Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Arras Shafara
"[Di era modern ini, terbukanya kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya semakin terbuk. Saat ini banyak perempuan yang memperhatikan tingkat pendidikannya demi memiliki karier yang baik di dalam dunia pekerjaan. Peningkatan karier perempuan diiringi juga dengan peningkatan penghasilan membuat perempuan memiliki peran lebih dalam memenuhi kebutuhan ekonomi di dalam keluarga. Fenomena tersebut kemudian memunculkan istilah alpha wife. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai dinamika relasi suami istri dan pengambilan keputusan pada keluarga alpha wife. Di Indonesia, alpha wife tidak hanya memiliki penghasilan lebih besar dari suami, hal tersebut juga mempengaruhi relasi kekuasaan di dalam keluarga. Namun, hubungan di antara keduanya masih tetap dipengaruhi oleh nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

In this modern era, opening up opportunities for women to develop themselves increasingly exposed. Today women are paying attention to level of education in order to have a good career in the world of work. Career advancement of women followed by an increase in income makes women have a larger role to fulfill the economic needs of the family. The phenomenon then led to the term alpha wife. This thesis provides an overview of the dynamics of husband and wife’s relationship and decision making in alpha wife family. In Indonesia, alpha wife not only who earns more than her husband but it also affects the power relations within family. However, the relationship between husband and wife still influenced by the values and norms in society.
, In this modern era, opening up opportunities for women to develop themselves increasingly exposed. Today women are paying attention to level of education in order to have a good career in the world of work. Career advancement of women followed by an increase in income makes women have a larger role to fulfill the economic needs of the family. The phenomenon then led to the term alpha wife. This thesis provides an overview of the dynamics of husband and wife’s relationship and decision making in alpha wife family. In Indonesia, alpha wife not only who earns more than her husband but it also affects the power relations within family. However, the relationship between husband and wife still influenced by the values and norms in society.
]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2014
S61293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ausirio Sangga Ndolu
"[Skripsi ini membahas tentang pergeseran pola asuh orangtua terhadap anak yang terjadi pada keluarga Rote yang sudah menetap di kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Dimana pola asuh menggunakan budaya kekerasan sebagai instrumen dalam menuntut anaknya dalam berperilaku sesuai dengan perkembangan zaman sudah mulai bergeser kepada pola asuh yang demokrasi dimana kekerasan sudah tidak lagi menjadi budaya dalam mengasuh anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai 3 generasi dalam 1 keluarga. Kriteria informannya adalah kakek nenek sebagai generasi pertama orang tua sebagai generasi kedua dan anak perempuan dan laki laki remaja dan dewasa. Hasil temuan menunjukkan bahwa pola pengasuhan yang terjadi pada keluarga modern telah bergeser dari pola asuh otoriter dengan budaya kekerasan menjadi pola asuh demokratis beserta budaya kekerasan yang mulai hilang pilihan terharadap pola asuh yang mereka gunakan dipengaruhi oleh berbagai faktor faktor internal maupun eksternal dari orangtua.

This study discuses changes transitions and factors of Rote Families who have settled in Kupang NTT. Where violence as a culture its the first instrument in demands to prepare child for a better future. But In accordance with the times has begun to shift to the democracy parenting styles where violence is no longer a culture of parenting. This Study used a qualitative method by interviewing three generations in one family. Criteria informants are grandparents as the first generation parents as the second generation and female male adolescents and adults as the third generation the findings of ths study indicate that the pattern of parenting styles in Rote Families have changed. Influenced by various internal and external factors., Name Ausirio Sangga NdoluStudy Programme SociologyTitle Parenting Transititions on Rote Families in Kupang NTT This study discuses changes transitions and factors of Rote Families who have settled in Kupang NTT Where violence as a culture its the first instrument in demands to prepare child for a better future But In accordance with the times has begun to shift to the democracy parenting styles where violence is no longer a culture of parenting This Study used a qualitative method by interviewing three generations in one family Criteria informants are grandparents as the first generation parents as the second generation and female male adolescents and adults as the third generation the findings of ths study indicate that the pattern of parenting styles in Rote Families have changed Influenced by various internal and external factors Keywords Parenting the Child Shifting Patterns of Parenting styles Violence Culture ]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyawati
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada perilaku kekerasan orangtua dan kekerasan lingkungan terhadap perilaku agresivitas remaja laki-laki. Responden penelitian ini dipilih adalah siswa laki-laki karena intensitas anak laki-laki lebih agresif melakukan tindak kekerasan. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yakni sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresivitas remaja dipengaruhi oleh kekerasan yang dilakukan oleh orangtua dengan α = 0.043 dan nilai d somers 0.21. Perilaku kekerasan orangtua yang berpengaruh adalah ayah memukul pada α = 0.003 dengan d somers dan 0.382. Sedangkan kekerasan lingkungan tidak signifikan berhubungan dengan tingkat agresivitas remaja.

