Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umi Yumiati
"Penelitian ini mendalami tentang pelaksanaan surveilans gizi dalam memenuhi berbagai kebutuhan informasi gizi terutama 18 indikator gizi, baik untuk penggunaan informasi di dalam Puskesmas maupun di tingkat Kota Cimahi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan agar kegiatan surveilans dapat berjalan dengan baik di Puskesmas Melong Asih, pemegang program gizi hanya memegang program gizi tidak ditambah tugas lain yang lebih menyita waktu; melakukan pengkaderan dengan melibatkan karang taruna dan dibuatkannya SK oleh Lurah agar tidak ada pergantian kader setiap ada pemilihan RW baru; melakukan sosialisasi dan pelatihan kader; membuat buku petunjuk teknik/ petunjuk pelaksanaan pelaksanaan surveilans gizi; membuat standar prosedur operasional (SPO) surveilans gizi, melakukan pembinaan secara kerkesinambungan dan terjadwal terhadap posyandu, serta adanya pemantauan terhadap TPG oleh seksi Kesga dan Gizi dengan melakukan penilaian kinerja petugas gizi Puskesmas; adanya pelatihan mengenai surveilans gizi bagi petugas gizi puskesmas; agar diseminasi hasil kegiatan gizi dilakukan lebih terjadwal dan rutin, serta mengoptimalkan kegiatan surveilans gizi sehingga menghasilkan informasi yang tepat sebagai dasar perencanaan dan tindaklanjut dari hasil surveilans gizi; meningkatkan koordinasi, kerjasama, dan dukungan antar posyandu dan lintas program serta agar umpan balik yang diharapkan tercapai.

The research to obtain a deeper understanding the implementation of nutritional surveillance in fulfilling various nutritional information needs, especially 18 nutrition indicators, both for the use of information in health centers or at the Cimahi level. This research is qualitative research with descriptive design and system approach. The results suggest that surveillance activities running work well in Melong Asih Health Center, nutritional program holders only hold nutritional programs not increase other tasks that are more time-consuming; Conducting cadre involving youth groups and making SK by the Lurah so that there will be no change of cadres every new RW election; Socialize and train the cadres; To make technical manual / guidance on implementation of nutrition surveillance; Standardize operational procedures (SOP) for nutrition surveillance, conduct continuous and scheduled guidance on posyandu, as well as monitoring of TPG by the Kesga and Nutrition sections by conducting an assessment of the performance of Puskesmas nutrition officers; Training on nutrition surveillance for nutrition officers of puskesmas; In order to disseminate the results of nutrition activities performed more scheduled and routine, and optimize nutrition surveillance activities so as to produce appropriate information as the basis of planning and follow-up of the results of nutrition surveillance; Improve coordination, cooperation, and support among posyandu and cross programs so that the expected feedback is achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Fitriyanti
"ABSTRACT
Status gizi balita tetap kurus walauapun sudah mendapatkan PMT. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui Pemberian Makanan Tambahan dan faktor apa sajayang berperan terhadap perbaikan status gizi balita penerima program PMT diKota Tanjungpinang. Jenis penelitian adalah case control dengan tehnikprobability sampling. Sampel penelitian sebanyak 44 responden yang terbagimenjadi 2 kelompok yaitu 26 kasus dan 18 kontrol. Data dianalisis menggunakanuji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermaknaantara pendidikan ibu p=0,010, OR=6,66 dengan CI 95 =1,74-25,43 , danpendapatan keluarga p=0,026, OR=5,23 dengan CI 95 =1,40 ndash; 19,51 . Variabelyang tidak berhubungan PMT dapat dihabiskan balita p=1,000, OR=1,19 denganCI 95 =0,24-5,76 , yang menghabiskan PMT p=0,20, OR=2,56 dengan CI95 =0,66-9,96 , penyakit infeksi p=0,577, OR=0,58 dengan CI 95 =1,40-9,51 ,pengeluaran pangan keluarga p=0,240, OR=0,33 dengan CI 95 =0,07-1,65 ,perilaku pemberian makan p=1,00, OR=0,83 dengan CI 95 =0,23-2,89 , ASIEksklusif p=0,417, OR=2,00 dengan CI 95 =0,59-6,77 , waktu akses kepelayanan kesehatan p=0,314, OR=0,47 dengan CI 95 =0,11-1,89 , modatransportasi ke pelayanan kesehatan p=0,697, OR=0,63 dengan CI 95 =0,13-2,96 dan kelengkapan imunisasi p=0,009, OR=1,47 dengan CI 95 =0,42-5,12 dengan status gizi balita yang mendapatkan PMT di Kota Tanjungpinang tahun2017.

