Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harpendewisasmita
"Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya di ruang intensive care. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis perawat di ruang intensive care. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 112 orang perawat yang diambil berdasarkan consecutive non probability sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis adalah umur, pengalaman klinis, level kompetensi, motivasi dan ketidakrutinan dalam kerja (p = 0.000-0,05). Variabel yang paling berpengaruh adalah ketidakrutinan dalam kerja (p = 0,000). Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian pimpinan di rumah sakit dengan tetap melakukan evaluasi terhadap faktor lain sehingga dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.

Critical thinking skills are indispensable in providing nursing care especially in the intensive care unit. This study aims to identify factors that affect the ability of critical thinking in the intensive care nurses. The correlation descriptive study design, with cross sectional approach involving 112 nurses were taken by non probability consecutive sampling. The data collecting used questionnaires with univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed that the factor of affect the ability of critical thinking are age, clinical experience, the level of competences, motivation and unroutines in labor (p= 0,000 to 0,05). The most influential variable is unroutines in labor (p=0,000). These factors need an attention by hospital manager to keep evaluating the other factors in order to improve the nursing care services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Icha Tiara Devi Febrianti
"Permasalahan produktivitas kinerja tenaga kesehatan akibat manajemen institusi yang belum optimal masih sering terjadi, termasuk di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM). Perawat sebagai tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit dengan tingkat intervensi pasien tinggi, bila terdapat perlakuan yang tidak tepat berisiko pada menurunnya produktivitas kerja. Rumah sakit perlu mengembangkan strategi optimalisasi produktivitas perawatnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kompensasi finansial, kompensasi non finansial, dan disiplin kerja terhadap produktivitas perawat di RSJMM. Penelitian dilakukan terhadap 205 perawat dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain studi cross sectional dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Perhitungan dilakukan dengan uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji T, uji F, dan analisis koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial (1) kompensasi finanisal tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas perawat karena nilai signifikansi lebih dari 0,5 (0,953 > 0,05), thitung kurang dari ttabel (0,058 < 1,97190), dan nilai koefisien regresi sebesar 0,002; (2) kompensasi non finansial berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas perawat karena nilai signifikansi kurang dari 0,5 (0,016 < 0,05), thitung lebih dari ttabel (2,437 > 1,97190), dan nilai koefisien regresi sebesar 0,073; (3) disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas perawat karena nilai signifikansi kurang dari 0,5 (0,000 < 0,05), thitung lebih dari ttabel (15,687 > 1,97190), dan nilai koefisien regresi sebesar 0,293. Variabel disiplin kerja (0,293) paling dominan mempengaruhi produktivitas perawat dibandingkan dengan kedua variabel lainnya. Secara simultan, ketiga variabel berpengaruh terhadap produktivitas perawat karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (91,000 > 2,60) dan nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Sementara nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,576 artinya ketiga variabel berkontribusi moderat terhadap produktivitas perawat sebesar 57,6%, sedangkan 42,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil ini memiliki keterbatasan yaitu didasarkan dari persepsi responden sehingga belum tentu mencerminkan keadaaan yang sebenarnya. Disarankan RS perlu mengoptimalkan produktivitas perawat dengan meningkatkan fasilitas RS, pelatihan, kesempatan jenjang pendidikan, transparansi dan keadilan sistem kompensasi, pengakuan dan umpan balik bagi kinerja pegawai, serta kepatuhan disiplin kerja.

