Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lelitasari
Abstrak :
Kelelahan dalam operasi tambang merupakan isu yang serius dan merupakan kontributor signifikan untuk terjadinya kecelakaan. Secara hukum perusahaan yang mengoperasikan tambang batubara harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk mengendalikan setiap risiko keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara di Indonesia. Pendekatan studi merupakan gabungan antara pendekatan kualitatif untuk menemukan indikator kinerja dan kuantitatif untuk menguji validitas, reliabilitas dan kualitas instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara. Sampel sebanyak 90 perusahaan tambang batubara yang ada di Indonesia. Penelitian menghasilkan instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara yamg terdiri dari 31 indikator, dengan validitas dan reliabilitas instrumen sudah memenuhi persyaratan. Hasil analisis kurva ROC diperoleh cut off point 73 dan AUC 71,3% yang artinya skor kinerja MRK memiliki kekuatan prediksi sedang untuk terjadinya kecelakaan karena kelelahan. Ditemukan kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara dengan kategori kurang baik 45,6% dan baik 54,4% Kategori kinerja manajemen risiko kelelahan berkategori kurang baik paling banyak terdapat pada perusahaan yang jumlah karyawannya<1000 orang 60,9%. Dari tipe izin perusahaan kategori kinerja manajemen risiko kelelahan berkategori baik paling banyak pada perusahaan dengan tipe izin IUJP 80 % dan kategori kurang baik paling banyak pada perusahaan dengan tipe izin IUP Operasi Produksi 73,7%. Ditemukan adanya hubungan kinerja manajemen risiko kelelahan dengan jumlah karyawan dan tipe izin perusahaan. Diharapkan Kementrian ESDM RI dan perusahaan tambang batubara di Indonesia dapat menggunakan instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan untuk menilai, monitoring dan evaluasi kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara. ......Fatigue in mining operations is a serious issue and a significant contributor to accidents. According to the law, companies operating coal mines must develop and implement strategies to control any safety and health risks associated with worker fatigue. This research was conducted to develop an instrument for assessing the performance of fatigue risk management in coal mining companies in Indonesia. The study approach combines a qualitative approach to find performance indicators and a quantitative one to test the validity, reliability, and quality of fatigue risk management performance assessment instruments in coal mining companies. The sample is 90 coal mining companies in Indonesia. The study produced a tool for assessing the performance of fatigue risk management in coal mining companies consisting of 31 indicators, with the validity and reliability of the instrument meeting the requirements. The results of the ROC curve analysis obtained a cut off point of 73 and an AUC of 71.3%, which means that the Fatigue Risk Management performance score has moderate predictive power for accidents due to fatigue. It was found that the fatigue risk management performance in coal mining companies was in the poor category (45,6% and 54,4% good). From the type of company permits, the fatigue risk management performance category was in the good category, the most in companies with IUJP permit types 80% and the poor category the most in companies with Production Operation IUP permit types 73,7%. It was found that there was a relationship between fatigue risk management performance with the number of employees and the type of company permit. In order to measure, monitor, and evaluate the performance of fatigue risk management in coal mining companies, it is hoped that the Indonesian Ministry of Energy and Mineral Resources and Indonesian coal mining companies will implement the fatigue risk management performance evaluation tool.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesiae, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Bimo Prasetyo
Abstrak :
Peranan sektor jasa konstruksi, sebagai unsur produksi yang menjalankan proses konstruksi hingga menghasilkan suatu bangunan, akan semakin integral di masa mendatang. Walau demikian, sektor ini merupakan salah satu sektor yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi, sehingga diperlukan langkah demi keselamatan kerja yang lebih baik. Studi ini mengembangkan instrumen indikator pengukuran sistem manajemen keselamatan dengan menggunakan kriteria sistem manajemen keselamatan konstruksi sesuai peraturan menteri dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) No.10/2021, sehingga dapat digunakan dalam menilai keselamatan di industri konstruksi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method exploratory design, yang dimulai dengan pendekatan kualitatif dan dilanjutkan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa perusahaan BUMN karya yang diobservasi telah menerapkan sistem manajemen