ABSTRACT
This study focuses on the violent behavior of parents and neighborhood violence against aggressive behavior of teenage boys. The respondents have been are male students because of the intensity of the boys more aggressive violence. The number of samples in this study that as many as 100 respondents. The results showed that the aggressive behavior of adolescents affected by violence committed by parents with α = 0.043 and the value of d somers 0.21. Violent behavior influential parent is the father hit at α = 0.003 to d somers and 0382. While the environment is not significant violence associated with the level of aggressiveness of adolescents.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thasya Adillah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten pacaran dalam aplikasi TikTok sebagai wujud dari fenomena Public Display of Affection (PDA) di dunia digital. Penelitian ini berangkat dari keterbatasan studi-studi sebelumnya mengenai PDA yang lebih banyak dianalisis dalam perspektif komunikasi dan psikologi, serta melihat PDA hanya dalam konten media sosial secara umum sebagai wujud eksistensi diri akan status hubungan. PDA menggambarkan fenomena baru yang disebut sebagai intimasi digital, dimana dewasa ini intimasi difasilitasi dan dimobilisasi melalui teknologi. Secara sosiologis berdasarkan teori interaksionisme simbolik, budaya dan kewajaran tersebut dihasilkan melalui interaksi sosial, dimana dalam prosesnya individu saling bertukar simbol dan makna dalam interaksi yang terjalin. Aktor yang terlibat dalam proses ini tidak hanya terbatas pada individu di dalam hubungan saja, melainkan juga melibatkan pengguna lain sebagai audiens, serta lingkungan terdekat seperti teman dan keluarga. Peneliti menemukan bahwa feedback dari pengguna lain menjadi indikator atau simbol utama dari keberhasilan individu dalam menggambarkan hubungannya. Peneliti juga menemukan bahwa feedback yang diperoleh dari konten tersebut dapat dimonetisasi melalui kegiatan endorsement, sehingga PDA yang dilakukan tidak hanya terbatas pada keintiman dan relationship. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan observasi dan wawancara mendalam bersama beberapa informan yang memproduksi konten PDA di aplikasi TikTok.

This research aims to analyze dating content on the TikTok application as a manifestation of the phenomenon of Public Display of Affection (PDA) in the digital world. The study departs from the limitations of previous studies on PDA, which were mostly analyzed from communication and psychology perspectives, and considers PDA only in the context of social media content in general as a manifestation of self-existence in relationship status. PDA illustrates a new phenomenon referred to as digital intimacy, where intimacy is currently facilitated and mobilized through technology. Sociologically, based on symbolic interactionism theory, this culture and rationality are generated through social interaction, wherein individuals exchange symbols and meanings in the process of interaction. The actors involved in this process are not limited to individuals in the relationship alone but also include other users as the audience and the immediate environment such as friends and family. The researcher found that feedback from other users serves as the primary indicator or symbol of an individual's success in portraying their relationship. The researcher also found that feedback obtained from such content can be monetized through endorsement activities, expanding the scope of PDA beyond mere intimacy and relationship. This study was conducted using a qualitative case study method with observations and in-depth interviews with several informants who produce PDA content on the TikTok application."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafli Ramdani
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara komunikasi keluarga dan akses kesehatan terhadap akses kesehatan di RW 5, Kelurahan Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat. Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan korelasi yang positif antara kepadatan penduduk, dinamika komunikasi dalam keluarga, akses kesehatan, dan tingkat morbiditas. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan RW 5 sebagai wilayah penelitian. Sampel diacak dari wilayah RT 3, RT 5, dan RT 6 yang berjumlah total sebanyak 100 responden, ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan margin of error sebesar 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi keluarga signifikan secara statistik dengan p-value sebesar 0,003, di bawah ambang batas kesalahan 0,1. Selain itu, dua dimensi komunikasi keluarga juga masing-masing memiliki p-value sebesar 0,021 dan 0,011. Sebaliknya, variabel akses kesehatan dan lima dimensinya tidak signifikan secara statistik. Semua kekuatan hubungan bersifat lemah atau hampir tidak ada. Hasil dari variabel komunikasi keluarga mendukung studi sebelumnya sedangkan hasil variabel akses kesehatan berkontradiksi dengan hasil penelitian sebelumnya karena skor yang tidak signifikan secara statistik. Maka dari itu, studi selanjutnya harus lebih berhati-hati dalam menentukan model analisis dan mengevaluasi variabel yang ada. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi basis awal untuk meningkatkan kualitas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), perkembangan komunikasi keluarga, dan untuk kebijakan kesehatan masyarakat di perkotaan oleh pemerintah.

