Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mendy Arifandy
"Salah satu aktivitas di PT JICT adalah bongkar muat kontainer yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerugian baik terhadap manusia, properti dan proses, dimana penulisan ini Iebih menekankan kepada sisi kerugian terhadap manusia dengan juga mengutarakan kerugian umum terhadap properti dan proses. PT JICT sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya, dengan mempunyai salah satu kebijakan adalah pelaksanaan pengkajian resiko pada aktivitas bongkar muat kontainer untuk mengetahui resiko apa yang terkadung dalam aktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran resiko dan resiko utama aktivitas bongkar muat kontainer, mendapatkan kerugian akibat aktivitas tersebut serta mendapatkan pengendalian resiko.yang sesuai untuk subaktivitas dalam aktivitas bongkar muat kontainer, selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat resiko residu apabila pengendalian resiko dilaksanakan sehingga didapatkan bahwa apakah pengendalian resiko yang direkomendasikan sesuai dan bermanfaat.
Menurut ILCI, 1991 penyebab kecelakaan terdiri dari beberapa sumber antara lain manusia, peralatan, material dan lingkungan yang satu sama lain sating mempunyai hubungan dalam menghasilkan kecelakaan.
Metode penelitian menggunakan deskriptif analitis yang menggambarkan keadaan sebenarnya dengan memberikan resiko-resiko yang diamati dengan memberikan pengendalian yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat resiko tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan pada tahapan identifikasi resiko ditemukan hampir seluruh subaktivitas bongkar muat kontainer mempunyai resiko terhadap manusia sebagai unit of analyses serta terhadap properti dan proses. Pada tahapan penilaian resiko yang terdiri dari analisa dan evaluasi resiko dengan pertimbangan tertentu, mendapatkan bahwa subaktivitas yang mempunyai resiko tertinggi adalah tango menuju tempat penumpukkan dan persiapan pembongkaran di kapal. Pengendalian resiko yang dapat dilakukan antara lain penghilangan resiko, pengalihan resiko dan pengurangan resiko. Dengan hasil perhitungan residu resiko didapatkan bahwa pengendalian resiko yangirekomendasikan dapat bermanfaat karena menurunkan tingkat resiko cukup besar. Residu resiko yang bersisa tergantung terhadap kondisi peralatan, keadaan lingkungan sekitar dan kapabilitas manusia yang tidak terlepas dari fungsi manajemen puncak.
Telah begitu banyak usaha yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan di PT JICT seperti penetapan Surat Keputusan Direksi HK No 561/I/I/JICT12001 tentang Aturan Umum Keselamatan di PT JICT. Namun di lapangan masih banyak terjadi pelanggaran aturan tersebut seperti batas kecepatan maksimal tidak dipatuhi. Dengan demikian kegiatan sosialisasi aturan umum akan sangat bermanfaat

The Risk Assessment of Loading and Unloading Container Activities at PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT), Tanjung Priok - Jakarta Loading and unloading container is one of the activities at PT JICT which posses the highest risk which can cause losses of people, property and process whereas in this thesis put more stress on the losses of people as well as discuss on the losses in general for the property and the process. PT JICT is very concerned for its employee's health and safety by having on of its policy in doing the risk assessment in loading and unloading container activities with its purpose to know what risk will occur during the activities done.
The aim of this research is to know about risks and the main risk at loading and unloading container activities also to get data about losses on these activities, then to treat the risk according to the subactivities in loading and unloading containers, finally calculate the level of residu risk whether the treat risk done and recommended is appropriate and useful[.
According to ILCI, 1991 the cause of accident consists of many sources such as people, equipment, material and environment whereas they have connection to each other in causing the accident.
In this research method used descriptive analyses which illustrates facts by giving the risks observed and treated furthermore reduced the risk.
The result of this research shows that risk identification found nearly all subactivities at loading and unloading containers have got risk to people as unit of analyses and risk evaluation with fully consideration found that the highest risks are tango movement to yard and prepare for unloading on the ship. Risk treatment can be done by eliminate risk, substitute risk and reduce risk. By calculating the residu risk found that risk treatment recommended can be useful because decrease risk level. The hazardous of residu risk depends on equipment condition, environment. and personal capability which is rely on by top management vision.
Much effort have been done to prevent the accident at PT JICT such as regarding the general risk regulation at PT JICT. However many people disobey the regulation. One of example the truck drive over limit the maximum speed. Therefore the socialization of the general regulation will have advantages.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Sutanto
"Meningkatnya kebutuhan akan BBM terutama penggunaan bahan bakar untuk transportasi, rumah tangga dan industri membuat meningkatnya aktifitas distribusi BBM terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Pola distribusi dengan menggunakan mobil tangki adalah pola distribusi yang rawan akan kecelakaan, dibandingkan dengan pola distribusi lain seperti kapal laut dan pipa.
Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan paling besar, mencapai lebih dari 80 %, oleh karena itu dalam upaya pencegahan kecelakaan, faktor manusia harus menjadi pertimbangan. Salah satu faktor manusia yang perlu dipertimbangkan adalah persepsi pekerja terhadap resiko bahaya ditempat kerja, mengingat persepsi manusia merupakan penentu pada setiap keputusan didalam pelaksanaan kegiatan.
Didalam tesis ini dibahas mengenai persepsi pengemudi mobil tangki BBM terhadap resiko bahaya kegiatan operasi distribusi, dengan melihat faktor alat kerja yaitu mobil tangki BBM, produk BBM yang diangkut, lingkungan kerja dan prosedur kerja, juga dibahas pengaruh pengalaman kerja terhadap empat faktor tersebut. Dengan melihat persepsi pengemudi terhadap faktor tersebut diatas dapat dibuat program intervensi dalam rangka pencegahan kecelakaan.
Analisa data digunakan statistik deskriptif dan untuk analisa hubungan antara pengalaman kerja dan persepsi resiko bahaya pengemudi mobil tangki BBM dipakai korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan perangkat lunak SPSS.

Risk Perception of Tank Truck Driver to Hazard of Fuel Distribution Activity in Plumpang Depo, UPMS III JakartaThe increase of need for fuel, especially the use of fuel for transportation, home and industry makes the distribution activity also increase, especially in the big city like Jakarta. The pattern of distribution using tank truck is kind of distribution that full of risk of accident, if we compare with other distribution such as trough the pipe line and ship.
The accident that happen is mostly caused by human factor and in fact, more than 80 % of accident caused by human factor, that is why to prevent accident, the human factor to be considered. One of the human factor that need to be considered is the perception of worker to the hazard in work place, The human perception makes importing role in the making of decision to take a risk or reject it.
In this thesis is written about the risk perception of tank truck driver to the hazard of fuel distribution activity with looking to the equipment, the product, the work environment, and the procedure. In the thesis also written about the influence of working experience to the four factors that mentioned above. lf we can see the perception of tank truck driver, we can make intervention to accident prevention program.
Analysis data is used with statistic, descriptive for knowing risk perception of tank truck driver to the distribution activity, and product moment Pearson Correlation, for knowing influence of working experience to the driver perception, with the help from SPSS software.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiroel Pribadi Madoeretno
"Penyimpangan dari operasi normal pengilangan minyak dapat menyebabkan kebakaran atau peledakan dan berkembang menjadi suatu keadaan darurat yang berakibat hilangnya harta, nyawa dan bisnis perusahaan. Dalam mencegah terjadinya suatu keadaan darurat Unit Pengolahan IV Cilacap melalui kebijakan perusahaan mengenai LK3 telah melakukan upaya pencegahan melalui sistem instalasi maupun upaya penanggulangan keadaan darurat agar hal yang tidak diinginkan tersebut tidak terjadi.
Upaya penanggulangan darurat ini perlu disusun secara terencana dan sistematis sehingga terjadi upaya sinergis seluruh jajaran di Unit Pengolahan IV Cilacap, dan keadaan darurat tersebut dapat tertanggulangi dengan cepat, tepat serta dapat mengurangi dampak kerugian. Untuk upaya tersebut seluruh jajaran harus mempunyai persepsi yang sama terhadap sistem penanggulangan darurat.
