Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonita Risky Aprilenia
"Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) di puskesmas dilakukan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelola ruang farmasi. Untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan kebutuhan maka, dilakukan evaluasi terhadap perencanaan. Perencanaan obat yang baik dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan menjaga ketersediaan obat di puskesmas. Analisis kombinasi ABC – VEN adalah salah satu metode evaluasi perencanaan yang biasanya digunakan. Dalam menangani hipertensi, Puskesmas Kecamatan Duren Sawit menggunakan 18 jenis obat antihipertensi dari 5 golongan obat yang berbeda. Berdasarkan analisis ABC-VEN, terdapat sembilan jenis obat yang tergolong kedalam kategori VC, seperti Hidroklorotiazid tab 25 mg; Bisoprolol 2,5 mg; dan Ramipril tab 10 mg. Obat dengan kategori EC terdiri dari Bisoprolol 1,25 mg dan 5 mg; Lisinopril tab 10 mg dan Lisinopril dihidrat 5 mg. Obat dengan kategori NC terdiri dari dua jenis obat yaitu, Valsartan tab 160 mg dan 80 mg. Obat yang tergolong kedalam kategori VB, EA, dan EB adalah Furosemid tab 40 mg, Amlodipin tab 5 mg, dan Amlodipin tab 10 mg. Tidak ada satupun obat yang tergolong kedalam kategori VA, NA, dan NB. Apabila dana yang dimiliki jumlahnya terbatas, obat yang menjadi prioritas utama untuk dihilangkan adalah obat dengan kategori NA, NB, dan NC. Kategori selanjutnya yang harus dikurangkan adalah EA, EB, dan EC. Apabila dana masih belum juga mencukupi, kategori VA, VB, dan VC menjadi pilihan terakhir untuk dikurangi.

The planning of pharmaceutical and disposable medical supplies (BMHP) needs at the community health center is carried out by pharmacists or pharmacy technical personnel (TTK) who manage the pharmacy area. To assess the alignment between planning and needs, an evaluation of the planning is conducted. Effective drug planning can prevent shortages or excess stock of drugs and maintain their availability at the health center. The combination analysis of ABC - VEN is one of the evaluation methods commonly used in planning. In dealing with hypertension, the Duren Sawit Sub-District Community Health Center uses 18 types of antihypertensive drugs from 5 different drug classes. Based on the ABC-VEN analysis, there are nine types of drugs categorized as VC, such as Hydrochlorothiazide tab 25 mg; Bisoprolol 2.5 mg; and Ramipril tab 10 mg. Drugs categorized as EC include Bisoprolol 1.25 mg and 5 mg; Lisinopril tab 10 mg and Lisinopril dihydrate 5 mg. Drugs categorized as NC consist of two types: Valsartan tab 160 mg and 80 mg. Drugs categorized as VB, EA, and EB are Furosemide tab 40 mg, Amlodipine tab 5 mg, and Amlodipine tab 10 mg. There are no drugs categorized as VA, NA, and NB. If the available funds are limited, the top priority drugs to be eliminated are those in categories NA, NB, and NC. The next categories to be reduced are EA, EB, and EC. If the funds are still insufficient, categories VA, VB, and VC become the last options for reduction."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Kinasih
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pada tanggal 19 Oktober 2022, Kemenkes RI mengeluarkan pengumuman yang menyatakan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menjual obat dalam bentuk sirup atau sediaan cair baik obat anak maupun obat dewasa. Hal tersebut disebabkan oleh kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal yang menjangkit anak-anak diduga dipicu oleh cemaran pada obat sirup, yaitu etilen glikol. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terkait perubahan persentase penggunaan obat sediaan cair di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan perlu dilakukan pengkajian mengenai dosis obat untuk pasien anak. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data jumlah pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022 di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan Puskesmas Kelurahan yang termasuk ke dalam Kecamatan Duren Sawit. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022. Kemudian data persentase tersebut dibuat dalam bentuk grafik dan dianalisis. Setelah itu, dilakukan studi literatur untuk pencarian dosis obat untuk anak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penurunan jumlah penggunaan obat sediaan cair pada bulan Oktober 2022 disebabkan oleh temuan dugaan cemaran etilen glikol pada obat sediaan cair yang mengakibatkan timbulnya penyakit gagal ginjal misterius pada anak, sehingga seluruh obat sediaan cair harus dikarantina sementara.