This study aims to describe the relationships between family communication and health access on the morbidity level in RW 5, Kalianyar, Tambora, West Jakarta. Previous research has demonstrated a positive correlation between population density, the dynamics of family communication, health access, and morbidity levels. This research employs quantitative methodology, with RW 5 serving as the study area. The sample was randomly selected from RT 3, RT 5, and RT 6, resulting in a total of 100 respondents, determined using Slovin's formula with a margin of error of 10%. The findings indicate that family communication is statistically significant, with a p-value of 0.003, which is less than the 0.1 threshold. Additionally, two dimensions of family communication have p-values of 0.021 and 0.011, respectively. In contrast, the health access variable and its five dimensions are not statistically significant. All directional measures are considered weak or negligible. While the results regarding family communication support previous studies, the findings related to health access contradict earlier research due to the insignificant scores. Consequently, future studies should carefully re-examine the research model and evaluate the variables. For practical purposes, the findings serve as a basis for improving Primary Health Care services, family development, and the government in relation to health policy in the urban areas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyak Cut Nadira Azzahra
"Penelitian ini bertujuan mengungkap work-family conflict yang dihadapi perempuan pelaku usaha kecil di sektor fashion. Kajian terdahulu menggambarkan perempuan pelaku usaha mengalami peran ganda harus mengurus keluarga dan menjalankan usahanya sehingga kesulitan menyeimbangkan antara keduanya. Dampaknya perempuan sering kali harus memilih untuk menghentikan inovasinya dan membuat usahanya tetap berskala kecil. Usaha fashion merupakan usaha yang lekat dengan perempuan dan memberikan fleksibilitas pada pelakunya serta tidak membutuhkan latar belakang khusus. Kajian terdahulu telah menjelaskan tantangan perempuan pelaku usaha fashion dalam aspek manajemen dan organisasi. Kajian yang telah ada belum mengidentifikasi situasi yang dihadapi bentuk work-family conflict dan strategi menghadapinya. Peneliti berargumen bahwa perempuan pelaku usaha mengalami conflict karena adanya tuntutan dari pekerjaan dan keluarga. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. dan menggali data dengan wawancara mendalam. Hasil temuan menunjukkan perempuan pelaku usaha pada dasarnya cenderung mengalami family-work conflict yaitu keluarga memengaruhi pekerjaan, karena kontribusi usahanya dibangun sesudah menikah. Bentuk konfliknya dalam bentuk waktu, tekanan, dan perilaku. Sumber konflik adalah faktor sosial di keluarga, faktor pekerjaan terkait kebutuhan sumber daya, serta faktor personal terkait emosi dan kesadaran individu.. Dalam menghadapi konflik, strategi perempuan pelaku usaha adalah membangun komunikasi dengan keluarga dan karyawan, serta mencari dukungan sosial baik dari keluarga maupun orang yang dipercaya. Selain itu kecenderungan perempuan untuk mendahulukan keluarga menjadi salah satu strategi mereka dalam mengatasi konflik.