keselamatan konstruksi berdasarkan peraturan seperti PP 50 Kementerian Ketenagakerjaan dan Permen PUPR No.10 Tahun 2021 (SMKK 10/21). Selain itu, SOP perusahaan disusun meliputi kebijakan, prosedur, instruksi kerja, dan metode kerja. Meskipun pengukuran implementasi belum dilakukan dengan aplikasi khusus, namun penelitian menunjukkan bahwa pengukuran dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi yang dikembangkan dengan sistem manajemen. Faktor-faktor seperti kompetensi, SOP, dan SMKK 10/21 pun ditemukan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi ......Construction services now and in the future will be increasingly integral because of their role as an element of production that carries out the construction process to produce a building. The construction service sector is one of the sectors that has a high risk of work accidents, so improvement steps are needed towards better work safety. The novelty of this research is the development of a safety management system measurement indicator instrument using the construction safety management system criteria according to ministerial regulation in Ministry of Public Works and Housing (Permen PUPR) No. 10/2021 so that an instrument that can be used in assessing safety in the construction industry can be obtained. The methodology used in this research uses a mixed-method exploratory design approach, which starts with a qualitative approach and continues with a quantitative approach. The results show that the company has implemented a construction safety management system under regulations such as PP 50 of the Ministry of Manpower and ministerial regulation in the Ministry of Public Works and Housing (Permen PUPR) No. 10 of 2021 (SMKK 10/21). In addition, the company's SOPs, which include policies, procedures, work instructions, and work methods, have been compiled. Although implementation measurement has not been done with a dedicated application, research shows that measurement can be done online through an application developed by the management system. Factors such as competence, SOPs, and SMKK 10/21 significantly influence the implementation of the construction safety management system, with competence playing a robust role and SOPs and SMKK 10/21 exerting a powerful influence.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparni
Abstrak :
Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan tersebut rumah sakit dituntut untuk menjaga keselamatan pasiennya. Dalam proses ini peran perawat dirasa sangat penting karena memiliki waktu yang lebih lama dalam perawatan pasien dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Pada tahun 2018 masih ada indikator keselamatan pasien yang belum mencapai standar meliputi ketepatan memasang gelas identitas pasien, verifikasi terhadap pelaporan melalui telepon dalam waktu 24 jam, penandaan sisi operasi, kepatuhan cuci tangan dan kejadian pasien jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kinerja perawat dalam upaya keselamatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah crosssectional dan data dikumpulkan dari pengisian kuesioner terhadap 143 perawat ruang rawat inap. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel motivasi (p-value = 0.001) dan status kepegawaian (p-value = 0.047) memiliki hubungan paling dominan dengan kinerja perawat. Motivasi yang baik mempunyai peluang 3.210 kali lebih besar memengaruhi kinerja perawat dibandingkan motivasi yang kurang baik dan status pegawai tetap mempunyai peluang 0.311 kali lebih besar memengaruhi kinerja perawat dibandingkan pegawai tidak tetap.
The hospital is an institution that organizes health services. In these health services hospitals are required to maintain the safety of their patients. In this process the role of the nurse is considered very important because it has a longer time in patient care than other health workers. In 2018 there are still patient safety indicators that have not reached the standards including the accuracy of installing patient identification glasses, verification of telephone reporting within 24 hours, marking the operation side, hand washing compliance and falling patient events. This study aims to determine the factors most related to the performance of nurses in the effort of inpatient safety at Imanuel Bandar Lampung Hospital in 2019. The design of this study was cross-sectional and data were collected from questionnaires for 143 inpatient nurses. The results of multivariate analysis showed that motivation variables (p-value = 0.001) and employment status (p-value = 0.047) had the most dominant relationship with nurse performance. Good motivation has a 3,210 times greater chance of affecting nurse performance than poor motivation and permanent employee status has a 0.311 times greater chance of affecting nurse performance than non-permanent employees.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2654
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library