Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djamaludin
"Tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah ide bahwa perusahaan harus memiliki tanggung jawab tertentu terhadap masyarakat. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan ini telah mengalami pergeseran dari arti yang sempit (Shareholders) kepada arti yang lebih luas (Stakeholders), dimana suatu perusahaan tidak lagi dapat mengabaikan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Kabupaten Bengkalis merupakan daerah yang memiliki potensi minyak terbesar di daerah Riau, yaitu terletak di Duri Kecamatan Mandau. Namun kondisi daerah yang kaya ini berbanding terbalik dengan kondisi kehidupan masyarakat yang terbelakang dalam pendidikan dan miskin dalam kehidupannya. Tingkat kesejahteraan rata-rata penduduk di Bengkalis relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Propinsi Riau. Siapa sangka, ternyata Riau pernah menempati urutan kedua setelah Timor-Timur sebagai daerah paling miskin di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, untuk memberikan deskriptif/gambaran tentang tanggung jawab sosial perusahaan PT. Caltex. Dalam penelitian ini, PT. Caltex mengemban tanggung jawab sosial perusahaan yang merupakan wujud keperdulian PT. Caltex terhadap kehidupan masyarakat sebagai timbal balik dari hasil yang telah didapatkan oleh PT. Caltex di Kabupaten Bengkalis. Dengan tanggung jawab sosial tersebut yang diwujudkan rnelalui program pengembangan masyarakat dan pemberian bantuan, khususnya di bidang pendidikan diharapkan PT. Caltex dapat meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Melalui peningkatan di bidang pendidikan diharapkan masyarakat menjadi lebih produktif sehingga dapat bersaing dalam meraih lapangan pekerjaan yang pada akhirnya diharapkan masyarakat mampu memperbaild kesejahteraan hidupnya. Dengan keberadaan PT. Caltex di Kabupaten Bengkalis memunculkan pertanyaan mengenai : sejauh mana tanggung jawab sosial PT. Caltex terhadap masyarakat di Kabupaten Bengkalis, sejauh mana besarnya pengalokasian dana yang ditujukan untuk program tanggung jawab sosial PT. Caltex, serta sejauh mana penentuan lokasi dan sasaran program bantuan PT. Caltex dapat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Bengkalis.
Latar belakang dan pertanyaan tersebut mendasari penelitian ini yang bertujuan untuk : (1) tujuan umum, yaitu mengetahui sejauhmana gambaran tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial PT. Caltex melalui peningkatan bidang pendidikan di Kabupaten Bengkalis, (2) tujuan Khusus yaitu ; (a) mengetahui sejauh mana pengalokasian dana yang ditujukan untuk program tanggung jawab sosial PT. Caltex dalam upaya peningkatan bidang pendidikan di Kabupaten Bengkalis, dan (b) mengetahui sejauh mana pelaksanaan program tanggung jawab sosial PT. Caltex di bidang pendidikan yang dilihat dari penentuan lokasi dan sasaran yang dituju.
Dalam penelitian ini telah berhasil diidentifikasi dan dideskripsikan berbagai program tanggung jawab sosial PT. Caltex. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial PT. Caltex sebagai wujud keperdulian perusahaan kepada kehidupan masyarakat masih sangat kecil. Sampai dengan tahun 2000 program tanggung jawab sosial PT. Caltex di bidang pendidikan yang diwujudkan dengan pemberian bantuan baru hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Dengan demikian keberadaan PT. Caltex yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan pendidikan ternyata tidak dapat diharapkan. Sebagian besar daerah di Kabupaten masih banyak kekurangan fasilitas gedung sekolah yang menyebabkan daya tampung sekolah terhadap anak-anak usia sekolah sangat terbatas sehingga menyebabkan banyak anak usia sekolah tidak dapat bersekolah.