Di dalam tesis ini diteliti dan dibahas persepsi para pekerja operasi, non operasi dan pekerja yang di tunjuk sebagai anggota tim penanggulangan darurat terhadap sistem, organisasi dan prosedur penanggulangan darurat sehingga dari hasil penelitian persepsi pekerja tersebut dapat dijadikan masukan bagi manajemen UP IV dalam rangka menyempurnakan sistem penanggulangan kedaan darurat melalui peninjauan kembali elemen-elemen dalam penyusunan sistem penanggulangan keadaan darurat. Sehingga upaya penanggulangan keadaan darurat dapat maksimal."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Nur Nasiruddin
"Perubahan ancaman para korban konflik sosial dari ancaman luka atau karena kekerasan, menuju ke arah ancaman kekurangan air bersih, memburuknya sanitasi lingkungan, kekurangan pangan, tidak jelasnya papan (shelter) dan minimnya pelayanan kesehatan. Ancaman tersebut adalah risiko yang sering terjadi pada masa pengungsian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan hidup pengungsi melalui persepsi dari informan yang meliputi kelompok petugas, masyarakat dan pengungsi di Kota Pontianak. Kebutuhan hidup menyangkut 4 (empat) macam yaitu air bersih dan jamban, pangan, papan dan pelayanan kesehatan. Persepsi tersebut akan mempengaruhi realita pemenuhan kebutuhan hidup pengungsi.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam kepada 13 informan dari kelompok petugas, fokus grup diskusi dengan 10 informan anggota kelompok pengungsi dan 10 informan anggota kelompok masyarakat. Informan dari kelompok petugas adalah orang-orang yang secara langsung bertanggung jawab dalam penanganan pengungsi, baik operasional lapangan maupun pada tingkat manajemen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa realita pemenuhan kebutuhan air bersih dan jamban, masih dibawah standar minimal yang ada, untuk air bersih 20 liter per orang per hari sedangkan 1 (satu) jamban maksimal untuk 20 orang. Mengenai pangan, pengungsi di Kota Pontianak belum sepenuhnya mendapatkan bantuan pangan yang memadai, sedangkan yang menyangkut papan atau tempat tinggai, belum sesuai standar yang ada dan mengalami banyak hambatan dalam proses penanganannya. Menyangkut pelayanan kesehatan telah memenuhi standar dari Oxfam 2000; bahkan melebihi dari standar tersebut khususnya dalam hal frekwensi kunjungan petugas ke lokasi pengungsian. Situasi demikian bila tidak segera direspon dengan baik, bisa menimbulkan kecemburuan sosial yang akan memicu konflik baru, yang merupakan ancaman keselamatan bagi pengungsi.
Perbaikan fungsi-fungsi manajemen dan dengan melibatkan semua komponen (petugas, masyarakat dan pengungsi) dalam penanganan pengungsi merupakan upaya untuk menurunkan tingkat risiko yang dihadapi oleh pengungsi. Untuk itu pemberian kebutuhan hidup minimal bantuan dalam pemenuhan kebutuhan hidup pengungsi diarahkan pada standar.

The Analysis of Perception of the Refugees? Necessities in Pontianak of the year 2002. The threat against the victims of social conflict has changed from physical or violence infliction to the shortage of clean/drinking water, unhealthy sanitation of the environment, lack of food stuff, improper arrangement of housing and insufficient health service. The above mentioned threats are the risks which are often found in the period of massive refuge or evacuation. The goal of this study is to measure the life needs of the refugees through the perception of informant consisting of the personnel in charge, the community and the refugees in Pontianak themselves. This life requirement involves four sorts of basic needs namely clean/drinking water, toilet, food, shelter or housing and health service. The perception influences the fulfillment of the refugees' life requirements.
This research is a case study using qualitative approach. The pertinent data is obtained through the detailed interviews of thirteen informants of those being in charge, focused discussion group, with ten group members of the refugees and ten informants of community members. The informant in charge are those who directly responsible for the handling of the refugees in field operation and in managerial levels.
The outcome of the study indicates that the actual fulfillment of clean/drinking water and toileting/privy is still in substandard level: 20 liters of water per person daily, while every toilet is used by 20 persons at the most. As for food requirement, the refugees in Pontianak, have not adequately received the needed quantity of food The housing / sheltering of the refugees is still in substandard condition and there are still some obstructions in its handling. As for health service it has been in the level of Oxfam 2000 standard, or even exceeds the stipulated standard, especially in case of visit frequency of those in charges to the site of refugees. Such condition if not immediately and properly handled, may rouse the social jealousy that encourages new conflicts which in turn may become a threat to the safety of the refugees.
The improvement of managerial functions involving all components (those in charge and holding responsibility, community and refugees) in refugees? management is an effort to minimize the risks facing against the refugees. For that reason, any help provided to fulfill the refugees? necessities is directed to the minimum standard of daily life requirements.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taman Prasi
"Kesehatan jiwa dan kesehatan tubuh tidak dapat dipisahkan, karena berkaitan dengan kemampuan dasar manusia. Salah satu masalah kesehatan jiwa yang dihadapi pekerja adalah stres kerja. Stres kerja berhubungan erat dengan timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stroke, kecelakaan kerja, menurunnya produktifitas dan meningkatnya pengeluaran suatu perusahaan dalam hal kompensasi pekerja, kecelakaan kerja dan ketidakmampuan, gangguan stres kerja dapat mengenai pekerja dimana saja, juga pekerjaan sebagai seorang masinis kereta api. Keselamatan operasional dan kinerja perusahaan angkutan kereta api tidak terlepas dari peran penting para masinis, sehingga diperlukan masinis yang sehat baik fisik maupun mentalnya.