This study aims to uncover the work-family conflict faced by women small business entrepreneur in the fashion sector. Previous studies describe that women entrepreneurs experience dual roles, having to take care of their families and run their businesses, making it difficult to balance it. As a result, women have to choose to stop their innovation and keep their businesses in small-scale. The fashion business is a sector that is related to women and provides flexibility to its owners and does not require a special background. Previous studies have explained the challenges faced by women fashion entrepreneurs in terms of management and organization. However existing studies have not identified the situations faced in the form of work-family conflict and the strategies to dealing with it. The researcher argues that women entrepreneurs in fashion small business experience conflict due to demands from work and family. The study was conducted using a qualitative approach through a case study method and exploring data through in-depth interviews. The findings show that women entrepreneurs basically tend to experience family-work conflict, namely that family influences work, because their business contributions are built after marriage. The forms of conflict are based on: time, role pressure/demands, and behavior. The sources of conflict are family factors, work factors related to resource needs, and personal factors related to emotions, including individual awareness. To dealing with conflict, the strategy of women entrepreneurs is to build communication with family and employees, and seek social support from both family and trusted people. In addition, the tendency of women to prioritize family is one of their strategies in overcoming conflict.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Alyatsany Viary
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pilihan perempuan Batak dalam menjalani waithood atau menunda pernikahan. Penelitian ini mengeksplorasi secara mendalam terkait proses dari pilihan waithood pada perempuan Batak dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pilihan perempuan Batak ber-waithood. Studi-studi sebelumnya secara luas telah membahas fenomena waithood yang mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan menunda pernikahan dan juga melajang. Namun, masih sedikit studi-studi sebelumnya yang mengaitkan fenomena waithood dengan faktor atau latar budaya. Menurut peneliti, penting untuk membahas faktor budaya yang dapat mempengaruhi pilihan perempuan untuk menunda pernikahan. Melalui teori pilihan rasional, peneliti memiliki argumen bahwa adanya fenomena waithood memunculkan berbagai pilihan yang tentunya memiliki keuntungan bagi kehidupan perempuan terutama bagi perempuan Batak yang memiliki kultur patriarki yang kuat pada lingkungannya yang mengakibatkan pilihan hidup mereka sering kali terbatas. Pada penelitian ini, peneliti melakukan eksplorasi pada proses pengambilan keputusan berwaithood dan faktor-faktor yang mendorong pilihan perempuan Batak untuk waithood. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada perempuan batak yang menjalankan waithood. Ada 5 (lima) Informan yang berdomisili di area jabodetabek yang di wawancara secara mendalam. Temuan studi menunjukkan bahwa selama proses pengambilan keputusan perempuan Batak yang memilih waithood, didorong oleh berbagai faktor dari faktor internal, faktor keluarga, faktor teman, faktor budaya dan juga faktor media.

This study aims to explain the choice of Batak women in undergoing waithood or delaying marriage. This research explores in depth the process of waithood choices in Batak women and the factors behind the choice of Batak women in waithood. Previous studies have widely discussed the phenomenon of waithood which includes factors that influence the choice of delaying marriage and also being single. However, there are still few previous studies that relate the phenomenon of waithood to cultural factors or settings. According to the researcher, it is important to discuss cultural factors that may influence women's choice to delay marriage. Through rational choice theory, the researcher has an argument that the existence of the waithood phenomenon raises various choices which certainly have advantages for women's lives, especially for Batak women who have a strong patriarchal culture in their environment which results in their life choices often being limited. In this study, researchers explored the decision-making process of waithood and the factors that encourage Batak women's choice of waithood. This research uses a qualitative approach with case studies on Batak women who practice waithood. There are 5 (five) informants who live in the Jabodetabek area who were interviewed in depth. The findings of the study show that during the decision-making process of Batak women who choose waithood, it is driven by various factors from internal factors, family factors, friend factors and also media factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfhi Fathimah Handayani
"Penelitian ini membahas kebertahanan organisasi yang memiliki Ideologi tasawuf dengan menggunakan sudut pandang tasawuf sebagai Islam modern. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan horizontal dan vertikal organisasi PSW yang didasari oleh ideologi Wahidiyah sehingga menghasilkan kebertahanan organisasi. Penerapan ideologi Wahidiah dalam organisasi dijelaskan dengan proses dialektika konstruksi sosial Peter L. Berger melalui fase ekternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dapat membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang jelas dan menyeluruh. Subjek penelitian ini adalah pengurus pusat PSW. Objek penelitian adalah kebertahanan organisasi Islam yang berideologi tasawuf yaitu Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW). Lokasi penelitian berlangsung di lokasi pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah, Pondok Pesantren At Tahdzib, Jombang, Jawa Timur.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan PSW merupakan organisasi Islam berideologi tasawuf modern yang ditunjukkan dari struktur organisasi dan keterbukaan organisasi. PSW didirikan tahun 1964 oleh KH. Abdoel Madjid Ma?roef, di Kediri, Jawa Timur. KH. Abdoel Madjid Ma'roef juga sangat dihormati sebagai pengasuh pondok pesantren, anggota syuriyah NU, dan yang paling utama sebagai Muallif (penyusun) Sholawat Wahidiyah. Dengan berbagai posisinya tersebut, KH. Abdoel Madjid Ma?roef dianggap memiliki kharisma sehingga kedudukannya tetap dipertimbangkan dalam organisasi PSW meskipun beliau sudah wafat.
