Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibrahim Hanif
"Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia. Namun, dewasa ini lahan untuk bermain sepak bola makin menyusut dikarenakan pertambahan penduduk sehingga lahan yang ada berubah fungsi menjadi permukiman. Masyarakat pun berinisiatif untuk mencari pengganti dari olahraga sepak bola ini, yaitu futsal. Skripsi ini membahas tentang pola spasial yang terbentuk antara karakteristik lokasi lapangan futsal dan juga karakteristik dari pemain yang bermain di lapangan futsal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei lapangan ke lokasi dengan melakukan observasi dan dokumentasi, serta pembagian kuesioner kepada responden melalui gform. Hasil penelitian lapangan menunjukkan adanya perbedaan motivasi dengan usia pemain yang bemain. Selain itu temuan di lapangan juga membuktikan bahwa ada beberapa alasan bagi pemain untuk menentukan lapangan futsal yang dipilihnya sebagai contoh adalah harga sewa.

Football is one of the popular sports in Indonesia. However, nowadays, the available space for playing football is decreasing due to population growth, leading to a change in the function of existing areas into settlements. As a result, the community has initiated a search for an alternative to this sport, which is futsal. This thesis discusses the spatial patterns that form between the characteristics of futsal court locations and the characteristics of players who play on those courts. The research utilizes a field survey method by conducting observations and documentation at the locations, as well as distributing questionnaires to respondents through Google Forms (gform). The results of the field research indicate differences in motivation based on the age of the players. Additionally, field findings also prove that there are several reasons for players to choose a specific futsal court, one example being the rental price."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harnizeta Salsabila Rochalya
"Post-suburban merupakan suatu wilayah yang memiliki beberapa pusat kegiatan yang eksklusif dan terpisah secara fungsional dan spatial antara permukiman, pusat perbelanjaan, atau kawasan industry, serta memiliki gaya tarik masing-masing. Setiap pusat ini memiliki fungsi khusus dan dipisahkan dengan jarak tempuh 15-30 menit menggunakan mobil, dengan frekuensi perjalanan dalam dan antar kota yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pemenuhan kebutuhan rekreasi penduduk wilayah post-suburban, khususnya Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner di media sosial internet serta dilengkapi dengan observasi lapang. Analisis data dilakukan dengan analisis spasial dan deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada wilayah Bintaro Jaya dan BSD City didominasi oleh responden dengan kelas sosial menengah dan tinggi. Dominasi kegiatan rekreasi di Bintaro Jaya dilakukan di Bintaro Xchange Mall, sementara di BSD dilakukan di Aeon Mall BSD City. Kondisi fisik kedua ruang rekreasi ini adalah ruang rekreasi dengan jenis tenant yang lengkap sehingga menjadi one stop solution bagi penduduk wilayah post-suburban, dimana mereka hanya perlu mengunjungi satu ruang rekreasi untuk memenuhi kebutuhannya. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai merupakan kota post-suburban yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan rekreasi. Ruang rekreasi yang dipilih penduduk di wilayah post-suburban adalah ruang rekreasi yang modern dan serba ada untuk menunjang gaya hidup yang mudah, efisien, dan modern.

