Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Winarni
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Dartono
Abstrak :
Penugasan di daerah konflik mempunyai banyak konsekuensi yang harus dihadapi oleh anggota Brimob yang sedang mendapat tugas. Konsekuensi negatif yang dihadapi berpotensi menimbulkan stres pada anggota Brimob tersebut. Agar mereka bisa tetap survive selama bertugas maka mereka harus mengembangkan strategi coping untuk mengatasi stres yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres anggota Brimob selama bertugas di konflik Aceh dan strategi coping apa yang paling banyak digunakan. Penelitian ini dilakukan di Mako Korps Brimob Kelapa Dua dengan sampel anggota Brimob yang baru pulang dari penugasan di Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber stres anggota Brimob selama bertugas di Aceh terdiri dari sumber stres fisiologis, psikologis, dari dalam diri, dari keluarga dan dari lingkungan. Keluarga dan lingkungan ternyata lebih potensial menjadi sumber stres. Diikuti kemudian sumber stres fisiologis, psikologis, dan dari dalam diri. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa sumber stres dari keluarga pada anggota Brimob yang sudah menikah lebih besar dibandingkan yang belum menikah. Hal ini disebabkan beban keluarga yang ditanggung oleh mereka yang sudah menikah lebih besar. Mengenai strategi coping, ternyata anggota Brimob menggunakan ketiga strategi coping yang ada yaitu Problem-Focnsed Coping, Emotion- Focused Coping, dan Maladaptive Coping. Namun demikian Problem- Focnsed Coping lebih banyak digunakan oleh anggota Brimob selama bertugas di Aceh, kemudian diikuti Emotion-Focused Coping dan Maladaptive Coping. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anggota Brimob yang berpangkat Perwira lebih banyak menggunakan Problem-Focnsed Coping dibandingkan yang berpangkat Bintara maupun Tamtama. Fenomena ini disebabkan karena fungsi, peran, dan tanggung jawab seorang Perwira yang dituntut untuk menyelesaikan setiap masalah secara efektif. Anggota Brimob yang pernah bertugas di daerah konflik juga lebih banyak menggunakan Problem-Focnsed Coping karena mereka sudah terbiasa dengan lingkungan penugasan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ince Siti Nurmala
Abstrak :
Ketika berbagai krisis dan bencana alam melanda negeri, masyarakat saling bahu-membahu mencoba meringankan beban secara bersama-sama. Sosok dokter yang tampil di tengah-tengah krisis, memberikan bantuan melalui keahlian yang dimiliki secara cuma-cuma, merupakan suatu fenomena tingkah laku prososial yang terjadi di masyarakat kita. Hal ini menjadi menarik, manakala seorang dokter dapat memperoleh keuntungan yang cukup lumayan dari pelayanan yang diberikannya, dengan menjadi relawan ia justru tidak hanya tidak mendapatkan bayaran, tetapi juga mengorbankan waktu dan tenaga. Bahkan tidak jarang, resiko keselamatan pun menjadi taruhan ketika ia harus memberikan bantuannya di tengahtengah kondisi perang maupun bencana alam di berbagai wilayah. Berkaitan dengan fenomena tersebut, penelitian berikut berusaha memperoleh gambaran mengenai orientasi nilai sosial-suatu cara untuk menjelaskan kecenderungan individu terhadap pendistribusian hasil dalam suatu situasi yang secara sosial saling tergantung- dan orientasi religiussuatu arah atau cara mengenai bagaimana individu menjalani keyakinan dan nilai-nilai religius yang dianut-dari para relawan dokter. Dengan pendekatan kuantitatif, peneliti menggunakan kuesioner orientasi nilai sosial dan skala orientasi religius Allport-Ross sebagai alat ukur untuk subyek relawan dokter. Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar subyek memiliki orientasi nilai sosial yang proself (kategori individualistik dan kompetitif) dan termasuk ke dalam tipe indiscrimimtely proreligious. Adapun dimensi orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik pada subyek yang prososial maupun proself berada pada rentang yang tidak berbeda jauh, dimana orientasi religius intrinsiknya termasuk sangat tinggi dan orientasi religius ekstrinsiknya termasuk tinggi.
