Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feza Vialli Pasadena Rahman
"ABSTRAK
Kolonialisasi bangsa Belanda telah banyak mempengaruhi bangunan-bangunan di Hindia Belanda khususnya di Batavia. Tulisan ini akan membahas bangunan-bangunan bergaya neo-klasik peninggalan bangsa Belanda. Herman Willem Deandles berperan besar atas pembangunan tersebut. Di Batavia Deandels membangun Gedung Societeit de Harmonie sebagai sarana sosialisasi bagi kaum borjuis. Gedung Societeit de Harmonie merupakan bangunan bergaya neo-klasik yang unik dan berbeda dengan bangunan lainnya di Batavia. Keunikan dari Gedung Societeit de Harmonie menarik untuk dikaji walaupun gedung ini sudah tiada. Dalam tulisan ini akan mencari apa saja keunikan yang ada pada Gedung Societeit de Harmonie. Metode deskriptif analisis digunakan sebagai metode untuk menguraikan dan memberikan pemahaman serta penjelasan pada tulisan ini. Tulisan ini akan menghasilkan kekhasan bangunan neo-klasik Gedung Societeit de Harmonie.

ABSTRACT
Dutch colonialism had affected a lot of buildings in the Dutch Indies, especially in Batavia. This article will discuss neo-classical architecture of the Dutch heritage. Herman Willem Deandles had a big role on these developments. In Batavia Deandels built Societeit de Harmonie building as a mean of socializing for the bourgeoisie. Societeit de Harmonie Building is unique neo-classical building in Batavia. The uniqueness of the building Societeit de Harmonie is interesting to study even though the building had not exist. This article will look for any uniqueness that Societeit de Harmonie Building contained. Descriptive method of analysis used as a method to describe and provide an understanding and explanation in this article. This article obtains neo-classical peculiarities architecture of Soceiteit de Harmonie Building."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Oktaviani
"ABSTRAK
Bangunan kolonial Belanda di Hindia-Belanda memiliki ciri gaya bangunan berbeda. British American Tobaccos adalah salah satu bangunan bersejarah yang terletak di kota Cirebon. Bangunan ini dirancang oleh kantor biro arsitek Ed Cuypers Hulswit. Bangunan British American Tobaccos dibangun sebagai pabrik sebuah perusahaan rokok. British American Tobaccos memiliki perbedaan dengan bangunan bergaya art deco kota lain di Indonesia. Bangunan ini memiliki gaya art deco yang lebih sederhana dibandingkan bangunan bergaya art deco di tahun 1930. Tulisan ini akan meneliti penerapan gaya art deco terhadap bangunan lokal di Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan gaya art deco pada bangunan BAT serta ciri lokal bangunan tersebut. Tulisan ini juga memaparkan keunikan yang ada pada bangunan British American Tobaccos.

ABSTRACT
Dutch colonial architectures in Dutch East Indies have different characteristic of building style. British American Tobaccos is one of historical building located in Cirebon. This architecture was designed by Ed Cuypers Hulswit architectural agency. British American Tobaccos was built as a factory of cigarette company. British American Tobaccos has difference with other cities art deco styled architecture in Indonesia. This architecture has the style of art deco that is simpler than others in 1930. This term paper will look into the application of art deco style towards the local buildings in Cirebon. The method used is descriptive method. This term paper aims to describe art deco style on the architectures of British American Tobaccos, and also the local characteristic of its architectures. This term paper will also describe the uniqueness of British American Tobaccos architectures."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewan Twi Kusumaningtyas
"Penelitian ini mengkaji mengenai unsur-unsur kolonialisme yang terdapat dalam novel De Ogen van Solo karya Reggie Baay. Analisis didasarkan pada unsur-unsur pembangun dalam sebuah cerita, selanjutnya unsur tersebut dikaji melalui wacana kolonial untuk menemukan unsur kolonial apa saja yang terdapat didalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua unsur kolonialisme yang diperlihatkan dalam novel yaitu adanya pendudukan dan penguasaan terhadap suatu wilayah (termasuk semua sumber daya yang ada di dalamnya) dan adanya upaya pengekalan hirarki rasial dari pihak penguasa.

