Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Krisnawati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas budaya etnis Tionghoa di Palembang pada novel Satu Kisah yang Tak Terucap karya Guntur Alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh unsur budaya etnis Tionghoa di Palembang yang ada pada novel tersebut. Ketujuh unsur yang muncul itu adalah bahasa, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup,  sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Kemudian, dilihat dari kajian antropologi sastra, kedatangan etnis Tionghoa memberikan pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan masyarakat Palembang. Dalam hal ini, identitas budaya masyarakat Tionghoa di Palembang menjadi berbeda-beda, bergantung pada wilayah tempat tinggal mereka.

ABSTRACT
This study discusses the ethnic Chinese culture in Palembang in the novel Satu Kisah yang Tak Terucap by Guntur Alam. The method used in this research is descriptive qualitative method with content analysis technique. The results showed that there were seven elements that emerged, namely language, social organization, knowledge systems, living equipment systems, livelihood systems, religious systems, and arts. Judging from the study of literary anthropology, the arrival of ethnic Chinese has a prominent influence on the culture of Palembang people. In this case, the cultural identity of the Chinese community in Palembang varies depending on the region they live in.

"

2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ariva Zulfira
"Karya sastra dapat menjadi medium untuk menyoroti permasalahan gender dalam masyarakat, baik modern maupun tradisional. Salah satu karya yang mengangkat isu ketimpangan gender dalam warna lokal adalah novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam karya Dian Purnomo. Novel ini bercerita tentang tokoh Magi Diela yang menjadi korban praktik kawin tangkap di Sumba. Praktik tersebut adalah bentuk penyelewengan tradisi akibat penyalahgunaan kekuasaan oleh Leba Ali. Hal ini menimbulkan tindakan seksisme terhadap Magi yang kemudian mendorongnya membuat strategi perlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi yang dilakukan Magi Diela untuk melawan seksisme, serta dampak dari strategi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian terletak pada unsur intrinsik, yaitu tokoh dan penokohan Magi Diela. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan teori gender dengan konsep seksisme ambivalen, feminisme multikultural, relasi kuasa, dan pembelajaran transformatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa strategi perlawanan yang dilakukan Magi Diela terdiri atas tiga fase, yaitu fase perlawanan awal, fase pembelajaran, serta fase aksi dan implementasi. Selain itu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa strategi tersebut memberikan dampak terhadap diri Magi sendiri, pandangan masyarakat adat di sekitarnya, serta penyelesaian masalah penyimpangan tradisi kawin tangkap dalam novel.
Literary works can serve as a medium to highlight gender issues in society, both modern and traditional. One such work that addresses gender inequality within a local context is the novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam by Dian Purnomo. This novel tells the story of Magi Diela, who becomes a victim of the kawin tangkap (bride kidnapping) practice in Sumba. This practice is a form of tradition misused due to the abuse of power by Leba Ali, leading to acts of sexism against Magi, which in turn motivates her to develop resistance strategies. This study aims to examine the strategies employed by Magi Diela to combat sexism and the impact of these strategies. The research method used is descriptive qualitative. The focus of the study is on the intrinsic elements, specifically the character and characterization of Magi Diela. This research uses gender approaches and theories with the concepts of ambivalent sexism, multicultural feminism, power relations, and transformative learning. The findings reveal that Magi Diela's resistance strategies consist of three phases: the initial resistance phase, the learning phase, and the action and implementation phase. Furthermore, the data analysis results also show that these strategies have an impact on Magi herself, the surrounding traditional community's views, and the resolution of the deviation of the kawin tangkap tradition in the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Sadra Sirozy
"Tokoh-tokoh rekaan dalam karya sastra menunjukkan berbagai perilaku serta watak yang berhubungan dengan pengalaman psikologis dan kejiwaan serta konflik-konflik selayaknya dialami individu dalam kehidupan nyata. Dalam menghadapi konfliknya, individu dapat melakukan beberapa hal, salah satunya dengan mekanisme pertahanan. Realitas yang tidak diinginkan juga dapat dihindari dengan adanya ilusi artistik dan ilusi keagamaan. Nama-nama tokoh dalam novel Lusifer! Lusifer! (2019) karya Venerdi Handoyo diambil dari tokoh-tokoh besar dalam Alkitab, tokoh-tokoh tersebut melakukan mekanisme pertahanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil analisis mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel melakukan mekanisme pertahanan, sebagian besar pengalihan, untuk mengatasi konflik yang dialaminya. Selain itu, ilusi artistik bersifat tidak agresif jika dibandingkan dengan ilusi keagamaan yang digunakan oleh para tokoh untuk menghindari realita. Meskipun nama-nama dalam novel diambil dari nama-nama dalam Alkitab, tidak ada hubungan antara keduanya. Nama-nama tersebut diambil untuk menyesuaikan semesta dalam cerita, latar belakang Kristen.

