Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irvan Syah
"Idea sebagai satuan niscaya dalam tata nalar manusia, absurd dan superior kepada semula-jadinya yaitu Impresi yang inferior; padahal sebelum semua ini impresilah yang superior dan sebaliknya idea yang inferior. Paradoks inferioritas dan superioritas ini secara langsung merupakan apa yang bermula pada komprehen yang berfungsi sebagai pengantar dari dua komponen ini, dan dialah imajinasi. Kemudian, forma dan secara khusus tingkatan kualitas dari suatu idea itu terlacak jika dan hanya jika idea berelasi dalam mind, karena jika tidak inferior seperti halnya impresi yang menjadi inferior karena -di dalam wacana filsafat substansi- tidak berelasi dalam mind, karena kesadaranlah yang bekerja dalam dan untuk impresi. Lebih lanjut, relasi idea pasti berkontradiksi kepada serangkaian fakta materia. Tetapi yang terjadi di dalam sejarah risalah filsafat formal mengenai substansi adalah bahwa relasi idea yang dipersatukan oleh imajinasi, dibawa dalam bentuk sebagai refleksi dalam mind dan kemudian jiwa dipaksakan untuk parallel ke dalam materia fakta. Padahal refleksi hanyalah sebentuk penerima dan sekaligus pengumpan balik dalam mind, dan karena hanya pengumpan balik sebatas abstrak mind, maka refleksi mind dalam relasi idea tidak akan bisa berkonyungsi dengan materia fakta.
Kemudian di dalam term mind ada sebuah objektif bahwa mind itu merupakan tumpukan dari kertas-kertas kerja akun - yang dianggap olehnya- inferior yang berumahkan dalam pengalaman; dunia yang langsung sangat sederhana, akan tetapi lengkap dan eksplisit. Bahkan sebenar-benarnya pengalamanlah yang superior kepada kesadaran. Tetapi bagaimana kemudian bisa akun-akun yang niscaya terutarakan secara gamblang malahan pada kenyataannya menjadi inferior sekali dalam mind? Ada yang mengatakan mind itu mempunyai mata setelah segala persepsi ada, dan karenanya ia - yang semula hanya dipimpin oleh identitas rasio- kemudian bisa menjadi dipimpin oleh hasrat, nafsu, emosi dan cinta. Oleh karenanya ia buta akan cermin realita dimana cermin itu tidak akan pernah bisa ditemukannya. Bilaman mustahil mencarinya, ini bukan upaya mencari cermin. Bilamana dimungkinkan membayangkannya ini upaya bercermin dari dalam. Semuanya seabstrak cerminan jiwa yang terkondisikan sebagai upaya membanding-bandingkan minat atau bukan minat, suka atau tidak suka, dan sebagainya. Dimana semua bentukan yang berbau subjektif ini berangkat melalui perlawanan internal superior-inferior idea dan impresi. Karena semua hal hanyalah segumpalan persepsi yang terejawantahkan dalam impresi, dan lalu idea.
Idea which are as a necessary unity in the order of human understanding, it was originally such an absurd and inferior below it?s preceding state (namely) Impression. There?s an event or fact that lately in the course of the history of western philosophy, idea then overwhelm it?s preceding impression. Thence immediately the contradictory paradox implied by somewhat (which are) known as the intermediary of these two components, viz. Imagination. Furthermore, to trace up the form and principally of the degrees of quality of one idea, it was a requisite of such relations of ideas in mind. Indeed on the contrary, idea will gone dull and inferior in mind as opposed to those preceding stronger impression (which one) merely became inferior by means of the philosophy of substance that provided in those abstruse metaphysical discourses.
Idea is such a dullest impression because our consciousness works is only in the term of our impressions. Moreover, relation of ideas is something certainly contradicted to series of matter of fact. The truth that happened in the history of formal philosophical discourses concerning substances was that relation of ideas all of which conjoined by imagination, had taken as a reflection form in the mind And by that means then, soul is something that forced to be parallelized into matter of fact. Whereas reflection justly a kind of receiver and stimultaneously feed back in the mind abstract, henceforth, the reflection of mind through the relation of ideas will not be able to conjunct with matter of fact. And after that manner, consequently, in the term of mind there is an objective that the mind is such a pile of paperwork of perceptions.