Post-suburbanization results in an area with several exclusive, functionally and spatially separated activity zones, between residential zones, shopping centers, industrial zones, and each with its own appeal. Each zone serves a specific function and is separated by a travel distance of 15-30 minutes by car, with a balanced frequency of travel within and between cities. This research aims to examine the fulfillment of recreational needs for residents in post-suburban cities, particularly Bintaro Jaya and Bintaro Serpong Damai. Data collection was conducted using online questionnaires spread through social media, supported by field observations. Data analysis was through spatial and descriptive analysis. The results of the analysis indicate that in Bintaro Jaya and BSD City, respondents are predominantly from middle and high social classes. Recreational activities in Bintaro Jaya are concentrated at Bintaro Xchange Mall, while in BSD City are concentrated at Aeon Mall BSD City. The physical conditions of these recreational spaces are characterized by comprehensive tenant offerings, making them a one-stop solution for the post-suburban residents, where they only need to visit one recreational space to meet their needs. The conclusion of this research indicates that Bintaro Jaya and Bumi Serpong Damai are self-sufficient post-suburban cities in meeting recreational needs. Consumers' choice for recreational spaces in post-suburban cities lean towards modern, one stop solutions that support an easy, efficient, and modern lifestyle."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Ramdhan
"Modal sosial adalah salah satu indikator untuk menunjukkan seberapa kuat tingkat solidaritas yang ada di masyarakat. Modal sosial menjadi penting ketika suatu individu atau kelompok dihadapkan dengan guncangan secara tiba-tiba atau bencana. Modal sosial dimiliki oleh setiap rumah tangga sebagai salah satu aset yang dapat digunakan untuk melanjutkan penghidupannya. Modal sosial dikaji berdasarkan lima komponen yaitu norma, kepercayaan, jaringan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Dari kelima komponen tersebut akan dihasilkan tipologi berupa ikatan (bonding), menjembatani (bridging), dan menghubungkan (linking). Rumah tangga dalam menghadapi bencana akan muncul bentuk adaptasi yang dilakukan untuk meminimalisir kerugian akibat bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui modal sosial yang ada pada rumah tangga yang terdampak banjir sesuai dengan tingkat keparahannya dan untuk mengetahui bentuk adaptasi yang dilakukan oleh rumah tangga berdasarkan modal sosial tersebut dalam menghadapi kejadian banjir di Kelurahan Kapuk. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian ini adalah modal sosial yang dimiliki oleh rumah tangga di Kelurahan Kapuk ditinjau berdasarkan wilayah keparahan banjir yaitu modal sosial ikatan. Bentuk adaptasi yang dilakukan memiliki kesamaan pada tiap wilayah keparahan banjir dan tidak berhubungan dengan modal sosial yang dimiliki.

Social capital is one indicator to show how strong the level of solidarity is in society. Social capital becomes important when an individual or group is faced with a sudden shock or disaster. Social capital is owned by every household as one of the assets that can be used to continue their livelihood. Social capital is studied based on five components, namely norms, trust, networks, government and non-governmental organizations. From these five components a typology will be generated in the form of bonding, bridging, and linking. Households in the face of disasters will appear in forms of adaptation that are carried out to minimize losses due to disasters. The purpose of this study is to determine the social capital that exists in households affected by flooding according to the level of severity and to find out the forms of adaptation carried out by households based on this social capital in dealing with flood events in Kapuk. The method used is qualitative with the determination of informants using purposive sampling technique. Data collection was carried out by interviews, observation, documentation and literature studies. The results of this study are that social capital owned by households in Kapuk is reviewed based on the flood severity area, namely bonding social capital. The form of adaptation carried out has similarities in each flood severity area and is not related to social capital owned."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Paramitha
"Penutup lahan merupakan aspek dasar untuk memperkirakan berbagai peristiwa yang terjadi di permukaan bumi seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, serta evaluasi pengelolaan lahan dan tata ruang wilayah. Perubahan penutup lahan merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis berdasarkan ruang dan waktu. Perubahan tersebut akan terus berlanjut sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu kecamatan dengan peningkatan laju pertumbuhan 1,49%, di atas rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Sukabumi, sehingga kebutuhan akan lahan juga akan meningkat seiring dengan bertingkatnya laju pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan penutup lahan permukiman tahun 2011, 2016, dan 2021 serta prediksi penutup lahan permukiman di Kecamatan Parakansalak pada tahun 2032 dan membuat arahan pengembangan permukiman berdasarkan kesesuaian lahan permukiman dan RTRW Kabupaten Sukabumi tahun 2012-2032 di Kecamatan Parakansalak. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah lereng, jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari POI, dan kawasan rawan longsor. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah model Cellular Automata-Markov Chain untuk memprediksi penutup lahan permukiman pada tahun 2032 untuk dihitung daya dukung lahan permukimannya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa lahan permukiman di Kecamatan Parakansalak mulai dari tahun 2011, 2016, dan 2021 terus mengalami perkembangan di Kecamatan Parakansalak, dengan peningkatan 40,63% pada tahun 2011-2016 dan 23,62% pada tahun 2016-2021. Hasil prediksi menunjukkan bahwa luas permukiman di Kecamatan Parakansalak akan meningkat 39,04% pada tahun 2032. Hasil perhitungan jumlah penduduk dan kebutuhan lahan tahun 2032 menunjukkan bahwa RTRW perlu dievaluasi. Dari hasil arahan pengembangan permukiman, dapat melakukan pengembangan pada area pengembangan I.