Sampai sejauh mana tanggung jawab sosial PT. Caltex terhadap peningkatan pendidikan di kabupaten Bengkalis dapat dilihat sebagai berikut : (1) pengalokasian dana yang ditujukan untuk program tanggung jawab sosial PT. Caltex, hasil penelitian menunjukkan bahwa dana yang dialokasikan untuk program tanggung jawab sosial PT. Caltex masih sangat kecil tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat PT. Caltex dari daerah Bengkalis ; (2) Lokasi dan sasaran bantuan PT. Caltex, hasil penelitian menunjukkan bahwa program bantuan PT. Caltex sebagai wujud tanggung jawab perusahaan hanya terfokus pada daerah Mandau yang merupakan daerah operasi lapangan minyak Caltex, sedangkan kalau dilihat dari lamanya PT. Caltex beroperasi dan besarnya hasil yang didapat dan daerah Bengkalis seharusnya program tanggung jawab sosial PT. Caltex tidak lagi hanya pada daerah Kecamatan Mandau tetapi sudah lingkup Kabupaten Bengkalis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial PT. Caltex sebagai wujud keperdulian perusahaan terhadap masyarakat masih sangat kecil, tidak sebanding dengan penghasilan yang diperoleh PT. Caltex dari daerah Bengkalis. Oleh karena itulah saran penelitian ini yang ditujukan kepada PT. Caltex agar lebih meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaannya kepada masyarakat baik dari peningkatan alokasi dana maupun penentuan sasaran yang lebih melihat pada masyarakat yang lebih membutuhkan. "
2001
T1434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sri Iswari
"Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa jumlah kenakalan anak semakin bertambah serta dengan tidak berfungsinya peran keluarga. Pada masa ini dimana jumlah kenakalan dan jenis kenakalan semakin banyak sering kita dengar tentang perampokan atau penyanderaan bus di kota - kota besar dan semakin maraknya Narkotik dan obat - obatan. Serta didukung pula dengan adanya krisis moneter sehingga peran dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah maka perlu diadakan penelitian tentang kenakalan anak terhadap keluarga.
Terkait dengan hal tersebut maka penelitian ini mengarah pada bentuk keluarga dan kenakalan anak yang dibatasi pada anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di salah satu Sekolah SLTP swasta yang tingkat kenakalannya sangat tinggi, Anak SLTP yang dianggap " anak baru gede " memang rawan terhadap lingkungannya karena pada masa usia ini anak masih mencari jati dirinya.
Keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama dimana seorang anak yang berada dalam lingkungan keluarga mau tidak mau harus menganut sistem nilai, aturan dan norma - norma yang ada. Karena didalam keluargalah anak mulai diajarkan tata nilai, norma dan aturan - aturan yang mengikat dengan tujuan agar anak dapat diterima di dalam kelompoknya. Pada proses inilah anak dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan baik.
Proses sosialisasi biasanya ada yang dapat diterima dan ada yang tidak dapat diterima oleh diri sianak. Bagi yang dapat menerima proses sosialisasi yang baik maka anak dapat berfungsi dengan baik, sementara anak yang tidak dapat bersosialisasi dengan baik pada akhirnya akan mengalami penyimpangan perilaku terhadap norma dan aturan. Dari penyimpangan perilaku ini yang dilakukan oleh anak disebut sebagai kenakalan anak yang sesuai dengan teori Sosiogenesis. Penelitian ini dilakukan di Kotamadya Depok, karena Kotamadya Depok merupakan salah satu daerah yang baru menjadi Kotamadya sehingga terjadi perubahan sosial dan pembangunan yang pesat sehingga, secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak anak baru gede.
Tujuan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui tentang pola, jenis kenakalan anak serta untuk dapat mengetahui tentang peran keluarga yang ada baik itu keluarga luas maupun keluarga inti.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang dipandang perlu untuk menguji kebenaran dari pernyataan Hubungan bentuk keluarga dan kenakalan anak. Untuk itu maka perlu diteliti tentang sejauh mana bentuk keluarga, fungsi dan peran, serta pola dan jenis apa kenakalan anak yang ada di Kotamadya Depok.
Dari hasil penelitian secara umum dapat dikatakan bahwa : (1) Kenakalan anak yang terjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ternyata masih tinggi dalam arti kata bahwa jenis kenakalan anak semakin komplek. (2) Bentuk keluarga yang ada belum memainkan peran dan fungsinya dengan baik sehingga masih mengarah pada pemenuhan kebutuhan pokok saja.
Berdasarkan dari hasil penelitian, ternyata keluarga luas pada umunya mempunyai anak dengan tingkat kenakalan yang rendah hal ini didukung oleh sifat, pola asuh orang tua serta penanaman nilai yang lebih cenderung demokratis dan kekeluargaan. Berbeda dengan keluarga inti yaitu dengan tingkat kenakalan anak yang tinggi karena sifat orang tua yang cenderung otoriter bahkan juga ada yang permisif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjutak, Irma R.
"Tesis ini membahas tentang gambaran pengetahuan, sikap dan ketrampilan guru setelah pelaksanaan Program Penguatan Kapasitas Guru dalam rangka mengurangi risiko lumpur panas Sidoarjo. Penelitian ini adalah penelitian evaluative dengan seluruh populasi diambil sebagai sampel (total sampling). Hasil penelitian menunjukan tujuan jangka menengah program Penguatan Kapasitas guru belum tercapai dimana hanya 56,9 % yang memiliki kapasitas baik. Sedangkan tujuan jangka menengah program adalah sebanyak 80 % guru memiliki kapasitas baik.
