Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Damaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah body dissatisfaction merupakan masalah yang menonjol pada remaja wanita. Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya menunjukkan bahwa remaja wanita memiliki body dissatisfaction yang tinggi. Body dissatisfaction merupakan evaluasi negatif pada penampilan fisik seseorang dan adanya keinginan untuk menjadi menarik secara fisik (Cash & Pruzinsky, 2002). Status identitas diduga merupakan faktor yang berperan pada body dissatisfaction remaja wanita. Terdapat empat kategori status identitas yaitu identity achievement, moratorium, foreclosure dan identity diffusion (Marcia, 1993). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara status identitas dengan body dissatisfaction pada remaja wanita. Sebanyak 154 remaja wanita terlibat dalam penelitian ini. EOM-EIS II digunakan untuk mengukur status identitas dan MBSRQ-AE digunakan untuk mengukur body dissatisfaction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status identitas dengan body dissatisfaction (F= 5,987, N= 154, p < 0,05).
ABSTRACT
The issue of body dissatisfaction is a prominent issue for women adolescent. Several studies illustrate that women adolescent may show high level of body dissatisfaction. Body dissatisfaction refers to a negative self- evaluation of one?s own appearance and desire to be more physically attractive (Cash & Pruzinsky, 2002). Identity status assumed as the main cause that mostly contributes in women adolescent?s body dissatisfaction. There are four category of identity status; identity achievement, moratorium, foreclosure and identity diffusion (Marcia, 1993). This study aimed to examine the relationship between each form of identity status with body dissatisfaction in women adolescent. A total of 154 women involved in this study. EOM-EIS II used to measure the four identity statuses and MBSRQ-AE used to measure body dissatisfaction. The result of the study showed that there was a significant relationship between identity status with body dissatisfaction (F = 5,987, N= 154, p < 0,05).
2016
S63093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezfandhanny Fritan`S Bermawi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pemaknaan dan kebijaksanaan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 96 (MUsia = 22.32, SDUsia = 2.658) dan diperoleh dengan metode sampling nonprobability-convenience sampling. Partisipan menyeleasikan kuesioner berisi alat ukur wisdom (3DWS; Ardelt, 2003) dan alat ukur construal level (LPAQ; Vallacher & Wegner, 1989). Hasil analisis yang didapatkan membuktikan bahwa kebijaksanaan tidak memiliki korelasi signifikan dengan construal level. Keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada bagian diskusi laporan ini.
ABSTRACT
The aim of this research is to examine relationship between construal level and wisdom. The participant of this research were acquired by using nonprobability sampling method ? convenience sampling (N= 96, MAge = 22.32, SDAge = 2.658). Participant complete the wisdom questionnaire (3DWS; Ardelt, 2003) and construal level questionnaire (LPAQ; Vallacher & Wegner, 1989). Main finding of this research shows that there is no significant correlation between construal level and wisdom. Limitation and future research will be dicussed more in this report.
2016
S63074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Vashti Raissa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan persepsi positif terhadap pernikahan pada remaja akhir dari latar belakang keluarga yang pernah bercerai. Resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk bangkit kembali dan individu dengan sukses dapat mengatasi masalah meskipun kesulitan/kemalangan terjadi. Persepsi terhadap pernikahan mencakup sikap dan ekspektasi terkait keinginan untuk menikah, serta bagaimana gambaran kehidupan pernikahan bagi individu di masa yang akan datang. Pengukuran resiliensi diukur menggunakan alat tes yang disusun untuk penelitian ini dan merupakan adaptasi dari teori Earvolino-Ramirez 2007 dan Wagnild dan Young 1993; dalam Wagnild, 2009 . Pengukuran persepsi terhadap pernikahan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Marriage Perception Scale MPS yang dikembangkan oleh Shukla, Deodiya, dan Singh 2013 . Partisipan penelitian berjumlah 220 remaja akhir yang tinggal bersama keluarga asuh. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dan persepsi positif terhadap pernikahan pada remaja akhir dari keluarga yang pernah bercerai. ...... This research was conducted to find the relationship between resilience and a positive perception toward marriage. Resilience is defined as the ability to bounce back or cope successfully despite substantial adversity. Perception toward marriage consist of attitude and expectation to get married, as well as description about how marriage life would be for a person in the upcoming future. Resilience was measured using an instrument that was newly developed by the researcher herself with a fellow colleague, adapted from theories from Earvolino Ramirez 2007 and Wagnild and Young 1993 Wagnild, 2009 . Perception Toward Marriage was measured using an instrument named Marriage Perception Scale MPS developed by Shukla, Deodiya, and Singh 2013. Participants of this research were collected 220 late adolescents living with residential parent. The Pearson Correlation indicate positive significant correlation between resilience and a positive perception toward marriage.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gies Andika
Abstrak :
Kebahagiaan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Terdapat berbagai macam dampak ppositif yang didapatkan jika individu dalam keadaan bahagia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara belas kasih diri dan kebahagiaan pada emerging adulthood. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam jenis korelasional karena melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel belas kasih diri dan kebahagiaan. Adapun responden pada penelitian ini merupakan emerging adulthood (N=264) yang memiliki rentang usia 18-29 tahun berjumlah 264 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Cara mendapatkan responden dengan menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu convenience sampling atau accidental sampling. Belas kasih diri diukur dengan menggunakan alat ukur Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan kebahagiaan diukur dengan menggunakan Subjective Happiness Scale (SHS). Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa belah kasih diri berkorelasi positif dengan kebahagiaan pada emerging adulthood (r=0,471, n=264, p<0,01, two tails). Artinya semakin tinggi belas kasih diri seseorang maka kebahagiaannya juga tinggi. ......Happiness is an important thing for human life. There are various kinds of positive impacts that can be obtained if the individual is happy. This study aims to look at the relationship between self-compassion and happiness in emerging adulthood. Based on the objective, this study is a correlational type because it sees the relationship between two variables, namely the variables of self-compassion and happiness. As for the respondents in this study were emerging adulthood (N = 264) which had an age range of 18-29 years totaling 264 people from various regions in Indonesia. How to get respondents using non-probability sampling techniques, namely convenience sampling or accidental sampling. Self-compassion is measured using the Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) measurement tool, while happiness is measured using the Subjective Happiness Scale (SHS). Findings from the study showed that self-compassion was positively correlated with happiness in emerging adulthood (r =0,471, n= 264, p<0,01, two tails). This means that the higher one's self-compassion, the higher one's happiness
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Wulandari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pengaruh menghitung berkat yang dihasilkan oleh orang dekat dan pengaruh menghitung berkat yang dihasilkan oleh orang yang tidak dikenal terhadap kebahagiaan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan metode eksperimen dengan desain eksperimental between subject desain. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok secara random yang mendapat instruksi menghitung berkat yang berbeda. Kebahagiaan diukur dengan menggunakan alat ukur Authentic Happiness Inventory yang telah diadaptasi. Enam puluh tiga partisipan adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UI yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok yang menghitung berkat atau kebaikan dari orang-orang dekat dengan orang-orang yang tidak dikenal.
The purpose of this study is to see whether there are any differences in the effect of counting blessing between the one that was generated by people who are close to the individual and the one that was generated by stranger toward happiness. Between subject experimental design was used to answer the question of this study. Participants were divided into two groups randomly. Those two groups got different counting blessing instructions. Happiness was measured by using adapted Authentic Happiness Inventory Instrument. Sixty-three participants involved in this study are the students of the Faculty of Psychology, University of Indonesia . The result of this study shows no significant differences between group that is counting blessing from people who are close to the individual and the group that is counting blessing from stranger.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library