Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhyar Yusuf
"Sejak August Comte mengemukakan filsafat positivismenya, maka pandangan positivisme itu mendominasi dunia ilmiah sampai menjelang abad XX. Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya, menggoyahkan asumsi ontologis, epistemologis, dan aksiologis positivisme yang menganggap alam semesta yang sederhana, mekanis, dan deterministik sebagaimana yang dibayangkan oleh Laplace dan Newton.
Pandangan positivisme ini kemudian mendapat tantangan dari Max Planck (1900) dengan teori kuantumnya dan Einstein dengan relativitasnya. Perkembangan baru dalam fisika mengakibatkan perubahan pandangan dalam epistemologi; terutama penjernihan dalam metodologi. Penjernihan metodologi ini dipelopori oleh Thomas Khun. Di antara para penggagas metodologi dalam ilmu pengetahuan yang paling radikal adalah Paul Feyerabend.
Feyerabend dalam bukunya Against Methode membongkar asumsi-asumsi , positivisme berdasarkan analisis historis dan sosiologis ilmu pengetahuan itu sendiri. Feyerabend melakukan dekonstruksi berupa penyingkapan dan pembongkaran kesalahan pandangan yang mengagungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat modern.
Dekonstruksi metodologi inilah yang kami angkat sebagai topik permasalahan dalam tesis ini. Untuk memahami esensi pemikiran Feyerabend tersebut kami mencoba melakukan interpretasi secara analitis, sintesis dan kritis yang sifatnya dialogis dan dialektik dari berbagai pemikiran di bidang epistemologi.
Metodologi ternyata bukan sekedar teknik untuk menemukan hukum alam yang pada tahap berikutnya dapat digunakan untuk menguasai alam melalui teknologi itu sendiri. Akan tetapi, ilmu pengetahuan dan metode ilmu pengetahuan secara luas dan mendalam saling terkait dengan aspek kehidupan (budaya). Feyerabend menyadarkan kita bahwa ada kaitan erat antara nilai (value) dengan ilmu pengetahuan, baik pada tataran teoretis maupun praktis. Dengan demikian, kita harus pula memikirkan makna ilmu pengetahuan, kedudukan, dan sifat-sifatnya. Hal ini penting agar kita dapat bersikap lebih arif dan bijaksana dalam menyiasati ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju pesat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T37458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Syafrida Danny
"Setelah menelusuri jejak relasi manusia dengan alam mengenai perilaku, dapat hendaknya merubah cara berpikir manusia dengan lingkungannya pada zaman sekarang ini. Dalam tesis ini dibutuhkan kajian filsafat mengenai etika untuk mencari jalan keluar dari permasalahan lingkungan hidup yang didasarkan pada pemikiran beberapa tokoh-tokoh Lingkungan Hidup dan beberapa filsuf yang terkenal lainnya. Sehubungan dengan aspek filosofis, perlu diangkat pandangan para filsuf yang akan menjelaskan mengenai hakekat eksistensi manusia dalam menangani relasi manusia dengan alam demi kelanjutan kehidupan generasi selanjutnya. Pada hakekatnya manusia terikat kepada kehidupan di dunia sekitarnya, karena hanya manusialah yang bereksistensi dan manusialah yang mempunyai kelebihan akal budi yang memahami apa arti kehidupan. Oleh karena itu pandangan-pandangan itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya demi keselamatan manusia dalam mengelola alam lingkungan untuk mempertahankan hidupnya pada masa-masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, O.E.
"Berangkat dari konsepsi individu abstrak dari Hegel, telaah ini hendak menjumpakan konsepsi di atas dengan pandangan Kierkegaard tentang individu yang konkret. Roh dengan segala manifestasinya sebagaimana dijelaskan Hegel, mendapat jawaban kritis dari Kierkegaard dengan menekankan manusia konkret, yang bereksistensi, unik dan berada dalam proses perjuangan menuju hidup yang sejati. Roh dengan elaborasi sistematisnya bukanlah segala-galanya, dan tidak dapat menjelaskan seluruh masalah hidup yang benarbenar dialami, dihayati dan selalu menegangkan, mencemaskan dan terkadang menakutkan bahkan dapat membuat putus asa. Hidup adalah hidup yang konkret, dijumpai dan dihadapi dengan segala resiko yang tampak jelas dari ungkapan suasana batin dengan segala bentuk kegelisahannya. Hidup tidak dapat dikeluarkan dari situasi aktual dan lari ke dalam sistem dan teori-teori sistematis. Ringkasnya, individu itu bereksistensi sehingga hidupnya penuh dengan konflik dan problema.
Sebelum memasuki perjumpaan kedua filsuf di atas, lebih dahulu akan diberikan penjelasan singkat atas telaah ini dalam bab pendahuluan. Kemudian, dalam bagian dua, titik tolak perjumpaan akan diuraikan dengan menjelaskan sistem filsafat Hegel dan Kierkegaard. Pada bagian berikut, diperlihatkan bagaimana seluruh elaborasi pemikiran Hegel berangkat untuk membenarkan konsep-konsep abstrak yang sekaligus menempatkan manusia dalam kerangka konsep yang jauh dari pengalaman hidup konkret. Dan bagian selanjutnya, sebagai jawaban atau perjumpaan kritis dengan Hegel, uraian manusia yang bereksistensi dengan segala masalah dan perjuangannya menuju hidup yang sejati dipaparkan. Akhirnya, sebagai penutup, diberikan sepintas rekapitulasi telaan dan sekaligus kontektualisasinya dengan situasi konkret di mana penulis hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library