Program ini perlu dilanjutkan dengan penyusunan indicator pencapaian program yang jelas, penjajakan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi guru, melakukan penguatan kapasitas terhadap mitra YTBI selaku pelaksana program.

This thesis works through about teachcr knowledge, attitude and skill after Capacity Strengthen Program for Risk Reduction of Sidoarjo Hol Mud. This is evaluative research with all population is taken as sample( total sampling). Result of the research point out that the program objective is not reach yet. Only 56.9 % of teacher have good capacity, although the program objective is 80 % of teacher have good capacity.
This research suggests that program can be continued with arrange objective clearly and realistic, to assess need of teacher according teacher condition, to strength the capacity of YTBI’s partner as implementing program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26041
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Bar Yusuf
"Sumber dari permasalahan sosial bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah saat ini maka diperlukan pelibatan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dunia usaha ? dalam hal ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, diwajibkan untuk menjalankan program PKBL sebagai wujud TSP - selain tugas utamanya mencari keuntungan bagi kelanjutan operasionalisasi perusahaan. Program Kemitraan (PK) merupakan bantuan philantropy bagi pengembangan usaha kecil melalui pemberdayaan agar dapat mandiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga - selain mampu menyerap tenaga kerja sehingga diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu program adalah pelaksanaan yang cenderung bersifat top down sehingga kurang melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi di sini merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu program pengembangan masyarakat. Partisipasi ini penting mengingat partisipasi berhubungan dengan keberhasilan suatu program. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah melihat pelaksanaan Program Kemitraan, partisipasi mitra binaan perajin kulit dalam Program Kemitraan tersebut serta faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap Program Kemitraan di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang mempunyai komitmen untuk mengedepankan kebutuhan masyarakat. Pemilihan pada perajin kulit dan kelurahan Kota Wetan karena perkembangan industri kulit di daerah ini cukup potensial - baik dalam jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui rangkaian studi kepustakaan, wawancara mendalam (in dept interview) tidak terstruktur dengan para informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dan dipilih sebanyak 9 informan yang terdiri dari: Kepala PKBL/manajer Humas (1 orang), Petugas Program Kemitraan (1 orang), mitra binaan perajin kulit (4 orang), Lurah (1), Dinas Koperasi serta Dinas Industri dan Perdagangan (masing-masing 1 orang). Secara umum, PK telah dilakukan melalui tahapan pengembangan masyarakat yaitu dari tahap persiapan, assessment, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi. Dalam pelaksanaan Program Kemitraan ini, partisipasi mitra binaan dilakukan pada tahap pelaksanan dan monitoring/evaluasi program.Dalam tahap tersebut mitra binaan melakukan assessment dan perencanaan usaha (melalui proposal pinjaman), menerima kegiatan pembinaan dan monitoring/evaluasi bersama petugas PK). Pembinaan belum menumbuhkan pemberdayaan mitra binaan dan monitoring/evaluasi belum menjadi bahan untuk feed back bagi perbaikan program. Dengan demikian, PK masih bersifat top-down. Faktor-faktor yang mendorong partisipasi adalah ada keinginan untuk mengembangkan usaha, persyaratan yang mudah dan adanya manfaat dari kegiatan pembinaan yang dilakukan. Selain itu, pendekatan/komunikasi yang baik dari petugas PK. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat partisipasi adalah komunikasi yang kurang baik antara mitra binaan - petugas PK, mentalitas mitra binaan. Selain itu, kurangnya tenaga di PK, sifat sentralistis Program Kemitraan dan seringnya pergantian petugas di Program Kemitraan. Saran yang bisa diajukan di sini adalah perlu melakukan koordinasi dengan pemerintahan daerah setempat, mengaktifkan paguyuban sebagai sarana komunikasi, melakukan monitoring/evaluasi sebagaimana fungsinya, dan perlu adanya tenaga profesional yang kompeten di bidang pengembangan masyarakat.

