Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fandi Musjafir
"Isu mengenai Good Corporare Governance (GCG) mulai ramai dibahas dan dirasakan sangat penting setelah negara-negara di Asia Timur mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan lahun 1997. Di Indonesia krisis tersebut mengakibatkan fluktuasi yang luar biasa pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Kondisi tersebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, Tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai titik terendah sejak era Soeharto yakni minus 13 %.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) 5 (lima) negara di kawasan Asia, ditemukan bebera faktor yang mpnyebabkan krisis ekonomi itu terjadi, yaitu : lemahnya enforcement hukum, lemahnya pasar modal, Kosentrasi tinggi dalam kepemilikan perusahaan pada sekelompok/pihak tertentu, dan lemahnya persaingan.
Pendapat lain menyatakan bahwa terjadinya krisis ekonomi juga disebabkan lemahnya penerapan Good Corporale Governance di dalam perusahaan yang meliputi keadilan, keterbukaan, akuntabilitas, dan tanggungjawab (Nasution, 2006). Oleh karena itu, Good Corporate Governanace menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang stabil di masa yang akan datang.
Keberadaan teori agency (agency theory) sangat melatarbelakangi isu corporate governance dimana agency problem muncul ketika kepengurusan suatu perusahaan terpisah dari pemiliknya. Dengan adanya pemisahan tersebut seringkali terjadi konflik konflik kepentingan di dalam perusahaan antara kedua pihak tersebut. Dimana kemungkinan besar konflik tersebut dapat membawa bencana terhadap perusahaan (kebangkrutan). Konflik tersebut dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham selaku pemilik dengan kepentingan manajemen (dewan direksi dan komisaris). Mekanisme tersebut dikenal dengan istilah Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan bisnisnya.
Sampai saat ini banyak pendapat pro dan kontra mengenai hubungan mekanisme Good Corporare Governance (GCG) dengan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu belum ada bahasa yang universal mengenai ini. Perusahaan - perusahaan di Indonesia masih mencari bentuk yang pas untuk melaksanakan konsep GCG ini. Dengan demikian implementasi GCG di satu perusahaan mungkin akan berbeda dengan perusahaan lain tergantung karakteristik perusahaannya dan industrinya. Penelitian ini akan melihat mekanisme GCG pada perusahaan manufaktur yang mengalami kesulitan keuangan pada periode 2005 - 2006. Mekanisme GCG yang digunakan pada penelitian ini adalah ukuran dewan direksi, dewan komisaris, komitc audit, komisaris independen, dan persentase kepemilikan institusional.
Berdasarkan analisa yang dilakukan ditemukan hasil bahwa ukuran dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, komisaris independen, dan persentase kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap besamya kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Dengan kata lain perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan pada periode 2005 - 2006 lebih disebabkan oleh faktor lain diluar penelitian ini.

The issue about Good Corporate Governance was begin to talked and felt very important after many country in East Asia go down into economic crisis which was started in the middle year 1997. ln Indonesian, that crisis causes a dramatic fluctuation of Rupiah exchange rate to foreign exchange rate. That condition effect to economic growth. Economic growth of Indonesian gets to lowest rate since era Suharto which is minus 13% in the year 1998.
Based on survey which is done by Asian Development Bank (ADB), 5 (live) countries in regional Asia, was founded few factor that caused economic crisis happened, there are: poor law enforcement, poor capital market, high concentration ownership by individual or group, and poor competition.
Other opinion said that economic crisis was also caused by poor implementation Good Corporate Governance in the corporate which including fairness, openness, accountability, and responsibility. Because of that, Good Corporate Governance is one of important topic in order to support economic recovery and stability economic growth in the future.
Existence of agency theory give a background about Good Corporate Governance issue absolutely which agency problem emerges when management in a company is separated from its owner or shareholder. With that existence of dissociation always make a conflict of interest inside company between both parties. That conflict might be give a big problem for company (be bankcruptcy). That conflict can be decreased with a mechanism that can make two interest into the same level. That mechanism was known as good corporate governance in running business.
There is many pro and contra opinion about Good Corporate Governance mechanism with financial performance until this time. Companies in Indonesian still search fit shape to doing this GCG concept. Therefore this implementation in one company might be different in other company due the Company and industry characteristic. This study examined the difference of Corporate Governance mechanism in financially distressed firm and non financially distress limt. Corporate Governance mechanism eaxamined in this study are size of board, independency of board, audit committee, and institutional ownership.