Penelitian ini meninjau masalah bahaya psikososial dalam kaitannya dengan stres kerja dikalangan para masinis di Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek PT. Kereta Api (Persero), dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan cara pengukuran life event scale menggunakan tehnik self report measure melalui kuesioner, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat stres kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja pada masinis. Populasi penelitian berjumlah 153 orang dengan sampel penelitian sebanyak 101 orang.
Ditemukan tingkat stres kerja ringan sebesar 82,2 %, stres kerja sedang 17,8 %, sedangkan tingkat stres kerja berat tidak ada ditemukan. Uji statistik yang dilakukan adalah Chi-Square, untuk melihat hubungan asosiasi antara faktor yang diperkirakan sebagai stressor dengan stres kerja. Adapun faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan tingkat stres kerja para masinis adalah kebisingan (nilai p = 0,03) dan rutinitas kerja (nilai p = 0,02).
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal untuk pelaksanaan penaggulangan stres kerja, akan tetapi untuk langkah selanjutnya perlu dilakukan penelusuran lebih jauh terhadap timbulnya stres kerja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan metoda yang lain. Untuk mencegah, dan mereduksi stres kerja pada masinis dan seluruh karyawan perusahaan dapat dilakukan dengan pendekatan organizational change, yaitu merubah kondisi kerja ke arah yang lebih baik, dikombinasikan dengan pendekatan stress management, yaitu memberikan training manajemen stres dan employee assistance program (EAP).
Daftar bacaan : 27 (1973 - 2001)

Study about Job Stress of the Train Drivers at PT. Kereta Api (Persero) in Jabotabek Commuter Division, 2002Physical and mental health can't separate, because it's related with the human basic ability. One of the mental health problems that the worker is the job stress. Job stress are close related with the appearance of various illness like cardiovascular disease, stroke, working accident, decreasing of the productivity and increase the company spend of the matter worker compensation, working accident and inability. The job stress can affected the worker anywhere, also the training drivers. The operational safety and the performance of the train transportation company are hold from an important part of the train drivers, with result of that; it's a need a train driver which are the mentality and physically in good health.
This research are observe the social psychology hazards in related with job stress at the circle of train drivers at PT. Kereta Api (Persero) in Jabotabek Commuter Division, with the cross-sectional approach, using the life event scale measurement with self report measure by questioner, which have purpose to gain a illustration of the job stress level and the factors which related with the job stress level on the train drivers. Research population total are 153 people with the research sample total are 101 people.
The low level of job stress is founded 82, 2 %, medium level 17, 8 %, while the high level are not found. The valid statistic test are Chi-Square, to see the associate relation within the suppose factor as the stressor with job stress. There is relating factors according to the train drivers job stress levels are noise (p value = 0, 03) and working routines (p value = 0,02 ).
The research result can be an early data to handling the job stress, but for the next step are need to do more investigation concerning the appearance of job stress with the influence factors with the different method. To prevent and reduction the job stress on the train drivers and the whole company employees can do with the organizational change approach, that is to improve working conditions, with the combination of stress management approach, that is providing a stress management training and an employee assistance program (EAP).
References: 27 (1973 - 2001)
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Setyo Rohadi
"Banyak ahli K3 memperhatikan bahwa kinerja keselamatan kerja, terutama yang berdasarkan pendekatan rekayasa, sampai batas tertentu cenderung untuk mendatar, dan upaya peningkatan selanjutnya sulit dicapai. Berbagai manajemen keselamatan kerja didasarkan pada model pengelolaan berdasarkan pembagian tugas dan kewenangan yang bertumpu pada struktur hirarki, formalisasi peraturan dan prosedur, dan pengawasan. Metode ini selama bertahun-tahun telah menghasilkan penurunan kondisi tak aman secara bermakna, melalui upaya-upaya rekayasa dan perbaikan lingkungan kerja. Meskipun demikian, sejalan dengan hilangnya kejadian kecelakaan yang berat, maka hasil dari pendekatan tradisional ini cenderung mendatar.
Telah diketahui bahwa kebanyakan insiden ditimbulkan oleh elemen manusia. Jika tanggapan pekerja terhadap keselamatan kerja tinggi, maka keamanan akan lebih rendah. Masalah bagi manajemen adalah bagaimana cara untuk memaksimalkan tingkat tanggapan pekerja terhadap keselamatan, dan menurunkan perilaku berbahaya. Mekanisme untuk perbaikan berkelanjutan bagi elemen manusia dalam keselamatan kerja adalah dengan menggunakan pendekatan perilaku dan metode statistik (survei budaya / iklim K3) yang dipadukan dengan keterlibatan pekerja dalam menindaklanjuti umpan balik serta pemecahan masalah K3.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai budaya / iklim K3 di PT Pupuk Kujang, Cikampek. Dari 856 pekerja diambil 189 orang sebagai sampel (22%). Metode yang digunakan untuk menentukan tipe budaya K3 adalah kuesioner (161 responden), dan wawancara (28 responden).
