Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amilah Zahiroh
Abstrak :
Ummu’l Quro Depok merupakan yayasan yang bergerak pada bidang pendidikan. Yayasan tersebut memiliki tiga jenjang pendidikan, dari TKIT, SDIT, hingga SMPIT. Untuk menyokong bidang pendidikan, Ummu’l Quro Depok memiliki berbagai divisi dan fasilitas seperti Sarana Prasarana, Koperasi, Hubungan Masyarakat, hingga UKS. Dengan birokrasi yang sangat kompleks serta pengetahuan yang sangat luas, dibutuhkan suatu wadah sistem informasi yang dapat mengumpulkan dan menampung semua kebutuhan informasi perusahaan agar mudah diakses oleh pegawainya. Berangkat dari permasalahan tersebut, proyek perancangan desain Knowledge Management System Ummu'l Quro Depok melalui Pendekatan User-Centered Design (UCD) dilakukan. Knowledge Management System merupakan sistem informasi yang dibutuhkan untuk keberlanjutan perusahaan. Pendekatan UCD dipilih dengan mempertimbangkan frekuensi penggunaannya dan demografi pengguna yang masih pemula. Agar pengguna merasa nyaman menggunakan sistem tersebut, prinsip Eight Golden Rules of Interface Design digunakan sebagai pedoman perancangan desain. Single Ease Question (SEQ) kemudian dilakukan sebagai lanjutan tahap UCD. Berdasarkan metode dan teknik tersebut, didapatkan nilai evaluasi 6,9 dari 7 yang berarti tujuan perancangan desain berhasil dica ......The Ummu'l Quro Depok Foundation is a foundation engaged in the field of private islamic integrated education. The foundation has three levels of education, from kindergarten, elementary school, to middle school. To support the education sector, the Ummu'l Quro Depok Foundation has various divisions and facilities such as infrastructure, cooperatives, public relations, and the school's health clinic. With a very complex bureaucracy and very broad knowledge, an information system container that is able to collect and accommodate all of the company's information is needed for the information to be easily accessed by its employees. Based on these problems, the Ummu’l Quro Depok Knowledge Management System design project through the User-Centered Design (UCD) Approach was carried out. Knowledge Management System is an information system needed for company sustainability. The UCD approach was chosen by considering the frequency of its use and the demographics of users who are beginners. In order for users to feel comfortable using the system, the Eight Golden Rules of Interface Design principles are used as a design guideline. The Single Ease Question (SEQ) was then carried out as a follow-up to the UCD stage. Based on these methods and techniques, an evaluation value of 6.9 out of 7 was obtained, which means that the design objectives were successfully achieved.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari Cendana
Abstrak :
Penisilin dari kelompok antibiotik β-laktam dianggap mampu menjadi produk antibiotik superior di pasaran global. Akibat fenomena resistensi antibiotik turunan pertama, enzim penisilin G Asilase (PGA) berperan penting pada industri antibiotik semisintetik β-laktam seperti amoksisilin. Enzim PGA dari Achromobacter xylosoxidans yang diekspresikan menggunakan teknologi DNA rekombinan pada sel inang ekspresi E. coli BL21 (DE3) dan E. coli Arctic Express (DE3) menghasilkan badan inklusi yang bersifat insoluble. Optimasi ekspresi enzim PGA dilakukan dengan parameter konsentrasi penginduksi isopropil-β-D-galaktopiranosida (IPTG) dan suplementasi media dengan CaCl2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter optimal berupa variasi konsentrasi IPTG dan penambahan CaCl2 pada ekspresi gen penyandi Penisilin G Asilase (PGA) yang berasal dari A. xylosoxidans pada sel kompeten E. coli Arctic Express (DE3) dan E. coli BL21 (DE3) serta mengamati ekspresi gen penyandi enzim PGA secara intraseluler dan ekstraseluler. Ekspresi gen dilakukan secara lambat dengan perlakuan suhu rendah, yaitu 20°C untuk E. coli BL21 (DE3) dan 10°C untuk E. coli Arctic Express (DE3), selama 16 jam menggunakan media Luria Bertani (LB). Produk enzim AxPGA dianalisis secara kualitatif menggunakan elektroforesis SDS-PAGE dan secara kuantitatif menggunakan uji Bradford dan uji aktivitas hidrolisis. Sel inang ekspresi E. coli Arctic Express (DE3) dan E. coli BL21 (DE3) mengekspresikan enzim AxPGA periplasmik dengan aktivitas 6,3 ± 0,76 U/mL dan 4,7 ± 0,05 U/mL berturut-turut, sedangkan sitoplasmik dengan aktivitas 7,3 ± 0,2 U/mL dan 4,5 ± 0,11 U/mL berturut-turut. Hasil analisis menunjukkan bahwa enzim AxPGA berhasil diekspresikan