A source of social problem in Indonesia is a poor situation. With the lack of government limitation, need to joint other party to solve the poor problem. One of the party is business people, in this case is PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang. As a Government business body, called BUMN, they must be run a partnership program which is called Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) to in-line with Corporate Social Responsibility or it named Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP), otherwise as a core benefit business for corporate planning and development. Partnership program (Program kemitraan) is a philanthropy aids to develop and empowerment a small home industry to be an independence business, as far as they can survive to live a family and local worker. The program design to reduce a jobless dan poverty as a core of poor problems A factor effect to the successful program is execution program which it?s tends to the top and down statements however its a less community participation. In this case, participation mean of local community participation in their community development program. The participation is very important cause of its related to successful program. So, the goal of this research is to know an execution of Partnership Program, participation of a leather home industry as a partner in this program and also any factor of accelerate and lack of the program. The research is dedicated to the partnership program at PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang, which is commit to focus in local interest. The choice of leather art home industry in Kota Wetan because they have a potential market in quantity of small bussiness, a worker adoption and investation budget. The research use a qualitative method which is produce a descriptive data by doing a literature study, in depth interview with the informant. A choice of informant by doing a purposive sampling from 9 informant as describe as a Head of PKBL/ Humas Manager (1 person), Staff of PKBL (1 person), a leather art home industry (4 persons), Head of Local District or Lurah (1 person), Cooperation Department of Garut/ Dinas Koperasi (1 person), Local Industry and Trade Department/Dinas Industri dan Perdagangan (1 person). In general, Partnership Program executed with a phase of community development as a prepare phase, assessment phase, planning phase, execution phase, monitoring/evaluating phase. The community participation was doing in execution and monitoring phase. In this phase, the partners have been bussiness assessment and planning (especially with fill-in proposal form), accaptance a tutorial and assistance program, and monitoring/evaluating program with the staff. But this assistance program not in growing a empowerment of partner, and the monitoring/ evaluating report are not as a feed back to revision program. Or we can say a partnership program is only top down statement. Any factors that can be accelerating to the partnership program are needed to business growth by the community; low and easy criteria access, the benefit from this program.The other is a nice personal relationship and communication from the staff. Meanwhile, pursuer factors of participation are lack of personal communications between partner and staff, partner mentality, lack of program staff, centrality rule in Partnership Program, and highly staff change in Partnership Program As a suggestion in this case is doing coordination with local government, establish a local organization (paguyuban) as a central of information and communication, and doing monitoring/evaluating program as a rule function repeatedly and also engagement of the professional staff in community development study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iyep Saefulrahman
"ABSTRAK
Penelitian ini mengambil topik tentang perkembangan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Kabupaten Garut. BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang turut berperan dalam memberdayakan masyarakat terutama usaha mikro. Dalam perkembangannya, meskipun pada tahun 2005 tercatat ada kenaikan, jumlah BMT pada tahun 2006 justru mengalami penurunan. Di samping itu, banyak BMT yang berubah menjadi koperasi BMT. Hal ini menjadi permasalahan karena persoalan yang menimpanya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga pada perkembangan kegiatan usahan mikro yang ada di Kabupaten Garut. Tanggung jawab penyelenggaraan urusan BMT berada di bawah kewenangan Dinas Koperasi dan Pasar berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan dan menganalisis pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Koperasi dan Pasar serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kualitas SDM BMT di Kabupaten Garut. Objek dalam penelitian ini adalah Dinas Koperasi dan Pasar Kabupaten Garut. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Untuk pengambilan informan/sampel digunakan purpossive sampling dan pengambilan datanya dengan observasi, wawancara, dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Koperasi dan Pasar dari misi peningkatan kualitas SDM belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari tiga factor sebagai berikut: pertama, tidak adanya materi yang baru tentang pengelolaan BMT dalam pelaksanaan Pelatihan AMT; kedua, pertemuan rutin bulanan yang juga memuat aktivitas penting berupa Pelatihan Penilaian Kesehatan BMT, selain tidak diikuti oleh semua perwakilan BMT juga hanya dilaksanakan satu hari saja; dan ketiga, penyusunan buku pedoman ekonomi syariah tidak difokuskan pada manajemen keuangan/perbankan dan buku tersebut pun tidak dapat diperbanyak. Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas dalam meningkatkan kualitas SDM BMT adalah kurangnya kemampuan sumber daya manusia pelaksananya baik dari aspek pemahaman menejerial maupun moral/mental, lemahnya kepemimpinan, budaya organisasi yang berkembang tidak kondusif, kurangnya kemampuan keuangan, dan ketiadaan dukungan dari pemerintah daerah sendiri. Sedangkan faktor pendukungnya adalah eksistensi usaha mikro dan Perda No. 5 tahun 2002 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Garut.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan beberapa hal. Pertama, perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang BMT bagi aparat dinas. Kedua, menerapkan sistem punishment and reward secara tegas dan tepat. Ketiga, perlunya pengangkatan pimpinan organisasi dengan memperhatikan kriteria baik dari aspek manajerial dan moral/mental serta diadakan uji kelayakan oleh public. Keempat, memberikan perhatian dengan menambah anggaran untuk BMT. Kelima, merubah pandangan pada usaha mikro, dan memberikan advokasi pada pengelola BMT.