Land cover is a basic aspect for predicting various events that occur on the earth's surface, such as climate change, environmental damage, as well as evaluation of land management and regional spatial planning. Land cover change is a complex and dynamic phenomenon based on space and time. These changes will continue in line with population growth. Based on data from the Central Bureau of Statistics, Parakansalak District, Sukabumi Regency is one of the sub-districts with an increased growth rate of 1.49%, above the average growth rate of Sukabumi Regency, so that the need for land will also increase along with the gradual growth rate. This study aims to analyze the development of settlement land cover in 2011, 2016, and 2021 as well as predictions of settlement land cover in Parakansalak District in 2032 and to make directions for settlement development based on the suitability of residential land and the RTRW of Sukabumi Regency in 2012 – 2032 in Parakansalak District. The variables used in this study are slope, distance from the road, distance from the river, distance from POI, and landslide-prone areas. The method used in this study is the Cellular Automata-Markov Chain model to predict residential land cover in 2032 to calculate the carrying capacity of residential land. The results of data processing show that residential land in Parakansalak District starting from 2011, 2016 and 2021 continues to experience development in Parakansalak District, with an increase of 40.63% in 2011-2016 and 23.62% in 2016-2021. Prediction results shows that the area of settlements in Parakansalak District will increase by 39.04% in 2032. The results of calculating the population and land requirements in 2032 show that the RTRW needs to be evaluated. From the results of settlement development directives, development can be carried out in development area I."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Inayah
"Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga di Jabodetabek yang mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan yang pesat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan sehingga terjadi perluasan wilayah terbangun. Tutupan lahan terbangun atau tutupan permukaan kedap air akan menyebabkan suhu permukaan daratan di suatu wilayah lebih tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial suhu permukaan daratan, tutupan lahan, emisi karbon monoksida, dan fenomena UHI, serta menganalisis hubungan fenomena UHI dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida di Kota Bogor. Tutupan lahan dan fenomena Urban Heat Island diamati menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2018 dan 2021. Sedangkan titik emisi karbon monoksida diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Data tersebut dianalisis secara spasial untuk mengetahui distribusi fenomena UHI dan kaitannya dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode waktu 2018 ke 2021, distribusi spasial suhu mengikuti tutupan lahan dan tidak mengikuti emisi karbon monoksida di mana tutupan lahan terbangun memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas tutupan lahan yang lain. Distribusi spasial fenomena UHI dari 2018 ke 2021 mengikuti tutupan lahan terbangun dan tidak mengikuti sebaran emisi karbon monoksida. Berdasarkan analisis hubungan pada data tahun 2018 dan 2021 menunjukkan bahwa suhu akan meningkat dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila tutupan lahannya berupa lahan terbangun. Sedangkan untuk wilayah yang bervegetasi cenderung memiliki suhu permukaan daratan yang rendah. Untuk emisi karbon monoksida, suatu wilayah akan memiliki suhu yang tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila terjadi peningkatan emisi karbon monoksida terutama di tutupan lahan terbangun.