The Community Health Center (Puskesmas) is a First Level Health Facility that organizes community health efforts and individual health efforts by prioritizing promotive and preventive efforts aimed at achieving the highest degree of public health. On October 19, 2022, the Indonesian Ministry of Health issued an announcement stating that all health care facilities are prohibited from selling drugs in the form of syrup or liquid preparations, both children's and adult medicines. This is caused by cases of atypical acute kidney failure which infect children allegedly triggered by contamination of the drug syrup, namely ethylene glycol. Therefore, it is necessary to carry out an analysis related to changes in the percentage of liquid drug use at the Duren Sawit District Health Center and to conduct an assessment regarding drug dosages for pediatric patients. The research method used was to collect data on the amount of liquid drug use from January to October 2022 at the Duren Sawit District Health Center and Village Health Center which are included in the Duren Sawit District. After that, a calculation of the percentage of liquid drug use was carried out from January to October 2022. Then the percentage data was made in graphical form and analyzed. After that, a literature study was conducted to search for drug doses for children. Based on research that has been done, the decrease in the number of liquid drug use in October 2022 was due to the finding of suspected ethylene glycol contamination in liquid dosage forms which resulted in mysterious kidney failure in children, so all liquid dosage forms had to be temporarily quarantined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdiya Rahmah
"Suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, 32% remaja di Indonesia mengalami anemia. Anemia pada remaja secara signifikan mengganggu konsentrasi belajar yang berdampak pada prestasi siswa. Selain itu, 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia terjadi peningkatkan risiko kelahiran prematur, gangguan perkembangan mental pada anak yang lahir, hingga kematian neonatal. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama dapat memberikan pelayanan berupa promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu kegiatan promotif dan preventif yang dapat dilakukan di puskesmas adalah upaya penanggulangan anemia defiensi besi pada remaja, wanita usia subur, dan ibu hamil. Penelitian ini bertujuan mencegahan anemia pada remaja, wanita usia subur, dan ibu hamil melalui media Leaflet Tablet Tambah Darah (TTD). Penelitian dilakukan dengan melakukan studi literatur dengan kata kunci “anemia, zat besi, tablet tambah darah” melalui e-book, artikel penelitian, website WHO, website Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta peratutan pemerintah. Data kemudian diolah secara deskriptif untuk disajikan menggunakan laporan.  Data dari laporan kemudian dipilih  untuk disajikan pada leaflet. Leaflet memuat informasi cseperti data konsumsi zat besi pada remaja, prevalensi anemia, cara pencegahan anemia, suplementasi TTD, aturan minum TTD, efek samping TTD serta mitos terkait TTD sebagai upaya promosi konsumsi dan kepatuhan minum TTD serta pencegahan anemia.

Anemia is a condition where the number of red blood cells or hemoglobin concentration is lower than normal. Based on previous research, 32% of adolescents in Indonesia experience anemia. Anemia in adolescents significantly interferes with learning concentration which has an impact on student achievement. In addition, 48.9% of pregnant women experience anemia. Pregnant women who experience anemia have an increased risk of premature birth, mental development disorders in children born, and neonatal death. Public Health Center as a first-level health service can provide services in the form of promotive, preventive, curative, and rehabilitative. One of the promotive and preventive activities that can be carried out at Public Health Center is efforts to overcome iron deficiency anemia in adolescents, bride-to-be, and pregnant women. This study aims to prevent anemia in adolescents, bride-to-be, and pregnant women through the media of Blood Addition Tablet Leaflet. The research was conducted by conducting a literature study with the keywords “anemia, iron, blood supplement tablets” through e-books, research articles, the WHO website, the website of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, and government regulations. The data was then processed descriptively to be presented using reports.  Data from the report was then selected to be presented in the leaflet. The leaflet contains information such as data on iron consumption in adolescents, prevalence of anemia, how to prevent anemia, blood supplement tablets supplementation, blood supplement tablets supplementation drinking rules, side effects and related myths.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurazizah Putri
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Upaya promotif dan preventif dapat diwujudkan melalui pelayanan informasi obat yang merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian di bidang farmasi klinik. Obat akan memberikan efek yang berbeda pada masing-masing individu karena hal ini bergantung pada makanan atau minuman apa yang dikonsumsinya atau penyakit lain yang dideritanya. Maka, perlu adanya edukasi pasien mengenai interaksi yang mungkin terjadi antara obat yang dikonsumsi dan makanan atau minuman yang umum dikonsumsi sehari-hari. Edukasi pasien dapat dilaksanakan sebagai bentuk pelayanan informasi obat melalui media leaflet yang kerap dipilih karena kepraktisannya. Pembuatan leaflet dimulai dengan studi literatur, lalu diikuti dengan seleksi dan pengolahan informasi, serta desain dan pencetakan. Leaflet mengandung informasi, antara lain definisi interaksi antara obat dan makanan, efek akibat interaksi beserta obat-obatan yang menyebabkan efek tersebut, dan tips untuk menghindari terjadinya interaksi. Selain membuat leaflet, dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Pelayanan informasi obat terlaksana secara proaktif melalui media cetak dan secara pasif melalui tatap muka.