Berdasarkan model budaya K3 berbasis sistem, hasilnya menunjukkan bahwa profil K3 PT Pupuk Kujang terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasional, seperti komitmen manajemen, lingkungan kerja, gaya manajemen, manajemen perubahan, serta pemenuhan sistem K3. Karena manajemen K3 PT Pupuk Kujang sepenuhnya mengadopsi langkah-langkah penalaran / prosedur SMK3 berdasarkan Permenaker No.05 /Men/1996, maka budaya K3 PT Pupuk Kujang dapat digolongkan sebagai tipe kalkulatif.

Analysis of Safety Culture Climate at PT Pupuk Kujang, By The Year 2003Many safety professionals notice that safety performance (especially which is based on engineering approach) to some extent may have appeared to plateau, and further improvements may seem difficult to achieve. Many of safety managements are based on authoritarian management models that rely on hierarchical structures, the formalizing of rules and procedures, and policing workers to enforce the rules. These methods have been responsible for some significant reduction of unsafe conditions over the years, through the effort to improve engineering and work environments. However, as some of the most common and severe accidents were eliminated, the result from these 'traditional methods" began to plateau.
It is known that incidents come primarily from the human element". When workforce safety responsiveness is high, accidents are lower. The management question is how to maximize this level of safety responsiveness, as to lower "at risk behavior". The mechanism for continuous improvement on human element of safety is the use of behavioral and statistical science (safety culture/ climate assessment), coupled with employee involvement in ongoing feedback and problem solving.
This study was performed to assess the safety culture/ climate at PT Pupuk Kujang, Cikampek, West-Java. The samples were 189 respondents out of 856 employees of PT Pupuk Kujang. The methods used to determine the specific tipe of safety climate/ culture were questioners (161 respondents) and interview (28 respondents).
Based on the system-based model of safety culture, the result shown that the safety profile of PT Pupuk Kujang was strongly influenced by organizational factors, such as management commitment, work environment, management style, managing change, and systems compliance. As safety management of PT Pupuk Kujang ?blindly? following all the logically steps/ procedures of SMK3 derived from Permenaker No.05/Men/1996, the safety culture of PT Pupuk Kujang can be distinguished as calculative type.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muljono Achmad Bulug
"Kehilangan jiwa para pekerja dan harta perusahaan karena peristiwa kebakaran umumnya terjadi dari ketidaktahuan tentang sifat dan perilaku api, akibatnya yang mematikan, yang dalam keadaan normal api dianggap biasa-biasa saja tanpa mengandung adanya bahaya yang dapat mengancam.
Pada tempat yang berbahaya seperti halnya tempat penyimpanan bahan kimia berbahaya harus dikelola dengan benar dengan melibatkan segenap aspek program kesehatan dan keselamatan kerja dengan maksud untuk menghidari terjadinya kecelakaan dan gangguan kegiatan perusahaan. Dengan mengendalikan bahaya kebakaran yang berujung pada pada kerugian jiwa dan harta, berarti kita harus dapat mengidentifikasi hazard, hazard kebakaran. Data yang diperoleh dari identifikasi hazard dapat dijadikan dasar monitoring kegiatan dikemudian hari.
Pihak manajemen sebenarnya memiliki kesempatan luas dalam mengurangi risiko kebakaran melalui pencegahan, dan mereka harus terdorong untuk melakukannya. Mereka tidak hanya bertugas mengendalikan api yang sudah menjadi kebakaran, mereka harus dapat mencegah awal terjadinya api dengan pengenalan faktor-faktor terjadinya api melalui teori api, dan pengetahuan dasar tentang api seperti pada teori segi tiga api.
Dalam pencegahan kebakaran di setiap tempat, dapat dengan cara meniadakan salah satu elemen segitiga api, atau menciptakan keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya suatu rantai reaksi. Karena oksigen sebagai salah satu elemen dari segitiga api tersedia cukup banyak di udara, maka sangatlah sulit untuk menghilangkannya. Suatu lokasi kegiatan usaha tertentu tidak memungkinkan untuk menghilangkan bahan berbahaya sebagai bahan bakar dalam segitiga api selama lokasi tersebut memang dirancang untuk penyimpanan bahan kimia berbahaya. Maka, elemen terakhir dalam segitiga api yang tersisa adalah sumber panas yang teridentifikasi sebagai sumber penyalaan yang pada kebanyakan industri berperan sebagai sumber penyalaan api.
