang didasarkan pada Choron (dalam Kastenbaum & Aisenberg, 1976) serta Florian & Kravetz (Dalam Florian & Mikulincer, 1997). Dimensi-dimensi tersebut adalah kecemasan akan proses menuju kematian, kecemasan akan kehidupan setelah kematian, kecemasan akan kemusnahan diri, serta kecemasan akan dampak kematian bagi orang-orang terdekat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Pandangan yang dimiliki subjek mengenai kematian antara lain kematian sebagai transisi atau hukuman. Tiap subjek memiliki satu atau lebih dimensi kecemasan terhadap kematian yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain agama, budaya, serta pengalaman berhubungan dengan kematian.

Death is the only certainty in individual`s life. AIDS is one of disease that has high death rate to its patients. The aim of this research is to give the picture of death anxiety in adolescence with HIV/AIDS. Today, there still strong stigma relating HIV/AIDS patients with death.
The dimensions of death anxiety is based on Choron`s dimensions of death anxiety (Kastenbaum & Aisenberg, 1976) and supplemented with one dimension from Florian & Kravetz (Florian & Mikulincer, 1997). Those dimensions are fear of dying, fear of afterlife, fear of extinction, and fear of individual death`s effect to family and friends.
The research is conducted with qualitative method which interview and observation is done to four subjects. All subjects view death as a transition or punishment. Every subject has one or more difference dimension of death anxiety. Some factors that have relation with their death anxiety are religion, culture, or experience with death."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Meina Rahmalah
"Skripsi ini membahas tentang kutukan yang terdapat di dalam film Sleeping Beauty (1959) dan Ella Enchanted (2004) yang dinilai memiliki kesamaan dengan opresi yang terjadi kepada perempuan dalam sistem patriarki, dengan secara spesifik melihat pandangan Betty Friedan dalam The Feminine Mystique (1974). Di samping itu, skripsi ini juga membahas mengenai ideologi gender yang terkandung di dalam kedua teks dengan melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh kedua tokoh utama dalam meraih kebebasannya dari kutukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kutukan yang menimpa kedua tokoh perempuan dalam Sleeping Beauty dan Ella Enchanted berlaku sama layaknya opresi yang terjadi terhadap perempuan dalam sistem patriarki. Selain itu, terdapat dualisme di dalam film Ella Enchanted. Di satu sisi, film ini memperlihatkan beberapa perubahan mendasar dari Sleeping Beauty produksi Disney yang masih kental dengan ideologi yang patriarkis. Namun, di sisi lain, masih terdapat banyak ambiguitas di dalam film ini yang pada akhirnya justru tetap memperlihatkan adanya suatu kesamaan ideologi gender dengan fairy tale milik Disney.

This study discusses the curse in Sleeping Beauty (1959) and Ella Enchanted (2004) that is believed to have a similarity to the oppression happens to women in a patriarchal system, by specifically referring to the Betty Friedan_s view in The Feminine Mystique (1974). Besides, this study also discusses about the gender ideology in those two films by observing the efforts done by both main characters in achieving their own freedom from the curse. The outcome of this research shows that the curse suffered by the two female main characters in Sleeping Beauty and Ella Enchanted is just the same with the oppression happens to women in a patriarchal system. However, there is a dualism in Ella Enchanted. On one hand, this film shows some basic changes from the patriarchal Sleeping Beauty produced by Disney. On the other hand, there are still a lot of ambiguities in Ella Enchanted, which in the end causing this movie to keep showing a similar gender ideology presents in Disney_s fairy tale."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S13675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Martini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S33486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Hadriyani
"ABSTRAK
Kriminalitas atau criminal yang di sebut juga kejahatan merupakan kejadian yang hamper setiap hari ada di masyarakat dan hal ini meresahkan anggota masyarakat. Kejahatan sendiri adalah bertemunya faktor niat berbuat jahat dari calon pelaku dengan kesempatan atau paluang yang ada. Selain itu kejahatan atau kriminalitas di sebabkan oleh banyak faktor utama adalah lingkungan.