Public health centers (Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas) is a goverment healthcare facility which organizes health programs concerning maintenance and improvement of health (promotive); the prevention of diseases (preventive), the curing of diseases (curative), and the recovery of health (rehabilitative), in a comprehensive, integrated, and sustainable methods. Promotive and preventive efforts can be achieved through drug information services. Drugs can produce different effects in different individuals due to each person’s unique diet and medical history. Therefore, it is important to educate patients regarding the possible interactions between drugs and common food and drinks. Patient education can be done using leaflets which are known for their practicality. The creation process began with literature study, followed by information selection and processing, and then design and printing. The leaflet contains information on the definition of drug and food interactions, the effects of the interaction and the drugs which causes the effects, and suggestions on how to avoid drug-food interactions. In addition to making a leaflet, the author also observed the drug information services practiced in Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. The service is perfomed proactively through published media and passively through face-to-face encounters."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Hiththah Bama Bihurinin
"Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) di puskesmas setiap periode, dilaksanakan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelola ruang farmasi. Perencanaan obat yang baik dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan menjaga ketersediaan obat di puskesmas. Salah satu cara atau teknik evaluasi terhadap perencanaan yang dapat dilakukan adalah menggunakan Kombinasi ABC dan VEN. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan nama obat, data pemakaian obat dan harga obat per satuan di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit periode Januari 2023 – Mei 2023, mengelompokkan obat berdasarkan persen kumulatif yaitu kelompok A (Always) sampai ≤ 70%, kelompok B (Better) ≥ 70% - ≤ 90%, dan C (Control) ≥ 90% - 100%, mengelompokkan obat berdasarkan kategori V (vital), E (Esensial), dan N (Non Esensial), serta melakukan analisis dan evaluasi perencanaan obat. Berdasarkan hasil analisis perencanaan obat dapat disimpulkan bahwa terdapat 174 obat yang direncanakan oleh tim farmasi yang terbagi dalam 9 kelompok obat yaitu AV sebanyak 3 obat, AE sebanyak 18 obat, AN sebanyak 7, BV sebanyak 2 obat, BE sebanyak 31 obat, BN sebanyak 6 obat, CV sebanyak 9 obat, CE sebanyak 84 obat, dan CN sebanyak 14 obat. Obat yang memiliki prioritas utama pada perencanaan obat untuk selalu sedia stok nya adalah obat dengan kelompok A yaitu dengan jumlah persentase kumulatif sampai 70% khususnya obat kelompok AV yang diantaranya Adalat Oros 30 mg, Parasetamol supp 125 mg (dumin), dan Parasetamol supp 250 mg (dumin).

