Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasrullah
"Pemberitaan KLB PDI-Munas PDI dan naiknya Megawati di kursi kepemimpinan PDI, menyita perhatian media massa untuk menggelar peristiwa trsebut. Momen berita KLB PDI menjadi menarik karena hadirnya Megawati, baik sebagai kandidat maupun setelah terpilih menjadi ketua umum PDI. Di mana figur Mega merupakan figur yang dianggap kontraversial dalam percaturan politik nasional.
Hal ini terjadi karena, Megawati merupakan simbol perlawanan rakyat yang anti kemapanan dan mendapat dukungan arus bawah. Di samping itu juga ia merupakan tokoh yang kharismatik pada saat pasca-KLB. Hal ini merupakan tahapan yang krusial bagi Mega, terutama setelah menyatakan dirinya terpilih secara De Facto. Pemberitaan media secara kontinyu, menyebabkan media turut andil untuk membentuk opini publik, termasuk mempengaruhi atau berdampak terhadap pengambil keputusan di tingkat hirarki yang lebih tinggi dalam sistem politik Indonesia.
Keberhasilan Megawati menduduki pucuk pimpinan PDI tidak terlepas dari peran media massa selama KLB-Munas PDI merupakan fokus penelitian ini, terutana tentang keperkasaan media massa dalam mengakat kasus PDI dan Megawati. Pisau analisis yang digunakan terletak pada pembentukan opini publik dengan konsep keampuhan Media Massa, khususnya dilihat dari kajian komunikasi politik. Analisis juga meminjam kerangka pemikiran dari Walter Lippman, the World Outside and The Picture in Our Heads, dihubungkan dengan media massa sebagai salah satu saluran komunikasi politik. Lebih khusus lagi analisis dipertajam dengan meminjam kerangka pemikiran Klapper (1960) dan Patterson (1980) dengan menperhatikan kepada manfaat media, potensi media, dan eksposure media dalam melihat peristiwa KLB dan Megawati.
Metode yang digunakan adalah analisis isi dengan pemilihan populasi berdasarkan purporsive sampling yang meliputi harian Kompas, Republika, dan Suara Harya. Jumlah tiras dipakai sebagai acuan di dalam menentukan sample frame dengan menghasilkan 114 tiras, dan ini di amati dalam kurun waktu satu minggu sebelum KLB-PDI dan satu minggu sesudah Munas PDI.
Hasil temuan thesis ini menunjukkan bahwa ada kecendrungan dari ketiga Surat kabar telah memanfaatkan saluran komunikasi politik untuk membentuk opini publik. Dalam kasus PDI dan Megawati surat kabar telah berfungsi ganda yaitu di samping berfungsi sebagai saluran komunikasi politik juga berfungsi sebagai komunikator politik. Ini menunjukkan keperkasaan media telah mampu mempengaruhi pengambil kebijaksanaan politik pemerintah, cendrung "terpaksa" mengakui kehadiran Megawati untuk memimpin PDI.
Pemberitaan Megawati di arena KLB dan Munas PDI, telah menjadi berita utama, bahkan ada kecendrungan media berada dibelakang Mega. Ini terlihat dari penempatan berdasarkan letak halaman, analisa isi berita dan opini, maupun dengan memperhatikan kecendrungan berita dan opini yang bernada mendukung.
Yang jelas, pemberitaan PDI dan Megawati telah memberikan nuansa baru dalam proses demokratisasi melalui media massa. Pemberitan arus bawah yang berpaham kerakyatan selain mampu membentuk opini, tetapi juga tidak lepas dari political will yang dilakukan pemerintah dalam menangkap proses demokratisasi dan keterbukaan yang telah dicanangkan sebelumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Soetarjono
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyadi
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat sanitasi pada kapal yang sandar di pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, pada tahun 2005. Desain penelitian ini adalah potong lintang (Crossectional). Populasinya adalah semua kapal kargo yang sandar di pelabuhan Pangkalbalam, sedangkan sampel pada penelitian ini sebanyak 92 kapal kargo yang diambil secara acak. Rata-rata kapal kargo yang sandar di pelabuhan Pangkalbalam, yang mempunyai tingkat sanitasi kapal baik sebesar 16,3 %, tingkat sanitasi kapal sedang sebanyak 18,5 %, sedangkan tingkat sanitasi kapal yang buruk sebesar 65,2%. Hasil ini memperlihatkan bahwa tingkat sanitasi pada kapal-kapal yang sandar di pelabuhan Pangkalbalam masih rendah. Standar prosedur operasional, (OR = 98,3), kepemimpinan nahkoda (OR = 22,7) dan waktu yang digunakan untuk peningkatan sanitasi kapal (OR = 24,1), secara signifikan berhubungan dengan tingkat sanitasi pada kapal yang sandar di pelabuhan Pangkalbalam. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis multi variabel yang paling berhubungan terhadap peningkatan sanitasi kapal adalah variabel standar prosedur operasional dengan nilai OR yang sudah dikontrol sebesar 21,01. Dengan hasil penelitian ini diharapkan setiap kapal kargo yang sandar di pelabuhan Pangkalbalam mempunyai standar prosedur operasional yang baik. Untuk mengontrol standar prosedur operasional tersebut perlu supervisi/pengawasan yang rutin dari petugas sanitasi kantor kesehatan pelabuhan Pangkalpinang.

