Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rania Fajriati Tazkia
"Wisata kuliner merupakan wisata khusus yang sudah digandrungi oleh wisatawan sedari dulu. Perkembangan IPTEK dan kemajuan teknologi menciptakan media sosial seperti Instagram dan situs web Pergikuliner.com menjadi wadah bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata kuliner. Kota Bandung merupakan destinasi wisata favorit di Indonesia yang menyajikan berbagai macam aktivitas wisata, seperti wisata belanja dan wisata kuliner. Salah satu destinasi wisata kuliner dan wisata belanja di Kota Bandung adalah Jalan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis bagaimana karakteristik tempat serta motivasi dari wisatawan yang berkunjung dalam memilih tempat tujuan wisata kuliner dalam bentuk pola keruangan yang berada di Jalan Riau, Kota Bandung. Analisis yang digunakan merupakan analisis spasial dan analisis deskriptif yang didapatkan dari hasil observasi lapangan dan pendekatan netnografi pada media sosial Instagram dan situs web Pergikuliner.com. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemilihan tempat wisata kuliner di Jalan Riau dipengaruhi oleh karakteristik tempat yang diminati oleh wisatawan adalah destinasi wisata kuliner dengan aspek fungsional, yaitu cita rasa dari produk utama rumah makan dan restoran di Jalan Riau, khususnya makanan khas suatu daerah atau yang termasuk kedalam specialities restaurant yang persebarannya didominasi berada di ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau. Ruas 4 dan ruas 6 juga memiliki karakteristik lokasi wisata kuliner yang berada dekat destinasi wisata belanja yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner di Jalan Riau berdasarkan motivasi wisatawan dipengaruhi oleh motivasi pengalaman dalam kebaruan makanan seperti aktivitas mencoba hidangan baru serta reputasi dari rumah makan dan restoran yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan media sosial Instagram dengan minat tinggi berada pada ruas 6 dan ruas 8 Jalan Riau yang memiliki destinasi wisata kuliner yang instagramable dengan pada rentang usia ≤ 23 tahun yang didominasi oleh perempuan. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan situs web Pergikuliner.com dengan minat tinggi berada pada ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau yang memiliki cita rasa serta konsep dari produk kuliner yang unik dengan wisatawan pada rentang usia 24-39 tahun yang didominasi oleh perempuan. Didapatkan bahwa wisatawan cenderung memilih lokasi wisata kuliner pada ruas 6, yaitu destinasi wisata kuliner yang memiliki reputasi baik dan bervariasi serta lokasinya yang berdekatan dengan destinasi wisata belanja dan kehadiran PKL. 

Culinary tourism is a special tour that has been loved by tourists for a long time. The development of science and technology and advances in technology have made social media such as Instagram and the Gokuliner.com website a place for tourists to carry out culinary tourism activities. The city of Bandung is a favorite tourist destination in Indonesia which offers various kinds of tourism activities, such as shopping tours and culinary tours. One of the destinations for culinary tourism and shopping tourism in the city of Bandung is Jalan Riau. This study aims to analyze the characteristics of places and the motivations of visiting tourists in choosing culinary destinations in the form of spatial patterns located on Jalan Riau, Bandung City. The analysis used is spatial analysis and descriptive analysis obtained from the results of field observations and netnographic approaches on social media Instagram and the website Perkikuliner.com. The results of the study show that the selection of culinary tourism spots on Jalan Riau is influenced by the characteristics of places that are of interest