Planning for pharmaceutical supplies and disposable medical supplies (BMHP) at health centers (Puskesmas) for each period is carried out by pharmacists or pharmaceutical technical personnel managing the pharmacy room. Proper drug planning can prevent stockouts or overstocking and ensure the availability of medicines at health centers. One evaluation technique for planning that can be used is the combination of ABC and VEN analysis. This study was conducted by collecting the names of drugs, drug usage data, and drug prices per unit at the Duren Sawit Subdistrict Health Center for the period of January 2023 – May 2023. The drugs were grouped based on cumulative percentage into group A (Always) up to ≤ 70%, group B (Better) ≥ 70% - ≤ 90%, and C (Control) ≥ 90% - 100%. Additionally, the drugs were categorized as V (Vital), E (Essential), and N (Non-Essential), followed by analysis and evaluation of drug planning. Based on the analysis of drug planning, it can be concluded that there are 174 drugs planned by the pharmacy team, divided into 9 groups: AV with 3 drugs, AE with 18 drugs, AN with 7 drugs, BV with 2 drugs, BE with 31 drugs, BN with 6 drugs, CV with 9 drugs, CE with 84 drugs, and CN with 14 drugs. Drugs with the highest priority in planning for continuous stock availability are those in group A, with a cumulative percentage up to 70%, specifically group AV drugs which include Adalat Oros 30 mg, Paracetamol supp 125 mg (dumin), and Paracetamol supp 250 mg (dumin).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
"Secara global, 38,4 juta orang terinfeksi HIV pada akhir tahun 2021. Selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus. Orang yang didiagnosis dengan HIV harus mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) sesegera mungkin setelah diagnosis dan dipantau secara berkala menggunakan parameter klinis dan laboratorium, termasuk tes untuk mengukur virus dalam darah (viral load). ARV harus diminum setiap hari sepanjang hidup orang yang terinfeksi HIV untuk mencegah virus berkembang biak dan mengurangi risiko mutasi virus yang dapat menyebabkan HIV resisten terhadap obat dan melindungi kesehatan pasien. Kepatuhan yang buruk memungkinkan virus menghancurkan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan tubuh sulit melawan infeksi dan kanker tertentu. Oleh karena itu pengobatan HIV membutuhkan kepatuhan yang tinggi. Analisis kepatuhan minum obat dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat ARV pasien HIV di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Pengukuran kepatuhan minum obat digunakan metode Medication Possession Ratio (MPR). Pasien dikatakan patuh jika nilai MPR ≥ 80 %. Kepatuhan pasien di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit diperoleh 100% (164) pasien mematuhi terapi ARV.

Globally, 38.4 million people are infected with HIV by the end of 2021. During the last eleven years the number of HIV cases in Indonesia reached its peak in 2019, namely 50,282 cases. People diagnosed with HIV should get antiretroviral treatment (ARV) as soon as possible after diagnosis and be monitored regularly using clinical and laboratory parameters, including tests to measure viruses in the blood (viral load). ARVs must be taken daily throughout the life of a person infected with HIV to prevent the virus from multiplying and reduce the risk of viral mutations that can lead to drug-resistant HIV and protect the patient's health. Poor adherence allows the virus to destroy the immune system which makes it difficult for the body to fight certain infections and cancers. Therefore, HIV treatment requires high adherence. Analysis of medication adherence was carried out to determine the level of adherence to ARV medication in HIV patients at the Duren Sawit District Health Center. Measurement of medication adherence uses the Medication Possession Ratio (MPR) method. Patients are said to be compliant if the MPR value is ≥ 80%. Patient compliance at the Duren Sawit District Health Center was obtained by 100% (164) of patients complying with ARV therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Maulinda Sari
"Pengelolaan obat dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pengobatan yang dapat membahayakan pasien seperti kesalahan dalam proses pemberian obat yang memiliki kemasan dan nama hampir sama (LASA). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui dan menilai kesesuaian sistem penyimpanan obat Look Alike Sound Alike (LASA) berdasarkan pemberian label “LASA” pada obat yang termasuk ke dalam kategori LASA di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit periode bulan Februari 2023. Penilaian mutu penyimpanan obat LASA dengan mengumpulkan dan membuat daftar nama obat LASA yang tedapat di Puskesmas, mengobservasi sistem penyimpanan obat yang termasuk ke dalam daftar obat LASA, kemudian melakukan penilaian kesesuaian penandaan label "LASA" pada sistem penyimpanan seluruh obat LASA. Penyimpanan obat Look Alike Sound Alike (LASA) di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit periode bulan Februari 2023 sudah dilakukan dengan capaian persentase kesesuaian 39,62% dari jumlah obat LASA sebanyak 53 item obat. Sistem penyimpanan obat Look Alike Sound Alike (LASA) di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit perlu ditingkatkan.

