Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessi Desputri
Abstrak :
Rokok merugikan karena dapat menurunkan produktivitas karena menimbulkan absenteisme akibat penyakit yang ditimbulkannya. Tesis ini membahas faktorfaktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan stop rokok pada pekerja di Kecamatan Citeureup dan Gunung Putri tahun 2013. Dari Citeureup diwakili oleh pekerja pabrik semen X (TKTAR) dan Gunung Putri diwakili oleh berbagai perusahaan Formal dan Informal (Non TKTAR) yang diwawancarai menggunakan kuesioner dengan modifikasi skala Likert saat kunjungan berobat ke BKKM Bogor. Penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diamati adalah karakteristik pekerja, pengetahuan, sikap dan perilaku sebagai faktor predisposisi; TKTAR, pelatihan stop rokok, kampanye anti rokok, sarana kesehatan, pendampingan sebagai faktor pemungkin; dukungan atasan, rekan kerja, tuntutan keluarga, sakit sebagai faktor penguat. Penelitian ini secara uji statistik belum bisa membuktikan hubungan antara stop rokok dengan ketiga faktor di atas, namun dari trendnya terlihat ketiga faktor di atas mempunyai peranan terutama bagi pekerja yang di TKTAR. Disarankan sosialisasi tentang program TKTAR secara menyeluruh, bukan hanya himbauan, sanksi yang tegas terhadap yang melanggar, penyuluhan pola hidup sehat, larangan promosi dan penjualan rokok di tempat kerja, adanya keteladanan dari pimpinan. ......Smoking is harmful because it has the negative effect on productivity and enhances absenteism of smoking related diseases. The aims of this study was to find out factors which contribute to the progress of stop smoking on workers in district Citeureup and Gunung Putri 2013. Company with smoke free workplace program (TKTAR) represented by cement plant X, Non TKTAR companies were represented by various companies either Formal or Informal. They were interviewed with a questionnaire that was modified scale of Likert, during their visit to BKKM Bogor. This study is a cross-sectional survey with analytic approach, observed variables were worker characteristics, knowledge, attitudes and behavior as predisposing factors; stop smoking training, anti-smoking campaigns, health facilities, mentoring as enabling factors; supervisors, coworkers and family support, and illness as reinforcing factors. This study failed to prove a relationship between the presence of TKTAR and stop smoking, but found the trend that the successful quittors were more prevalent in respondents who worked in TKTAR than non TKTAR. It was Suggested to enhance the socialization of TKTAR in the company, strict sanctions againts the violation, banning cigarette promotion and cigarettes selling in the workplace; supervisors should be the good examples in leadership.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Afifah Hijami
Abstrak :
Gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja (Gotrak) tersebar di seluruh dunia dan meningkatkan masalah kesehatan di tempat kerja serta menurunkan efisiensi fisiologis tubuh manusia, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Selain terjadi pada pekerja yang menggunakan fisik, Gotrak juga umum terjadi pada pekerja di perkantoran karena terlibat dalam pekerjaan statis dan gerakan berulang dengan durasi yang lama dan monoton. Pada sektor kesehatan, kejadian Gotrak pada tenaga kesehatan telah banyak dilakukan penelitian dan pengendalian, namun sedikit referensinya pada pekerja perkantoran di RS, sehingga perlu dilakukan kajian faktor risiko ergonomi perkantoran di RS. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor risiko Gotrak pada pekerja perkantoran di RS. X. Desain penelitian ini cross sectional dengan pendekatan semikuantitatif. Teknik total samping mendapatkan 50 orang responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, lembar periksa ROSA untuk postur kerja, dan alat ukur antropometri. Analisis data menggunakan uji chisquare. Hasil telitian mendapatkan 70% pekerja ada keluhan Gotrak. Terdapat hubungan antara faktor pekerjaan yaitu postur kerja, faktor individu yaitu jenis kelamin dan aktivitas fisik, faktor psikososial yaitu stres kerja dan kecemasan serta faktor pelayanan kesehatan kerja, dan kejadian Gotrak. Pelayanan kesehatan kerja pada Gotrak perlu ditingkatkan agar pekerja mengetahui dan mampu mengendalikan faktor risiko Gotrak di tempat kerja. ......Work-related musculoskeletal disorders (WMSDS) are widespread throughout the world and increase health problem in the workplace and reduce the physiological efficiency of human body and becomes serious public health problem. Besides occurring in blue collar workers, wmsds is also common in office workers because involved in static work and repetitive movement with a long and monotonous duration. In health sector, the incidence of WMSDs in health workers has been widely stidied and controlled, but there are few references to office workers in hospitals, so it is necessary tostudy ergonomic risk factors in hospitals. The purpose of this study was to analyze the risk factors for WMSDs in office worker at the hospital. The design of this study was cross sectional with a semi-quantitative approach. Total technique aside to get 50 respondents. The research instrument used was a questionnaire, ROSA check sheets for work posture, and anthropometric measuring instruments. Data analysis using chisquare test. The results of this study found that 70% of workers had WMSDS complaints. There is a relationship between work factor, namely work posture, individual factors, namely gender and physical activity, psychosocial factors, namely work stress and anxiety, and organization factor, namely occupational health service. Occupational health services in hospital for WMSDs need to be improved so that workers understand WMSDs risk factors and able to control WMSDS in workplace