The research discusses the elements of colonialism in the novel De Ogen van Solo by Reggie Baay. The analysis is based on the developing elements inside a story, further the developing elements are being reviewed by the colonial discourse to discover the elements of colonialism inside the novel. The result of the research shown inside the novel; the occupation and domination toward one territory (including all resources within) and retention racial hierarchy from the possessor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S57708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Amien Madani
"Agresi Militer Belanda II (1948-1949) di Indonesia merupakan aksi militer yang mengundang banyak kecaman dari berbagai pihak. Penelitian ini membahas tentang pandangan dan pemberitaan Agresi Militer Belanda II (1948-1949) dari surat kabar Belanda, De Waarheid. Data yang digunakan adalah terbitan De Waarheid edisi Mei 1949-Desember 1949. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari menentukan topik, pengumpulan data (heuristik), verifikasi data, interpretasi, dan historiografi. Pada tahap interpretasi digunakan model framing Robert Entman (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat kabar De Waarheid memiliki corak pemberitaan yang cenderung menentang Agresi Militer II yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia. Selain itu, De Waarheid yang sekaligus surat kabar partai CPN (Communistische Partij van Nederland) menggunakan isu Agresi Militer Belanda II sebagai bahan kampanye partai CPN dalam pemilu. Simpulan dari penelitian ini adalah tidak semua pihak di Belanda setuju dengan aksi militer di Indonesia. Ada pihak yang menentang aksi militer Belanda di Indonesia. Salah satunya adalah partai komunis yang memanfaatkan isu tersebut untuk kepentingan partainya.

The Dutch Military Aggression II (1948-1949) in Indonesia was a military action that drew criticism from various parties. This study discusses the point of view and reports of Dutch Military Aggression II (1948-1949) from the Dutch newspaper, De Waarheid. The data in this study used De Waarheid’s issue of May 1949-December 1949 edition. This study used the historical method consisting of topic selection, source collection (heuristics), source verification, interpretation, and then historiography. At the interpretation stage, used the framing model Robert Entman (1993). The results of this study shows that De Waarheid newspaper has a reporting style that tends to against Military Aggression II by the Dutch to Indonesia. In addition, De Waarheid all at once the newspaper of the CPN party (Communistische Partij van Nederland) uses the issue of Dutch Military Aggression II as campaign material for the CPN party in the election. The conclusion of this research is that not all parties in the Netherlands agree with the military action in Indonesia. There are those who oppose the Dutch military action in Indonesia. One of them is the communist party who uses the issue for the benefit of his party."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Ismail
"Filsafat dan sastra mempunyai dasar pijak yang sama, yaitu realitas. Bila filsafat bertolak dari kenyataan lalu hendak diabstraksikan, dicari jati dirinya, hakikatnya, maka sastra mulai dari apa yang ada dalam kenyataan lalu diolah lewat proses kreatif hingga menjadi kebenaran dan kenyataan baru. (fiktif). Eksistensialisme yang berpandangan bahwa manusia dan hanya manusialah yang bereksistensi, pada awalnya muncul sebagai suatu aliran filsafat yang kemudian pada perjaianannya melalui proses kreatif, berkembang menjadi suatu aliran baru dalam dunia sastra. Pada umumnya, karya sastra eksistensialis mencoba menggambarkan manusia-manusia yang sadar dan berjuang menggapai eksistensinya. Dalam perjalanannya saat bereksistensi, ia pasti akan mengalami berbagai benturan seperti rasa cemas, gelisah, kecewa, sia-sia, putus asa dan lain sebagainya. Roman Op Leven en Dood karya Anna Blaman adalah sebuah roman eksistensial yang mengisahkan keadaan tokoh utama sebagai manusia yang kemudian sadar akan keberadaannya, setelah sekian lama tenggelam dalam lingkaran kekecewaan dan putus asa. Tokoh dalam roman ini dikisahkan sebagai tokoh yang pada akhirnya sadar dan berjuang melawan `ketakpahaman akan hidupnya'. Dalam skripsi ini saya mengkaji roman Op Leven en Dood dari sudut eksistensial yang didasarkan pada pandangan eksistensialisme dari beberapa eksistensialis, sehingga dapat dilihat kemudian seberapa eksistensial roman tersebut."
2000
S15768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Sari Pertiwi
"Seri Madelief adalah karya Guus Kuijer yang telah mendapatkan banyak penghargaan, telah difilmkan dan telah diterjemahkan ke dalam 8 bahasa asing. Seri ini terdiri dari 5 buku, yaitu: Me! de popper gooier, Grote rrrensen, daar- kart je beter soep van koken, Op je kop in de pr ullenbak, Krassen in het tafelblad, dart Een hoofd vol macaroni.
Analisis terhadap struktur dan isi sari Madelief bertujuan untuk melihat keistimewaan yang terdapat di dalam kelima buku tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui internet dan studi pustaka. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa keistimewaan seri Madelief terdapat di dalam penokohannya yang manusiawi, teknik penceritaannya yang dapat membuat pembacanya merasa ikut berpetualang dan isi ceritanya yang menegangkan dan penuh humor."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S15786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dwi Lestari
"ABSTRAK
Resep masakan yang ditujukan untuk anak-anak dan orang dewasa memiliki perbedaan
ragam bahasa yang digunakan karena faktor usia yang berbeda. Penelitian ini akan
membandingkan jenis kalimat dan tampilan resep bekal makan siang anak yang ditujukan
untuk anak www.ah.nl/allerhandekids/ dan dewasa www.leukerecepten.nl/ . Penelitian
ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori jenis kalimat
menurut Geerts, dkk. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
jenis kalimat yang dipergunakan serta bagaimanakah tampilan resep bekal makan siang
anak yang ditujukan untuk anak-anak dan orang dewasa di dalam kedua situs web.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis kalimat dan struktur kalimat yang
terdapat dalam langkah-langkah memasak, serta memaparkan ciri-ciri tampilan resep
masakan di dalam resep digital. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa resep bekal
makan siang untuk anak menggunakan tiga jenis kalimat yaitu kalimat pernyataan,
pertanyaan dan imperatif, sedangkan untuk dewasa dipergunakan kalimat pernyataan dan
imperatif. Kalimat majemuk pada resep anak jarang ditemukan dibandingkan pada resep
bekal makan siang orang dewasa. Pada resep anak ditemukan adanya diminutif.
Perbedaan dan persamaan pada tampilan resep masakan dalam situs web, terlihat pada
bentuk laman; tema latar laman; warna tulisan dan animasi.