Drug management is carried out to prevent medication errors that can endanger patients, such as errors in the process of administering drugs that have similar packaging and name (LASA). The purpose of this study was to identify and assess the suitability of the Look Alike Sound Alike (LASA) drug storage system based on the “LASA” labeling of drugs belonging to the LASA category at Puskesmas Kecamatan Duren Sawit period of February 2023. Assessment of the quality of LASA drug storage by collect and make a list of LASA drug names available at the Puskesmas, observe the drug storage system included in the LASA drug list, then conduct an assessment of the conformity of the "LASA" label marking on the storage system of all LASA drugs. The storage of Look Alike Sound Alike (LASA) drugs at Puskesmas Kecamatan Duren Sawit for the period of February 2023 has been carried out with the achievement of a conformity percentage of 39.62% of the total 53 items of LASA drugs. The Look Alike Sound Alike (LASA) drug storage system at Puskesmas Kecamatan Duren Sawit needs to be improved."
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Maulana
"Proses perencanaan obat yang tidak optimal menyebabkan terjadinya permasalahan stok obat seperti obat kadaluarsa atau stock out. Permasalahan ini juga terjadi pada Puskesmas Kecamatan Duren Sawit terutama dalam pengendalian stock Barang Medis Habis Pakai (BMHP) dan stok barang program COVID-19. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan prioritas pengadaan alat kessehatan BMHP dan program COVID-19 berdasarkan analisis VEN. Metode yang digunakan adalah pendekatan retrospektif dan studi literatur. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada item yang termasuk ke dalam kategori Vital (V), lalu 54 item yang termasuk ke dalam kategori Esensial (E), sedangkan yang masuk dalam kelompok Non esensial (N) adalah 61 item.

The drug planning process that is not optimal causes drug stock problems such as expired drugs or stock outs. This problem also occurs at the Duren Sawit District Health Center, especially in controlling the stock of Consumable Medical Goods (BMHP) and the stock of goods for the COVID-19 program. This report aims to find out the uses and priorities for procuring Consumable Medical Goods and the COVID-19 program based on VEN analysis. The method used is a retrospective approach and literature study. The results obtained showed that there were no items included in the Vital (V) category, then 54 items were included in the Essential (E) category, while 61 items were included in the Non-essential (N) group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Lestari Negari
"Puskesmas Kecamatan Duren Sawit merupakan salah satu puskesmas di bawah naungan suku dinas kota Jakarta Timur yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.. Poliomyelitis adalah penyakit infeksi menular yang menyebabkan kelumpuhan syaraf disebabkan oleh polio virus, sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Polio hanya dapat dicegah dengan vaksin polio. Vaksin polio diberikan beberapa kali agar dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Upaya promotif dan preventif penyakit polio dilakukan melalui media promosi kesehatan leaflet yang merupakan selebaran berisi informasi dan himbauan dengan gambar, warna, dan layout yang menarik. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dan wawancara. untuk mendapatkan data dan informasi dengan kata kunci poliomyelitis, vaksin polio, imunisasi melalui jurnal penelitian, e-book, website WHO, website Kemenkes RI, dan peraturan pemerintah. Wawancara dilakukan secara langsung kepada apoteker penanggung jawab vaksin Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Hasil data yang diperoleh kemudian didesain sedemikian rupa yang menarik hingga menjadi leaflet menggunakan aplikasi desain online Canva. Leaflet tersebut dicantumkan scan QR-code dan dicetak yang kemudian dipasang pada akrilik mudah dijangkau pembaca baik masyarakat maupun tenaga kesehatan lain.