ABSTRACT
Nutritional status of infants are remain thin even though they have gotSupplementary Feeding Program. This study aims to determine theSupplementary Feeding Program and factors that play a role to improve thenutritional status of children under five years who receiving SupplementaryFeeding Program in Tanjungpinang. A case control method, with a probabilitysampling technique, was carried out in this study. As many as 44 respondentswere divided into 2 groups 26 cases group and 18 control group . The data wereanalyzed by using Chi square test. The study revealed two findings. First, therewere significant correlation of Mother education level p 0,010, OR 6,66 with CI95 1,74 25,43 , and family income p 0,026, OR 5,23 with CI 95 1,40 19,51 . Second, there were no correlation of supplementary feeding can be spent p 1,000, OR 1,19 with CI 95 0,24 5,76 , who spent the supplementaryfeeding p 0,20, OR 2,56 with n CI 95 0,66 9,96 , infectious disease p 0,577, OR 0,58 with CI 95 1,40 19,51 , family food expenditure p 0,240,OR 0,33 with CI 95 0,07 1,65 , feeding behavior p 1,00, OR 0,83 with CI95 0,23 2,89 , exclusive breast feeding p 0,417, OR 2,00 with CI 95 0,59 6,77 , time of access to health services p 0,314, OR 0,47 with CI 95 0,11 1,89 , means of transportation to health services p 0,697, OR 0,63 with CI95 0,13 2,96 and complete immunization p 0,009, OR 1,47 with CI95 0,42 5,12 with nutritional status of children under five who gainsupplementary feeding program in Tanjungpinang City 2017."
2017
S68036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risti Anjar Wati
"Literasi kesehatan merupakan kemampuan individu dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat bagi kesehatannya dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki peranan penting terhadap outcome kesehatan baik status maupun perilaku kesehatan seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran literasi kesehatan pada pelajar sekolah menengah atas/kerjuruan (SMA/K) di Kota Depok. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 330 responden yang dipilih menggunakan teknik quota sampling berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner daring berbasis google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata literasi kesehatan pelajar adalah 2,88 dari skala 0-4 dengan sebanyak 53,6% pelajar memiliki literasi kesehatan yang tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, literasi kesehatan pada pelajar di Kota Depok sudah cukup baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengoptimalkan program intervensi dan pendidikan kesehatan di sekolah untuk mempromosikan sekaligus meningkatkan literasi kesehatan pelajar di Kota Depok.

Health literacy is defined as an individual’s ability to access, understand, assess, and apply health information to be able to make appropiately decisions for their health in daily life. Health literacy has an important role in individual’s health outcomes both in health status and health behavior. The purpose of this research is assessing the description of the health literacy in high school students at Depok City. The method used in this quantitative research was cross-sectional study. This study took 330 respondents who were selected by quota sampling technique and joined to this research by answering the online questionnaire through google form. The results showed that the average value of health literacy in high school students is 2,88 from a scale of 0-4 also 53,6% students had good health literacy category. Based on the results, it can be concluded that student’s health literacy in Depok City is enough good. Therefore, strategy is needed to optimize the intervention programs and health education in schools to promote and increase health literacy in students at Depok City.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Anindya Uka Wardani
"Penerapan kebijakan belajar dari rumah akibat pandemi COVID-19 berdampak pada terhambatnya pelaksanaan program kesehatan berbasis sekolah, termasuk program pemberian TTD. Dalam pelaksanaannya, Kota Depok masih belum menemukan strategi yang efektif dalam mendistribusikan TTD selama kegiatan belajar dari rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di Kota Depok selama belajar dari rumah. Desain studi yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam terhadap pelaksana gizi puskesmas, kader posyandu, pembina UKS sekolah, remaja putri, dan orang tua dengan metode purposive sampling. Penelitian menunjukkan bahwa skema distribusi tablet tambah darah dilakukan melalui sekolah dan melalui kader. Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara daring melalui WhatsApp. Pihak yang diberdayakan antara lain remaja putri, orang tua, kader, dan pihak sekolah. Remaja putri mendapatkan dukungan sosial dari orang tua dalam mengonsumsi tablet tambah darah. Perlu adanya penyeragaman skema distribusi dan penguatan pemberdayaan kepada orang tua dan remaja putri.

The implementation of the study from home policy due to the COVID-19 pandemic has affected the implementation of school-based health programs, including the iron supplementation program. In the practice, the Depok City still has not found the effective strategy in distributing TTD during learning from home. This study aims to describe the implementation of the iron supplementation distribution program to adolescent girls in Depok City while studying from home. The study design used is qualitative with a case study approach. This study used in-depth interviews with puskesmas nutritionists, posyandu cadre, UKS teacher, adolescent girl and parent with purposive sampling method. Research shows that the distribution scheme of iron tablets is carried out through schools and cadres. Recording and reporting are done online via WhatsApp. The empowered parties include adolscent girls, parents, cadres, and the school. Adolescent girls get social support from their parents in taking iron tablets. There is a need for unifying distribution schemes and strengthening the empowerment to the parents and adolescent girls.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library