ABSTRACT
Food recipes for children and adults have several differences in the use of language
variety because of the age factor. This study compares the types of sentences and the
visualization of the digital children lunchs recipes, written for children
www.ah.nl/allerhandekids/ and adults www.leukerecepten.nl/. This research uses the
qualitative-descriptive method and Geerts, et.al theory of sentence types. The research
questions focus on how the childrens lunch box recipes are being presented in types of
sentences and visualized in the two websites. This study aims to describe the types and
structure of sentences, written in the cooking steps, and also the characteristics of the
visualization of the digital recipes. The results show that digital lunch box recipes for
children are using three types of sentences: statements, questions, and imperative
sentences, and for adults, the statements and imperative sentences. Compound sentences
are rarely found in the digital childrens lunch box recipes, compared to adults lunch box
recipes. In the digital recipes for children, diminutives are also to be found. The differences and similarities visualization of the digital recipes, are based on the web."
2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Uma Zahra
"Cornelis Chastelein membeli tanah di daerah Depok dan mempekerjakan budak yang ia merdekakan untuk membentuk kehidupan komunitas sosial yang berpemerintahan mandiri. Sepeninggal Cornelis Chastelein, harta kekayaannya diwarisi sepenuhnya oleh para pengikutnya. Melalui pewarisan ini kemudian budaya Depok mulai berkembang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap proses terbentuknya Kaum Depok, budaya yang mereka anut, serta identitas yang melekat pada mereka dalam periode 1913-1945. Metodologi yang dipakai pada studi berikut ialah metodologi historis, terbagi dalam empat tahap, ialah Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, serta Historiografi. Data yang dipakai pada studi berikut ialah sumber primer, seperti arsip, dokumen foto, dan surat-surat pribadi Cornelis Chastelein, serta sumber sekunder, seperti buku-buku sejarah, artikel jurnal, dan penelitian sebelumnya. Penelitian isi menunjukkan bahwa pembentukan kota Depok tidak terlepas dari peran Cornelis Chastelein yang tidak hanya memperkenalkan agama Kristen Protestan tetapi juga mewariskan kekayaannya, gaya hidup Belanda, dan tradisi khas yang hingga sekarang ini masihlah kerap dilaksanakan oleh pengikutnya. Kelompok ini terus berkembang, mempertahankan gaya hidup ala Cornelis Chastelein, sehingga dikenal dengan julukan Belanda Depok.

