Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Angelica Bunardi
"Apotek memegang peran penting sebagai tempat dilakukannya praktik pelayanan kefarmasian yang dilakukan dengan berlandaskan standar pelayanan kefarmasian. Apotek memegang dua fungsi yaitu, dalam bidang pelayanan kefarmasian (patient oriented) dan bidang bisnis (profit oriented). Pembentukan apotek baru memerlukan perencanaan yang matang agar dapat meminimalisir resiko akan ketidakpastian kondisi mendatang. Resiko dapat diminimalisir dengan adanya analisis terhadap studi kelayakan. Studi kelayakan tidak hanya mengkaji dari segi aspek hukum, lingkungan, teknis, potensi pasar, tetapi juga terhadap manajemen, SDM, dan keuangan. Hasil studi akan memberikan gambaran layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Rancangan pembuatan apotek baru di Kota Pontianak dimulai dengan menganalisis sumber data sekunder yang ditemukan dan disesuaikan dengan persyaratan pendirian apotek sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang apotek. Apotek yang dinamakan Apotek Damai berukuran 80 meter persegi dengan lahan parkir luas, beroperasional dari pukul 08.00-22.00 dengan dibantu oleh 1 apoteker penanggung jawab, 1 apoteker pendamping, dan 1 tenaga administrasi. Pendapatan didapatkan dari pelayanan resep dari luar, penjualan obat Over The Counter (OTC) dan Obat Etikal serta pelayanan periksa darah. Apotek Damai membutuhkan dana sebesar Rp.846,221.455 ribu rupiah agar mencapai nilai Break Even Point, dengan Payback Period selama 3.9329 tahun (dibawah 5 tahun). Nilai ROI yang positif sebesar 25.43% menunjukkan kemampuan apotek dalam mengolah dana investasi awal menjadi profit dengan baik. Ditinjau dari nilai BEP, Payback Period, dan ROI-nya maka Apotek Damai layak untuk dijalankan.
Pharmacy plays an important role as a place to practice pharmaceutical services that are carried out based on pharmaceutical service standards. Pharmacy plays role both in the field of pharmaceutical services (patient oriented) and in business sector (profit oriented). The establishment of a new pharmacy requires a careful planning in order to minimize the risk of uncertainty conditions in the future. This risk can be minimized with a feasibility study analysis. Feasibility study analysis covers not only legal, environmental, technical, market potential aspects, but also management, HR, and finance. The results of the study will provide an overview of whether a business is feasible to be run or not. The design for making a new pharmacy in Pontianak City begins with analyzing the secondary data sources found and adjusted to the pharmaceutical requirements in accordance with the statutory regulations regarding pharmacies. The pharmacy, called the “Damai Pharmacy”, is a 80 square meters building with a huge parking area, operates from 08.00-22.00 with the assistance of 1 pharmacist in charge, 1 assistant pharmacist, and 1 administrative clerk. Revenue is derived from prescription services, sales of Over The Counter (OTC) and Ethical Medicines as well as blood examination services. Damai Pharmacy requires funds of Rp. 846,221.455 thousand rupiah to reach the Break Even Point value, with a Payback Period of 3.9329 years (under 5 years). A positive ROI value of 25.43% indicates the pharmacy's ability to properly process initial investment funds into profits. Based on the value of the BEP, Payback Period, and ROI, Damai Pharmacy is feasible to be run."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nindya Leonita Putri
"Tingginya tingkat pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat menjadi lebih perduli terhadap permasalahan kesehatan baik yang dialami oleh dirinya sendiri, keluarga maupun kerabatnya. Oleh karena itu, pasien sering kali melakukan swamedikasi untuk keluhan yang dirasakannya. Untuk menghindari penyalah gunaan obat, maka diperlukan peran apoteker dalam mengoptimalkan praktik swamedikasi dengan cara memberikan rekomendasi yang tepat sesuai dengan kondisi klinis pasien. Salah satu penyakit yang biasa dilakukan swamedikasi oleh masyarkat adalah diare. Dalam laporan ini, akan dibahas mengenai praktek swamedikasi pada pasien diare di Apotek Kimia Farma Citra Raya oleh apoteker dengan cara mengetahui profil swawmedikasi, menjabarkan penatalaksanaan terkait kasus swamedikasi yang terjadi di apotek, menetapakan penyelesaian masalah terkait pelayanan obat pada pasien diare yang menginginkan antibiotik, dan menjabarkan penyelesaian masalah terkait pelayanan resep pada pasien diare di apotek. Pengambilan data untuk evaluasi kasus swamedikasi pada laporan ini dilakukan dengan metode retrospektif yaitu berdasarkan kasus yang telah terjadi di apotek. Berdasarkan hasil pengamatan, praktik swamedikasi pada pasien diare yang dilakukan oleh apoteker sudah sesuai dengan tatalaksana yang berlaku, penyelesaian masalah bagi pasien diare yang menginginkan antibiotik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada pasien tentang jenis ataupun gejala diare yang membutuhkan antibiotik, penyelesaian masalah terkait pelayanan resep pada pasien diare di apotek berdasarkan resep yang menjadi data pada laporan ini dan berdasarkan keterangan pasien maka disarankan pasien melakukan pengecekan feses di fasilitas kesehatan untuk memastikan ada tidaknya infeksi bakteri pada pasien.