Tujuan organisasi ini adalah menyebarkan ajaran Wahidiyah pada masyarakat jami?al ?alamin. PSW memiliki prinsip tasawuf yang diterapkan dalam berbagai kegiatan internal dan eksternal. Dalam kegiatan eksternal, PSW menjalin hubungan horizontal dan vertikal. Prinsip tasawuf yang diterapkan merngandung aplikasi dari konsep civil society I sehingga pengamal Wahidiyah PSW bersikap toleran, egaliter, solider, dan mandiri. Dalam hubungan vertikal, PSW menjalin interaksi terhadap pemerintah sebagai wujud kepatuhan pada norma dan hukum. PSW berusaha mendapat legalitas dari pemerintah sehingga mampu mendukung PSW dan tetap bertahan ditengah kritik dari organisasi lainnya. Penguatan secara internal dan jalinan hubungan eksternal tersebut menjadikan PSW sebagai organisasi modern dan mampu bertahan sampai sekarang.

This study focuses on the viability of Tassawuf-based organization which uses tassawuf as a modern Islamic point of view. The purpose of this study is to explain the horizontal and vertical relationships within PSW organization, which is based on Wahidiyah ideology, in order to achieve the viability of organization. This study uses dialectical process and social construction theory by Peter L. Berger to explain about the implementation of Wahidiyah ideology in the organization through three phases of externalization, objectivation, and internalization. This study uses the qualitative method to collect a clear and thorough information. The subject of this study is the manager in PSW, while the object of this study is Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) organization. This study is conducted in the central location of Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) which is located in At Tahdzib Islamic Boarding School, Jombang, East Java.
The results show that PSW is an Islamic organization which is based on modern tassawuf ideology. It is shown through the structure and openness of the organization. PSW was established in 1964 by KH. Abdoel Madjid Ma?roef, in Kediri, East Java. KH. Abdoel Madjid Ma?roef was honored as the head of At Tahdzib Islamic Boarding School, the member of NU syuriah, and Muallif (the compiler) of Sholawat Wahidiyah. Because of that, KH. Abdoel Madjid Ma'roef was charismatic and his position was still considered in PSW organization even though he had passed away.
This organization aims to spread the Wahidiyah teachings to jami'al 'alamin society. Tassawuf principle is applied in external and internal activities within PSW organization. Through external activities, horizontal and vertical relationships are established. The tassawuf principle which is applied in the organization contains civil society I concept. As a result, those who practice Wahidiyah ideology are tolerant,egalitarian, considerate, and autonomous. Through vertical relationship, the interaction between PSW and the government is established as a manifestation of obedience to the norms and laws. PSW attempts to get legal agreement from the government in order to be supported and to survive from being criticized by other organizations. Through external and internal relationships, PSW can be a modern organization which is able to survive until now.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Setiawan
"Tesis ini ini menyoroti proses berlangsungnya program PPMK dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui tiga bina; bina sosial, bina ekonomi, dan bina lingkungan fisik. Untuk itu pertanyaan penelitian yang diajukan adalah : (1) Bagaimana proses pengelolaan PPMK pada ketiga programnya dalam mewujudkan tujuannya?; dan (2) Sejauh mana peran program PPMK dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat?. Penelitian ini dilakukan pada Program Pemberdayaan Masyarakat kelurahan (PPMK) Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kelembagaan yang diiringi dengan pembagian program PPMK tidak serta merta membuat bisa memberdayakan masyarakat secara maksimal. Perubahan tersebut pada satu sisi meningkatkan akuntabilitas PPMK terhadap pemerintah, namun disisi lain perubahan ini justru memperburuk sinergi program yang kemudian mempengaruhi efektifitas dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat kelurahan. Pembangunan masyarakat dalam PPMK dapat dimasukkan dalam pendekatan pembangunan dengan masyarakat (development with community). Aktor utamanya adalah aktor luar dengan masyarakat, bentuk hubungan berupa kolaborasi, pengambil keputusan oleh masyarakat lokal dengan aktor luar, pelaksana. Masyarakat lokal dan bentuk kegiatan berupa proyek dan program.