Sumber panas yang dapat menimbulkan nyala api dalam gudang penyimpanan limbah yang teridentifikasi dalam penelitian harus dapat dikendalikan dengan semestinya. Identifikasi menyatakan bahwa nilai tertinggi yang dapat berisiko sebagai sumber panas adalah dart panel distribusi listrik yang berada di dalam gudang, pengelasan dan pemotongan logam bila dilakukan pekerjaan perbaikan dan perawatan, dan sumber panas dari kendaraan pengangkut yang melayani gudang.
Guna mencegah bahaya kebakaran, panel distribusi listrik harus dipindahkan ke luar ruangan gudang, memberlakukan sistem hot-work permit, dan lebih selektif dalam memilih kendaraan pengangkut yang melayani gudang.
Research Of Ignition Risk In Temporary Hazardous Waste Storage At Cnooc Ses LtdLost of workers life and company property by fire most commonly occur because of ignorance about the nature of fire and its behavior, possibly lethal, in circumstance that normally appear perfectly harmless. The hazardous location such as hazardous chemical storage should be managed properly from the whole aspect of health and safety program in order to avoid the business interruption especially on fire hazard. By controlling fire hazard according to lost of life and property, it means that we have to identified the hazard, fire hazard. Data from hazard identification can be recognized as baseline for future monitoring activities.
The management will have numerous opportunities to reduce fire risks through prevention, and they should be urged to do so. They should not only control the fire whenever it already start burning, they have to prevent the initial ignition source of fire which can be recognized through the fire theory, and the very basic knowledge of fire triangle as well.
In order to prevent fires in any environment, it is necessary to eliminate one of the three side of the fire triangle, or provide an environment in which the chain reaction cannot exist. Because there is usually enough oxygen in the air, it is difficult to control this side of the fire triangle. In some condition of business activities, it is not a choice if we have to eliminate the hazardous material since the location is designed as hazardous materials storage. So, the rest of the side on fire triangle is only heat sources that should be identify as ignition sources that initiate most industrial fire.
The heat source cause of fire in the storage room that identified on this research are should be controlled accordingly. Identification stated that the highest score of heat sources could be from electrical distribution panel that placed in the storage room, welding and cutting process during maintenance work, and heat source that exist on the transportation vehicle during materials handling.
To control the fire, the electrical distribution panel should be moved to the out side of the storage room, apply the hot work permit system, and be selected on using vehicle that serve the hazardous waste materials storage.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi Mahidin
"Dalam melaksanakan transportasi darat terutama transportasi kereta api tidak terlepas dari kecelakaan, data terakhir tentang kecelakaan kereta khusus di daerah operasi I Jakarta kereta KRL jalur Jakarta-Bogor tahun 2003 tercatat 53 orang luka ringan, 125 orang luka berat dan 100 orang meninggal dunia. Jeffs kecelakaan adalah jatuh dari kereta, terbentur peron, terkena lemparan batu, tersengat arus listrik, terjepit pintu kereta, terjepit di sambungan kereta, tertabrak pada perlintasan kereta. Kondisi dan tindakan tidak aman kereta api salah satu penyebabnya adalah kurang pengetahuan keselamatan.
Disan penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metoda survei. Survei dimaksud adalah mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan angket, deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan pengetahuan KRL yang berstatus mahasiswa terhadap bahaya dalam menggunakan jasa KRL; prosedur menggunakan kereta KRL, peralatan keselamatan dalam keadaan darurat dan lingkungan (keadaan).
Pengetahuan keselamatan tentang prosedur menggunakan kereta KRL (SOP), FKM sebesar 79% (baik) dan Non-FKM 76% (baik), K3 sebesar 91% (sangat baik) dan Non-K3 67% (baik); Pengetahuan tentang peralatan keselamatan dalam kedaan darurat, FKM sebesar 35% (buruk) dan Non-FKM 30% (buruk), K3 sebesar 51% (cukup) dan Non-K3 18% (sangat buruk); Pengetahuan tentang keadaan, FKM sebasar 94% (sangat bail() dan Non-FKM 94% (sangat baik), K3 sebesar 96% (sangat baik) dan Non-K3 93% (sangat baik).
Perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan peningkatan pengetahuan keselamatan yaitu dengan cara membuat iklan layanan masyarakat di media cetak maupun elektronik dan atau pemberitahuan dapat berupa pemberian informasi melalui microphone, tulisan, papan pengumuman, ballyhoo, dll. Divisi Hyperkes & Keselamatan Kerja diberdayakan semaksimal mungkin dan pada akhirnya tingkat kecelakaan dapat ditekan. Pihak manajemen PT. Kereta Api sebaiknya meningkatkan frekuensi kereta KRL, jadwal keberangkatan tersusun rapi dan atau menambah rangakaian gerbong untuk mengurangi kepadatan yang berlebihan.