Factor involved on vessel sanitation in Pangkalbalam harbor of Pangkalpinang 2005. The aim of this research was to assess the factor related to sanitation level at ship anchored in Pangkalbalam Harbor, Pangkalpinang. The design was crossectional study. The ship anchored in Pangkalbalam harbor in good sanitation level is 16,3 %, middle ship sanitation level is 18,5%, and bad ship sanitation level is almost 65.2%. This result showed that ship sanitation which anchor in Pangkalbalam harbor still low. Standard operating procedure (OR = 98,3), leadership of Captain (OR = 22,7) and time-used to improve ship sanitation (OR = 24,1) have great association to sanitation of ship anchored in Pangkalbalam Harbor. The most variable involved in improvement of ship sanitation is standard operating procedure variable with OR value is 21,01. From this result research is expected that every cargo ship anchored in Pangkalbalam port have a good standard operating procedure to guide crew how to manage ship sanitation. To control this standard operating procedure need supervising or routine observation from sanitation staff in port health office at Pangkalpinang.;Factor involved on vessel sanitation in Pangkalbalam harbor of Pangkalpinang 2005. The aim of this research was to assess the factor related to sanitation level at ship anchored in Pangkalbalam Harbor, Pangkalpinang. The design was crossectional study. The ship anchored in Pangkalbalam harbor in good sanitation level is 16,3 %, middle ship sanitation level is 18,5%, and bad ship sanitation level is almost 65.2%. This result showed that ship sanitation which anchor in Pangkalbalam harbor still low. Standard operating procedure (OR = 98,3), leadership of Captain (OR = 22,7) and time-used to improve ship sanitation (OR = 24,1) have great association to sanitation of ship anchored in Pangkalbalam Harbor. The most variable involved in improvement of ship sanitation is standard operating procedure variable with OR value is 21,01. From this result research is expected that every cargo ship anchored in Pangkalbalam port have a good standard operating procedure to guide crew how to manage ship sanitation. To control this standard operating procedure need supervising or routine observation from sanitation staff in port health office at Pangkalpinang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Kusuma
"Bayi sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh Makanan Pendamping Air Susu Ibu lokal (MP-ASI lokal). Sampai saat ini belum di-ketahui keamanan penyajiannya dari kontaminasi mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontaminasi Escherichia coli (E. coli) pada penyajian MP-ASI lokal dan mengamati hubungan antara kondisi sanitasi rumah, seperti Sarana Air Bersih (SAB), tempat mencuci peralatan makan bayi, kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), kondisi tempat sampah dan keberadaan hewan berkeliaran di dalam rumah terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian. Desain penelitian ini adalah potong lintang yang mengamati penyajian MP-ASI lokal bagi bayi usia 6-12 bulan pada 138 rumah. Lokasi penelitian pada 21 Dusun di Kabupaten Solok. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi gambaran kontaminasi E. coli pada penyajian MP-ASI lokal, kondisi faktor sanitasi rumah tangga, mengetahui hubungan antara faktor sanitasi rumah dengan kontaminasi E. coli dan faktor yang paling berhubungan dengan kontaminasi tersebut. Penelitian ini menemukan lebih dari separuh (72,5%) MP-ASI lokal yang disajikan terkontaminasi E. coli. Keberadaan hewan yang berkeliaran di dalam rumah memiliki risiko dua kali lebih besar terkontaminasi E. coli pada penyajian MPASI lokal bagi bayi usia 6-12 bulan di rumah tangga.

Infant is the most vulnerable group of safer infectious diseases caused by complementary food. Meanwhile complementary food safety was unknown. The study aimed to know Escheria coli (E. coli) contamination in serving complementary food and relationship of house sanitation condition as clean water facilities, places for dishes infant food utensils, domestic waste water facilities condition, garbage facilities condition and the present of domestic animals in house to E. coli contamination in serving. Study design was cross sectional, object of observation were 138 household that serving complementary food for 6-12 month old infants. Location of study was in 21 sub-vilages at Solok District. Data analysis was used to know description of E. coli contamination, household sanitation condition, relationship between household sanitation factor with E. coli contamination and the most significant sanitation factors that have relationship with that contamination. This study found (72.5%) serving complementary food have been contaminated by E. coli. The domestic animals in the house, 2 times more risks to have E. coli contimination in complementary serving."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library