Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia
"Tujuan dari studi potong lintang ini adalah untuk membandingkan konsumsi pangan wanita usia reproduktif (19-49 tahun) yang gemuk dan normal di daerah Kebon Melati, Mangga Dua Selatan dan Pegangsaan yang termasuk daerah kumuh di Jakarta Pusat. Asupan energi total, karbohidrat dan protein jumlahnya lebih tinggi secara signifikan pada wanita yang gemuk sedangkan pada asupan protein dan densitas energi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Selain itu ditemukan juga dua pola pangan yang secara subyektif diberi nama: pola "lebih sehat" dan pola "kurang sehat". Namun demikian tidak dapat disimpulkan mana di antara kedua pola tersebut yang menjadi pola konsumsi pada wanita yang gemuk dan normal karena tidak ditemukan hubungan antara antara pola konsumsi pangan dengan status kegemukan. Dalam studi ini juga ditemukan bahwa hubungan antara asupan energi dan status kegemukan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu lainnya.

The objective of this cross sectional study was to compare food consumption among obese and normal women of reproductive age (19-49 years) in Kebon Melati, Mangga Dua Selatan and Pegangsaan as representative of urban slum areas in Central Jakarta. Energy, carbohydrate and fat intakes in obese women were significantly higher, while protein intake and energy density were not statistically significant. Two dietary patterns were also found, subjectively named: the "more healthy" pattern and the "less healthy" pattern, but it cannot be concluded which of the dietary patterns characterized the diets of obese and normal women since there was no significant association between the dietary patterns and obesity status. This study also found that association of energy intake and obesity was not influenced by other factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai validitas dari FPA1 sebagai alat ukur
estimasi porsi di antara wanita usia subur (WUS)2 dan bayi usia 6-11 bulan.
Asupan makanan dari WUS dan bayi usia 6-11 bulan ditimbang menggunakan
metode WFR3, dan 24 hour food recall dengan bantuan FPA1 dan food model 3-
dimensi pada responden yang sama pada hari berikutnya. FPA1 mencakup 86.24%
dari semua makanan yang ditimbang. uji statistik Wilcoxon’s signed-rank
menunjukkan bahwa estimasi ukuran porsi menggunakan FPA1 pada sebagian
besar jenis makanan tidak berbeda secara statistik dengan berat porsi yang
sebenarnya metode WFR3 dibandingkan dengan estimasi porsi dengan bantuan
food model 3-dimensi.

ABSTRACT
This study aimed to assess the validity of FPA1 as tools of portion size estimation
among WRA2 and infants aged 6-11 months. Food intake of WRA2 and infants
age 6 – 11 months were weighed using WFR3, and then 24 hour food recall using
FPA1 and three dimension food models conducted in the same respondents on the
day after. FPA1 covered 86.24% of all weighed food items. Wilcoxon’s signedrank
test on the most of food items showed that estimated portion size using FPA1
were statistically similar with the actual portion size using WFR3 compared to
estimated using food model."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sreymom Oy
"ABSTRAK
Ketidakcukupan asupan pada remaja putri meningkatkan reiko anemia yang berkontribusi pada siklus kekurangan gizi antar generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Pedoman Gizi seimbang (FBR ? Food-Based Recommendation) dengan menggunakan pendekatan linier ( Linear Programming) untuk mengoptimalkan diet remaja putri. Responden dari studi ini adalah remaja putri usia 15-18 tahun. Pola makan diperoleh dari 69 remaja anemia dan 78 remaja non-anemia; dengan metode penimbangan makanan, Recall 24 jam dan Food Record. Kalsium dan zat besi merupakan zat gizi bermasalah pada kelompok non-anemia; sedangkan kalsium, besi, folat, dan vitamin A pada kelompok anemia. Tujuh rekomendasi makanan (FBRs) yang disusun dapat memenuhi kecukupan 8 dari 11 nutrisi. Perlu dilakukan studi intervensi untuk menilai efektivitas FBRs ini sebelum dianjurkan untuk implementasi secara luas.

ABSTRACT
Inadequate intake during adolescence leads to high risk of anemia contributing to intergenerational cycle of malnutrition. This study aimed to develop Food-based Recommendation (FBR) using Linear Programming approach to optimize girls? diet. Food patterns were assessed from 69-anemic and 78-non-anemic girls aged 15-18y using weighed record, 24-h recall and food record. Calcium and iron; and calcium, folate, vitamin A and iron were problem nutrients among non-anemic and anemic groups respectively. The seven FBRs ensure the dietary adequacy for nine of twelve nutrients. Intervention study is needed to assess the effectiveness of these FBRs before they are recommended for public dissemination.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Remaja sekolah membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi makanan berdasarkan kesenjangan gizi yang diidentifikasi menggunakan pemrograman linier (LP) dengan software Optifood. Sebuah studi potong lintang dilakukan dengan metode acak purposif sekolah yang berasal dari program "Gizi untuk Prestasi" by SEAMEO RECFON. Pengulangan diet 24 jam, pengukuran antropometrik, dan kuesioner terstruktur dilakukan di antara 186 siswa (laki-laki = 68, perempuan = 118, berusia 15-18 tahun), serta survei pasar. Remaja sekolah laki-laki memiliki dua masalah gizi absolut, yaitu kalsium dan folat. Sementara itu, remaja perempuan memiliki tiga masalah gizi absolut, kalsium, folat, dan zat besi. Makanan padat nutrisi yang dipilih untuk mengisi kesenjangan adalah susu fortifikasi, nasi putih, telur ayam, hati sapi, dan roti. Kombinasi akhir rekomendasi makanan mingguan untuk remaja sekolah laki-laki adalah 7 porsi telur, termasuk 5 porsi telur ayam, 7 porsi sumber protein nabati, 10 porsi sayuran berdaun hijau tua, 14 porsi nasi, dan 3 porsi susu fortifikasi. Sedangkan untuk remaja sekolah putri adalah 5 porsi buah, 14 porsi sumber protein hewani, termasuk 1 porsi hati sapi, 7 porsi produk sumber protein nabati, termasuk 5 porsi kedelai dan produknya, 7 porsi sayuran berdaun hijau tua, 3 porsi susu fortifikasi, dan 3 porsi roti.

School adolescents need an adequate nutrition to support their growth and cognitive development. This study aimed to develop food based recommendation based on nutrient-gap identified using linear programming (LP) with Optifood software. A cross-sectional study was done with purposive sampling of school obtained from “Gizi untuk Prestasi” program by SEAMEO RECFON. A repeated-24 hour dietary recall, anthropometric measurement, and structured questionnaire were conducted among 186 school adolescents (male= 68, female= 118, aged 15-18 years old), also market survey. Male adolescents had two absolute problem nutrients, namely calcium and folate. Whilst, adolescent females had three absolute problem nutrients, calcium, folate, and iron. The final combination of weekly FBR for male school adolescents were 7 serves of any eggs, included 5 serves of chicken egg, 7 serves of any plant protein sources, 10 serves of dark green leafy vegetables, 14 serves of cooked rice, and 3 serves of fortified milk. While for female school adolescents were 5 serves of fruits, 14 serves of animal protein sources, included 1 serves of beef liver, 7 serves of plant protein sources products, included 5 serves of soybean and products, 7 serves of dark green leafy vegetables), 3 serves of fortified milk,  3 serves of bread."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library