on implementation transportation land especially train transportation is not quit of accident, last data about accident of specially area operate for commuter (KRL) I Jakarta class of Jakarta-Bogor year 2003 noted 53 people lightly injured, 125 people hardly injured and 100 people die. Accident type are falling from cart, catch by pet-on, hit by stone hurl, stung by electrics current, jam in cart door, jam in cart extension, bumped cart trajectory. Condition and action is not peaceful passenger of train one of its cause is less knowledge of safety.
Research design is descriptive research with survey method. Such survey to take sample from a population by using unquote, meant descriptive to depict knowledge of passenger of commuter (KRL) which have student status to danger in using service of KRL; procedure use cart of KRL, equipments of safety of emergency and environment ( situation).
Safe knowledge about procedure use cart of KRL (SOP), FKM equal to 79% (goodness) of Non-FKM 76% (goodness), K3 equal to 91% (very good) and Non-K3 67% (goodness); Knowledge about equipments of safety of emergency, FKM equal to 35% (ugly) of Non-FKM 30% (ugly), K3 equal to 51% (enough)of Non-K3 18 % ( so ugly); Knowledge about environment is FKM 94% (very good) and Non-FKM 94% (very good), K3 equal to 96% (very good) and Non-K3 93% (very good).
Company better do repair of make-up of knowledge of safety that is by making society service advertisement media print and also electronic and or notification can in the form of giving of information through microphone, article, pasteboard, ballyhoo, etc. Division of Hyperkes & Keselamatan Kerja as maximum and in the end mount accident of passenger can be depressed. Management from PT. Kereta Api improves cart frequency of KRL, departure schedule lapped over natty and or add wagon to lessen density of abundant passenger.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Sri Ambarwati
"Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan kesehatan dirumah sakit adalah faktor kualitas pelayanan keperawatan. Upaya untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan dengan digunakannya Standar Asuhan Keperawatan.
Dari data angket pelayanan keperawatan di RS. Setia Mitra, yang menyatakan sedang 9% dan yang kurang 4%. Juga keluhan dari Staf Medis mengenai ketidakmampuan beberapa perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor karakteristik perawat hubunganannya dengan prestasi kerja dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang pemasangan infus, balans cairan, pembuatan EKG dan pemasangan kateter.
Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian diskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional secara kuantitatif. Pengambilan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara dan pengamatan langsung terhadap kegiatan tindakan keperawatan, data sekunder didapatkan dari pengumpulan data-data terkait.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 25 perawat. Analisa data terdiri dari analisa data univariat serta bivariat dengan tabulasi silang dan Chi Square.
Hasil yang diperoleh adalah karakteristik perawat sebagian besar berpendidikan SPK, belum pernah mengikuti pendidikan tambahan, mempunyai masa kerja singkat, berumur muda dan belum menikah. Perawat dengan pendidikan lebih tinggi dan pernah mendapatkan pendidikan tambahan lebih baik dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Dalam uji Chi Square didapatkan hubungan bermakna antara karakteristik lama kerja perawat dengan tindakan pembuatan EKG dan pemasangan kateter ; umur perawat dengan tindakan balans cairan, pembuatan EKG dan pemasangan kateter ; status pernikahan perawat dengan tindakan pemasangan infus dan balans cairan ; tanggung jawab/jabatan dengan tindakan balans cairan, pembuatan EKG dan pemasangan kateter.
Saran untuk R.S. Setia Mitra adalah meningkatkan pengetahuan/ketrampilan perawat, mengikut sertakan dalam pendidikan program khusus D-III keperawatan, melengkapi dan mensosialisasikan Standar Asuhan Keperawatan, mengisi formasi kepala ruangan serta mengupayakan rekruitment yang lebih selektif.

Analyzing the Relationship Between the Nurse Characteristic Aspects and Her Work Performance in Carryng Out Caring Activities in the Vip and Lantai Bawah Hospital Ward at the Setia Mitra Hospital in South JakartaOne of the aspects influencing the success of a hospital's health care is its nursing care service' quality. An effort to assure such quality is the introduction of the Nursing Care Training Standard.
In a questionnaire regarding the Setia Mitra Hospital's nursing care, nine percent (9%) of the respondents said it is "acceptable" and four percent (4%) "insufficient". In addition, the Medical Staff complaints about the lack of skill of some nurses in carrying out their duties.