pada E. coli Arctic Express (DE3) dan E. coli BL21 (DE3) dengan induksi IPTG 0,5 mM dan penambahan CaCl2 10 mM secara optimal. ......Penicillin from the β-lactam antibiotic group is capable to become a superior antibiotic product in the global market. As a result of the first-generation antibiotic resistance phenomenon, the penicillin G Acylase (PGA) enzyme plays an important role in the β-lactam semisynthetic antibiotic industry such as amoxicillin. The PGA enzymes from Achromobacter xylosoxidans which is expressed using recombinant DNA technology using E. coli Arctic Express (DE3) and E. coli BL21 (DE3) host cell expressions produce insoluble inclusion bodies Optimization of PGA enzyme expression was carried out with isopropyl-β-D-galactopyranoside (IPTG) induction and CaCl2 media supplementation parameter. This study aims to determine the optimal parameters of IPTG concentrations and CaCl2 supplementation on the expression of the penicillin G acylase (PGA) encoding gene from A. xylosoxidans in E. coli Arctic Express (DE3) and E. coli BL21 (DE3) and to observe intracellular and extracellular expressions. Gene expression carried out slowly with low temperature, 20°C for E. coli BL21 (DE3) and 10°C for E. coli Arctic Express (DE3), for 16 hours using Luria Bertani (LB) media. The AxPGA enzyme product analyze qualitatively using SDS-PAGE electrophoresis and quantitatively using the Bradford test and hydrolysis activity. E. coli Arctic Express (DE3) dan E. coli BL21 (DE3) host cells expressed the periplasmic AxPGA enzymes with activity of 6,3 ± 0,76 U/mL dan 4,7 ± 0,05 U/mL, respectively, while the cytoplasmic AxPGA enzymes with activity of 7,3 ± 0,2 U/mL and 4,5 ± 0,11 U/mL respectively. The results showed that the AxPGA enzyme was optimally expressed in E. coli Arctic Express (DE3) and E. coli BL21 (DE3) with 0,5 mM IPTG induction and 10 mM CaCl2 media supplementation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firriyal Bin Yahya
Abstrak :
Zaman sekarang banyak orang yang memiliki minat di bidang pemrograman. Adanya perkembangan aplikasi-aplikasi kursus online atau e-learning saat ini membuat mereka beramai-ramai mencari ilmu disana. Meskipun begitu, masih banyak pula ditemukan orang- orang yang memiliki berbagai kendala dan kesulitan dalam memahami materi pemrograman. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meninjau desain interaksi aplikasi e-learning di bidang pemrograman studi kasus Codecademy, W3Schools, dan Coursera dan mengetahui pengaruhnya terhadap pembelajaran pemrograman mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran. Dilakukan pelaksanaan kuesioner daring untuk mendapatkan data kuantitatif dan kualitatif serta usability testing untuk mendapatkan data kualitatif. Selain itu, pada penelitian ini diterapkan prinsip-prinsip dari Shneiderman's Eight Golden Rules of Interface Design. Hasil menunjukkan bahwa dari segi kuantitatif perhitungan SUS, Codecademy dan W3Schools berada pada rentang “OK” dan Coursera berada pada rentang “GOOD”. Tetapi hasil dari segi kualitatif masih perlu dilakukan perbaikan untuk ketiga aplikasi tersebut. ......Today many people have an interest in programming. The development of online course applications or e-learning at this time makes them flock to seek knowledge there. Even so, there are still many people who have various obstacles and difficulties in understanding programming material. Therefore, this study aims to review the interaction design of e-learning applications in the field of Codecademy, W3Schools, and Coursera case study programming and determine its effect on their programming learning. This study uses a mixed methods approach. An online questionnaire was conducted to obtain quantitative and qualitative data as well as usability testing to obtain qualitative data. In addition, this research applies the principles of Shneiderman's Eight Golden Rules of Interface Design. The results show that in terms of quantitative calculations, SUS, Codecademy and W3Schools are in the “OK” range and Coursera is in the “GOOD” range. However, the results in terms of qualitative still need to be improved for the three applications.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Igor Lestin author
Abstrak :
