Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Nisa Chaira
"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong pertumbuhan penyediaan pelayanan publik secara elektronik melalui aplikasi, salah satunya aplikasi Jakarta Kini (JAKI) yang dikembangkan oleh Jakarta Smart City sebagai super app yang mengintegrasikan berbagai informasi dan pelayanan di Jakarta. Namun, rating aplikasi ini pada tahun 2023 masih tergolong rendah dan ditemukan sejumlah permasalahan, seperti akun keluar otomatis, tanggapan lambat terhadap laporan, aplikasi yang lemot, dugaan peretasan, serta keterbatasan layanan bantuan pengguna di dalam aplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan e-government pada aplikasi JAKI dari perspektif masyarakat DKI Jakarta. Teori utama yang digunakan adalah teori e-GovQual cetusan Papadomichelaki & Mentzas (2012) yang terdiri atas empat dimensi, yaitu efisiensi (efficiency), kepercayaan (trust), keandalan (reliability), dan dukungan bagi masyarakat (citizen support). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data mixed method melalui penyebaran kuesioner dengan Google Form di sejumlah media sosial kepada 117 responden, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan e-government pada aplikasi JAKI dari perspektif masyarakat DKI Jakarta sudah tergolong baik dengan skor 97,4%. Dimensi efisiensi memperoleh skor tertinggi dan secara berturut-turut diikuti oleh dimensi keandalan, kepercayaan, dan dukungan bagi masyarakat. Hal ini didukung oleh pembaruan JAKI 3.0 yang meliputi redesain tampilan dan penambahan personalisasi dan kategorisasi pelayanan. Di sisi lain, pengguna masih sulit mendapatkan layanan bantuan di aplikasi dan khawatir dengan keamanan data akibat kasus peretasan yang sempat terjadi. Oleh karena itu, masih terdapat catatan yang harus diperbaiki guna dapat meningkatkan kualitas pelayanan e-government pada aplikasi JAKI.

The development of information and communication technology has driven the growth of electronic public service provision through applications, including Jakarta Kini (JAKI) developed by Jakarta Smart City as a super app integrating various information and services in Jakarta. However, in 2023, the app's rating is still relatively low with issues such as automatic logout, slow response to reports, sluggish performance, suspected hacking, and limited user support services. This study aims to analyze the quality of e-government services on the JAKI app from the perspective of DKI Jakarta citizens. The main theory used is the e-GovQual theory by Papadomichelaki & Mentzas (2012), which includes four dimensions: efficiency, trust, reliability, and citizen support. The study employs a quantitative approach with mixed data collection methods, including a questionnaire distributed via Google Form on social media to 117 respondents, in-depth interviews, and literature review. The results show that the quality of e-government services on JAKI is considered good, with a score of 97.4%. The efficiency dimension scored the highest, followed by reliability, trust, and citizen support. This is supported by the JAKI 3.0 update, which includes redesign of the interface and the addition of personalization and service categorization. However, users still face challenges in getting support within the app and are concerned about data security due to past hacking incidents. Therefore, improvements are needed to enhance the quality of e-government services on the JAKI app."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairullah Fajar Kamil
"Latar belakang penelitian dilandasi oleh capaian Banyuwangi sebagai peringkat pertama Indeks SPBE nasional tahun 2023 dengan skor 4,50, yang menunjukkan keberhasilan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) pada masa kepemimpinan Ipuk Fiestiandani. Dalam menganalisis dinamika kepemimpinan digital, penelitian ini menggunakan kerangka teori yang merujuk pada model strategic triangle yang dikembangkan oleh Moore (1995), serta pengembangannya oleh Branderhorst (2024) yang memformulasikan sembilan dimensi kepemimpinan digital. Pendekatan penelitian bersifat post-positivist dengan metode kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan sembilan narasumber kunci, termasuk pejabat Diskominfo, DPMDes, DPRD, camat, tokoh LSM, hingga masyarakat setempat. Penelitian ini memanfaatkan wawancara mendalam sebagai sumber data primer dan kajian pustaka sebagai sumber data sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode ilustratif diakhiri dengan komparasi best practice. Secara keseluruhan, kepemimpinan digital Ipuk Fiestiandani dapat dikatakan efektif karena berhasil menyelaraskan strategi berbasis nilai publik, memperoleh legitimasi yang luas, dan membangun kapasitas organisasi memadai. Namun, tetap diperlukan pendekatan inklusif, kolaboratif, dan adaptif yang diterapkan untuk membawa perubahan signifikan pada kualitas pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat melalui teknologi digital. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan terpadu mencakup visi yang inklusif, partisipasi multi-pemangku kepentingan, serta prioritas pada infrastruktur dan SDM yang mendorong transformasi digital yang berkelanjutan di pemerintahan daerah.

The background of the research is based on Banyuwangi's achievement as the first rank of the national SPBE Index in 2023 with a score of 4.50, which shows the successful implementation of the Electronic-Based Government System (SPBE) during the leadership of Ipuk Fiestiandani. In analyzing the dynamics of digital leadership, this research uses a theoretical framework that refers to the strategic triangle model developed by Moore (1995), as well as its development by Branderhorst (2024) which formulates nine dimensions of digital leadership. The research approach is post-positivist with qualitative methods. Primary data was obtained through in-depth interviews with nine key informants, including officials from Diskominfo, DPMDes, DPRD, sub-district heads, NGO leaders, and local communities. This research utilized in-depth interviews as the primary data source and literature review as the secondary data source. Data analysis was conducted using the illustrative method, ending with best practice comparisons. Overall, Ipuk Fiestiandani's digital leadership can be said to be effective because it has succeeded in aligning public value-based strategies, gaining broad legitimacy, and building adequate organizational capacity. However, an inclusive, collaborative and adaptive approach is still needed to bring significant changes to the quality of public services and community empowerment through digital technology. The findings emphasize the importance of an integrated approach that includes an inclusive vision, multi-stakeholder participation, and prioritization of infrastructure and human capital to drive sustainable digital transformation in local government."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library