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik kriminalitas di Kotamadya Bandar Lampung, kapan dan dimana pelaksanaan kejahatan di Kotamadya Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian di ketahui jenis kriminalitas yang mempunyai jumlah kasus tinggi adalah jenis Curas, Curat, Curanmor dan lain lain kejahatan. Jenis Curas dan Curat merupakan jenis kriminalitas adalah perumahan, jalan, pusat-pusat keramaian dan waktu kejadian yaitu jam kejadian dan bulan kejadian
Berdasarkan tempat kejadian, perumahan mempunyai kasus tinggi dan berdasarkan waktu kejadian yang mempunyai jumlah kasus tinggi yaitu jam jam 24.01-06.00 wib (malam hari) dan pada kuartal I (januari, Februari, Maret, April)"
Lengkap +
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Wartono
"ABSTRAK
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai permukaan
bumi yaitu mengenai bentuk, proses dan genesis serta
hubungan timbal balik kelingkungannya dalam susunan keruangan
.
Jawa Tengah terdiri dari empat zona fisografi, yaitu Zona Lipatan
Selatan, Zona Pedalaman, Zona Pegunungan Kapur, Zona
Dataran Rendah. Kompleks Karangsambung terdapat di Zona
Lipatan Selatan tepatnya di Wilayah Pegunungan Serayu Selatan
dan Dataran Rendah Kedu Selatan.
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Unit-unit
georaorofologi dan bentukan apa saja yang terdapat di Kompleks
Karangsambung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis peta
dari Peta Topografi dan Peta Geologi, yang menghasilkan Peta
Unit Geomorofologi, serta metode deskripsi untuk menerangkan
unit geomorfologi.
Hasil akhir dari penelitian ini berupa ringkasan seperti ;
adanya 8 unit geomorfologi, yaitu Unit Patahan, terdiri dari
Patahan Kaliajri dan Patahan Karanggayam. Unit Lipatan,
terdiri dari Lipatan Pegunungan Monoklin G.Tugel, Lipatan
Pegunungan Antiklin G.Cantel, Lipatan Pegunungan Halang,
Lipatan Pegunungan Sinklin G.Paras, Lembah Celepar-Banioro-
Tlepok, Lembah G.Pencil. Unit Pegunungan Terkikis yang ter
diri dari Pegunungan Terkikis pada Formasi Karangsambung,
Formasi Totogan, Formasi Penosogan, Formasi Waturanda, Seboro,
Condong, Sadangkulon dan Kebutuhgunung. Unit Perbukitan
Terkikis pada Formasi Peniron dan Kompleks Luk Ulo. Bukit
Sisa seperti Bukit (Wagir) Dampes, Wagir Gumeng, Wagir Ijo,
Wagir Kalirencang, Wagir Menur, Wagir Geong. Unit Igir ter
diri dari Igir Bludron, Igir Pulusari, Igir Sirongkok, Igir
Sipuoung. Unit Gunung Api seperti Gunung Grenjeng, Gunung
Kutapekalong, Gunung Midangan, Gunung Pengadon, Gunung Tumpangparuk,
Gunung Gliwang, Gunung Karanggemantung dan Gunung
Muda Seri Ligung. Unit Dataran terdiri dari Dataran Aluvial
di selatan dan utara, Dataran Banjir dan Tanggul Sungai"
Lengkap +
1996
S33613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Novia Ujiaryani
"Pekerja anak dapat dikatakan telah menjadi masalah sosial yang serius, yang dihadapi tidak hanya oleh Indonesia saja, tapi juga banyak negara lainnya di dunia, meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mengatasi masalah ini.
Hasil dari beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja anak tersebut mengandung risiko fisik dan psikologis yang dapat merugikan perkembangan mereka Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran stres pada pekerja anak perempuan dan perilaku coping para pekeija anak perempuan tersebut untuk mengatasi stres yang mereka hadapi. Oleh karena stres dan perilaku coping merupakan sesuatu yang bersifat individual, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengambilan sampel kasus tipikal. Dengan demikian, kasus yang diambil adalah kasus yang dianggap mewakili kelompok normal dari fenomena yang diteliti. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan selama wawancara berlansung, data kontrol, alat perekam, dan alat tulis.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa keempat subyek dalam penelitian ini mengalami stres. Sedangkan reaksi yang timbul dan taraf yang dirasakan berbeda-beda Demikian pula perilaku caping yang ditampilkan.
Disarankan untuk meneliti kembali para pekerja anak dengan usia, latar belakang pekerjaan, dan jenis kelamin yang berbeda Sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih baik menganai stres dan perilaku coping mereka."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>