Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Malina Az Zahra
"ABSTRAK
Manusia adalah makhluk yang bergerak berdasarkan kebutuhannya dalam hidup.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, manusia memerlukan sumber daya yang
jumlahnya terbatas. Kondisi ini membuat kompetisi menjadi suatu keniscayaan
yang sulit dielakkan. Untuk meraih sumber daya yang diinginkan, manusia tidak
bergerak secara individual melainkan melalui kerjasama dengan berbagai manusia
lainnya hingga membentuk suatu jaringan sosial. Kegiatan pasar kaget telah
menempati kawasan perumahan Grand Depok City selama lebih dari enam tahun.
Jaringan sosial yang terbentuk dari kompetisi penguasaan lahan di kawasan yang
ditempati pasar kaget terbagi menjadi dua pengelompokan yang saling
berlawanan yaitu “pro pasar kaget” dan “kontra pasar kaget”. Keduanya
menghubungkan individu di dalamnya dengan “koordinasi” melalui pengaktifan
persamaan dan perbedaan dalam rangka persiapan kerja sama untuk meraih
sumber daya lahan. Hal ini dilihat melalui penelusuran interaksi sosial yang
tergambarkan melalui pertukaran barang/jasa yang terjadi di dalamnya.
Barang/jasa yang ditawarkan dalam proses pertukaran memiliki nilai yang
disepakati oleh orang-orang yang melakukan transaksi. Interaksi yang melibatkan
pertukaran ini membentuk ikatan di antara para pelaku meskipun tidak semua
ikatan menjadi setara tetapi juga hubungan yang hierarkis seperti hubungan
patron-klien. Para aktor bisa terhubung dengan aktor lainnya melalui lebih dari
satu jenis hubungan bahkan yang hierarkis dan yang setara sekaligus sehingga
menghasilkan hubungan multipleksitas.

ABSTRACT
Human acts as he fulfills his needs in life. Fulfillment of a need requires a
resource which amount is limited. This condition makes competition becomes
inevitable. To achieve the desired resource, humans did not move individually
except through cooperation with various other human beings to form a social
network. Pasar kaget activity has been occupying Grand Depok City residential
area for over six years. The social network that is formed from the competition of
land mastery in the area of the market is divided into two opposite groupings,
namely “pro pasar kaget” and “contra pasar kaget”. Both groupings connect
individuals in it with “coordination” through activation of similarity and
dissimilarity in order to prepare the cooperation to reach the resources. This has
been seen by tracking social interactions that are captured through exchange of
goods/services within it. Goods/services offered in the exchange process has a
value that is aggreed by the transacting parties. Interactions that involved this
exchange generated ties among the actors although not all ties becomes equivalent
but also the hierachical relations such as patron-client relations. The actors could
connect with other actors through more than one kind of relationship even
hierarchical and solidarity simultaneously so that it produce multiplexity
relationship."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"ABSTRAK
Semakin meningkatnya penggunaan jejaring sosial sebagai media bisnis saat ini tidak berarti mampu memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi para pelaku bisnis online, karena kunci kesuksesan sebuah bisnis tetap saja tergantung pada cara aktor membangun relasi dengan aktor lainnya. Melalui penelitian ini akan diuraikan tentang hubungan-hubungan sosial yang dibina para aktor dalam jaringan bisnis pakaian bekas impor, yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan dalam menjalankan bisnis secara online. Secara khusus, kajian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peran jaringan sosial terhadap eksistensi jaringan bisnis online, dengan fokus pada interaksi dan hubungan sosial yang dibangun, dipelihara, dan dimanfaatkan para aktor dalam upaya menciptakan transaksi. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan pedoman, baik langsung dan tidak langsung (chat), serta pengamatan terlibat. Penelitian ini dikaji menggunakan analisis jaringan sosial dan hasil kajiannya adalah pemahaman dan analisis mengenai variasi hubungan sosial dalam aktivitas bisnis online; pemanfaatan sistem referensi sosial dalam proses terciptanya transaksi; dan kekuatan kontrol informal dalam menstabilkan struktur jaringan dan menjadikannya ?investasi? untuk mengembangkan bisnis.