Sebagai bentuk interaksi sosial, komunikasi menjadi salah satu hal yang tidak dapat dihindari. Komunikasi menjadi metode yang paling mudah untuk diterapkan oleh setiap orang untuk saling bertukar informasi. Informasi yang diperoleh akan sangat bergantung pada proses komunikasi yang berlangsung. Bagi teman tuli, komunikasi menjadi hal yang cukup sulit dilakukan apabila hendak berinteraksi dengan teman dengar. Begitu juga sebaliknya, teman dengar akan kesulitan apabila melakukan hal yang serupa. Terdapat salah satu aplikasi yang dapat mengatasi kesulitan interaksi bagi teman tuli, yaitu sistem aplikasi SIBI. Sistem aplikasi SIBI mampu membantu penggunanya untuk berkomunikasi kepada sesama pengguna dengan menerjemahkan bahasa isyarat SIBI menjadi teks bahasa Indonesia begitu juga sebaliknya. Namun ternyata sistem aplikasi ini dirasa belum cukup membantu penggunanya ditinjau dari sisi desain interaksinya. Melalui permasalahan tersebut, penelitian ini hadir untuk meningkatkan kualitas desain interaksi sistem aplikasi SIBI yang diharapkan kan berdampak pada meningkatnya kualitas komunikasi bagi teman tuli. Penulis merancang suatu alternatif desain untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menerapkan user centered design. Hasil dari desain alternatif tersebut akan ditinjau ulang hingga akhirnya menghasilkan suatu rekomendasi desain sistem aplikasi SIBI yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini. ......As a one of many forms of social interaction, communication is something that cannot be replaced. Communication is the easiest method for everyone to use to take and give the information. The information that obtained will be very useful based on the ongoing communication process before. For deaf peoples, communication becomes a difficult thing to do when they want to interact with a normal people and also a normal people will find it difficult to do the same thing. There is one application that can solve the difficulties, named SIBI application system. SIBI application system able to help the users to communicate with other users by translating the SIBI language into Indonesian text and vice versa. However, it turns out that this application system is not helpful enough to use in an interaction design point of view. Through this problem, this research is to improve the quality of the interaction design of the SIBI application system which is expected to have an impact on the quality of communication for deaf friends. The author will design an alternative design to answer the existing problems by implementing a user-centered design. The results of the alternative designs will be reviewed to finally produce a recommendation for the SIBI application system design which is the final result of this research.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Evanthe
Abstrak :
Kebun binatang sebagai tempat tinggal berbagai satwa sekarang berkembang menjadi pusat edukasi satwa dan konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis perilaku individu dan interaksi tiap pasang berang-berang cakar kecil untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku berang-berang dari habitat asli dengan yang ada di kebun binatang dengan cara melihat perbedaan pola perilaku di setiap kandang peraga, lalu menganalisis korelasi perilaku pasangan berang-berang dengan jumlah pengunjung yang datang, dan melihat ada atau tidak adanya proses reproduksi pada berang-berang cakar kecil di Taman Margasatwa Ragunan. Metode pengamatan yang dipakai adalah scan animal sampling dan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama dua bulan (April—Mei 2023) dengan waktu pengamatan 3 jam per hari dan interval 5 menit pada scan animal sampling. Subjek penelitian adalah dua pasang berang-berang cakar kecil di kandang peraga Taman Margasatwa Ragunan. Hasil dari penelitian ini, yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan (Sig. (2-tailed) > 0,05) pada pola perilaku kedua pasang berang-berang cakar kecil, tidak ada korelasi antara perilaku yang diekspresikan dengan jumlah kehadiran pengunjung, dan berhasil terjadi proses reproduksi pada pasangan berang-berang di kandang peraga 2. ......The zoo as a place to live for various animals has now developed into a place for animal education and conservation. This study aims to observe and analyze individual behavior and the interactions of each pair of small-clawed otters to find out whether there has been a change in otter behavior from the original and that in zoo by observing the differences in behavior patterns in each enclosure, then analyzing the correlation between behavior of otter pairs with the number of visitors who came, and observing the presence or absence of reproductive processes in small-clawed otters in Taman Margasatwa Ragunan. The observation method used is