This research has the objective to identify characteristic aspects of the nurse in correlation with her work performance in carrying out nursing activities such as putting in an infusion, balancing the liquid, making an ECG and inserting a catheter.
This kind of research is both analytical and descriptive, conducted by a quantitatively cross sectional approach. Recording the primary data is conducted by interviews and directly monitoring the nursing activities, the complementary data have been obtained by collecting them.
Twenty five (25) nurses are the respondents in this research. The data analysis includes both uni and bivariat data analysis with cross tabulation as well as Chi Square.
The result attained forms the nurses' aptitude. A great part of them attended the vocational education, they have never had additional education, have short employment, are young of age and unmarried.
Nurses with a higher education and who once had received additional education are better in carrying out their nursing duties. The Chi Square test reveals significant correlations between the characteristic of the time span required by a nurse in order to make an ECG and insert a catheter; her age and balancing the liquid, making an ECG and inserting a catheter; her matrimonial status and putting in an infusion and balancing the liquid, making an ECG and inserting a catheter.
A suggestion to the Setia Mitra Hospital is to improve the nurse' knowledge/ skill, participation in education programs especially the 3 -year Diploma Program for Nursing, completion and socialization of the Nursing Care Training Standard in addition, filling the room supervisor's position as well as being more selective.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Astit Karmawati
"ABSTRAK
Kelengkapan pengisian dokumen pengkajian keperawatan sangat rendah. Saat ini belum diketahui sejauh mana persepsi perawat terhadap pelaksanaan dokumentasi pengkajian di 6 ruang rawat inap RSUD Pasar Rebo Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus yang menekankan pada persepsi perawat mengenai pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan. Pengumpulan data mengenai faktor masukan, proses, dan keluaran dari pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan dilakukan melalui wawancara terhadap 1 orang ketua komite keperawatan, 6 perawat pelaksana, dan 6 kepala ruangan, pengamatan terhadap proses pengkajian, serta Pengamatan terhadap dukumen pengkajian di 6 ruang rawat inap.
Hasil penel i tian menunjukkan kelengkapan dokumen pengkajian keperawatan masih rendah. Persepsi perawat terhadap tenaga perawat yang melakukan pendokumentasian pengkajian, memerlukan pendidikan D.III Keperawatara. Sarana pendokumentasian berupa formulir yang disederhaanakan tidak dapat memunculkan kebutuhan .data pasien secara menyeluruh, sedangkan buku pedoman penulisan yang ada jarang dibaca. Metode pendokumentasian pengkajian sama untuk seluruh ruangan, namun kurang jelas dalam,car.a pengumpulan maupun penulisan kebutuhan data pasien secara menyeluruh.
Manajemen keperawatan dinilai masih kurang dalam menjalankan proses manajemen baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, maupun pengawasan, terhadap pelaksanaan proses keperawatan.
Kesimpulannya pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan menurut persepsi perawat dipengaruhi oleh kekurangan dalam faktor tenaga perawat, sarana, metode, dan manajemen keperawatan.
Untuk itu saran dari penelitian ini adalah penambahan dasar pengetahuan bagi perawat SPK, perbaikan sarana dan metode pendokumentasian pengkajian keperawatan, dan penataan kembali manajemen keperawatan.

ABSTRACT
Nurse's Perception On Nursing Assessment Documentation Of In-Patient Care Department at Pasar Rebo HospitalThe complete of nursing assessment documentation is found very poor. There is no trace of nurse's perception on nursing assessment documentation in 6 units of in-patient department at Pasar Rebo Hospital.
This was a study case design of qualitative method, which concerned on nurse's perception on nursing assessment documentation. Data about input, process, and output factors of the documentation were gathered by interviewing the chief of nursing committee, 6 technical nurses, and 6 chief of nursing units; observing the process of nursing assessment; and observing the nursing assessment documents of 6 in-patient units.
This study found that the completeness of nursing assessment documentation was poor. The nurse's perception on nursing personnel who did the documentation have to be a D.1I1 of Nursing graduates. The fac_i l i ties of documentation such as a simplified form cannot perform proper patient's data collection thoroughly. In the mean Lime, the guidance of documentation has been rarely read. The same method of documentation has been established, but it contains not clear enough to fulfill patient's data collection in collecting itself, as well as completing. The nursing management has not properly run, as seen in the lack of planning, organizing, directing, or controlling of nursing care process.
In conclusion, nurse's perception on nursing assessment documentation has been influenced by the lack of nursing personnel, facilities, method, and nursing management.
Therefore, this study recommends an improvement of basic knowledge'for nursing personnel SPK graduates, facilities and method of nursing assessment documentation, and a reformation of nursing management.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>