Productivity problems of health worker performance due to suboptimal institutional management still often occur, including at dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM). Nurses as the most health workers in hospitals with a high level of patient intervention, if there is improper treatment risk decreasing work productivity. Hospitals need to develop strategies to optimize the productivity of their nurses. The purpose of this study was to analyze the effect of financial compensation, non-financial compensation, and work discipline on nurse productivity at RSJMM. The study was conducted on 205 nurses with a sampling technique using stratified random sampling. The study used a quantitative approach and cross-sectional study design with data collection through questionnaires. The calculation is performed by classical assumption test, multiple linear regression analysis, T test, F test, and determination coefficient analysis. The results showed that partially (1) financial compensation did not have a significant effect on nurse productivity because the significance value was more than 0.5 (0.953 > 0.05), tvalue less than ttable (0.058 < 1.97190), and regression coefficient value is 0.002; (2) non-financial compensation has a positive and significant effect on nurse productivity because the significance value is less than 0.5 (0.016 < 0.05), tvalue is more than ttable (2.437 > 1.97190), and the value of the regression coefficient is 0.073; (3) Work discipline has a positive and significant effect on nurse productivity because the significance value is less than 0.5 (0.000 < 0.05), tvalue is more than ttable (15.687 > 1.97190), and the regression coefficient value is 0.293. The work discipline variable (0.293) most dominantly affects nurse productivity compared to the other two variables. Simultaneously, the three variables affect nurse productivity because the Fvalue was greater than Ftable (91,000 > 2.60) and the significance value is less than 0.05 (0.000 < 0.05). While the value of the coefficient of determination (R2) of 0.576 means that the three variables contribute moderately to nurse productivity by 57.6%, while the remaining 42.4% is influenced by other variables. This result has limitations, which are based on respondent’s perceptions so that they do not necessarily reflect actual circumstances. It is suggested that hospitals need to optimize nurse productivity by improving hospital facilities, training, educational opportunities, transparency and fairness of compensation systems, recognition and feedback for employee performance, and also compliance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Tri Darmayanti
"ABSTRAK
Tenaga perawat di ICU RSU Tabanan yang memiliki dasar pelatihan perawat ICU
sebagai suatu keharusan, kurang dari 50%. Profesionalisme perawat merupakan
bagian intergral dari pelayanan asuhan kesehatan didasarkan pada ilmu dan
keterampilan keperawatan menuju pelayanan kesehatan yang bermutu.
Tesis ini tentang hubungan antara sistem rekrutmen, sistem penempatan dan
orientasi serta pengembangan SDM terhadap kompetensi perawat melalui
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian kuantitatif adalah
perawat ICU sedangkan informan untuk kualitatif adalah manajemen SDM rumah
sakit umum Tabanan.
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi perawat di ICU RSU Tabanan kurang
dari nilai yang diharapkan, namun ada hubungan yang bermakna antara sistem
rekrutmen, sistem penempatan dan orientasi serta pengembangan SDM dengan
kompetensi perawat. Belum adanya standar sistem penempatan tenaga perawat
sesuai kompetensinya serta sistem rekrutmen, orientasi perawat dan
pengembangan SDM belum berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu perlunya disusun standar yang baku untuk meningkatkan
kompetensi perawat sehingga akan menghasilkan tenaga yang berkompeten dan
berkinerja tinggi.

ABSTRACT
Intensive Care Nurse as health care provider in Tabanan Hospital that have basic
skill as intensive care is a necessary quality, less than 50%. Nurse Profesionalism
is an integral part to health care services based on nursery knowledge and skill
toward better helath care.
This thesis focus on relationship between recruitment system, placement system
,orientation,and also development of human resource against nursecompetence
through qualitative and quantitativeapproach. Quantitative study in population
subject is nurse while informant for qualitative study is Human resource
management in Tabanan General Hospital
The results showed that the nurse competeny of nurses in ICU of Tabanan
General Hospital is less than the expected value, but there is a meaningful
relationship between the recruitment system, placement and orientation system as
well as the development of human resources with the competence of nurses. Lack
of standardization of nurse placement system suitable for their competencies, as
well asrecruitment system,nurse orientation and human resource development not
developing according to a predetermined standard.
Because of this reasons, we need to establish a standardized approach to improve
nurse competency to produce competent human resource and better in
performance"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Serri
"ABSTRAK
Kepala ruang berkontribusi dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi PPI di ruang rawat, tetapi kenyataannya masih belum melakukan peran dan fungsinya dalam PPI. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penguatan peran dan fungsi karu terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit RS . Metoda yang digunakan adalah dengan desain kuasi eksperimen. Responden terdiri dari 5 kepala ruang, dan 34 perawat pelaksana dari kelompok intervensi dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan penguatan peran dan fungsi karu terhadap kepatuhan pelaksanaan PPI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p 0,03; ? 0,05 . Rekomendasi Penguatan peran dan fungsi karu diharapkan mendapatkan dukungan dari manajemen keperawatan, kepala ruang dan pelaksana pelayanan untuk meningkatkan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan PPI sebagai dasar meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS.