to tourists, namely culinary tourism destinations with functional aspects, namely the taste of the main products of restaurants and restaurants on Jalan Riau, especially regional specialties or those included in the specialty restaurants whose distribution is dominated in sections 4 and 6 on Jalan Riau. Sections 4 and 6 also have the characteristics of culinary tourism locations which are near shopping tourism destinations on Jalan Riau. The choice of culinary tourism destinations on Jalan Riau based on tourist motivation is influenced by experience motivation in food novelty such as the activity of trying new dishes and the reputation of restaurants and restaurants on Jalan Riau. The selection of culinary tourism destinations based on Instagram social media with high interest is on sections 6 and 8 Jalan Riau which have instagramable culinary tourism destinations with an age range of ≤ 23 years which are dominated by women. The selection of culinary tourism destinations based on the website Pergikuliner.com with high interest is on sections 4 and 6 Jalan Riau which have the taste and concept of unique culinary products with tourists in the age range of 24-39 years who are dominated by women. It was found that tourists tend to choose culinary tourism locations on section 6, namely culinary tourism destinations that have a good reputation and are varied and located close to shopping tourism destinations and the presence of street vendors.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defta Ina Mustika
"Perempuan cenderung memiliki persepsi aman yang rendah ketika mengakses ruang publik. Hal ini terjadi karena tingginya tindakan kriminal terhadap perempuan, termasuk pelecehan seksual di mana perempuan merupakan korban terbesar. Rasa aman taman sebagai ruang publik dapat diwujudkan melalui desain ruangnya. Faktor personal (seperti pengalaman, frekuensi kunjungan, keberadaan teman, dan presensi orang asing) dan faktor lingkungan (visibilitas, penjagaan, dan pengawasan) membentuk persepsi aman seseorang serta mempengaruhi keputusannya dalam menggunakan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesiskan persepsi aman pengunjung berdasarkan kondisi lingkungannya, serta mengelaborasi perbedaan persepsi yang ditemukan berdasarkan faktor personal informan. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui observasi lapangan, pemetaan partisipatif, dan wawancara semi terstruktur kepada 16 informan.  Hasil pengumpulan data kemudian diolah berdasarkan tema yang dikembangkan dari konsep rasa aman. Hasil pengolahan data selanjutnya disintesiskan sehingga menghasilkan persamaan dan perbedaan ruang berdasarkan rasa aman sesuai dengan karakteristik faktor personal informan, berupa informasi profil demografi, maupun aktivitas baik pasif maupun aktif yang dilakukan oleh informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi aman dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam menggunakan ruang untuk beraktivitas. Tingkat keramaian pengunjung serta perbedaan pencahayaan pada pagi/siang dan malam hari memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi aman pengunjung. Pengunjung mengasosiasikan ruang yang memiliki pemicu aktivitas, terbuka, dan terang dengan persepsi aman. Perbedaan faktor personal, khususnya pengalaman dan frekuensi kunjungan  berhubungan dengan keputusan pengunjung untuk menggunakan ruang maupun menghindarinya. Persepsi aman dalam suatu ruang akan berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung, pengalaman yang menyenangkan akan memicu ragam aktivitas pengunjung, sedangkan pengalaman buruk akan membatasi pergerakan dan aktivitas pengunjung dalam ruang tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain ruang berpengaruh terhadap rasa aman yang diwujudkan dalam pemilihan ruang untuk beraktivitas.