ABSTRACT
This research is about the development of BMT in Kabupaten (District) Garut. The BMT is a syariah micro finance institution which plays significant role in society's empowerment particularly the micro enterprises. In its development, although there was a considerable increase in 2005, the amount of BMT decreased in 2006. Moreover, many of BMT have been converted to become Koperasi BMT (Cooperation BMT) which is considered to be a problem because it will affect at least two aspects: society?s welfare and the development of micro enterprises? activities in Kabupaten Garut. In this matter, Dinas Koperasi dan Pasar Kabupaten Garut (Cooperation and Market Agency of Garut District) is responsible for the implementation BMT affair based on Perda (Regional Regulation) No. 8 of 2004 on the forging of line agency organization.
This research is particularly aimed at describing and analyzing the implementation of tasks and functions of Dinas Koperasi dan Pasar Kabupaten Garut as well as factors which impede and bolster the process of improving the quality of human resources of BMT in Garut District. In this research, the object is Dinas Koperasi and Pasar Kabupaten Garut. This research applies qualitative approach with descriptive research type. Purposive sampling technique is also used to select the informants, while data gathering is carried out through observation, interview, and documentation.
This research shows that the implementation of the tasks and functions of Dinas KP Kabupaten Garut is not maximal. This can be seen from four aspects as follows: first, there is no up to date material about BMT management disseminated in the AMT Training; second, monthly routine meeting which also entails important training about the assessment on BMT health, besides never been attended by all BMT representative, it is also executed in only one day meeting; and third, the compiling of guidance book on ekonomi syariah is not focusing on finance management/banking. In addition, this book cannot be copied. Several factors that impede the effectiveness of the implementation of Dinas? task and functions are implementers inability both in managerial aspect as well as in moral/mental, lack of leadership competence, organization culture incondusive, finance inability, and so there was lack support from local government (the executive), while the existence of many micro enterprises and Perda are two factors that bolster the implementation of the tasks and functions.
Based on the above findings, author suggests several aspects as follows. First the improvement of knowledge and understanding of Dinas officials about BMT is essential to be done. Second, rewards and punishments system must be applied firmly and appropriately. Third, recruitment process for appointing organization leader must consider objective criteria such as managerial ability and high morale standard, as well as including public appraisal in the process. Fourth, more financial support for BMT. Fifth, more advocacy for BMT officials and Sixth, changing current negative reputation of micro enterprises? toward a more positive one."
2007
T 19604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Caesarianti
"Penelitian ini membahas tentang gambaran peran relawan dalam pemberian pendidikan keterampilan di Panti Asuhan Rumah Piatu Muslimin dan faktor-faktor pendukung serta penghambat yang mempengaruhi perannya tersebut, yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Relawan merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peranan penting dalam berjalannya sebuah organisasi, termasuk organisasi pelayanan berbasis agama atau FBO. Penerima manfaat dari FBO yang menjadi objek penelitian ini adalah anak yang berasal dari keluarga kurang mampu atau mengalami disfungsi keluarga, dan salah satu bentuk pelayanan sosial yang diberikan dalam upaya memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan sosial anak tersebut adalah melalui pemberian pendidikan keterampilan. Dalam lembaga non-profit yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, relawan menjadi salah satu sumber daya yang dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuan dan menjalankan pelayanan sosial tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2022 hingga Agustus 2022 dengan menggunakan metode wawancara mendalam pada 9 informan, yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan keterampilan yang diberikan kepada anak asuh terdiri dari tiga jenis keterampilan, yaitu menari, menyanyi, dan memasak. Adapun peran relawan dalam pemberian pendidikan keterampilan tersebut diantaranya adalah sebagai pelatih dan pendamping untuk setiap jenis keterampilan secara reguler, serta terlibat untuk membantu terlaksananya acara keterampilan non-reguler. Peran relawan dalam membantu terlaksananya acara keterampilan non-reguler dapat terlihat dalam setiap tahapan, yaitu mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, hingga tahap evaluasi. Adapun faktor pendukung bagi relawan dalam menjalankan peran tersebut diantaranya adalah fasilitas penunjang yang memadai, adanya insentif berupa biaya transportasi, rasa kekeluargaan, komunikasi yang berjalan baik, dan kepercayaan lembaga. Namun ditemukan pula beberapa faktor penghambat yang menjadi tantangan bagi relawan, yaitu kesibukan lain yang dimiliki relawan, durasi waktu yang terbatas, kurangnya motivasi anak asuh untuk mengikuti pendidikan keterampilan, dan rasa bosan anak asuh terhadap rutinitas yang ada. Jadi, dari penelitian ini diketahui bahwa relawan memiliki berbagai peran dalam proses pemberian pendidikan keterampilan bagi para penerima manfaat, sekaligus membantu lembaga dalam mencapai tujuan pelayanan. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, berupa pengayaan mata kuliah Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan.