Bogor City is one of the buffer cities in Jabodetabek which is experiencing rapid population growth and urban development. This can cause changes in land cover resulting in an expansion of the built-up area. Built-up land cover or impervious surface has higher land surface temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island. This study aims to analyze the spatial distribution of land surface temperature, land cover, carbon monoxide emissions, and the UHI phenomenon, and to analyze the relationship between the UHI phenomenon and land cover and carbon monoxide emissions in Bogor City. Land cover and the Urban Heat Island phenomenon were observed using Landsat 8 OLI/TIRS image data for 2018 and 2021. Meanwhile, the carbon monoxide emission point was obtained from the Bogor City Environment Agency. The data was analyzed spatially to determine the distribution of the UHI phenomenon and its relation to land cover and carbon monoxide emissions. The results show that in the time period 2018 to 2021, the spatial temperature distribution follows land cover and does not follow carbon monoxide emissions where built-up land cover has a higher temperature compared to other land cover classes. The spatial distribution of the UHI phenomenon from 2018 to 2021 follows the built-up land cover and does not follow the distribution of carbon monoxide emissions. Based on the relationship analysis on the data for 2018 and 2021, it shows that temperatures will increase and there is a potential for an Urban Heat Island if the land cover is built-up land. Meanwhile, vegetated areas tend to have low land surface temperatures. For carbon monoxide emissions, an area will have high temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island if there is an increase in carbon monoxide emissions, especially in built-up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Inayah
"Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga di Jabodetabek yang mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan yang pesat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan sehingga terjadi perluasan wilayah terbangun. Tutupan lahan terbangun atau tutupan permukaan kedap air akan menyebabkan suhu permukaan daratan di suatu wilayah lebih tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial suhu permukaan daratan, tutupan lahan, emisi karbon monoksida, dan fenomena UHI, serta menganalisis hubungan fenomena UHI dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida di Kota Bogor. Tutupan lahan dan fenomena Urban Heat Island diamati menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2018 dan 2021. Sedangkan titik emisi karbon monoksida diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Data tersebut dianalisis secara spasial untuk mengetahui distribusi fenomena UHI dan kaitannya dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode waktu 2018 ke 2021, distribusi spasial suhu mengikuti tutupan lahan dan tidak mengikuti emisi karbon monoksida di mana tutupan lahan terbangun memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas tutupan lahan yang lain. Distribusi spasial fenomena UHI dari 2018 ke 2021 mengikuti tutupan lahan terbangun dan tidak mengikuti sebaran emisi karbon monoksida. Berdasarkan analisis hubungan pada data tahun 2018 dan 2021 menunjukkan bahwa suhu akan meningkat dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila tutupan lahannya berupa lahan terbangun. Sedangkan untuk wilayah yang bervegetasi cenderung memiliki suhu permukaan daratan yang rendah. Untuk emisi karbon monoksida, suatu wilayah akan memiliki suhu yang tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila terjadi peningkatan emisi karbon monoksida terutama di tutupan lahan terbangun.

Bogor City is one of the buffer cities in Jabodetabek which is experiencing rapid population growth and urban development. This can cause changes in land cover resulting in an expansion of the built-up area. Built-up land cover or impervious surface has higher land surface temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island. This study aims to analyze the spatial distribution of land surface temperature, land cover, carbon monoxide emissions, and the UHI phenomenon, and to analyze the relationship between the UHI phenomenon and land cover and carbon monoxide emissions in Bogor City. Land cover and the Urban Heat Island phenomenon were observed using Landsat 8 OLI/TIRS image data for 2018 and 2021. Meanwhile, the carbon monoxide emission point was obtained from the Bogor City Environment Agency. The data was analyzed spatially to determine the distribution of the UHI phenomenon and its relation to land cover and carbon monoxide emissions. The results show that in the time period 2018 to 2021, the spatial temperature distribution follows land cover and does not follow carbon monoxide emissions where builtup land cover has a higher temperature compared to other land cover classes. The spatial distribution of the UHI phenomenon from 2018 to 2021 follows the built-up land cover and does not follow the distribution of carbon monoxide emissions. Based on the relationship analysis on the data for 2018 and 2021, it shows that temperatures will increase and there is a potential for an Urban Heat Island if the land cover is built-up land. Meanwhile, vegetated areas tend to have low land surface temperatures. For carbon monoxide emissions, an area will have high temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island if there is an increase in carbon monoxide emissions, especially in built-up area."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairun Nisa Efendi
