Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subuh Widhyono
Abstrak :

Tatalaksana dengan tindakan operasi pada fraktur suprakondiler atau interkondiler distal femur ( AO/ OTA type 33 ), masih memberikan tantangan dengan tingkat komplikasi yang signifikan. Komplikasi yang masih string terjadi berupa gagalnya fiksasi dari distal fragmen fraktur, terutama pada tulang yang osteoporotik . Implan yang sering dipakai pada kasus ini adalah 95 derajat "angle blade plate "(ABP ) dan "retrograde femoral nail". Prosedur sekunder berupa tandur tulang mengikuti tindakan pemasangan ABP antara 0 - 17 % dan 0 - 20 % setelah pemasangan "retrograde intramedular nail". Secara klinis basil pemasangan 1M nail dilaporkan memberikan basil yang baik, tetapi pemakaiannya sulit pada fraktur artikular yang kominutif dan pemasangan screw interlocking pada distal osteoporotik femur merupakan masalah tersendiri. Sanders dkk mengajukan pemasangan pelat pada sisi medial setelah pemasangan pelat 'condyler buttress' "Less invasive stabilization system" ( LISS ; Synthes, Paoli, PA) merupakan 'locked plate' sistim fiksasi interna yang dikembangkan untuk melakukan fiksasi pada fraktur suprakondiler atau interkondiler distal femur. Karakteristik berupa 'multiple fixed-angle screw' fiksasi distal dan proksimal dengan 'unicortical screws'.

Di FKUIIRSUPNCM dikembangkan clover plate dan cloverplate dengan sistim locking untuk daerah periartikuler yang merupakan alternatif implan yang lebih terjangkau untuk mcmenuhi kebutuhan pasien yang tidak mampu. Sehingga pasien tak mampu dapat ditolong terutama dengan mengurangi jumlah biaya untuk membeli implan yang hampir tidak terjangkau oleh mayoritas pasien di RSUPNCM.

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suluh Bendang Fizuhri
Abstrak :
Sampai saat ini, patah tulang pinggul makin sering dilaporkan dan masih tetap menjadi tantangan bagi ahli Wait orthopaedi. Pada orang-orang tua, patah tulang pinggul intrakapsular sering disebabkan oleh trauma yang tidak berat (energi ringan), seperti akibat terpeleset. Akan tetapi, pada orang-orang muda, patah tulang pinggul intrakapsular biasanya disebabkan oleh trauma yang hebat (energi besar), dan seringkali disertai oleh cedera pada daerah yang lainnya serta meningkatkan kemungkinan terjadinya avascular necrosis dan nonunion. Walaupun penatalaksanaan di bidang orthopaedi dan geriatri telah berkembang, akan tetapi mortalitas dalam satu tahun pasca trauma masih tetap tinggi, berkisar antara 10 sampai 20 persen. Sehingga keinginan untuk mengembangkan penanganan fraktur ini masih tetap tinggi. Reduksi anatomis dini, kompresi fraktur dan fiksasi internal yang kaku digunakan untuk membantu meningkatkan proses penyembuhan fraktur, akan tetapi jika suplai darah ke kaput femur tidak dikontrol dengan balk, dapat menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya avascular necrosis. Secara umum, penggunaan skrew kompresi tunggal yang besar untuk memfiksasi fraktur leher femur tidak dapat direkomendasikan. Skrew ini akan banyak mengorbankan bagian terigah tulang pada leher femur, dan jika penempatannya tidak optimal, akan dapat mencederai suplai darah ke kaput femur sehingga mengakibatkan kemungkinan terjadinya penyembuhan tulang menjadi berkurang. Hasil klinis yang sangat balk didapatkan bila menggunakan skrew cancellous yang disusun paralel. Beberapa studi biomekanika menunjukkan bahwa skrew cancellous yang disusun paralel secara biomekanika setara dengan sliding hip screw (SHS). Rehnberg dan Olefrud menemukan adanya korelasi antara fiksasi dengan skrew terhadap kekuatan dari koteks lateral. Berdasarkan studi yang telah dilakukannya, mereka menyimpulkan bila korteks lateral tidak dapat memberikan stabilitas yang cukup untuk mencegah terjadinya pergeseran skrew dan gaya reduksi, akan menimbulkan komplikasi dan sering terjadi gagal sambung, sedangkan Parker menyimpulkan tidak ada pengaruh yang berarti dari pemberian tambahan side plate. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kekuatan dan korteks lateral dalam mempertahankan fiksasi skrew cancellous paralel terhadap gaya aksial serta apakah kekuatan dari korteks lateral dapat diperbaiki. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Berapakah besarnya gaya aksial yang dapat ditahan oleh korteks lateral pada fraktur leher femur yang telah reduksi anatomis dan difiksasi dengan menggunakan skrew cancellous paralel? 2. Berapakah besarnya gaya aksial yang dapat ditahan bila korteks lateral diperkuat dengan periarthricular plate?