This study discusses the role of volunteers in providing skills education at the Orphanage of the Muslim Orphanage and the supporting and inhibiting factors that influence this role, which is discussed in the Social Welfare Science discipline. Volunteers are a resource that has an essential role in running an organization, including faith-based organizations or FBOs. The beneficiaries of FBO who are the object of this research are children from underprivileged families or who experience family dysfunction. One form of social service provided to fulfill and improve the social welfare of these children is through the provision of skills education. In non-profit organizations working in the humanitarian field, volunteers are one of the resources that can help organizations achieve their goals and carry out these social services. The research was conducted using a qualitative approach with a descriptive type. Data were collected from June 2022 to August 2022 using the in-depth interview method with nine informants, who were selected using a purposive sampling technique. The results showed that the skills education given to foster children consisted of three skills: dancing, singing, and cooking. The role of volunteers in providing skills education includes being regular trainers and assistants for each type of skill, as well as helping carry out non-regular skills events. Volunteers’ role in helping implement non-regular skills events can be seen in every stage, starting from the planning stage, the implementation stage, to the evaluation stage. The supporting factors for volunteers in carrying out this role include adequate supporting facilities, incentives for transportation costs, a sense of kinship, good communication, and institutional trust. However, several inhibiting factors became a challenge for volunteers, namely other activities that volunteers had, limited time duration, lack of motivation for foster children to take part in skills education, and foster children's boredom with the existing routine. So, from this research, it is known that volunteers have various roles in providing skills education to beneficiaries, as well as assisting institutions in achieving service goals. The results of this research are expected to contribute to the Social Welfare Science Program in the form of enrichment in the Management of Human Service Organizations course."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Naufal
"Masa usia dini adalah periode awal yang mendasar dan penting dalam sepanjang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan. Perumda Pasar Jaya melalui Bhakti Isrti Pegawai (BIP) mengimplementasikan program CSR PAUD Bina Tunas Jaya yang bertujuan untuk terwujudnya anak yang cerdas, sehat, jujur, bertanggung jawab, disiplin, adil, peduli, kreatif, dan mandiri khususnya anak anak yang berada di lingkungan Pasar Induk Kramat Jati. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Bina Tunas Jaya sebagai program CSR Perumda Pasar Jaya dan faktor pendorong serta penghambatnya. Pendekatan penelitian bersifat kualitatif dengan jenis evaluasi formatif. hasil penelitian, memperlihatkan masih banyak hambatan-hambatan yang ditemukan karena adanya pandemi Covid-19. Penilaian keberhasilan program ini berdasarkan pada kerangka logis yang dibuat sebagai acuan implementasi program. Penelitian ini juga menunjukkan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada proses berjalannya program. Faktor pendukung program, yaitu peran tenaga pendidik yang sangat loyal dalam menjalankan tugasnya serta kerja sama antara tenaga pendidik, orang tua murid, dan Perumda Pasar Jaya. Faktor penghambat program, yaitu proses administrasi yang belum efektif dan efisien, perekrutan tenaga pendidik ada yang melalui close recruitment, metode belajar dari rumah yang belum efektif, dan media promosi PAUD Bina Tunas Jaya yang tidak sepenuhnya sampai kepada anak pedagang Pasar Induk Kramat Jati.