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2003
S3233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada pengalaman pribadi bahwa kondektur bis antar kota Jakarta Bandung kurang perilaku menolongnya. Pengaruh kehidupan di kota besar yang padat dapat menyebabkan timbulnya sikap acuh sehingga perilaku menolong akan berkurang. Kondektur bus yang singgah di kota besar tentu juga akan terpengaruh gejala tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kecenderungan tentang perilaku menolong kondektur bus antar kota yang melayani angkutan trayek Jakarta Bandung. Masalah penelitian ini adalah seberapa besar perilaku menolong kondektur bus antar kota jakarta Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif non eksperimental. Pengukuan perilaku menolong dilakukan dengan kuesioner perilaku menolong yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Decision model of helping dari Latane & Darley (1970). Subyek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 68 orang kondektur bus antar kota Jakarta Bandung.

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa rata-rata kecenderungan perilaku menolong tergolong tinggi. Sehingga secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kecenderungan perilaku menolong kondektur bus antar kota yang melayani angkutan trayek Jakarta Bandung berada pada tingkat yang tinggi. Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah dilakukannya studi kualitatif pada subyeksubyek yang mempunyai karakteristik khusus seperti tipe kepribadian sehingga dapat diperoleh gambaran lebih mendalam mengenai kecenderungan periiaku menolong pada subyek-subyek tersebut.
2004
S3431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannibal
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk terciptanya pembinaan di Lapas khususnya pembinaan kepribadian sebagai pembinaan tahap awal, diperlukan sikap penerimaan diri narapidana dalam menerima kenyataan peristiwa hukum yang dialaminya.

Dengan penerimaan diri tersebut diharapkan sikap mereka menjadi ikhlas dan mau berperan aktif dalam pembinaan di Lapas. Program dzikir yang ditawarkan adalah dzikir dengan metode Tareqat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN).

Kegiatan dzikir ini menjadi stimulus berupa informasi baru dalam bentuk keyakinan atas nilai-nilai kebesaran Allah SWT yang harus ditaati dan dipatuhi sebagai penentu atas segala masalah yang terjadi agar tercipta keseimbangan pada elemen kognisi narapidana sehingga merubah sikap menarik diri menjadi menerima masalahnya dengan ikhlas dan mau mentaati dan mematuhi segala apa yang menjadi kewajibannya, termasuk berperan aktif dalam pembinaan di Lapas.
2007
T17794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikri Neni Iska
Abstrak :
Kemajuan teknologi komunikasi dengan beredarnya CD porno, tayangan pornogratis di media elektronika dan media cetak dan pergaulan bebas dengan perilaku seksual yang transparan Serta perubahan nilai-nilai tradisional yang dianut kepada nilai-nilai moderat (nilai-nilai permissiveness) terlihat pada perilaku remaja dengan perilaku seksual dalam bentuk premariral .sex (hubungan seksual sebelum nikah). Perilaku seksual sebelum nikah yang dilakukan remaja didasarkan pada anggapan bahwa jika menolak hubungan seks akan ditinggal pacar, merasa ditertawakan jika menolak seks intim dan anggapan bahwa tidak ada yang mau berpacaran dengan orang yang menolak hubungan intim Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sarlito Wirawan Sarwono pada tahun 1980 telah menunjukkan sebanyak 387 orang remaja telah melakukan hubungan seksual sebelum nikah (dari berciuman sampai dengan berhubungan kelamin). Hubungan seksual sebelum nikah yang dilakukan remaja bersumber pada infonnasi tentang seks dari teman Dan adapun sumber infomiasi tentang seks dari orang tua berada pada urutan ketiga Artinya bahwa orang tua yang diharapkan menjadi sumber utama bagi remaja dalam kaitannya dengan premadtal sex ini karena remaja merupakan bagian anggota keluarga yang berinteraksi secara intens dengan orang tuanya. Seks bebas yang terjadi di kalangan remaja, kecenderungan terjadinya kehamilan dengan tindakan aborsi akan bemkibat terhadap resiko infeksi alat reproduksi, kemandulan, pendarahan menuntut peranserta orang tua dengan pola asuhnya. Dengan dasar ini peneliti ingin mengelahui hubungan antara pola asuh orang tua dan sikap remaja terhadap hubungan seksual sebelum nikah dan ingin mengetahui seberapa besar hubumgan tersebut Sampel dalam penelitian ini adalah remaja