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Librianto
Abstrak :
Background data: The treatment of bicondylar tibia plateau fractures remains controversial. Lateral buttress plate and medial antiglide is favored by AOIASIF. Recently treatment of this fracture by less invasive stabilization system in the lateral side by using locked screw plate was gained acceptances by many surgeons. In Cipto Mangunkusumo Hospital local Iocked clover plate was designed, which is given better economics solutions. Objective: To compare the fixation stability between single lateral local locking plate and double plating system that using lateral buttress and medial antiglide in the treatment of bicondylar tibial plateau fracture. Design: One model (Synbone 1110, normal bone quality) tibia was used. Bicondylar tibia fracture model that design by Horwitz was used. Invite biomechanical axial loading, tested to the both group was tested. Intervention: Five pairs of fracture model was used. Stabilization using lateral buttresslmedial antiglide one third tubular in one group and unilateral local locking Clover plate (LCP) in other group. Five vertical loads levels were used (150 N, 300 N, 450 N, 600N and 750N). Irreversible (plastic) deformation was the main parameter of interest. Main out come measures: Irreversible (plastic) deformation was the main parameter of interest. Failure was defined as more than 5 mm displacement in the particular surface in medial condyle. Result: Vertical subsidence depended on the applied load but not on the method of fixation. The displacement of medial plateau was recorded. With confidence interval 95%, and P less than 0,05 was statistically significance. All the displacement was statistically no significantly difference P > 0,05 in five different level even the mean displacement was higher in the same loading in the local locked clover plate. Conclusion: Single lateral local locked clover plate could give good stability in the treatment of bicondylar tibial plateau fracture that statistically no difference to double plating which using lateral buttress and medial antiglide, even though still need further investigation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yamato Satria Dharma
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilludin Ali
Abstrak :
Tesis ini membahas pemikiran Nurcholish Madjid yang berkaitan dengan gagasan Islam kultural, yaitu sekularisasi, slogan "Islam Yes, Partai Islam No", dan penolakan terhadap negara Islam. Gagasan Islam kultural yang dikembangkan oleh Nurcholish Madjid menekankan bahwa perjuangan kepentingan umat Islam tidak hanya dilakukan melalui jalur politik saja, tetapi dapat dilakukan melalui jalur lainnya, seperti pendidikan, dakwah, seni, dan lain sebagainya. Selain itu, gagasan ini mengutamakan terealisasinya nilai-nilai keislaman, seperti keadilan, persamaan hak, partisipasi, dan musyawarah, dalam masyarakat Indonesia, bukan pembentukan negara Islam secara formal.
The focus of this study is Nurcholish Madjid?s thought associated with the idea of cultural Islam, namely secularization, the slogan "Islam Yes, Islamic Party of No", and rejection of Islamic state. Cultural Islamic ideas developed by Nurcholish Madjid emphasized that the struggle for the interests of Muslims is not only done through political channels, but can be made through other channels, such as education, preaching, art, and others. Also, this idea gives priority to the realization of Islamic values in the Indonesian people, such as justice, equal rights, participation and deliberation, not the formal establishment of an Islamic state.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Budianto
Abstrak :
Pada masa awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah (Presiden Soeharto) menginginkan agar sistem kepartaian di Indonesia disederhanakan. Hal itu ditujukan untuk melakukan kontrol peran umat Islam di pemerintahan. Berbagai strategi pun dilancarkan, yaitu mulai penolakan rehabilitasi Masyumi, pembentukan PDII sampai strategi pengembosan masa parpol di pemerintahan melalui strategi monoloyalitas. Tidak hanya sampai pada tahap itu, pemerintah selanjutnya menganjurkan agar partai politik yang ada untuk mengelompok. Pada dasarnya pengelompokan yang diinginkan pemerintah adalah agar di Indonesia hanya ada dua parpol saja. Kedua parpol yang terbentuk itu akan memudahkan