Early childhood is a fundamental and important early period in the growth and development of life. Perumda Pasar Jaya through Bhakti Isrti Pegawai (BIP) implements the CSR program of PAUD Bina Tunas Jaya which aims to create smart, healthy, honest, responsible, disciplined, fair, caring, creative, and independent children, especially children who are in the Pasar Induk Kramat Jati. This research aims to evaluate the process of Bina Tunas Jaya Early Childhood Education program conducted by Perumda Pasar Jaya as a manifestation of Corporate Social Responsibility including the supporting and inhibiting factors. Thus research is qualitative with formative evaluation type. The results of the study show that there are still many obstacles that have been found due to the Covid-19 pandemic. This study also shows the supporting and inhibiting factors in the process of running the program. The supporting factors are the role of educators who are very loyal in carrying out their duties and cooperation between teachers, parents, and Perumda Pasar Jaya. The inhibiting factors are the administrative process that is not yet effective and efficient, recruitment process of educator through close recruitment, the ineffective learning method from home, and the promotional media for the Bina Tunas Jaya PAUD which does not fully reach the children of traders at the Pasar Induk Kramat Jati."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikrina Tresna Savitri
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara peer pressure dengan identitas diri mahasiswa rantau. Jauhnya mahasiswa yang merantau dengan keluarga membuat teman sebaya sebagai sosok penting bagi mahasiswa sehingga dapat berpengaruh dalam sikap dan perilaku mereka karena adanya peer pressure. Peer pressure yang terjadi dapat membuat mahasiswa rantau menyesuaikan diri agar dapat diterima dan dihargai dalam kelompok pertemanan yang mana dapat menimbulkan konflik dalam diri karena bertentangan dengan nilai pribadi. Mahasiswa rantau yang masih termasuk dalam masa emerging adulthood memiliki tugas perkembangan diri, salah satunya mencapai identitas diri yang apabila identitas diri tidak tercapai akan menyebabkan suatu krisis identitas. Dalam bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial, kondisi kesejahteraan sosial tercapai ketika terpenuhinya kebutuhan akan material, spiritual, serta sosial warga negara agar dapat hidup yang layak serta mampu mengembangkan diri sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya. Seseorang yang memiliki identitas diri yang baik dapat memahami diri mereka sendiri dan mampu mengembangkan diri mereka sehingga mampu berfungsi secara sosial. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan agar mahasiswa rantau tidak mengalami krisis identitas juga mampu menentukan arah hidupnya ke depan sesuai kehendaknya sendiri serta mampu berfungsi secara sosial baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Manfaat dilakukannya penelitian ini, untuk mahasiswa rantau adalah terdapat landasan tentang pentingnya agar mereka tidak hilang arah dalam mencapai identitas diri mereka, tidak menghilangkan latar belakang budaya mereka, serta dapat menentukan arah hidup di masa depan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknis pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2023 dengan responden yang berjumlah 77 mahasiswa rantau dari luar Jabodetabek Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2020-2022. Dari hasil analisis hubungan antar variabel menggunakan rumus Somers’d menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang cenderung lemah antara peer pressure dengan identitas diri mahasiswa rantau dengan nilai simetrik sebesar 0,328. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi peer pressure maka semakin kuat identitas diri yang dimiliki mahasiswa rantau dan begitu pula sebaliknya.

This study discusses the relationship between peer pressure and the self-identity of migrant students. The distance from their families of migrant students makes peers an important figure for them so that peers can influence their attitudes and behavior due to peer pressure. Peer pressure could make migrant students adjust themselves in order to be accepted and appreciated in friendship groups which can cause conflict within themselves because they conflict with personal values. Migrant students who are in the emerging adulthood period have self-development tasks, one of which is achieving self-identity, which if self-identity is not achieved will cause an identity crisis. In the field of Social Welfare Science, social welfare conditions are achieved when the material, spiritual, and social needs of citizens are fulfilled in order to live properly and be able to develop themselves so that they can carry out their social functions. Someone who has a good self-identity can understand themselves and be able to develop themselves so that they can function socially. Therefore, this research is important to do so that in addition to overseas students not experiencing an identity crisis, they are also able to determine the direction of their life in the future according to their own will and are able to function socially both for themselves and others. The benefit of doing this research, for migrant students, is that there is a foundation for the importance of not losing direction in achieving their self-identity, not losing their cultural background, and being able to determine the direction of life in their future. This study using a quantitative research approach with descriptive research type. Data collection techniques were simple random sampling. The data collection was carried out in October-November 2023 with 77 respondents from outside Jabodetabek, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020-2022. The results of the analysis of the relationship between variables using the Somers'd formula, it shows that there is a positive relationship that tends to be weak between peer pressure and the self-identity of migrant students with a symmetrical value of 0.328. This value shows that the higher the peer pressure, the stronger the self-identity of migrant students and vice versa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fitri Damayanti
"Penelitian ini menggambarkan mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Penelitian yang berfokus pada proses pelaksanaan dan faktor penghambat serta pendorong pada proses pelaksanaan program Ancol Sayang Lingkungan ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan program pengembangan masyarakat sudah diterapkan namun belum tersistematis dan optimal, karena kurangnya pemahaman petugas dan minimnya keterlibatan masyarakat pada setiap tahapan. Meskipun begitu, program ini cukup memberikan manfaat positif pada peningkatan pendapatan, meskipun hanya terbatas pada warga masyarakat yang mengikuti kegiatan program Ancol Sayang Lingkungan saja.