"Perpustakaan publik pada umumnya sering menjadi tujuan para pengguna untuk menikmati sumber daya dan layanan perpustakaan. Namun, terdapat penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa perpustakaan di taman dapat lebih optimal dalam menyediakan layanan dan ketika menarik pengguna. Jakarta Bookhive merupakan perpustakaan kecil publik berbentuk rak buku yang terletak di beberapa taman-taman Kota Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Bookhive, karakteristik pengunjung Bookhive, dan menilai pola spasial penggunaan Bookhive di taman-taman Kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis datanya, yaitu analisis deskriptif dengan tabulasi silang dan analisis komparasi spasial. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa tidak semua Bookhive yang berada di taman memiliki karakteristik yang sama. Bookhive yang berada jauh dari pintu masuk, terletak di area hijau yang luas, memiliki pepohonan rindang, dan suasana yang tenang akan lebih dapat menarik pengunjung Bookhive untuk datang dan melakukan kegiatan. Pengunjung yang datang ke Bookhive rata-rata adalah perempuan dewasa yang hanya 1-2 kali dalam sebulan datang ke Bookhive pada hari libur dan dalam pemilihan ruangnya tidak terdapat perbedaan antar karakteristik pengunjung. Penggunaan Bookhive di setiap taman pun berbeda-beda, tetapi memiliki kesamaan secara keruangan. Pengunjung yang memiliki kegiatan membaca buku akan menggunakan area dekat dengan Bookhive, pengunjung yang menikmati suasana Bookhive akan memilih area di sekitar Bookhive, dan pengunjung yang memiliki kegiatan pribadinya akan memilih area yang tidak jauh dari Bookhive atau masih di dalam area Bookhive, tetapi lebih privat dibandingkan area lainnya yang berada di taman.

Public libraries in general are often the destination for users to enjoy library resources and services. However, there is previous research which found that libraries in parks can be more optimal in providing services and when attracting users. Jakarta Bookhive is a small public library in the form of a bookshelf located in several parks in the city of Jakarta. This study aims to determine the characteristics of Bookhive, the characteristics of Bookhive visitors, and assess the spatial pattern of Bookhive use in parks in Jakarta City. This study uses quantitative methods with data analysis, namely descriptive analysis with cross tabulation and spatial comparative analysis. The results of this study found that not all Bookhives in the park have the same characteristics. The Bookhive which is far from the entrance, is located in a large green area, has shady trees, and a calm atmosphere will be more able to attract Bookhive visitors to come and do activities. Visitors who come to the Bookhive on average are adult women who only come 1-2 times a month to the Bookhive on holidays and in the choice of space there is no difference between the characteristics of the visitors. The use of the Bookhive in each park is different, but they have spatial similarities. Visitors who have book-reading activities will use the area close to the Bookhive, visitors who enjoy the Bookhive atmosphere will choose the area around the Bookhive, and visitors who have personal activities will choose an area that is not far from the Bookhive or still in the Bookhive area, but more private than other areas in the park."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Sekar Arum Gitarianti
"Cianjur yang merupakan daerah rawan gempa dibuktikan dengan berbagai kejadian gempa yang telah terjadi sebelumnya dan adanya gempabumi yang terjadi pada 21 November 2022, dengan kekuatan gempa sebesar 5,6 magnitudo. Meskipun tergolong gempa yang berkekuatan kecil, posisi gempa yang dangkal di daratan menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah termasuk di Kecamatan Cugenang. Berdasarkan kondisi geografis serta dampak gempa yang ditimbulkan cukup parah dirasakan oleh masyarakat, membuat masyarakat harus dapat mengembangkan kemampuan untuk bertahan pada situasi bencana dengan melakukan bentuk-bentuk adaptasi. Dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tiba-tiba seperti terjadinya bencana, peran modal sosial menjadi sangat penting bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial masyarakat pada wilayah terdampak gempabumi dan keterkaitan antara modal sosial dengan adaptasi masyarakat pasca bencana gempabumi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif kualitatif serta analisis spasial untuk mengetahui keterikatan antara modal sosial dengan bentuk adaptasi masyarakat pasca gempabumi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial yang terbentuk di wilayah dengan tingkat keparahan yang tinggi berupa modal sosial bonding sedangkan dua wilayah lainnya yaitu wilayah dengan tingkat keparahan sedang dan rendah memiliki modal sosial bridging. Selain itu, terdapat hubungan antara modal sosial dengan bentuk adaptasi masyarakat di tiga wilayah dengan keparahan gempa yang berbeda. Modal sosial terbukti berpengaruh pada bentuk adaptasi dan membantu dalam mempercepat proses adaptasi sehingga diperlukan dalam menghadapi berbagai permasalahan pasca bencana.