Puskesmas Kecamatan Duren Sawit is one of the health centers under the auspices of the East Jakarta city service tribe which is a first-level health service facility organizing health maintenance efforts, health promotion (promotive), disease prevention (preventive), disease healing (curative), and health recovery (rehabilitative), which is carried out in a comprehensive, integrated and sustainable manner. Poliomyelitis is a contagious infectious disease that causes paralysis of the nerves caused by the polio virus, mostly affecting children under 5 years of age. Polio can only be prevented by the polio vaccine. The polio vaccine is given several times to protect a child for life. Promotive and preventive efforts of polio disease are carried out through leaflet health promotion media which is a leaflet containing information and appeals with attractive images, colors, and layouts. The methods used were literature studies and interviews to obtain data and information with the keywords poliomyelitis, polio vaccine, immunization through research journals, e-books, WHO website, Ministry of Health website, and government regulations. Interviews were conducted directly to the pharmacist in charge of the vaccine at the Puskesmas of Duren Sawit District. The results of the data obtained were then designed in an attractive way to become a leaflet using the Canva online design application. The leaflet includes a QR-code scan and is printed which is then mounted on acrylic easily accessible to readers, both the community and other health workers.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roro Wajdilfarah
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Pelayanan kefarmasian di lingkungan Puskesmas mencakup pengelolaan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik mencakup salah satunya adalah pelayanan informasi obat (PIO). Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang dilakukan oleh Apoteker baik kepada pasien maupun kepada tenaga kesehatan di lingkungan Puskesmas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional. PIO dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan melalui suatu media yang dibuat untuk memudahkan penyampaian informasi. Pasien dengan penyakit kronis membutuhkan manajemen jangka panjang yang melibatkan kepatuhan pasien sehingga penyampaian informasi obat yang jelas harus diberikan agar pengobatan dapat dilakukan secara optimal dan hasil terapi yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu penyakit kronis dengan angka kejadian paling banyak di Puskesmas adalah Diabetes Melitus Tipe2. Pasien dengan DM Tipe 2 membutuhkan kepatuhan minum obat yang baik sehingga penyampaian PIO harus dilakukan baik kepada pasien maupun kepada keluarga pasien untuk mencapai hasil terapi yang diinginkan. Leaflet merupakan salah satu media yang sering digunakan dalam penyampaian informasi. Dalam penyampaian PIO, leaflet baik digunakan karena dapat dibuat dengan tampilan yang menarik namun tetap jelas terbaca sehingga informasi dapat dengan mudah tersampaikan dengan jelas. Tugas khusus ini bertujuan untuk menyusun leaflet informasi mengenai aturan minum obat antidiabetes yang baik. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan observasi yang dilakukan untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan persyaratan impelentasi. Hasil dari tugas khusus ini merupakan leaflet yang dipajang di depan instalasi farmasi Puskesmas untuk memudahkan pasien, tenaga kesehatan, maupun pengunjung Puskesmas lainnya untuk mendapatkan dan membaca leaflet.

The Community Health Center is a health facility that carry out public health efforts and first-level individual health efforts. Pharmaceutical services in the Puskesmas environment include management of pharmaceutical preparations and consumable media materials (BMHP) and clinical pharmacy services. Clinical pharmacy services include drug information services (PIO). PIO activities consist of providing and distributing drug information carried out by pharmacists both to patients and to health workers in the Puskesmas environment with the aim of increasing the rational use of drugs. PIO can be conveyed verbally or in writing through a medium created to facilitate the delivery of information. Patients with chronic diseases require long-term management that involves patient compliance so that clear drug information must be provided so that treatment can be carried out optimally and the desired therapeutic outcome can be achieved. One of the chronic diseases with the highest incidence in Community Health Centers is Type 2 Diabetes Mellitus. Patients with Type 2 DM require good medication adherence, so delivery of PIO must be carried out both to the patient and to the patient's family to achieve the desired therapeutic outcome. Leaflets are one of the media that is often used to convey information. In delivering PIO, leaflets are good to use because they can be made with an attractive appearance but are still clearly read so that information can easily be conveyed clearly. This special assignment aims to arrange information leaflets regarding good rules for taking antidiabetic medication. The method used is literature study and observations carried out to obtain complete information in accordance with implementation requirements. The result of this special task is a leaflet that is displayed in front of the Community Health Center’s pharmacy installation to make it easier for patients, health workers and other Community Health Center visitors to get and read the leaflets.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>