berpendidikan SLTA baik negeri maupnm swasta yang beljumlah 156 orang. Tehnik pengambilan sampel ini adalah dengan stratified random samp!ing,yaitu proses pemilihan sampel dengan cara mengidentifikasi subkelompok-subkelompok dalam populasi, dan mengusahakan agar setiap subkelompok terwakili dalam sampel sesuai dengan proporsi yang ada dalam populasi Alat ukurnya menggunakan skala pola asuh yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan dari karakteristik macam-macam pola asuh menurut Baumrind (1968) dan skala Reiss tentang premariral sexdengan analisis korelasi Pearson (Product moment correlation). Hasil dari penelitian yang dilakukan ini, menunjukkan kecenderungan pola asuh permisif yang berhubungan secara signifikan. Besaran hubungannya adalah 0.355 pada pola asuh pennisif dengan hubungan seksual berciuman sebelum nikah, 0.231 pada premarital sex bercumbu,dan 0.168 pada premarital sex berhubungan ke|amin Pola asuh otoritatif juga berhubungan secara signifikan dengan hubungan seksual berciuman sebelum nikah sebesar O.225. Dengan demikian, maka pola asuh permisif dalam premarital sex menunjukkan kecenderungan terjadinya hubungan seksual sebelum nikah karena memiliki besaran angka 0355. Pola asuh otoritatif dan pola asuh otoriter yang menunjukkan kecenderungan tidak terjadinya hubungan seksual sebelum nikah. Oleh karena itu, disarankan agar orang tua menerapkan pola asuh otoritatif dan pola asuh otoriter kepada anak remajanya dalam kaitannya dengan premarilal sex. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, untuk menemukan sebesar besar/kuat hubungan pola asuh orangtua dan sikap remaja terhadap premariral sex, maka analisisnya dengan metodologis multiple regression.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prihatin Ningrum
Abstrak :
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, tingkah laku non verbal mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada tingkah laku verbal. Salah satu bentuk tingkah laku non verbal adalah ruang pribadi (personal space) yang fungsinya dalam berinteraksi dengan orang lain adalah sebagai fungsi komunikatif dan fungsi protektif. Ruang pribadi merupakan jarak fisik yang terjadi ketika orang berinteraksi antara satu dengan yang Iainnya. Ruang pribadi seperti juga tingkah laku non verbal lainnya dipengaruhi oleh budaya. Adanya perbedaan kultur ini disebabkan adanya perbedaan norma sehingga lingkungan budaya yang berbeda akan memiliki jarak interaksi yang berbeda puIa. Sebagai akibat perbedaan norma turut mempengaruhi juga adanya perbedaan jenis kelamin individu dalam pengaturan jarak interaksinya. Adanya asumsi bahwa norma masyarakat Amerika Utara (tempat penelitian jarak interaksi dilakukan sebelumnya oleh Edward T. Hall) tentunya akan berbeda dengan norma masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini tentang jarak interaksi antar invidu yang yang menitik beratkan pada adanya hubungan antara norma dan jenis kelamin terhadap pengambilan jarak interaksi. Sedangkan menurut Hall jarak interaksi terbagi atas 4 zona, yaitu; jarak intim personal, sosial dan publik. Pada penelitian ini hanya dibatasi pada jarak intim, personal dan sosial karena ketiga jarak tersebut merupakan jarak interaksi yang paling banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari & berada di situasi yang informal sementara jarak publik tidak disertakan dalam penelitian ini karena merupakan jarak yang bersituasi formal sehingga membutuhkan suatu penelitian yang tersendiri. Besar kecilnya jarak interaksi yang terbentuk tergantung dari kepribadian, situasi, dan tipe hubungan yang terjadi saat interaksi. Lebih jauh penelitian ini juga ingin melihat ada atau tidaknya hubungan antara jenis kelamin, hubungan, topik dan agama terhadap pengambilan jarak interaksi. Penelitian ini bersifat eksploratif yang tujuannya untuk mendapatkan gambaran mengenai berapa besar jarak intim, personal dan sosial . Untuk mengetahui besarnya jarak interaksi dilakukan dengan observasi unobtrusive yang berarti ketika subyek diukur jarak interaksinya tidak menyadari adanya pengukuran yang berlangsung. Selanjutnya setelah diperoleh jarak interaksi dari observasi maka dilanjutkan dengan wawancara untuk mengetahui berapa jarak interaksi yang diinginkan subyek, data kontrol dan alasan tentang jarak yang dibuatnya. Subyek penelitian yang diperoleh adalah 60 orang mahasiswa yang berada di kantin sastra UI Depok. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa teori Personal Space khususnya mengenai besar jarak interaksi intim, personal, dan sosial dari Edward T. Hall tidak sepenuhnya berlaku di Indonesia. Pada jarak intim subyek ditemukan jarak yang lebih jauh dibandingkan yang diutarakan Hall (lebih dari 45,7cm). Sedangkan jarak sosial subyek lebih kecil daripada jarak yang dikemukakan Hall (jaraknya kurang dari 1,2 m - 3,7 m). Ada kemungkinan pengambilan jarak saat berinteraksi dengan orang lain dipengaruhi juga oleh jenis kelamin, agama, jenis hubungan dengan lawan bicara dan topik yang dibicarakan. Untuk meningkatkan penelitian lanjutan yang lebih baik lagi, maka sebaiknya dilakukan pengambilan sampel yang lebih besar agar dapat dilakukan uji signifikansi terhadap jarak interaksi. Sclain itu juga dilakukan inter rater reliability agar dapat meningkatkan reabilitas alat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pengaturan ruangan atau para pekerja yang tugasnya berhubungan dengan orang lain.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novian Pranata
Abstrak :
Citra Polisi di mata masyarakat, khususnya mengenai tingkah laku denda damai, masih sering dinilai baik. Namun penilaian (atribusi) mahasiswa (angota masyarakat) tentulah berbeda dengan penilaian (atribusi) polisi. Dengan adanya asumsi ini maka penelitian ini mencoba memanfaatkan dan mengembangkan salah satu teori psikologi sosial (atribusi) dalam memahami dan menganalisa tingkah laku masyarakat khususnya terhadap tingkah laku denda damai. Metode penentuan sample pada penelitian ini dilakukan secara 'purposive sampling? sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan cara 'accidental sampling'. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa mewakili anggota masyarakat dan Polantas mewakili anggota Polri. Alat pengumpul data adalah kuesioner. Dari penelitian ini diperoleh hasil beberapa hasil. Pertama, ada perbedaan antara atribusi mahasiswa dengan atribusi polisi terhadap tingkah laku 'denda damai oknum polisi. Kedua, mahasiswa lebih memberikan atribusi eksternalnya. dibandingkan atribusi internalnya terhadap tingkah laku denda damai oknum polisi yang disebabkan oleh tawaran oknum polisi. Ketiga, anggota polisi lebih memberikan atribusi eksternalnya dibandingkan dengan atribusi internalnya terhadap tingkah laku denda damai oknum polisi yang disebabkan oleh tawaran oknum mahasiswa. Saran yang diberikan untuk mengatasi atribusi yang saling bertentangan adalah dengan melakukan pelatihan pengatribusian kembali (reattribution training) yang dimulai sejak pendidikan dasar. Untuk mengurangi tingkah laku denda damai perlu diterapkan prinsip teori psikolog belajar sosial dari Bandura dan juga peningkatan kesejahtrraan anggota polisi sangat perlu untuk diperhatikan. Untuk penelitian selanjutnya perlu diupayakan penggunaan sarana audio visual (video) sebagai pengganti kuesioner sehingga subyek dapat lebih menghayati situasi dan kondisi yang terjadi. Selain itu juga perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan pendekalan teori lain khususnya dalam psikologi sosial.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gazi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubuugan identitas nasional, identitas etnis dan orientasi keagamaan (intrinsik-ekstrinsik dan kultural-struktural) dengan kontak sosial (antara etnis Sasak dan etnis Bali) di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Sarnpel penelitian sebanyak 203 subjek yang diambil secara langsung di Kota Mataram NTB. Penelitian menunjukkan bahwa identitas nasional, identitas etnis, orientasi keagamaan intrinsik-ekstrinsik cenderung tidak berhubungan dengan kualitas kontak sosial, sedangkan orientasi keagamaan orientasi keagamaan kultural- struktural dan kuantitas kontak sosial cenderung berhubungan dengan lcualtias kontak sosial. Analisa regresi berganda dengan metode stepwise maupun metode enter terhadap identitas nasional; identitas etnis, orientasi keagamaan intrinsik-ekstrinsik, orientasi keagamaan kultural-struktural, kuantitas kontak dan kualitas kontak sosial menunjukkan bahwa orientasi keagamaan kullural-struktural dan kuantitas kontak berpengaruh signifikan terhadap kualitas kontak. Penelitian menguatkan hasil penelitian Mir Rabiul Islam dan Miles Hewston (2001) bahwa keanggotaan religius berpengaruh terhadap kontak sosial dan bahwa kelompok etnis Sasak yang muslim cenderung terlibat kontak yang rendah dengan kelompok Emis Bali yang Hindu. Penelitian ini merekomendasikan agar dialog lintas agama melalui forum khusus ditingkatkan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library