Fictional characters in literary works exhibit various behaviors and traits related to psychological and emotional experiences, as well as conflicts akin to those experienced by individuals in real life. When facing conflicts, individuals can employ various coping mechanisms, one of which is defense mechanisms. Undesirable realities can also be avoided through artistic and religious illusions. The names of the characters in the novel "Lusifer! Lusifer!" (2019) by Venerdi Handoyo are taken from prominent figures in the Bible, and these characters employ defense mechanisms. The method used in this research is descriptive qualitative with a Sigmund Freud psychoanalytic approach. The analysis results reveal that the characters in the novel employ defense mechanisms, with the majority utilizing displacement, to cope with the conflicts they face. Furthermore, artistic illusion is non-aggressive when compared to the religious illusion used by the characters to evade reality. Although the names in the novel are derived from names in the Bible, there is no direct connection between the two. These names are chosen to align with the story's universe and Christian background."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ayu Maharani
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan kajian wacana iklan yang membahas iklan Instagram
dengan strategi Shoutout for Shoutout atau SFS. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan suprastruktur, alat-alat kohesi, makrostruktur, hubungan gambar
dan teks iklan, serta positioning yang terdapat dalam dua puluh iklan SFS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa wacana iklan yang terdapat di dalam iklan SFS
memiliki suprastruktur tipe A yang badan iklan atau teksnya secara dominan
dibangun oleh alat kohesi referensi demonstratif anaforis, elipsis nominal,
konjungsi aditif, dan repetisi. Makna global pada wacana iklan yang terdapat
dalam iklan SFS sebagian besar dibangun oleh hubungan komunikasi dasar-
DESAKAN dan hubungan antara gambar dan teks iklannya pun sebagian besar
memiliki hubungan yang hampir koheren. Wacana iklan yang terdapat di dalam
iklan SFS paling banyak dilakukan dengan positioning berdasarkan perbedaan dan
manfaat. Kedua positioning tersebut sebagian besar bertujuan untuk memosisikan
toko kepada pembaca iklan Instagram.

ABSTRACT
This research is an advertisement discourse analysis which discuss about
Instagram Advertisement with Shoutout for Shoutout (SFS) strategy. The aim of
this research is to describe suprastructure, cohesion, macrostructure, relationship
between text and picture, along with positioning in twenty SFS advertisement.
The result of this research shows that advertisement discourse in SFS
advertisement has type A suprastructure which body copy or its text builts
dominantly by demonstrative anaforic reference, nominal ellipsis, additive
conjuction, and repetition. Global meaning to advertisement discourse in SFS
advertisement builts dominantly by base-INSISTENCE relation and relationship
between text and picture mostly has almost coheren relationship. Advertisement
discourse in SFS advertisement has been made dominantly by diverification and
benefit positioning. Both of it mostly has goal to positioning the shop for
Instagram advertisement reader."
2015
S61124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Novita Aprijarni
"Penelitian  ini  mengkaji  tradisi  lisan  Pidato  Tagak  sebagai  salah  satu  tradisi  lisan  yang masih bertahan hingga saat ini di Minangkabau. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana struktur, fungsi dan perubahan yang terjadi dalam tradisi lisan Pidato Tagak. Tujuan  penelitian  ini  adalah  memaparkan  struktur,  fungsi,  dan  perubahan  yang  terjadi dalam tradisi lisan dalam Pidato Tagak sebagai salah satu tradisi lisan di Minangkabau. Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  kualitatif,  menggunakan teknik  penelitian  studi  pustaka  dan  wawancara.  Pendekatan  yang  digunakan  dalam penelitian  ini  adalah  pendekatan  etnografi.  Pidato  Tagak  memiliki  karakteristik kelisanan.  Di  dalamnya,  terdapat  formula  yang  berfungsi  sebagai  sarana  memudahkan ingatan  seorang  penutur  dalam  menyampaikan  Pidato  Tagak.  Fungsi  Pidato  Tagak adalah sarana penyampai pesan ajaran religius, Undang-undang Adat Minangkabau, dan urutan  sosial  secara  adat.  Pidato  Tagak  mengalami  transformasi  sesuai  situasi  dan kondisi. 