ABSTRACT
The increasing use of social networking as a business media is not currently means being able to give a solution to the problems are faced by actors in online businesses, because key to the success of a business still depends on how actors build relationships with other actors. Through this study will be described about the social relations are fostered by actors in the business network of import secondhand clothing, which are used to solve the limitations in operating online business. Specifically, this study aimed to see how big the role of social network to the existence of the online business network, with a focus on interactions and social relations are built, maintained, and used by actors in an effort to create a transaction. Data obtained from interview with the guideline, both directly and indirectly (chat), and participant observation. This study examined using social network analysis and the result of study is the understanding and analysis of social relation variation in the activity of online business; social reference system utilization in the process of creation of the transaction; and the strength of informal control in stabilizing the structure of the network and make it as 'investment' to grow the business."
2015
S59346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Y. Soepoetro
"Penelitian ini merupakan deskripsi mengenai gejala jaringan sosial para pelaku sektor ekonomi informal di Stasiun Manggarai. Jaringan sosial yang dibentuk para pelaku berfungsi sebagai salah satu strategi untuk memenuhi atau mengatasi tekanan kehidupan sosial ekonomi di perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dikaji dengan menggunakan analisis jaringan sosial.
Hasil kajiannya merupakan sebuah deskripsi dan analisis mengenai bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi jaringan sosial yang terjadi di antara para pelaku informal di Stasiun Manggarai. Bentuk-bentuk jaringan sosial yang ditemukan antara lain berupa jaringan sosial yang berbasis hubungan kekerabatan, jaringan sosial yang berbasis hubungan etnis dan aringan sosial yang berbasis hubungan pertemanan.

This study is a description about phenomenon of social network actors in the informal economic sector in Manggarai railway station. The social network functions as one of the strategies to overcome the pressure of social and economic life in urban area. This study operates social network analysis.
This research presents the forms and functions of social networks amongst the actors of informal economy sector in Manggarai railway station. The social network forms found are based on kinship, ethnic and friendship relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Maulidina
"Kaset saat ini bukan hanya sekedar keberadaan wujud fisik yang juga memberi kekontrasan pada era digital, tetapi juga melibatkan orang-orang yang bermain didalamnya. Hal tersebut pula yang membuat saya mendatangi salah satu penggandaan kaset yang masih berlangsung hingga saat ini di pinggiran kota Jakarta, pemiliknya merupakan mantan pembajak kaset bernama Pak Amar. Melalui penggandaan kaset miliknya tersebut memberi sebuah gambaran yang akan menjadi pembahasan pada tulisan ini: melalui wawancara mendalam dan partisipasi terlibat, saya mendapati bahwa kaset menjadi sesuatu yang lebih dari gulungan pita maupun artefak nostalgia, kaset dalam hal ini memiliki wujud kepentingan yang lebih luas selain untuk didengarkan maupun dibeli, kepentingan yang selalu dipertahankan dan mempertahankan hubungan sosial, serta kepentingan terhadap lingkungan kota yang selalu dinamis. Kota menjadi konteks penting pada tulisan ini karena berbagai dinamikanya selalu mendorong warganya untuk terus mengikuti ritmenya. Lingkungan sosial kota dalam hal ini memberikan seperangkat informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang digunakan Pak Amar untuk menentukan strategi adaptasinya guna mempertahankan hidupnya di kota melalui penggandaan kaset miliknya.