Women tend to have a low perception of safety when accessing public spaces. This is due to high levels of criminal activity, including sexual harassment where women are the biggest victims. The sense of safety of a park as a public space can be realized through its spatial design. Personal factors (such as experience, frequency of visits, presence of friends, and presence of strangers) and environmental factors (visibility, vigilance, and surveillance) shape person's perception of safety and influence their decisions in using space. This research aims to synthesize visitors' safety perceptions based on environmental conditions and elaborate on differences in perceptions found based on informants' personal factors. This research uses data obtained through field observations, participatory mapping, and semi-structured interviews with 16 informants. The results of data collection are then processed based on themes developed from the concept of feeling safe. The results of data processing are then synthesized to produce similarities and differences in space based on a sense of security in accordance with the informant's personal characteristic factors, in the form of demographic profile information, as well as passive and active activities carried out by the informant. The results of this research indicate that perceptions of safety could influence visitors' decisions in using space for activities. The level of visitor density and differences in lighting in the morning/afternoon and evening have a significant influence on visitors' perceptions of safety. Visitors associate spaces that trigger activity, and are open, and bright with the enhanced perception of safety. Differences in personal factors, especially experience and frequency of visits, are related to visitors' decisions to use or avoid a space. The perception of safety in a space will influence the activities carried out by visitors, a pleasant experience will trigger various visitor activities, while a bad experience will limit visitors' movements and activities in that space. The conclusion of this research shows that space design influences the perception of safety which is manifested in the choice of space for activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairinisa Fadhilah Sofwa
"Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai salah satu bagian dari Kota Depok mengalami perkembangan permukiman yang besar menjadikan ketertarikan pedagang sayur keliling melakukan usaha di Kecamatan Sukmajaya. Pedagang sayur keliling berpindah dari pasar ke permukiman dan sebagian besar berada di perkotaan sering sekali mendirikan titik pemberhentian di tempat umum untuk menarik interaksi dengan konsumen. Dalam melaksanakan kegiatan berdagang, alat fisik yang digunakan pedagang sayur keliling beragam seperti gerobak, motor, hingga mobil bak terbuka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan analisis spasial. Pengolahan data penelitian menggunakan crosstab pada hasil wawancara. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik aktivitas pedagang sayur keliling menujukkan perbedaan lokasi berhenti dan rute perjalanan pada jenis pedagang besar dan jenis pedagang tidak besar. Pola spasial yang diperoleh mengkaitkan karakteristik aktivitas pedagang sayur dengan area layanan pedagang selama berdagang yaitu, jenis permukiman teratur dan tidak teratur. Pedagang sayur keliling menunjukkan dominasi karakteristik aktivitas pedagang selama berdagang berada di area layanan permukiman teratur.

Sukmajaya District, Depok City, as one part of Depok City, is experiencing large residential development, making itinerant vegetable traders interested in doing business in Sukmajaya District. Itinerant vegetable traders move from markets to residential areas and are mostly located in urban areas, often setting up stopping points in public places to attract interaction with consumers. In carrying out trading activities, the physical equipment used by mobile vegetable traders varies, such as carts, motorbikes, and even pickup trucks. This research uses qualitative methods with descriptive analysis and spatial analysis. Processing research data using crosstabs on interview results. The research results prove that the characteristics of mobile vegetable traders' activities show differences in stopping locations and travel routes for large and non-large traders. The spatial patterns obtained link the characteristics of vegetable traders' activities with the traders' service areas during trading, namely, regular and irregular settlement types. Itinerant vegetable traders show the dominant characteristics of trader activity as long as they trade in regular residential service areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Setiawan
"Batik tulis Girilayu merupakan kekayaan budaya di Desa Girilayu yang dikenal dengan kualitas tinggi. Namun, belum diupayakan maksimal sehingga kesejahteraan pelakunya masih rendah. Pemdes Girilayu menyikapinya dengan menyelenggarakan berbagai program untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah batik. Hal ini diidentifikasi melalui rantai nilai. Penelitian ini memodifikasi Model Rantai Nilai Porter menjadi aktivitas produksi dan distribusi.  Tujuan penelitian ini yaitu menyintesis pola rantai nilai batik tulis Girilayu dari setiap karakteristik tempat serta keterlibatan pelakunya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data diolah dengan transkrip, penetapan tema, dan visualisasi data secara spasial dan aspasial. Selanjutnya, dilakukan analisis tema dan rantai nilai.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatik, pengusaha, paguyuban, dan pedagang terlibat pada aktivitas distribusi. Sementara itu, hanya pembatik dan pengusaha yang terlibat pada aktivitas produksi. Karakteristik tempat seperti jarak pemasok, lingkungan fisik-sosial, pemanfaatan ruang, dan place utility mempengaruhi terbentuknya pola rantai nilai. Terdapat 3 pola yang terbentuk, yaitu pembatik-konsumen, pembatik-paguyuban-konsumen, dan pembatik-pedagang-konsumen. Setiap pola memiliki variasi nilai tambah, dengan nilai tambah tertinggi pada mata rantai produksi khususnya pelaku pembatik.