The high level of knowledge and technology makes people more concerned about health problems experienced by themselves, their families and relatives. Therefore, patients often self-medicate for the complaints they feel. To avoid drug abuse, the role of pharmacists is needed in optimizing self-medication practices by providing appropriate recommendations according to the patient's clinical condition. One of the diseases that people commonly undergo self-medication for is diarrhea. In this report, we will discuss the practice of self-medication in diarrhea patients at Kimia Farma Citra Raya Pharmacy by pharmacists by knowing the self-medication profile, describing management related to self-medication cases that occur in pharmacies, determining solutions to problems related to drug services for diarrhea patients who want antibiotics, and describes solving problems related to prescription services for diarrhea patients in pharmacies. Data collection for evaluating self-medication cases in this report was carried out using a retrospective method, namely based on cases that had occurred in pharmacies. Based on the results of observations, self-medication practices for diarrhea patients carried out by pharmacists are in accordance with applicable management, solving problems for diarrhea patients who want antibiotics is by providing explanations to patients about the type or symptoms of diarrhea that require antibiotics, solving problems related to prescription services for patients diarrhea at the pharmacy based on the prescription that is the data in this report and based on the patient's information, it is recommended that the patient carry out a stool check at a health facility to ensure whether there is a bacterial infection in the patien"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nindya Leonita Putri
"Tingginya tingkat pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat menjadi lebih perduli terhadap permasalahan kesehatan baik yang dialami oleh dirinya sendiri, keluarga maupun kerabatnya. Oleh karena itu, pasien sering kali melakukan swamedikasi untuk keluhan yang dirasakannya. Untuk menghindari penyalah gunaan obat, maka diperlukan peran apoteker dalam mengoptimalkan praktik swamedikasi dengan cara memberikan rekomendasi yang tepat sesuai dengan kondisi klinis pasien. Salah satu penyakit yang biasa dilakukan swamedikasi oleh masyarkat adalah diare. Dalam laporan ini, akan dibahas mengenai praktek swamedikasi pada pasien diare di Apotek Kimia Farma Citra Raya oleh apoteker dengan cara mengetahui profil swawmedikasi, menjabarkan penatalaksanaan terkait kasus swamedikasi yang terjadi di apotek, menetapakan penyelesaian masalah terkait pelayanan obat pada pasien diare yang menginginkan antibiotik, dan menjabarkan penyelesaian masalah terkait pelayanan resep pada pasien diare di apotek. Pengambilan data untuk evaluasi kasus swamedikasi pada laporan ini dilakukan dengan metode retrospektif yaitu berdasarkan kasus yang telah terjadi di apotek. Berdasarkan hasil pengamatan, praktik swamedikasi pada pasien diare yang dilakukan oleh apoteker sudah sesuai dengan tatalaksana yang berlaku, penyelesaian masalah bagi pasien diare yang menginginkan antibiotik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada pasien tentang jenis ataupun gejala diare yang membutuhkan antibiotik, penyelesaian masalah terkait pelayanan resep pada pasien diare di apotek berdasarkan resep yang menjadi data pada laporan ini dan berdasarkan keterangan pasien maka disarankan pasien melakukan pengecekan feses di fasilitas kesehatan untuk memastikan ada tidaknya infeksi bakteri pada pasien.
The high level of knowledge and technology makes people more concerned about health problems experienced by themselves, their families and relatives. Therefore, patients often self-medicate for the complaints they feel. To avoid drug abuse, the role of pharmacists is needed in optimizing self-medication practices by providing appropriate recommendations according to the patient's clinical condition. One of the diseases that people commonly undergo self-medication for is diarrhea. In this report, we will discuss the practice of self-medication in diarrhea patients at Kimia Farma Citra Raya Pharmacy by pharmacists by knowing the self-medication profile, describing management related to self-medication cases that occur in pharmacies, determining solutions to problems related to drug services for diarrhea patients who want antibiotics, and describes solving problems related to prescription services for diarrhea patients in pharmacies. Data collection for evaluating self-medication cases in this report was carried out using a retrospective method, namely based on cases that had occurred in pharmacies. Based on the results of observations, self-medication practices for diarrhea patients carried out by pharmacists are in accordance with applicable management, solving problems for diarrhea patients who want antibiotics is by providing explanations to patients about the type or symptoms of diarrhea that require antibiotics, solving problems related to prescription services for patients diarrhea at the pharmacy based on the prescription that is the data in this report and based on the patient's information, it is recommended that the patient carry out a stool check at a health facility to ensure whether there is a bacterial infection in the patien"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library