The existence of cassettes today are not merely physical and gives contrast to the digital era, but also involves the people who play behind. It is also what makes me go to one of the cassette duplication that is still ongoing in the suburbs of Jakarta, the owner was a cassette hijacker named Pak Amar. Through his cassette duplication gives an illustration that will be discussed in this paper through depth interview and participant observation, I found cassette turns into something more than the ribbon rolls or nostalgic artifacts, the cassettes in this case have wider significants besides to be listened or purchased, such as maintains social relationships, as well as contribute to the city 39 s dynamic environment. The city becomes an important context in this paper because its dynamics always encourage its inhabitants to keep follow the rhythm. The city 39 s social environment provides a set of information, knowledge and experience used by cassette rsquo s user to determine adaptive strategy to sustain cassette in the city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Rafianto
"Arek Suroboyo adalah salah satu kelompok sosial yang berada di Blok M. Mereka mendominasi wilayah-wilayah di Blok M, sejak tahun 70 an hingga sekarang. Identitas sosial Arek Suroboyo yang mereka miliki merupakan suatu hal yang sangat penting bagi mereka memenuhi kebutuhan mereka dengan cara menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi informal yang diantaranya, dalam penelitian ini berupa juru parkir di perparkiran Pemda DKI dan profesi preman. Selain itu identitas sosial ini diakftifkan ketika mereka harus mempertahankan diri dari pihak yang mengganggu kegiatan ekonomi mereka, ataupun eksistensi mereka di Blok M. Jumlah mereka berkurang pada masa sekarang karena banyak di antara mereka yang beranjak tua, dan beberapa ada yang meninggal dunia karena sakit, tetapi hanya sedikit dari keturunan mereka di Jakarta yang menggantikan perannya di Blok M. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana kehidupan sosial Arek Suroboyo di Blok M pada masa sekarang. Dalam penelitian ini saya menggunakan metode kualitatif yang didukung dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan.

The Arek Suroboyo is a social group in Blok M. They have a history of becoming a dominating social group in Blok M since the 70's. The social identity of Arek Suroboyo is really important to them to fulfill their daily needs by working on the informal sectors such as parking lot management supervised by Pemda DKI or working as preman. On the other hand, their social identity is also activated for defending themselves from their rival groups, which interrupt their daily activities on the informal sector. At presents, their numbers have been decreasing by the time being because there has been no regeneration within their rank these recent years. This research also describes about the social life of Arek Suroboyo in Blok M today in ethnographic writing. I applied qualitative method, namely in-depth interview and observation method for gathering the data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Watsiq Billah
"Dinamika perkotaan terlihat jelas pada kehidupan sehari-hari pedagang kaki lima di persimpangan Pasar Rebo Jakarta Timur yang tidak hanya berdampingan oleh kelompok kelompok informal, tetapi juga berdampingan dengan kelompok-kelompok formal. Jalinan relasi sosial yang saling menguntungkan satu sama lain dan telah berlangsung cukup lama membuat kelompok-kelompok yang bersangkutan merasa nyaman dengan kondisi tersebut. Relasi sosial yang mereka jalin membentuk sebuah jaringan kerja sama. Penelitian etnografi dengan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam ini akan memerlihatkan adanya relasi sosial cair yang bersifat horizontal antara pedagang kaki lima dengan sesama kelompok informal, serta relasi sosial yang bersifat vertikal antara pedagang kaki lima dengan kelompok formal, membuat pedagang kaki lima tetap langgeng berjualan di pinggir jalan persimpangan Pasar Rebo. Fenomena ini memberikan pemahaman bahwa pemetaan yang baku terhadap sektor pekerjaan formal dan informal nampak tidak terlalu berlaku pada masyarakat perkotaan yang sangat dinamis dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Identitas berdasarkan status sosial tidak lagi terlihat begitu penting, karena dalam relasi masyarakat perkotaan yang terpenting adalah bagaimana cara bertahan hidup dengan terus menjaga kenyamanan bekerja sera stabilitas aliran pendapatan. Akan selalu ada negosiasi-negosiasi pada aktivitas sehari-hari masyarakat perkotaan, bahkan di bawah aturan yang paling mengikat dari negara sekalipun.

The dynamics of urban areas is clearly visible in the daily lives of street hawkers in the crossroad of Pasar Rebo in East Jakarta which not only side by side by the informal group, but also side by side with the formal groups. Interwoven social relationships of mutual benefit to each other and have lasted long enough to make the groups concerned are comfortable with the condition. Social relationship which they intertwine to form a cooperation network. This ethnographic research with participant observation and deep interview reveals the liquidity of horizontal social relations between the street hawkers with a fellow group of informal social relations, as well as vertical between street hawkers with formal groups, make street hawkers remain lasting selling in the Pasar Rebo street crossroad Street. This phenomenon gives the understanding that the old mapping against the formal and informal sector appears not too applies in urban communities who are very dynamic in running their lives everyday. Identity based on social status no longer looks so important, because in most urban communities relations is how to survive by continuing to maintain the comfort of the work and the stability of income. There will always be negotiations on the daily activities of urban society, even under the most binding rules from the State though."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library