animal scan sampling and ad libitum. Observations were made for two months (April-May 2023) with an observation time of 3 hours per day and an interval of 5 minutes on animal scan sampling. The research subjects were two pairs of small clawed otters in Taman Margasatwa Ragunan demonstration enclosure. The results of this study were that there were no significant differences (Sig. (2-tailed) > 0,05) in the behavior patterns of the two pairs of small-clawed otters, there was no correlation between the behavior expressed and the number of visitors present, and the reproductive process was successful in the pair of otters in demonstration cage 2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hambali
Abstrak :
Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services. ......With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Evan Nurdhiawan
Abstrak :
Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services. ......With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Rahmawati
Abstrak :
Sel Punca Hematopoietik (SPH) memiliki potensi sebagai terapi regeneratif. Kriopreservasi umumnya dilakukan untuk menjaga kualitas SPH dari darah tali pusat. Larutan DMSO 10% adalah agen krioprotektan intraseluler standar dalam kriopreservasi SPH. Namun, DMSO bersifat toksik bagi sel pada suhu ruang dan pasien selama transplantasi. Oleh karena itu, konsentrasi DMSO perlu dikurangi dengan menambahkan krioprotektan ekstraseluler, seperti sukrosa atau madu sumbawa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan madu Sumbawa dan sukrosa sebagai krioprotektan ekstraseluler dalam melindungi SPH CD34+ selama kriopreservasi. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental in vitro dengan tiga perlakuan medium kriopreservasi dan tujuh ulangan. Tiga perlakuan medium kriopreservasi terdiri atas DMSO 10% sebagai kontrol, DMSO 5% + madu Sumbawa 5%, dan DMSO 5% + sukrosa 5%. SPH CD34+ ditempatkan di Mr. Frosty dan disimpan dalam freezer pada suhu -80°C. SPH CD34+ dicairkan setelah 48 – 72 jam dan dilakukan analisis kualitas yang terdiri atas viabilitas, morfologi, dan stabilitas fenotipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi krioprotektan DMSO 5% + madu sumbawa 5% berpengaruh positif dan memiliki perbedaan nyata (P<0,05) dibandingkan dengan DMSO 5% + sukrosa 5% terhadap viabilitas dan morfologi SPH. Namun, ratarata penurunan stabilitas fenotipe yang ditunjukkan dengan penurunan persentase CD34+ pada kontrol DMSO 10% (6,90 ± 8,60), DMSO 5% + sukrosa 5% (10,60 ± 9,20), dan DMSO 5% + madu sumbawa 5% (8,60 ± 11,50) tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulannya, kombinasi DMSO 5% + madu sumbawa 5% berpengaruh positif terhadap viabilitas dan morfologi HSC tetapi tidak terhadap stabilitas fenotipe. ......Hematopoietic Stem Cells (HSC) have potential as regenerative therapy. Cryopreservation was commonly practiced to preserve the quality of HSC from umbilical cord blood. DMSO 10% was standard intracellular cryoprotectant agents (CPAs) in HSC cryopreservation. However, DMSO is toxic to cells at room temperature and patients during transplantation. Therefore, the concentration of DMSO needs to be reduced by adding extracellular CPAs, such as sucrose or sumbawa honey. The objective of this study was to compare the ability of sumbawa honey and sucrose as extracellular CPAs to protect the HSC CD34+ during cryopreservation. The study used an experimental in vitro design with three treatments of cryopreservatin medium and seven replications. Three treatments of cryopreservatin medium consisted of DMSO 10% as a control, DMSO 5% + Sumbawa honey 5%, and DMSO 5% + sucrose 5%. HSC CD34+ in cryo medium was placed in Mr. Frosty and stored in the freezer at -80°C. HSC CD34+ were thawed after 48 – 72 hours and performed a quality analysis consisting of viability, morphology, and phenotype stability. The results showed that the cryoprotectant combination DMSO 5% + sumbawa honey 5% has positive effect and significant difference (P<0,05) compared with DMSO 5% + sukrosa 5% on the viability and morphology of HSC. However, the average decreasing phenotype stability as showed by decrease in percentage CD34+ in the DMSO 10% (6,90 ± 8,60), DMSO 5% + sukrosa 5% (10,60 ± 9,20), and DMSO 5% + madu 5% (8,60 ± 11,50) showed no significant difference (P>0,05). In conclusion, combination DMSO 5% + sumbawa honey 5% has positive effect on the viability and morphology of HSC but not on phenotype stability.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library