Perceptions; by the term of mind works; considered and forced to be stayed in an inferior account hosted in experience (which are) in reality; to be explicitly explained; that it was so-called world of immediateness and liveliness. Experience is the most truthfully and even superior to consciousness. But how then can the accounts of which would clearly and distinctly uttered even in fact, be inferior once in the mind? Some philosopher claim that mind will have the eyes after all perceptions exist. Hence by the term it?s reflection toward perceptions, mind are leaded by desire, passion, emotion, and love. Hence, mind then came blind; blind to the mirror of reality in which the mirror will never be found. When it is impossible to find, this is then no effort to find those mirror. Whenever it is impossible to imagine, it?s then an effort to reflect from within. Realm is such as abstract as profound soul reflection conditioned as an encouragement in comparing rather our interest or repulsion, our passion or apathy, and another of natural and humanly disposition. Factually, of those called subjective experience all at once emerge from such internally contradiction by means of ideas and impression. Every things regarded to be invigorated in this final thesis, simply in terms of our human understanding as a bundle of perceptions, materialized in just case of our impressions, and also ideas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1276
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi Abdilah
"Pengembangan ekologi industri dilakukan untuk merubah paradigma industri tradisional menjadi industri yang berwawasan lingkungan. Ekologi industri merupakan sistem yang digunakan untuk mengelola aliran material dan energi dalam suatu kegiatan industri sehingga menghasilkan efisiensi semaksimal mungkin dan menekan hasil samping yang dihasilkan. Tujuan utamanya adalah untuk merubah paradigma lama dengan paradigma baru yang menyatakan bahwa kegiatan industri merupakan kegiatan yang tidak boleh terpisahkan dari alam. Ekologi industri memang merupakan suatu kajian yang masih baru yang menggunakan pendekatan sistem dalam studi-studinya untuk mengintegrasikan antara sistem industri dan alam serta mencari cara-cara untuk mendisain ulang sistem industri tersebut. Ekologi industri ini merupakan salah satu konsep untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan. Ekologi industri merupakan multi disiplin ilmu yang membahas masalah sistem industri, aktivitas ekonomi dan hubungannya yang fundamental dengan sistem alam. Salah satu dampak negatif yang dapat membahayakan kebersihan dan kesehatan lingkungan adalah limbah berbahaya dan beracun (B3) yang belum di kelola dengan baik oleh masing-masing industri yang menghasilkannya. Bagi industri penghasil limbah B3, keberadaan industri yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3 sangat membantu dalam hal pengelolaan limbah B3 tersebut baik dalam kegiatan pengangkutan, pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 bagi industri yang membutuhkan. Industri pengelolaan limbah B3 merupakan industri yang memiliki ijin resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup di Indonesia, sehingga kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Selain perannya dalam mengembangkan jaringan eko-industri dalam pemanfaatan limbah B3, keberadaan industri pengelolaan limbah B3 juga memberikan beberapa dampak terhadap aspek sosial seperti membuka lapangan pekerjaan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

The development of industrial ecology is to change the paradigm of traditional industries become pro-environmental industry. Industrial ecology is a system used to manage the flow of material and energy of industrial activity to achieve eficiency of resources consumption and minimum pollution produced. The main goal is to change the old paradigm to a new paradigm which states that industrial activity should not be separated from nature. Industrial ecology is a relatively new study that uses a systems approach in his studies to integrate the industrial and natural systems as well as finding ways to redesign the industrial system. Industrial ecology is one of concept for implementing sustainable development. Industrial ecology is a multi-diciplinary science wich examine the problem of industrial system, economic activity and its relationship to the fundamental natural systems. One of the negative impacts that may harm healthcare and hygiene the environment is hazardous and toxic waste (B3) that not managed properly by each of the industries. To hazardous wastes producer, the existence of industrial that engages in management of hazardous and toxic wastes is very important in terms of the management of hazardous and toxic waste in the transportation activities, collection and utilization hazardous waste for industries that require. Hazardous waste management industry is an industry that has official permission from the Ministry of Environment in Indonesia, so the hazardous waste management activities must be conducted according with applicable regulations. In addition to its role in developing industrial ecology networks in the hazardous waste utilization, hazardous waste management industry presence also gives some impact on social aspects such as creating jobs and providing economic benefits for local communities."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T39393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garnadi Walanda