Cianjur, which is an earthquake-prone area is proven by various earthquakes that have occurred before and the earthquake that occurred on November 21, 2022, with an earthquake strength of 5.6 magnitude. Even though it was classified as a small-magnitude earthquake, the shallow position of the earthquake on land caused severe damage in various areas including in Cugenang District. Based on geographical conditions and the impact of the earthquake that was quite severe felt by the community, the community must be able to develop the ability to survive in disaster situations by carrying out forms of adaptation. In adapting to sudden environmental changes such as disasters, social capital is essential for the community. This study aims to determine the social capital of the community in earthquake-affected areas and the link between social capital and post-earthquake community adaptation in Cugenang District, Cianjur Regency. The analysis used in this study is a qualitative descriptive analysis and spatial analysis to determine the attachment between social capital and the forms of post-earthquake community adaptation. The results of this study indicate that the social capital formed in areas with a high level of severity is in the form of bonding social capital, while the other two regions, namely areas with moderate and low severity levels, have bridging social capital. In addition, there is a relationship between social capital and forms of community adaptation in three regions with different earthquake severity. Social capital has been proven to affect forms of adaptation and helps accelerate the adaptation process so that it is needed in dealing with various post-disaster problems.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
"Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan tindakan penyembuhan orang sakit dan pemulihan dari luka fisik dan mental, yang dilakukan dengan tindakan peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) secara terpadu. Oleh karena itu, keberadaannya sangat penting untuk penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan akuntabilitas masyarakat, terutama di wilayah yang dicakupnya. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya peningkatan jumlah rumah sakit secara intensif meningkatkan kualitas kesehatan individu. Oleh karena itu, diharapkan ketersediaan rumah sakit di wilayah Kabupaten Sumbawa semakin meningkat di masa mendatang dan semakin berperan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat Kabupaten Sumbawa di masa mendatang. Mengingat banyaknya masyarakat di daerah tersebut yang tidak dapat menemukan rumah sakit, saat ini hanya ada tiga rumah sakit yang tersedia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi rumah sakit di Kabupaten Sumbawa dengan menggunakan metode Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE). SMCE adalah metode dimana keputusan lokasi dapat dianalisis (Sistem Pendukung Keputusan). Proses SMCE untuk menentukan lokasi rumah sakit didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan. Peraturan tersebut memuat beberapa aspek persyaratan teknis lokasi rumah sakit, antara lain aspek geografis, lokasi, aksesibilitas dan pelayanan publik. Hasil dari penelitian ini adalah penilaian letak hasil kriteria dengan parameter yang ada di peraturan tersebut. Analisis dilakukan dengan menggunakan SMCE sehingga dibuat analisis untuk perencanaan rumah sakit di Kabupaten Sumbawa. Analisis ini menghasilkan peta yang skornya dikelompokkan menjadi lima tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas kawasan yang sesuai untuk lokasi Rumah Sakit di Kabupaten Sumbawa mencapai 33.884,30 ha yang terletak di beberapa kecamatan yakni di Kecamatan Plampang, Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Utan, Kecamatan Alas, Kecamatan Alas Barat dan Kecamatan Empang.