This  research  examines  the  oral  tradition  of  Pidato  Tagak  as  one  of  the  oral  traditions that  still  survives  today  in  Minangkabau.  The  problem  in  this  research  is  how  the structure, fungsion, and transformation in Pidato Tagak. The The purpose of this study is  to  describe  the  structure,  function,  and  changes  that  occur  in  the  oral  tradition  in Pidato  Tagak  as  one  of  the  oral  traditions  in  Minangkabau.  The  method  used  in  this research  is  literature  study  and  interviews.  The  approach  used  in  this  study  is  an ethnographic approach. Pidato Tagak has orality characteristics. In it, there is a formula that  functions  as  a  means  of  facilitating  a  speaker's  memory  in  delivering  a  Pidato Tagak.  The  function  of  Pidato  Tagak  is  a  means  of  conveying  messages  of  religious teachings,  Minangkabau  Customary  Laws,  and  customary  social  order.  Pidato  Tagak underwent a transformation according to the situation and conditions. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyah Aditya Saputra
"Penelitian ini mengkaji tradisi lisan asli Betawi, ngerahul, yang dilakukan masyarakat Betawi Mampang melalui memori kolektif yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh dan mengungkapkan upaya yang nyata untuk mengembalikan peranan ingatan masyarakat Betawi Mampang terhadap tradisinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan pendekatan deskriptif analitis karena menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan simpulan terhadap permasalahan yang telah didapatkan dan diteliti sekaligus cukup adaptif dan peka terhadap pola-pola atau yang diterapkan masyarakat dalam tradisi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa narasumber terverifikasi, termasuk budayawan Betawi dan pelaku budaya tersebut. Penelitian ini memperoleh temuan bahwa ngerahul pada era modern di kawasan tersebut dijalankan atas dasar kebutuhan pelakunya dengan modal ingatan masa lalu. Di satu sisi, dengan ngerahul, mereka memperoleh timbal balik dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan mereka.

This research examines the indigenous oral tradition of Betawi called ngerahul, which is practiced by the Betawi community in Mampang, through their collective memory. The purpose of this study is to obtain and reveal the genuine efforts to restore the role of Betawi Mampang community's memory in relation to their tradition. This research utilizes a qualitative method with an analytical descriptive approach, as it seeks to explain, illustrate, or draw conclusions regarding the identified and researched issues, while also being adaptable and sensitive to the patterns or practices implemented by the community in this tradition. The data collection method employed for this research is interviews with several verified sources, including Betawi cultural experts and practitioners. The study findings indicate that ngerahul, in the modern era of the area, is carried out based on the needs of its participants with the aid of past memories. With ngerahul, they gain reciprocity and values that are beneficial to their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Prasetyaningtyas
"eberadaan fanfiksi pada era modern ini tersebar ke berbagai platform. Salah satu bentuk fanfiksi adalah fanfiksi semesta alternatif atau alternate universe (AU) yang populer di media sosial Twitter. Semesta alternatif adalah sebuah genre fiksi dengan latar tempat dan latar waktu yang berbeda dengan realitas asli dari semesta alternatif tersebut. Fanfiksi ini menciptakan fenomena baru dengan kemunculan istilah “Cowok AU” dalam lingkup komunitas penggemar di Twitter. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan menjelaskan karakteristik tokoh utama laki-laki pada fanfiksi yang diambil sebagai data kajian, serta merumuskan tipe karakter yang ada pada fanfiksi tersebut sebagai data terkait. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-analitis melalui studi pustaka dan pengumpulan pendapat karakteristik “Cowok AU” menurut pembaca melalui kuesioner. Analisis penokohan ini didasarkan pada pengertian oleh Sudjiman (1988), yaitu tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau tindakan dalam berbagai kejadian dalam cerita. Melalui pemaparan analisis penelitian ini, penokohan dalam fanfiksi terkait menghasilkan beberapa karakteristik yang dapat disebut sebagai “Cowok AU”.