Batik tulis Girilayu is a cultural wealth in Girilayu village known for its high quality. However, it hasn’t been properly cultivated so the actor’s welfare still low. The government responded by organizing programs to improve batik’s competitiveness and added value. This is identified through the value chain. This research modifies Porter's value chain model into production and distribution activities.  This research aims to synthesize the value chain pattern of batik tulis Girilayu from each place characteristic and actor’s involvement. Data were collected through in-depth interviews, observation, and documentation. Data were processed by transcribing, determining themes, and visualizing spatially-aspatially. Then, theme and value chain analysis were used.  The results showed that batik producers, entrepreneur, association, and traders are involved in distribution. Meanwhile, only batik producers and entrepreneur are involved in production. Place characteristics such as supplier distance, physical-social environment, space utilization, and place utility influence the value chain patterns. There are 3 patterns formed, namely batik producer-consumer, batik producer-association-consumer, and batik producer-trader-consumer. Each pattern has added value variation, with the highest located in production chain, especially the batik producers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Yannuar Vitoarsa
"Dinamika Suhu merupakan suatu perubahan suhu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan tersebut dapat berpengaruh terhadap berbagai aktivitas manusia sehari-hari, khususnya terhadap perilaku manusia. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan suhu yang terjadi dari tahun ke tahun. Perubahan perilaku yang terjadi dapat berupa berbagai hal, seperti perubahan perilaku belanja konsumen es tebu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menyimpulkan pengaruh dari Dinamika Suhu yang terjadi terhadap perilaku belanja konsumen es tebu yang ada di Jakarta Selatan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dinamika suhu yang diwakili oleh suhu udara serta perilaku belanja konsumen yang diwakili oleh alasan, waktu, dan frekuensi pembelian es tebu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menggunakan observasi serta wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi serta data dari konsumen. Adapun, penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika suhu yang terjadi di Jakarta Selatan memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku belanja konsumen es tebu di Jakarta Selatan. Pengaruh tersebut terlihat dari alasan, waktu, serta frekuensi pembelian oleh konsumen yang membeli es tebu di wilayah ini. Konsumen es tebu umumnya membeli es tebu di siang hari ketika suhu sedang panas untuk menyegarkan tubuh mereka. Selain itu, sebagian besar konsumen yang menjadi informan penelitian ini juga sering membeli minuman es tebu karena mereka mencari minuman yang menyegarkan tubuh serta memiliki minat tersendiri terhadap es tebu.

Temperature Dynamics is a change in temperature that occurs over a certain times. These changes can af ect various daily human activities, especially human behavior. These changes are caused by temperature changes that occur from year to year. Behavioral changes that occur can take the form of various things, such as changes in consumer shopping behavior for sugar cane ice. This research aims to analyze and conclude the influence of temperature dynamics on the shopping behavior of sugarcane consumers in South Jakarta. The variables used in this research are temperature dynamics represented by temperature and consumer consuming behavior represented by the reasons, time and frequency of purchasing sugarcane ice. The analytical method used in this research is a qualitative method that uses observation and in-depth interviews to obtain information and data from consumers. Meanwhile, this research shows that the temperature dynamics that occur in South Jakarta have a direct influence on the consuming behavior of sugar cane consumers in South Jakarta. This influence can be seen from the reasons, time and frequency of purchases by consumers who buy sugar cane ice in this region. Sugarcane ice consumers generally buy sugarcane ice during the day when the temperature is hot to refresh their bodies. Apart from that, most of the consumers who were informants for this research also often buy sugarcane ice drinks because they are looking for drinks that refresh the body and have a special interest in sugarcane ice."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vira Kania Maharani
"Perubahan tradisi di masyarakat yang semakin modern dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin meningkat. Kebutuhan masyarakat tidak bisa terlepas dengan adanya teknologi yang mendukung dan menunjang berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengubah cara konsumen membeli makanan dengan munculnya sebuah fasilitas untuk memesan dan mengantar makanan dengan layanan online food delivery. Layanan ini menjadikan para pengguna untuk memanfaatkan efektivitas dan efisiensi ketika memesan makanan sehingga tidak perlu lagi datang ke restoran. Penelitian ini menggunakan variabel yang berupa aspek alasan penggunaan online food delivery yaitu lokasi restoran yang dipilih, popularitas, rating dan diskon harga. Pengumpulan sampel responden menggunakan survei kuesioner dengan metode purposive sampling yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis spasial. Hasil akhir berupa karakteristik lokasi restoran online food delivery dan preferensi konsumen berdasarkan karakteristik lokasi restoran online food delivery-nya.

