Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vandana Budhi Jayaputra
"Limbah plastik multilayer merupakan salah satu limbah plastik yang sering terlepas ke lingkungan. Plastik multilayer adalah material yang terdiri dari beberapa jenis lapisan plastik dengan titik leleh yang berbeda-beda, sehingga plastik ini kurang diminati dalam kegiatan daur ulang. Salah satu cara mengolah limbah plastik ini adalah dengan menggunakannya sebagai filler dalam bitumen untuk membentuk Polymer Modified Bitumen (PMB). Namun, perbedaan polaritas antara bitumen dengan plastik menimbulkan kesulitan interaksi antarmolekulnya. Demi mengatasinya, diperlukan coupling agent untuk meningkatkan kemampuan dispersi dan distribusi plastik dalam bitumen. Pada penelitian ini, coupling agent yang digunakan adalah lignin dari limbah industri pulp dan kertas. Pemanfaatan lignin dirasa penting mengingat pesatnya perkembangan industri pulp dan kertas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan kadar plastik multilayer terhadap sifat kimia dan fisik PMB yang diberikan lignin, beserta temperatur pencampuran perkerasan aspal minimum yang dihasilkan. Pembuatan PMB dilakukan menggunakan metode hot melt mixing selama 30 menit pada temperatur 180°C dengan variasi kadar plastik sebanyak 3, 4, dan 5 wt% dari berat bitumen. Karakterisasi yang dilakukan adalah identifikasi gugus fungsi (FTIR), pengujian kelarutan dengan CCl4, pengujian densitas metode piknometer, dan pengujian viskositas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan kadar plastik multilayer cenderung menimbulkan pemisahan fasa yang mempengaruhi transmitansi spektrum IR, menurunkan densitas dan persentase kelarutan, serta meningkatkan nilai viskositas sekaligus temperatur pencampuran minimal.

Multilayer plastic waste is one of the plastic wastes that is often released into the environment. Multilayer plastic consists of several types of plastic layers with different melting points; therefore, this plastic is less attractive in recycling activities. One way to treat this plastic waste is to use it as a filler in bitumen to form Polymer Modified Bitumen (PMB). However, the difference in polarity between bitumen and plastic makes it difficult for their intermolecular interactions. A coupling agent is needed to improve the dispersion and distribution of plastic in bitumen to overcome this. In this study, the coupling agent used was lignin from pulp and paper industry waste. The use of lignin is considered important given the rapid development of the Indonesian pulp and paper industry. The purpose of this study was to study the effect of adding multilayer plastic content to the chemical and physical properties of PMB given lignin, along with the minimum mixing temperature of the asphalt pavement produced. PMB was made using the hot melt mixing method for 30 minutes at a temperature of 180°C with variations in the plastic content of 3, 4, and 5 wt% of the bitumen weight. The characterizations carried out identified functional groups (FTIR), solubility testing with CCl4, density testing using the pycnometer method, and viscosity testing. The test results show that increasing the multilayer plastic content tends to cause phase separation, which affects the transmittance of the IR spectrum, decreases the density and percentage of solubility, and increases the viscosity value as well as the minimum mixing temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraeni Fahrunisa