The result of this study showed that board or director, board of commissioner, audit committee, board independency, and institutional ownership has no impact of experienced financial distressed firms. ln other word, there is other factor that caused financial distress firm in period 2005 - 2006."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23908
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Adinizam
"Focus penelitian ini adalah untuk menganlisa empat portofolio bisnis yang dikelola PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yaitu Bisnis Ferry Komersial, Bisnis Ferry Keperintisan, Bisnis Pelabuhan Ferry dan Bisnis Usaha Aneka. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi dan merekomendasikan strategi level korporasi yang sesuai yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Strategi level korporasi merupakan hal yang mendasar karena menyangkut keseluruhan tujuan dan ruang lingkup organisasi, bagaimana nilai akan ditambahkan kepada bagian-bagian perusahaan yang berbeda dan akhirnya menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Penelitan ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif-studi kasus dimana data diperoleh dari wawancara dengan manajemen korporasi dan manajer unit bisnis, laporan-laporan perusahaan, referensi buku, jurnal ilmiah dan materi publikasi lainnya. Konsep utama dalam analisis penelitian berdasarkan kerangka Corporate Parenting dari Goold, Campbell & Alexander (1994), Strategi Level Korporasi dari Coulter (2002) and Restrukturisasi dari Hill & Jones (2002). Analisis portofolio dengan kerangka Corporate Parenting mengidentifikasi tingkat kesesuaian antara kebutuhan unit bisnis dengan keahlian yang dimiliki perusahaan induk yang akan berdampak pada pembentukan nilai perusahaan atau penghancuran nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis, Bisnis Ferry Komersial dan Bisnis Pelabuhan berada di wilayah Heartland dan strategi level korporasi terbaik adalah melalui Strategi Pertumbuhan, sementara Bisnis Ferry Keperintisan dan Usaha Aneka Jasa masing-masing berada di wilayah Value Trap dan Edge of Heartland dimana strategi terbaik adalah dengan Strategi Restrukturisasi. Namun, penelitian ini tidak secara lebih jauh mendiskusikan tentang strategi level bisnis untuk setiap unit bisnis dan bagaimana pelaksanaan strateginya. Terakhir, pendekatan penelitian yang sama perlu dilakukan untuk subjek perusahaan yang berbeda khusunya pada Badan Usaha Milik Negara.

The focus of this research is to analyze four business portfolio managed by PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) which are Commercial Ferry, Pioneer Ferry, Port Business and Auxiliary Business. The main objective is to identify and recommend suitable corporate level strategy that might be implemented by corporation in order to enhance value. Corporate level strategy is very fundamental because it concerns with overall purpose and scope of an organization, how value will be added to different part of the organization and finally create shareholder value.
The research was performed with qualititave-case study research where data collected from interview with corporate management and business unit manager, company?s reports, reference books, journal and publication.The main concept in research analysis is base on Corporate Parenting Framework of Goold, Campbell & Alexander (1994), Corporate Level Strategy of Coulter (2002) and Restructuring from Hill & Jones (2002). Portfolio analysis using Corporate Parenting Framework is identifying the level of fitness between business unit needs and corporate parent skills that will affect corporate?s value creating or value destroying.
Based on analysis, Commercial Ferry and Port Business are in Heartland area which best corporate strategy is Growth, while Pioneer Ferry and Auxiliary Business is each in Value Trap and Edge of Heartland area which best strategy is Restructuring. However this research does not further discuss about business level strategy for each business and it implementation. Lastly, same approach of research is need to be conducted to another subject of corporate parenting strategy especially for stated-owned company.