ABSTRACT
The head nurses should contribute to the implementation of prevention and infection control PPI in the ward, but in reality still has not performed its role and function in PPI. This study aims to determine the effect of strengthening the role and function of head nurses on the implementation of infection prevention and control in hospitals RS . The method used is Quasi experiment design. Respondents consisted of 5 headsnurse, and 34 nurses from the intervention and control group. The result of the research shows that there is a significant influence of the strengthening of role and function of head nurseson compliance of PPI implementation p 0,03 0,05 . Recommendations Strengthening the role and function of head nurses is expected to get support from the management of nursing, head nurses and implementing services to improve the compliance of nurses to the implementation of PPI as a basis to improve the quality of nursing services in hospitals."
2017
T47667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Widyana
"Kepala ruangan memerlukan kompetensi manajerial untuk mengelola ruangan rawat inap agar pelayanan yang optimal dapat tercapai dan kepuasan kerja perawat dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara kompetensi manajerial kepala ruangan dengan tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan cross sectional. Instrument penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner kepuasan, kompetensi manajerial kepala ruangan, dan karakteristik perawat. Sampel penelitian ini adalah 107 perawat pelaksana di dua rumah sakit Provinsi Riau yang dipilih dengan stratified random sampling berdasarkan ruangan ruangan rawat inap. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi manajerial kepala ruangan dengan tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana p=0,001; OR=0,193 . Faktor yang paling berpengaruh adalah fungsi pengorganisasian yang dikontrol dengan faktor efikasi diri. Penelitian ini merekomendasikan khususnya pada manajemen keperawatan agar melakukan evaluasi rutin terhadap kepuasan kerja dan mengadakan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dan jenjang karir perawat serta kepala ruangan.

Head of room for nurse needs a managerial competency to manage the inpatient room for optimal service can be achieved. The purpose of this study was to identify the relationship between the head managerial managerial competence with the level of job satisfaction of the nurses. The methodology used is a quantitative approach with cross sectional. The research instrument used a questionnaire consisting of a satisfaction questionnaire, headroom managerial competence, and nurse characteristics. Sample of this study is 107 nurses in two Hospitals at Riau Province. In this study a large sample using stratified random sampling based on room inpatient room. The data analized by using chi square test obtained that there is significant relation between managerial competence of head of room with job satisfaction level of nurse p 0,001 OR 0,193 . The most influential factor is the organizing function that is controlled by self efficacy factor. The conclusion of this research is there is significant influence between the relationship of managerial competence of head of room to job satisfaction of nurse executor. Suggestions expected to the hospital, especially nursing management in order to conduct routine evaluation of job satisfaction and Conducting ongoing training to improve the competence and career path of nurse and head of the room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
"Citra perawat dimata sebagaian besar masyarakat Indonesia saat ini masih rendah, keadaan ini juga disebabkan oleh nilai-nilai profesionalisme perawat yang belum terinternalisasi dan diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan keperawatan, termasuk perilaku caring sebagai inti keperawatan, sehingga perlu dilakukan studi penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perilaku caring perawat pelaksana di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Partisipan dalam penelitian ini adalah 6 perawat pelalcsana dari 6 ruangan rawat inap prima I Rumah Sakit Immanuel Bandung. Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory, pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalitis secara kualitatif dengan melakukan analisis tematik.