"Bacterial cellulose (BC) merupakan kandidat yang menarik untuk aplikasi biomedis karena memiliki sifat biokompatibilitas yang baik dengan struktur dan sifatnya yang unik. Sifat yang dimiliki BC antara lain: high purity, hydrophilic, structure forming potential, higher crystallinity, water absorbtion capacity dan derajat polimerisasi (hingga 8000). Selain sifat tersebut, BC memiliki kemurnian yang tinggi karena tidak mengandung lignin, hemi selulosa, pectin, serta non-degradable molecules yang bersifat toksik pada selulosa. Pada penelitian ini dilakukan proses kulturisasi bakteria selulosa menggunakan metode statik dengan memberikan perlakuan dengan NaOH 0,5M dan 1 M serta proses elektrolisis dengan NaCl 3,5% terhadap bakteria selulosa hasil kulturisasi. Tujuan dari perlakuan ini untuk meningkatkan kristalinitas serta sifat mekanik BC. Karakterisasi dilakukan pada setiap bakteria selulosa yang diberikan perlakuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap tujuan penelitian. Pengujian menggunakan Fourier-Transform Infrared (FTIR) untuk mengkonfirmasi gugus fungsi pada senyawa yang terbentuk, X-Ray Difraction untuk mengetahui kristalinitas Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengkonfirmasi morfologi serta porositas bakteria selulosa efek dari proses pengeringan Hot Press serta pengujian dengan Universal Testing Machine untuk mengetahui sifat mekanik berupa tensile strength dan modulus elastisitas BC. Perlakuan NaOH serta elektrolisis NaCl menunjukkan ada nya pergeseran puncak panjang gelombang yang menunjukkan ikatan hydrogen intra-molekul pada bilangan gelombang 3340 cm-1 dan 3342 cm-1. Peningkatan nilai kristalinitas terjadi dengan nilai optimum 88,9 % pada perlakuan NaOH 0,5M. Nilai kristalinitas NaOH 0,5M NaCl sebesar 77,2% sedangkan kristalinitas NaOH 1M NaCl sebesar 75,03%. Pada hasil uji mekanik menghasilkan tensile strength yang semakin menurun dengan semakin tinggi nya konsentrasi NaOH yaitu kontrol 171,295 MPa, NaOH 0,5M NaCl 131,706 MPa, dan NaOH 1M NaCl 87,118 MPa. Nilai modulus Young yang didapat antara lain: kontrol 3,38 GPa, NaOH 0,5M NaCl 2,89 GPa, dan NaOH 1M NaCl 7,65 GPa. Hasil ini menunjukan hubungan antara kristalinitas dengan sifat mekanik dimana semakin tinggi kristalinitas maka semakin kaku dan menurukan nilai tensile strength terutama pada NaOH 1M NaCl.

Bacterial cellulose (BC) is a good candidate material for a biomedical application that biocompatible with unique structure and properties. BC also has good properties such as hydrophilic, high crystallinity, high water absorption capacity, and long degree of polymerization (up to 8000). BC has high cellulose purity also an interesting property, because it does not contain lignin, hemicellulose, and pectin also others non-degradable molecules. This research BC culture using static method to produce our BC with pretreatment using NaOH 0,5M and 1 M also electrolysis process with NaCl 3,5%. The aim for this research is to improve crystalinity and mechanical properties on bacterial cellulose. Bacteria cellulose untreat and treated were characterized using Fourier-Transform Infrared (FTIR) to confirm the influence of pretreatment toward BC functional groups X-Ray Difraction to confirm the crystallinity Scanning Electron Microscope to confirm the morphology and porosity BC effect from hot press drying also used Universal Testing Machine for knowing the mechanical properties such tensile strength and Young’s modulus. Pretreatment NaOH and electrolysis NaCl showing peak shifted at 3340 cm-1 and 3342 cm-1 assigned to the intra-molecular hydrogen bond. The optimum crystalinity has reached at 88,9% for NaOH 0,5M. NaOH 0,5M NaCl and NaOH 1M NaCl has crystallinity 77,2% and 75,03% respectively. The result from UTM testing exibit degradation at tensile strength with high concentration of NaOH, control 171,295 MPa, NaOH 0,5M NaCl 131,706 MPa, and NaOH 1M NaCl 87,118 MPa respectively. The modulus young have 3,38 GPa, 2,89 GPa, and 7,65 GPa, for control, NaOH 0,5M NaCl and NaOH 1M NaCl respectively. This result indicate the relevancy between crystallinity and mechanical properties that with high crystallinity BC film more rigid and lowering tensile strength notably pretreatment using NaOH 1M NaCl."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library