Muhammad Luthfi R.
"Penelitian ini membahas pengelolaan pengungsi asing di Ciputat, Tangerang Selatan, dengan fokus pada akses layanan publik dan interaksi sosial mereka dalam konteks kota inklusif. Latar belakang studi ini adalah peningkatan jumlah pengungsi urban di Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan integrasi akibat keterbatasan kebijakan lokal dan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana pengungsi di Ciputat dapat mengakses layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan perumahan, serta bagaimana ruang publik mendukung interaksi sosial antara pengungsi dan masyarakat lokal. Dengan pendekatan kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat upaya dari pemerintah lokal dan organisasi internasional, pengungsi di Ciputat masih menghadapi berbagai hambatan, termasuk stigma sosial, diskriminasi, dan ketidakjelasan status hukum. Ruang publik belum sepenuhnya dirancang untuk memfasilitasi integrasi sosial, sehingga memperburuk isolasi pengungsi. Namun, penelitian ini juga menemukan potensi kontribusi pengungsi terhadap ekonomi lokal melalui pemberdayaan keterampilan dan peluang kerja yang inklusif. Kesimpulannya, untuk mewujudkan kota inklusif, diperlukan kebijakan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan, dengan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan pengungsi.
This study examines the management of foreign refugees in Ciputat, South Tangerang, focusing on their access to public services and social interactions within the context of an inclusive city. The study is prompted by the increasing number of urban refugees in Indonesia, who face integration challenges due to limited local and national policies. The research aims to explore the extent to which refugees in Ciputat can access basic services such as healthcare, education, and housing, and how public spaces support social interactions between refugees and local communities. Using a qualitative approach, data were collected through in-depth interviews, participatory observations, and document analysis.The findings reveal that despite efforts by local governments and international organizations, refugees in Ciputat still face various barriers, including social stigma, discrimination, and unclear legal status. Public spaces are not fully designed to facilitate social integration, exacerbating refugee isolation. However, the study also identifies the potential contributions of refugees to the local economy through skill development and inclusive employment opportunities. In conclusion, realizing an inclusive city requires more integrated and sustainable policies with active involvement from all stakeholders, including governments, local communities, and refugees."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024