Hasil penelitian menemukan fenomena baru dalam perilaku caring perawat pelaksana di rumah sakit immanuel Bandung Indonesia, ada tujuh tema yaitu : 1) sikap peduli terhadap pemenuhan kebutuhan klien , 2) Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan klien, 3) ramah dalam melayani, 4) sikap tenang dan sabar dalam melayani klien, 5) selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien 6)memberikan motivasi kepada klien, 7) sikap empati dengan klien dan keluarganya. Disamping itu penelitian ini juga menemukan tiga tema perilaku yang tidak caring yaitu : 1). Komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, 2) sikap kurang tulus dalam melayani klien yang membutuhkan, 3) Kurang terampil.Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya membudayakan perilaku caring dengan melakukan continung,supervisi dan pengarahan yang intensif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzie Z. Abidin
"Program pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian dari pengembangan tenaga kesehatan dengan tujuan untuk tetap meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kesehatan yang mampu untuk mengemban tugasnya kearah perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti yang tertuang dalam SK Menkes Nomor. 558/Menkes/ SK/84. mempunyai togas dan fungsi melaksanakan, mengkoordinasikan dan membuka pendidikan tenaga kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan kualitas masukan dan kualitas proses pembelajaran. Upaya untuk peningkatan kualitas lulusan lembaga pendidikan tenaga kesehatan hendaknya mencakup peningkatan kualitas masukan dan kualitas proses pembelajaran. Masukan utama mencakup mahasiswa, dosen, kurikulum dan perangkat pembelajarannya. Dosen memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi mahasiswa, dan untuk itu doses haruslah yang berkualitas. Peran, fungsi dan tanggung jawab dari profesi dosen dalam mengajar menuntut kompetensi yang tinggi dalam tugasnya. Penelitian ini secara umum bettujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen dalam mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang tahun 2001. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan (Akper), Akademi Gizi (Akzi), Akademi Kebidanan (Akbid) Depkes Palembang. Sampel penelitian adaiah seluruh dosen tetap yang mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang sebanyak 66 orang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengalaman kerja, pelatihan dan sumber daya mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen dalam mengajar. Dan basil analisis multivariat dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengalaman kerja merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan kinerja dosen dalam mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang tahun 2001 (OR= 4,69 dan 4,53). Berdasarkan basil penelitian, ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti. Agar pihak Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan perlu meningkatkan pelatihan bagi dosen terutama yang sesuai dengan materi kuliah yang diajarkan; selain itu perlunya meningkatkan penyediaan saran prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar. Bagi pihak institusi Akademi Kesehatan Depkes Palembang hendaknya mengaktifkan peran dosen senior dalam membimbing dosen yunior selain itu agar staf dosen diberi kemudahan untuk mengikuti pelatihan secara bergantian. Perlunya penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor yang ada diluar faktor-faktor dalam penelitian ini.

Factors Related to the Performance of Lecturers within The Academy of Health Minister of Health Palembang in The Year 2001.Educational program for health professional is a part of human resource for Health (HRH) development, which have objectives to add its quantity and also to improve their quality. So that, they contribute significantly to health service changes, growth and innovations (Minister of Health Decree Number: 158/MenKes/SK/84). Quality of education is very much related with quality of input and process factors. It is therefore, input and process factors should always be considered in any effort to improve learning process. Factor within input are the students, lecturers, curriculum and educational infra structures. Lecturers are believed to have significant roles in improving students achievements, and therefore, their quality should always be monitored and improved. Their roles, functions and responsibilities demand high competencies. This study has objective to describe factors related to the performance of lecturers within the Academy of health , Ministry of Health Palembang in the Year 2001. The study used cross sectional design, which covered lecturers within Nurse, Nutrition, and Midwives Academics, Ministry of Health Palembang_ (Total population = 66 ).
The study showed that work experience, previous training and education resources variables have significant relationship with the performance. Furthermore using multivariate statistic, it is shown that previous training and work experience variables are dominantly related to performance (OR =4.69 and = 4.53 respectively). This study reccomrnends to The Central for Health Professional Education (Pusdiknakes) to add more training for lecturers especially training that are related to courses teached by them. Furthermore, Pudiknakes should always maintain and improve education resources in supporting learning process in each Academy. This study also suggest that the Academy of Health Ministry of Health Palembang should develop a system of young lecturers mentoring and support strongly and open widely any training opportunity for them. At last this study recommends to continue the study to explore others than factors examined."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library