This study describes the activities of corporate social responsibility PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. The research that focused on the implementation process and inhibiting factors as well as the process of program implementation of Ancol Sayang Lingkungan, using qualitative research methods with descriptive studies. The results showed that the phases of the implementation carried out by the company in conducting community development programs already implemented, but not yet systematicand optimal, due to a lack of understanding of staff and lack of community involvement at every stage. Even so, the program is sufficient to provide positive benefits in increased revenue, although it is limited to citizens who follow the activities of the Ancol Sayang Lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ranti Sukma
"Mahasiswa sebagai individu mengalami masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal dikenal dengan tahapan emerging adulthood ditandai dengan lebih banyak bereksperimen dan bereksplorasi. Masa peralihan ini dapat menyebabkan stres dan tekanan pada mahasiswa yang bersumber dari faktor internal dan eksternal sehingga menyebabkan mahasiswa kesulitan. Berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dapat mempengaruhi kesejahteraan dirinya termasuk menjadi pemicu munculnya ide bunuh diri. Maka dari itu, pentingnya memiliki dasar emosional yang baik yang dapat dibentuk oleh kelekatan dengan orang tua. Meskipun mahasiswa cenderung banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan memiliki interaksi dengan teman sebaya serta media sosial semakin dominan, namun kelekatan orang tua merupakan dasar utama yang dapat memberikan rasa aman pada seseorang. Seseorang dengan kelekatan aman dengan orang tua cenderung memiliki mekanisme koping dan mampu beradaptasi dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas mengenai hubungan kelekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 306 mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023 dengan menggunakan accidental sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat ide bunuh diri pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023; (2) mengetahui tingkat kelekatan orang tua pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023; dan (3) mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu kelekatan orang tua dan ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan instrumen IPPA (Inventory Parent and Peer Attachment) pada variabel kelekatan orang tua dan DSI-SS (Depressive Symptom Index-Suicidality Scale) pada variabel ide bunuh diri. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, digunakan uji korelasi menggunakan Kendall’s tau-b. Setelah melakukan analisis data, ide bunuh diri pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023 berada pada kategori ide bunuh diri rendah sebesar 80,4% (n=246). Sedangkan, pada variabel kelekatan orang tua, responden memiliki tingkat kelekatan orang tua sebagian besar berada pada kelekatan orang tua pada kategori sedang sebesar 69% (n=211). Berdasarkan uji bivariat yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat hubungan antara kelekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023. Kedua variabel menunjukkan korelasi cukup dengan arah korelasi negatif (-0,328) artinya bahwa semakin meningkatnya kelekatan orang tua maka risiko ide bunuh diri pada mahasiswa akan menurun, begitupun sebaliknya ketika kelekatan orang tua menurun maka risiko ide bunuh diri akan meningkat.

College students as individuals experience a transition period from adolescence to early adulthood, known as the emerging adulthood stage, characterized by more experimentation and exploration. This transition period can cause stress and pressure on college students which originates from internal and external factors, causing college students to have difficulties. Various difficulties faced by college students can affect their well-being, including triggering suicidal ideation. Therefore, it is important to have a good emotional foundation that can be formed by attachment to parents. Even though college students tend to spend a lot of time outside the home and have increasingly dominant interactions with peers and social media, parental attachment is the main basis that can provide a person with a sense of security. Someone with a secure attachment to their parents tends to have coping mechanisms and can adapt well. Based on this, this research discusses the relationship between parental attachment and suicidal ideation in students. This quantitative research was conducted on 306 FISIP students at the University of Indonesia class 2020–2023 using accidental sampling. The aims of this research are (1) to determine the level of suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students class 2020–2023; (2) to determine the level of parental attachment to the University of Indonesia FISIP students, class 2020–2023; and (3) knowing the relationship between the two variables, namely parental attachment and suicidal ideation. This study used the IPPA (Parent and Peer Attachment Inventory) instrument on the parental attachment variable and the DSI-SS (Depressive Symptom Index-Suicidality Scale) on the suicidal ideation variable. To determine the relationship between the two variables, a correlation test using Kendall's tau-b was used. After analyzing the data, suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students in the class of 2020–2023 was in the low suicidal ideation category at 80.4% (n=246). Meanwhile, in the parental attachment variable, respondents whose level of parental attachment was mostly in the medium category were 69% (n=211). Based on the bivariate test carried out in this study, it can be concluded that H0 is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a relationship between parental attachment and suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students class of 2020–2023. The two variables show a sufficient correlation with a negative correlation direction (-0.328), meaning that as parental attachment increases, the risk of suicidal ideation in college students will decrease, and vice versa, when parental attachment decreases, the risk of suicidal ideation will increase."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>