Changes in traditions in an increasingly modern society are influenced by technological developments. The needs of society must be connected to the existence of technology that supports various activities in daily life. This changes how consumers buy food with the emergence of a facility to order and deliver food with online food delivery services. This service allows users to take advantage of effectiveness and efficiency when ordering food, so they no longer need to visit a restaurant. This research uses variables in the form of aspects of the reasons for using online food delivery, namely the location of the restaurant chosen, popularity, rating and price discounts. Respondent samples were collected using a questionnaire survey with a purposive sampling method, which will then be analysed using descriptive statistical and spatial analysis. The result is the locations’ characteristics of online food delivery restaurants and consumer behaviour based on the locations’ characteristics of online food delivery restaurants in South Tangerang City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Raihan Nikoputra
"Keragaman pangan merupakan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bagi Kesehatan yang optimal. Keragaman pangan dalam suatu wilayah juga akan mempengaruhi kuliner yang ada pada wilayah tersebut. Kuliner sendiri merupakan ragam jenis masakan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2022, Kabupaten Badung memiliki indeks ketahanan pangan terbaik kedua tahun 2022 dengan nilai 91,29. Peringkat tersebut meningkat dari tahun 2021, yaitu di peringkat ketiga dengan nilai 89,38.
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini ialah bagaimana pola keruangan pengaruh keragaman pangan terhadap kuliner makanan sebagai identitas budaya dan bagaimana hubungan konsumsi dengan identitas budaya di Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam faktor jenis pangan yaitu menjadi bervariatif lalu pada faktor kandungan dan dalam jenis kuliner pun menjadi beragam. Kuliner tradisional dan identitas budaya juga memiliki hubungan karena dengan banyaknya acara adat yang menggunakan kuliner tradisional babi guling dan ayam betutu sehingga membuat masyarakat menjadi lebih banyak mengkonsumsi kuliner tradisional tersebut dan menjadikan kedua kuliner makanan tersebut menjadi suatu identitas yang terbentuk di Kabupaten Badung.

Food diversity is the consumption of various types of food groups that can meet the nutritional needs for optimal health. Diversity of food in an area will also affect the culinary in that region. Culinary itself is a variety of types of cuisine originating from various regions in Indonesia. According to the 2022 Food Security Index, Badung Regency has the second best food security index for 2022 with a value of 91.29. This rating has increased from 2021, which is in third place with a value of 89.38.
The expected results of this study are how spatial patterns influence food diversity on food culinary as a cultural identity and how consumption relates to cultural identity in Badung Regency. This study used a qualitative method with a descriptive analysis approach.
The results show that there is an influence on the type of food factor, namely it becomes varied and then on the culinary type factor it also becomes diverse. Traditional culinary and cultural identity also have a relationship because with the many traditional events that use traditional culinary suckling pig and betutu chicken, it makes people consume more of these traditional culinary delights and makes these two culinary foods an identity that is formed in Badung Regency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library