"Tesis ini menganalisis keterlibatan korporasi dalam pendanaan terorisme dan juga mekanisme penggalangan dan pengelolaan dana pada dua entitas yaitu Komite Penanggulangan Krisis (KOMPAK) dan Azzam Dakwah Center (ADC). Dua korporasi ini berada di dalam dua periode yang berbeda, namun keduanya memiliki kesamaan yaitu bertindak sebagai Korporasi Selubung dari korporasi induknya yaitu Al Jamaah Al Islamiyah (JI) dan Jamaah Anshor Daulah (JAD). Keduanya juga melakukan penggalangan dana dari masyarakat dan menyalurkannya untuk kebutuhan aksi terorisme. Peneliti memperkenalkan istilah "Korporasi Selubung" dalam penelitian ini.Peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus terhadap data-data dan juga menggunakan landasan teori Fraud Diamond (TFD) dan teori masyarakat jaringan Manuel Castells untuk menganalisis keterlibatan Korporasi Selubung dalam pendanaan terorisme. Selain itu peneliti juga menggunakan upaya proses penggentaran dengan pendekatan postmodern sebagai upaya pencegahan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Korporasi Selubung dengan manipulasi bantuan kemanusiaan dan sosial keagamaan merupakan cara penggalangan dana yang terus berkembang dan dimanfaatkan oleh teroris sebagai sumber pendanaan terorisme. Penelitianini memberikan saran atas perlunya kepastian hukum dalam penerapan prinsip freeze without delay berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi teroris, beserta perlunya penerapan sistem berbasis teknologi Blockchain untuk mencegah keterlibatan korporasi dalam pendanaan terorisme.

This thesis analyzes the involvement of corporations in terrorism financing and also the mechanism of raising and managing funds in two entities, namely the Crisis Management Committee (KOMPAK) and Azzam Dakwah Center (ADC). These two corporations are in two different periods, but both have similarities, namely acting as a Cover Corporation from its parent corporation, namely Al Jamaah Al Islamiyah (JI) and Jamaah Anshor Daulah (JAD). Both of them also raise funds from the community and channelled them for the needs of terrorism. The researcher introduced the term "Cover Corporation" in this thesis. The researcher conducted qualitative research with a case study method on the data and also used the Fraud Diamond (TFD) theoretical foundation and Manuel Castells` network society theory to analyze the involvement of Cover Corporations in terrorism financing. In addition, the researcher also use the deterrence process with postmodern approach as a preventative measure. The results of the study indicate the use of Cover Corporations under the manipulation of humanitarian aid and social religious act is a way of raising funds that continues to develop and be used by terrorists as a source for terrorism financing. The results of the study also indicate the need for legal certainty in the application of the principle of freeze without delay based on the domestic list of suspected terrorists and terrorist organizations, along with the need to implement blockchain technology-based system to prevent corporation`s involvement in terrorism financing."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garda Maharsi
"Penelitian ini membahas tentang dinamika Bank Waktu (Time Bank) sebagai gerakan sosial alternatif bagi sistem ekonomi konvensional. Penelitian mengkaji unsur internal (motif, proses konsolidasi, dan mobilisasi sumberdaya) serta unsur eksternal (proses kampanye, dinamika sosial dan dampak yang ditimbulkan) dari gerakan sosial Bank Waktu. Penelitian menggunakan studi kasus Bank Waktu di Inggris Raya. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian didapatkan melalui hasil wawancara dan studi literatur. Tujuan penelitian adalah mengabstraksikan aktivitas perbankan waktu di Inggris Raya sebagai gerakan sosial, serta menjelaskan tantangan mereka hadapi. Melalui hasil wawancara dan studi literatur, penulis mendapatkan fakta bahwa gerakan sosial Bank Waktu di Inggris Raya terus melakukan proses adaptasi sosial untuk mempertahankan diri. Adaptasi sosial yang dilakukan adalah dengan membangun kekuatan melalui jejaring sosial yang ada. Melalui jejaring sosial tersebut, aktivitas perbankan waktu berpotensi menjadi suatu multitude.

This thesis investigates dynamics of time banking as an alternative social movement against current conventional economic system. This research examines internal elements (motives, consolidation processes, and resource mobilizations) as well as external elements (campaign processes, social dynamics, and impacts) of Time Bank across United Kingdom. This research seeks to explain the dynamics of Time Bank as well as explain the challenges they faced. Through the result of interviews & literature study, Author obtains the facts that Time Bank’s social movement continues to carry out social adaptation strategy for their survival. Social adaptation strategy has executed by strengthening existing social networks. Through strength social networks, time banking activities have a potential to become a multitude."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library