Cornelis Chastelein bought land in the Depok area and employed slaves whom he emancipated to form a self-governing social community. After Cornelis Chastelein's passing, his wealth was fully inherited by his followers. Through this inheritance, Depok culture began to develop. This research aims to uncover the process of the formation of the Depok community, the culture they adhere to, and the identity inherent in them during the period 1913-1945. The method used in this research is the historical method, divided into four steps: Heuristics, Source Criticism, Interpretation, and Historiography. A literature review approach is used to gather data. The data used in this research includes primary sources, such as archives, photographic documents, and personal letters of Cornelis Chastelein, as well as secondary sources, such as history books, journal articles, and previous research. The research findings show that the formation of the city of Depok was significantly influenced by Cornelis Chastelein, who not only introduced the Protestant Christian religion but also bequeathed his wealth, Dutch lifestyle, and distinctive traditions that are still often practiced by his followers today. This group continues to evolve, maintaining the lifestyle of Cornelis Chastelein, and has become known as the Belanda Depok."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Okto David
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana tokoh utama Rachel Stein dikonstruksi sebagai femme fatale dalam film Zwartboek 2006 . Penelusuran konstruksi femme fatale dilakukan melalui pembahasan struktur naratif yaitu tokoh, latar, dan alur. Dengan pembahasan ketiga unsur naratif tersebut, diharapkan akan terungkap konstruksi femme fatale pada Rachel Stein. Dengan naratologi film, bukan saja perspektif penceritaan dan apa yang menjadi fokus utama dalam film dapat diungkap, tetapi juga dapat diperlihatkan bagaimana strategi sinematografis dapat memperlihatkan hal itu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kaitan antara ketiga unsur naratif di atas sangat berperan dalam menjadikan Rachel Stein sebagai femme fatale. Dengan hadirnya tokoh bawahan, peran Rachel Stein lebih menonjol. Pengambilan latar perang dan masa sesudah perang di Israel memperlihatkan kekontrasan pribadi Rachel Stein. Pemakaian sorot balik sebagai alur utama menonjolkan peran Rachel Stein sebagai tokoh yang mempengaruhi jalan cerita. Pemanfaatan strategi sinematografi juga mempunyai peran yang besar dalam menjadikan tokoh Rachel Stein sebagai femme fatale, terutama keberpihakan kamera dalam mengangkat tokoh utama.

This thesis discusses how the main character Rachel Stein was constructed as a femme fatale in the film Zwartboek 2006. The search for femme fatale construction is done through the discussion of narrative structure of characters, setting, and plot. With the discussion of the three elements of the narrative, it is expected to reveal femme fatale construction on Rachel Stein. With film naratology, not only the storytelling perspective and what the main focus in the film can be revealed, but it can also be shown through cinematographic strategy.
The results of the analysis show that the relationship between the three elements of the above narrative is instrumental in making Rachel Stein as a femme fatale. With the presence of subordinate characters, Rachel Stein 39 s role is more prominent. War and postwar warfare in Israel demonstrates Rachel Stein 39 s personal contrast. The use of flashback as the main plot accentuates the role of Rachel Stein as a character that influences the storyline. Utilization of cinematographic strategy also has a big role in making Rachel Stein figures as femme fatale, especially partial cameras in lifting the main character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67233
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alitalia Jeanny
"Pada 1 Desember 1957, Menteri Penerangan Indonesia Soedibjo mengeluarkan pengumuman yang melarang penerbitan dan distribusi majalah, surat kabar, iklan, film dan publikasi lainnya yang berbahasa Belanda. Langkah ini diambil karena publikasi berbahasa Belanda dianggap dapat merusak lsquo;perjuangan Indonesia untuk Irian Barat. Sementara itu, bahasa Belanda masih diperlukan dalam berbagai bidang di Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan.
Penelitian ini membahas dinamika bahasa Belanda sebelum dan sesudah terjadinya sentimen anti-Belanda di Indonesia tahun 1957 yang mengakibatkan kampanye nasionalisasi besar-besaran dalam rangka pembebasan Irian Barat beserta dampaknya bagi hubungan bilateral Indonesia dan Belanda. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari pemilihan masalah penelitian dan penentuan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelarangan dan sentimen terhadap bahasa Belanda di Indonesia pada akhir tahun 1957 lsquo;bagaikan buah simalakama. Dorongan politis membuat pemerintah Indonesia mencoba menghilangkan bahasa Belanda di Indonesia dengan mengeluarkan larangan tersebut. Di lain sisi, bahasa Belanda tidak dapat hilang begitu saja dari nusantara.

On the 1st of December 1957 Soedibjo, the Indonesian Minister of Information, gave an announcement to forbid any kind of publication and distribution such as magazines, newspapers, advertisements and films that used Dutch. This action was taken because any form of publication that used Dutch could be considered harmful towards the liberation of New Guinea. Meanwhile, Dutch were still essential in most fields in Indonesia especially in the field of education.
This research discusses the dynamics of Dutch in Indonesia before and after the Anti Dutch Sentiment in 1957 that caused a massive nationalization campaign in order to liberate New Guinea and its impact towards Indonesia the Netherlands bilateral relations. The method used in this research is the Kuntowijoyos historical method, which consists of problem of analysis and topic selection, heuristics, source criticism, interpretation, and historiography.
The results of this research show that the act of prohibition and the sentimentality towards Dutch in Indonesia at the later period of 1957 are between the devil and the deep sea. The political pressure forced the Indonesian government to eradicate the usage of Dutch in Indonesia but at the same time Dutch could not just disappear in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>