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devinta Yulia Laksmita
Abstrak :
Kelelahan kerja menjadi permasalahan pada pekerja di berbagai sektor karena berdampak negatif pada performa, kesehatan, dan keselamatan pekerja. Aktivitas fisik merupakan manajemen untuk mengurangi kelelahan kerja namun masih sedikit studi yang menjadikan aktivitas fisik sebagai intervensi dalam manajemen kelelahan terkait kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat menjelaskan efek aktivitas fisik sebagai intervensi terhadap kelelahan terkait kerja berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan pada tahun 2011-2020. Sebanyak 14 studi di sintesis dan ditemukan konsistensi mengenai hubungan positif antara aktivitas fisik dan penurunan gejala kelelahan pada studi intervensi. Sebanyak delapan dari empat belas studi menunjukkan bukti yang cukup kuat antara efek aktivitas fisik dan penurunan gejala kelelahan fisik dan mental, peningkatan kualitas tidur, peningkatan pada kemampuan kerja, penurunan stres, peningkatan kebugaran, dan capaian diri. Karena hanya empat penelitian yang dapat diklasifikasikan dengan risiko bias rendah maka hasil penelitian ini perlu ditafsirkan dengan hati-hati. Tinjauan sistematis ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan intervensi yang efektif untuk mengurangi kelelahan terkait kerja. Penelitian kedepannya harus dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan studi dengan kualitas lebih tinggi, untuk mengembangkan gambaran lengkap tentang aktivitas fisik sebagai strategi untuk mengurangi kelelahan. ......Work-related fatigue is a problem for workers in various sectors because it negatively affects worker performance, health, and safety. Physical activity is management to reduce work-related fatigue but there are still few studies that make physical activity as an intervention in work-related fatigue management. The aim of the study was to explain the effects of physical activity as an intervention on work-related fatigue based on studies conducted in 2011-2020. A total of 14 studies were synthesized and found consistency regarding the positive relationship between physical activity and decreased fatigue symptoms in intervention studies. Eight out of fourteen studies showed strong evidence between the effects of physical activity and decreased symptoms of physical and mental fatigue, improved sleep quality, improvement in workability, decreased stress, improved fitness, and self-achievement. Since only four studies can be classified with a low risk of bias, the results of this study need to be interpreted with caution. This systematic review shows that physical activity is an effective intervention to reduce work-related fatigue. Future research should be conducted with the aim of producing higher quality studies, to develop a complete picture of physical activity as a strategy to reduce fatigue.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiana Dwiyanti
Abstrak :
Kemampuan ojek daring untuk berkendara di medan yang sulit dilalui oleh kendaraan besar, menjadi keunggulannya untuk mengatasi kemacetan di kota besar. Kemampuan tersebut harus ditunjang oleh pengetahuan pengendara mengenai keselamatan berkendara. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi sequential explanatory untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dan gambaran umum pengetahuan pengendara ojek daring PT. X di Jagakarsa, serta peran intervensi dari perusahaan (pelatihan). Dengan menggunakan ojek pangkalan di wilayah yang sama sebagai pembanding, didapatkan hasil yakni pengendara ojek daring di Jagakarsa memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap pengetahuan keselamatan berkendara dan merasakan manfaat dari pelatihan perusahaan. Diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan secara berkala. ......Online motorcycle taxi ability to drive over rough terrain traversed by other large vehicles became its superiority to overcome traffic congestion in major cities. These capabilities shall be supported by rider knowledge about safety riding. This study used a combination of sequential explanatory to describe the general characteristics and general knowledge overview of PT. X rider in Jagakarsa, as well as the role of the intervention of the company (training). By using motorcycle taxi in the same area as a comparison, the results obtained PT. X rider in Jagakarsa have a high knowledge of the safety riding and benefit of the training company. The company is expected to provide regular training.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library