Fanfiction can be found in many platform in this era of modernism. Alternate universe fanfiction is one of the type of fanfiction that popular in social media Twitter. Alternate universe or semesta alternatif is one of a fiction genre which the time frame and the setting is different from its original setting of its alternate universe. This fanfiction create a new term “Cowok AU” within the fan community in Twitter. Thus, this research aim to analyze the characteristics of the characters, and also to formulize the type of the characters in the fanfiction as the related data. The method of this research is descriptive-analytical through a literature study and collecting the reader’s idea of “Cowok AU” characters through questionnaire. This research analysis based on Sudjiman (1988), that characters of a story is a created figure that experienced incident or action within the event in the story. Through the analysis, the characters in the related fanfiction has generated a few characteristics that could be called “Cowok AU”."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Maulida
"Sastra merupakan salah satu bentuk dokumentasi dari peristiwa sejarah. Salah satu peristiwa sejarah yang diangkat dalam karya sastra adalah kasus pembunuhan buruh Marsinah. Sapardi Djoko Damono mengangkat peristiwa sejarah tersebut ke dalam bentuk puisi. Tulisan ini membahas reka ulang kasus pembunuhan buruh Marsinah dalam puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Dongeng Marsinah”. Tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) menggambarkan kasus pembunuhan buruh Marsinah melalui struktur fisik dan batin dalam puisi berjudul “Dongeng Marsinah” dan (2) menjelaskan kaitan antara puisi “Dongeng Marsinah” dan aspek historis dalam karya sastra. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik studi pustaka. Hasil analisis pada struktur fisik, batin, dan aspek historis puisi “Dongeng Marsinah”menunjukkan bahwa puisi ini menjadi dokumentasi peristiwa sejarah dengan mereka ulang kasus pembunuhan Marsinah.Unsur fisik yang menonjol, di antaranya diksi, majas, dan citraan. Sementara itu, unsur batin yang menonjol adalah tema, nada dan suasana, serta amanat. Perpaduan unsur fisik dan batin pada puisi “Dongeng Marsinah” diperdalam dengan tinjauan dari aspek historis untukmemperoleh pemahaman yang menyeluruh.

Literature is one way to make documentation of historical events. One of which is the murder case of the laborer, Marsinah. Sapardi Djoko Damono elevates the tragedy into a poem. This article discussed about the re-emuneration of Marsinah’s murder case in the poem “Dongeng Marsinah” by Sapardi Djoko Damono. The purposes of this research are (1) describing the Marsinah murder case through physical and structure of poetry in the poem “Dongeng Marsinah” and (2) explaining the colleration of the poem “Dongeng Marsinah” with the historical aspect in literature. This research used the qualitative method and reference review technic. The analysis result on the physical and inner structure, and the historical aspect of “Dongeng Marsinah” shows that this poem is a historical event documentation by doing re-emuneration of the Marsinah murder case. The prominent physical elements are diction, figure of speech, and imagery. Meanwhile, the prominent inner structure elements are theme, tone, athmosphere, and message. The compilation of the physical and inner elements in the poem “Dongeng Marsinah” is deepen with the historical aspect view in order to get a thorough understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Mutiara Saniyah
"Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keunikan budaya. Salah satu keunikan budaya di Kalimantan Selatan adalah adat istiadatnya yang berkaitan dengan upacara adat dan ritual. Dalam karya sastra, kedua unsur kedaerahan tersebut disebut sebagai warna lokal yang diharapkan dapat menggambarkan latar belakang dan refleksi pengarang terhadap dunia di sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas warna lokal upacara Aruh dan ritual Balian; sistem kepercayaan masyarakat; dan penempatan leluhur dalam cerita pendek Perempuan Balian karya Sandi Firly yang dimuat dalam Cerita Pendek Pilihan Kompas 2012 Laki-laki Pemanggul Goni. Buku tersebut dijadikan sebagai sumber data penelitian yang diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warna lokal upacara Aruh diselenggarakan setelah panen padi dan ritual Balian sebagai ritual untuk menyembuhkan orang sakit. Upacara Adat dan ritual tersebut juga menggambarkan atau dipengaruhi pengarangnya yang berasal dari Kalimantan.