Selain itu, Satuan komunitas PPMK yang berada di tingkat Kelurahan belum bisa menampung kepentingan seluruh lapisan masyarakat perkotaan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pun baru berada pada tingkatan individual, belum mencapai kesejahteraan komunitas secara luas. PPMK dijalankan dengan pengetahuan lokal dan klaim profesionalisme tidak nampak dalam kepengurusan LMK. Untuk menjadi anggota LMK tidak diperlukan keahlian khusus, melainkan lebih bersifat politis. Dalam studi ini juga disampaikan implikasi-implikasi praktis dan teoritik dari hasil penelitian ini beserta kesimpulan-kesimpulan pokok dan rekomendasi.

This thesis highlights on the ongoing process PPMK program in an effort to improve the welfare of the community through “tiga bina”; bina sosial, bisna ekonomi, bina lingkungan fisik. For that the research questions posed were: (1) How does the management of the third PPMK program in achieving its purpose?, And (2) The extent to which the role PPMK program in an effort to improve the welfare of society? The research was conducted at the Community Empowerment village (PPMK) Malaka Jaya Village, Duren Sawit, East Jakarta (PPMK) Malaka Jaya, Duren Sawit, East Jakarta. The approach used is a qualitative case study method.
The results of this study indicate that the institutional changes that accompanied the division of program PPMK not necessarily making can empower the community to the fullest. Such changes on the one hand PPMK increase accountability of the government, but on the other hand these changes actually make synergy which then affects the effectiveness of the program in order to accelerate the increase in welfare villages. Community Development in PPMK can be included in the development with community approach. The main actors are actors outside the community, form relationships in the form of collaboration, decision-making by local communities and external actors, implementers: Local communities and forms of activity in the form of projects and programs.
In addition, the Unit of community in PPMK located at the Village can not accommodate the interests of all segments of urban society. Increased welfare was only at the individual level, not the community at large to achieve prosperity. PPMK run with local knowledge and professionalism claim does not appear in the management of LMK. To become a member of LMK does not require special skills, but more political. In this study also presented and the practical implications of the theoretical results of this study and its principal conclusions and recommendations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T33011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Meitasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas implementasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di
Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Jampersal adalah kebijakan Kementerian
Kesehatan RI dalam memberikan layanan kesehatan dan persalinan bagi ibu hamil di
fasilitas kesehatan. Tujuannya menurunkan angka kematian ibu dan mempercepat
pencapaian target MDGs tahun 2015. Penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif.
Bertujuan untuk mendeskripsikan pengorganisasian Jampersal yang merupakan
kewajiban negara dalam memenuhi hak sosial warga.Kurangnya sumberdaya medis dan
permasalahan birokrasidalam implementasi Program Jampersal dapat mengurangi hak
ibu untuk mendapatkan layanan kesehatan. Kapital sosial melalui organisasi dan
perkumpulan lokal serta Kemitraan Bidan dan Dukun dapat memberi dukungan
terhadap pelaksanaan Program Jampersal.

ABSTRACT
This thesis discusses the implementation of Program Jaminan Persalinan (Jampersal) in
Majalengka, West Java. Jampersal is the policy of the Ministry of Health in providing
health care for pregnant women and childbirth in a medical facility. The goal is to
reduce maternal mortality and accelerate the achievement of the MDGs by 2015. This
is the qualitative research. Aims to describe the organization of Jampersal which is the
State's obligation to fulfill the social rights of citizens. The lack of medical resources
and bureaucratic problems in implementation Jampersal Program can reduce maternal
rights to health care. Social capital through local organizations, associations and the
Partnership Midwives and Traditional Birth Attendant can provide support for the
implementation of Jampersal Program."
2013
T35582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>