Hospital is a health facility that provides health services by prioritizing the healing of sick people and recovery from physical and mental injuries, which is carried out through integrated promotive and preventive actions. Therefore, its existence is very important for the provision of quality health services and public accountability, especially in the areas it covers. Development in the health sector is an integral part of health development to improve public health status. Efforts to increase the number of hospitals intensively improve the quality of individual health. Therefore, it is hoped that the availability of hospitals in the Sumbawa Regency area will increase in the future and play an increasingly important role in improving the public health of the Sumbawa Regency community in the future. Considering that many people in the area cannot find a hospital, currently there are only three hospitals available. Therefore this study aims to determine the location of hospitals in Sumbawa Regency using the Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) method. SMCE is a method by which location decisions can be analyzed (Decision Support System). The SMCE process for determining hospital locations is based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 14 of 2021. The regulation contains several aspects of the technical requirements for hospital locations, including geographical aspects, location, accessibility and public services. The results of this study are the assessment of the location of the results of the criteria with the parameters contained in the regulation. The analysis was carried out using SMCE so that an analysis was made for hospital planning in Sumbawa Regency. This analysis produces maps whose scores are grouped into five levels of suitability, namely very low, low, medium, high and very high suitability. The results showed that the area suitable for the location of the Hospital in Sumbawa Regency reached 33,884.30 ha which was located in several sub-districts, namely in Plampang District, Sumbawa District, Labuhan Badas District, Utan District, Alas District, Alas Barat District and Empang District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dwi Puspita
"Keberadaan lahan pertanian semakin hari semakin terancam karena adanya kebutuhan lahan untuk kegiatan manusia yang mendorong alih fungsi lahan. Kecamatan Karangtengah merupakan salah satu kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terbesar kedua di Kabupaten Cianjur yaitu 2,3% dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Cianjur yang merupakan inti (core) perkembangan kota di Kabupaten Cianjur. Faktor tersebut dapat mengancam alih fungsi lahan pertanian sawah di Kecamatan Karangtengah akibat adanya persaingan untuk memperoleh ruang untuk memenuhi berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan pertanian sawah tahun 2015, 2019, dan 2023 serta mengestimasi luas lahan pertanian sawah tahun 2031 di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah lereng, jarak dari jalan, jarak dari permukiman, jarak dari sungai, dan jarak dari pasar. Sedangkan Cellular Automata dan Artificial Neural Network dipilih sebagai metode untuk untuk mengestimasi luas lahan pertanian sawah pada tahun 2031. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2015 hingga 2023 terus terjadi penurunan luas lahan pertanian sawah yang diiringi dengan peningkatan penggunaan lahan lainnya. Pada tahun 2031 lahan pertanian sawah di Kecamatan Karangtengah diestimasi juga akan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2023 disertai adanya ketidaksesuaian LSD dan terjadi defisit beras di beberapa desa. Adapun faktor alih fungsi lahan sawah yang paling berpengaruh adalah jarak dari jalan dan jarak dari permukiman.

The existence of agricultural land is increasingly threatened day by day due to the need for land for human activities that drive land conversion. Karangtengah is one of the sub-districts with the second highest population growth rate in Cianjur Regency, which is 2.3 and directly adjacent to Cianjur Sub-district, the core of urban development in Cianjur Regency. These factors can endanger the conversion of paddy fields in Karangtengah Sub-district due to competition for space to meet various human interests and needs. The purpose of this research is to analyze the changes in paddy field agricultural land use in 2015, 2019, and 2023, as well as estimate the paddy field agricultural land area in 2031 in Karangtengah Sub-district, Cianjur Regency. The variables used in this study are slope, distance from roads, distance from settlements, distance from rivers, and distance from markets. Cellular Automata and Artificial Neural Network are chosen as the methods to estimate the paddy field agricultural land area in 2031. The research results show that from 2015 to 2023, there has been a continuous decrease in the area of paddy field agricultural land accompanied by an increase in the use of other types of land. In 2031, the paddy field agricultural land in Karangtengah Sub-district is also estimated to experience a decrease compared to 2023, along with a mismatch in rice self-sufficiency in several villages. The most influential factors in the conversion of paddy field land are the distance from roads and the distance from settlements.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>