South Kalimantan is one of the provinces in Indonesia which has its own unique culture. One of the uniqueness of culture in South Kalimantan is its customs related to traditional ceremonies and rituals. In literary works, these two regional elements are referred to as local colors which are expected to describe the author's background and reflection on the world around him. Therefore, this study will discuss the local colors of the Aruh Ceremony and Balian ritual in the short story Women Balian by Sandi Firly. This study uses the short story Women Balian by Sandi Firly, which was published in the 2012 short story Kompas Choice Burlap Boy and published by PT Kompas Media Nusantara in 2013 as a data source. This research uses literature study method and sociology of literature approach. The results of this study indicate that the local color of the Aruh ceremony is carried out after the rice harvest and the Balian ritual as a ritual to heal the sick. The traditional ceremonies and rituals also describe or are influenced by the author who comes from Kalimantan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ailsya Ayu Janitra
"Dharitri karya Nellaneva merupakan sebuah novel fantasi berlatar Borneo tahun 2279. Ranala Kalindra sebagai tokoh utama memasuki wilayah asing bernama Dharitri. Konflik-konflik yang ada tampak memengaruhi kepribadiannya. Pertanyaan penelitian yang didapat berupa bagaimana dinamika kepribadian tokoh Ranala Kalindra berdasarkan id, ego, dan superego? Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika kepribadian Ranala Kalindra menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud melalui identifikasi unsur id, ego, dan superego. Aspek-aspek penelitian dikaji dengan bantuan pendekatan psikologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan data berupa kutipan-kutipan kalimat dalam novel. Data didapat melalui teknik membaca dan mencatat. Hasil dari penelitian ini berupa penjelasan mengenai dinamika kepribadian berupa insting kehidupan, insting kematian, kecemasan objektif, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral yang ada pada Ranala berdasarkan unsur id, ego, dan superego melalui analisis data yang dikumpulkan dari novel. Kesimpulan yang didapat adalah dinamika kepribadian Ranala selama berada di Persatuan Unit dan Dharitri. Insting kehidupannya terlihat di Dharitri, insting kematiannya terlihat di Persatuan Unit, kecemasan neurotiknya terlihat di kedua wilayah, serta kecemasan objektif dan kecemasan moralnya baru terlihat di Dharitri. Kata kunci: dinamika kepribadian, psikoanalisis sastra.
Dharitri by Nellaneva is a fantasy novel set in Borneo in 2279. Ranala Kalindra as the protagonist enters an unfamiliar territory called Dharitri. The conflicts seem to affect her personality. The research question is what are the personality dynamics of Ranala Kalindra based on the id, ego and superego? This research was conducted with the aim of analyzing the personality dynamics of Ranala Kalindra using Sigmund Freud's psychoanalysis theory through the identification of id, ego, and superego elements. The aspects of the research are studied with the help of a literary psychology approach. The method used in this research is descriptive qualitative with data in the form of sentence quotations from the novel. Data were obtained through reading and note-taking techniques. The result of this research is an explanation of personality dynamics in the form of life instinct, death instinct, objective anxiety, neurotic anxiety, and moral anxiety in Ranala based on id, ego, and superego elements through the analysis of data collected from the novel. The conclusion is the dynamics of Ranala's personality and the changes in her personality after settling in Dharitri. Her life instinct is seen in Dharitri, her death instinct is seen in Persatuan Unit, her neurotic anxiety is seen in both areas, and her objective anxiety and moral anxiety are newly visible in Dharitri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>