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditama Wahyudi Mirza
"Pertumbuhan merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mempertahankan dan bertahan di pasar. Pertumbuhan juga merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan. Meskipun demikian, pertumbuhan tidak dapat dicapai dengan mudah dan pilihan pertumbuhan akan tergantung pada situasi yang ada di pasar. PT Nipress Tbk, produsen lead acid battey lokal dan satu-satunya perusahaan yang terdaftar sebagai produsen baterai di Indonesia, sedang dalam proses pertumbuhan bisnis. Pasar baterai otomotif saat ini, yang merupakan sumber utama pendapatan utama perseroan, didominasi oleh produk pesaing yang memiliki akar yang kuat karena dukungan pemegang saham asing dan lokalnya. Pasar saat ini dimasuki oleh perseroan adalah pasar yang kompetitif karena adanya pesaing-pesaing yang kuat yang mendominasi pasar. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan strategi pertumbuhan, perusahaan harus berhati-hati untuk memilih strategi pertumbuhan yang tepat untuk dijalankan di masa depan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, beberapa peluang dan pilihan strategi pertumbuhan diidentifikasi dan dianalisa. Pada akhir bab akan terdapat saran untuk manajemen perusahaan terhadap strategi pertumbuhan yang mungkin untuk dipilih.

Growth is one of the ways for company to sustain and survive in the market. Growth is also one of indicator that is used to measure the success of a company. Despite that, growth cannot be achieved easily and choice of growth will depend on the situation presented in the market. PT Nipress Tbk, a local lead acid battery manufacturer and the only listed company as battery manufacturer in Indonesia, is in the process of growing its business. The current automotive battery market, which is the major source of its revenue, is dominated by competitor products which have strong roots due to its foreign and local shareholders. The current market experienced by the company is a competitive one due to the existence of the strong competitors. Therefore, in relation to the growth strategy, the company should be careful to choose an appropriate growth strategy to be pursued in the future. Using qualitative research method, several opportunities and choice of growth strategies are identified and analyzed. In the end of the chapter, there will be a suggestion for the management of the company for a possible growth strategy to choose.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrial Banyu Asmoro
"Dalam pasar keuangan, mendapatkan suatu abnormal return merupakan suatu hal yang diinginkan oleh semua investor baik itu investor skala besar, skala kecil, trader, maupun oleh perusahaan efek dalam hal ini broker. Berbagai macam teknik dalam melakukan suatu transaksi dilakukan oleh para investor, untuk mendapatkan abnormal return, mulai dengan melakukan suatu riset untuk mendapatkan intrinsic value dari sebuah perusahaan sampai dengan melakukan suatu tindak kejahatan dalam pasar keuangan. Tindak kejahatan yang terjadi dalam pasar keuangan dapat bermacam-macam bentuknya mulai dari penipuan dalam bertransaksi sampai dengan manipulasi pasar. Dalam hal menanggulangi kerugian yang mungkin didapatkan oleh masing-masing pelaku keuangan, para otoritas dalam negeri membuat bermacammacam regulasi. Namun dalam hal ini, tindakan manipulasi pasar merupakan tindakan kejahatan yang sangat sulit untuk dibuktikan, seperti yang telah diungkapkan oleh Jarrow (1992). Tesis ini mengukur tingkat volatilitas dan likuiditas sebagai proksi untuk indikasi manipulasi pasar dalam bursa saham Indonesia. Dalam meneliti manipulasi pasar, volatilitas dan likuiditas dijadikan sebuah acuan yang dapat menggambarkan perilaku dari investor untuk menipu investor lainnya dalam mendapatkan abnormal return. Metode pengukuran yang digunakan adalah dengan mengukur order cancellation dari masing-masing jenis saham seperti yang telah dilakukan oleh Chan dan Ma (2014). Dengan demikian dapat dianalisis pengaruh order cancellation ini dalam tindakan kejahatan manipulasi pasar yang berupa orderbased manipulation.

In financial markets, getting an abnormal return is something that is desired by all investors both large-scale investors, small-scale traders, as well as by the company in this case securities broker. Various techniques in performing a transaction carried out by the investor, to obtain abnormal return, started by doing some research to get the intrinsic value of a company until committing a crime in the financial markets. Crimes that occurred in the financial markets vary from fraud in transactions through market manipulation. In terms of handling the losses that is gained by each of the financial actors, the authorities in the country make the various regulations. But in this case, the action of market manipulation is very difficult to prove, as has been revealed by Jarrow (1992). This thesis measures the volatility and liquidity levels as a proxy for an indication of market manipulation in the Indonesian stock market. In researching market manipulation, volatility and liquidity can be used as a reference for describing the behavior of other investors to defraud investors in obtaining abnormal returns. Measurement method used is to measure the cancellation order of each type of shares as has been done by Chan and Ma (2014). Thus it can be analyzed the effect of this cancellation order in the criminal market manipulation in the form of an order-based manipulation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library