pemerintah melakukan kontrol politik. Sebagai Partai Islam terbesar, Nahdlatul UIama (NU) menyadari kondisi politik yang terjadi pada masa itu. Dalam Muktamarnya (1971) NU menyatakan sikap untuk berusaha mempertahankan keberadaan (eksistensi) kepartaian terhadap strategi yang dilancarkan pemerintah. Selain itu NU pun mempertimbangkan wadah nonpolitis apabila hams meninggalkan kepartaian karena kondisi politik yang akan terjadi. Proses pengelompokan pun berjalan dan seiring dengan itu NU terus berusaha mempertahankan eksistensi partainya. Sikap maupun usaha NU itu pun kenyataannya harus tunduk kepada fusi parpol yang diinginkan pemerintah. Akhirnya pada tanggal 5 Januari 1973, NU berfusi dengan Parmusi, PSII dan Perti membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Siti Fatima
Abstrak :
Keberhasilan dalam peningkatan produksi pertanian tentu dilandasi oleh keberhasilan penguasaan ilmu dan teknologinya. Untuk itu maka peranan lembaga penelitian mulai dari pembinaan sarana sampai dengan kecukupan sumber daya manusia berikut kegiatan-kegiatannya menempati tempat yang amat strategis. Lembaga penelitian Pertanian dan Perkebunan di Bogor telah begitu berperan dalam meningkatkan produktifitas pertanian juga perkembangan ilmu pengetahuan. Lembaga Penelitian Pertanian dan Perkebunan di Bogor dirintis dengan didirikannya _s Lands Plantentuin oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817. s Land Plantentuin tau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Kebun Raya Bogor. Lembaga tersebut mengalami perkembangan yang pesat dalam kurun waktu 1876-1942, baik itu bagian-bagiannya maupun kegiatan penelitiannya di bidang pertanian dan perkebunan. Perkembangannya itu juga telah memicu tumbuhnya lembaga-lembaga swasta (proefstation-proefstation) yang lebih memfokuskan pada penelitian tanaman tertentu saja. Dalam melakukan kegiatan penelitian lembaga itu lebih memfokuskan pada penelitian tanaman-tanaman ekspor, hal ini seiring dengan seiring dengan kebijakan ekonomi pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda yang menginginkan dicapainya produksi pertanian yang tinggi guna memperoleh keuntungan ekonomis. Namun demikian kegiatan penelitiannya juga begitu bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya di Hindia Belanda.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S12336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Hardiana
Abstrak :
Tema penulisan ini berusaha melihat kaitannya permasalahan politik dan opium dalam gerakan separatisme suku Shan terhadap pemerintah Myanmar, yang dimotori oleh para Saohpas (1967-1996). Gerakan mereka menuai bias internasional kemurniaan perlawanan separatisme atau hanya dalil menutupi posisi para Saohpas yang sebagai bagian dlam jaringan opium kawasan Segitiga Emas. Walaupun demikian perlawanan etnistas tersebut masih berlangsung hingga kini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwien Kusuma
Abstrak :
Peranan Gerakan Pemuda Ansor I949 - 1963 dalam Nahdlatul Ulama. Membahas hubungan GP Ansor dan NU dalam wilayah politik selarna lima belas tahun. 1949 merupakan tahun didirikannya Gerakan Pemuda Ansor oleh para pemuda Islam tradisional sebagai kelanjutan dari Ansor Nahdlatul Ulama pada periode 1920 - 1930 an. Awal hubungan kedua organisasi ditandai dengan adanya Persetujuan Besama PB NU - PP GP Ansor pada September 1951, Persetujuan tersebut mengikat pemuda Ansor untuk tunduk dan setia kepada NU dan menjadikan Ansor sebagai alat perjuangan NU. Setelah menjadi partai politik pada 1952, NU menggunakan Ansor sebagai salah satu wadah kaderisasi dalain wilayah politik. Semenjak itu Ansor secara aktif terlibat dalam kegiatan politik yang dijalankan oleh NU pada masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin. Hubungan antara GP Ansor dan NU, kerap diwarnai dengan berbagai sikap politik yang berbeda antar individu tokohnya. Konsepsi Presiden, Liga Dernokrasi dan Demokrasi Terpimpin menjadi polemik utama antara Ansor dan NU. Perbedaan sikap antara Ansor dan NU diakhiri dengan diadakannya Konferensi Besar GP Ansor di Solo pada 1962. Pada forum tersebut lahir Deklarasi Solo yang mengulang kembali isi Persetujuan Bersama PB NU - GP Ansor, September 1951. Sikap setia Ansor terhadap NU diperkuat dengan Pernyataan Surabaya yang dicetuskan pada Kongres ke -6 GP Ansor pada 1963.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>