Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfi Zuliansyah
"Penelitian ini tentang implementasi program Sales and Service Award sebagai upaya peningkatan motivasi pekerja frontline dan menjelaskan dampak pelaksanaan program Sales and Service Award di Bank X yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi karyawan frontline yang memiliki status outsourcing di Bank X dengan usia pensiun sampai 36 tahun, sedangkan untuk karyawan tetap atau back office di Bank X memiliki usia pensiun hingga 56 tahun. Adanya program Sales and Sevice Award di Bank X ini dapat menjadi salah satu cara untuk membantu karyawan frontline dalam meningkatkan kesejahteraan mereka, melalui pemberian kesempatan untuk mendapatkan reward berupa alih status pada program tersebut sehingga dapat memperpanjang usia pensiun dan mengembangkan karir mereka di Bank X. Pada penelitian ini peneliti melakukan proses pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan secara daring dan secara luring dengan total jumlah informan yakni 6 karyawan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2021 hingga Juni 2022. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa program ini dimulai pada proses seleksi yang dapat diikuti oleh setiap karyawan frontline di masingmasing kantor Bank X. Karyawan frontline dipilih manajemen kantor masing-masing untuk mewakili kantor mereka dalam mengikuti tiga tahap seleksi program ini yang terdiri dari Seleksi tingkat Kantor Cabang, tingkat Kantor Wilayah, dan tingkat Nasional. Pada seleksi tingkat Kantor Cabang dan Kantor Wilayah, seleksi yang digunakan melalui kegiatan role play pemberian pelayanan dan presentasi product knowledge. Lalu untuk seleksi tingkat Nasional, karyawan frontline yang menjadi kandidat akan membuat campaign project berupa video promosi dan hal pelayanan apa saja yang dapat meningkatkan laba Bank X. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa program Sales and Service Award memiliki dampak terhadap motivasi karyawan frontline, karena berdasarkan temuan lapangan maka dapat diketahui dengan adanya program ini dapat memotivasi karyawan frontline seperti karyawan frontline ingin lebih mengembangkan karirnya setelah mendapatkan alih status, karyawan tersebut juga lebih konsisten dan rajin serta semangat dalam bekerja setelah mengikuti program ini. Adanya dampak lain program ini terhadap motivasi karyawan yakni bertambahnya wawasan karyawan, meningkatkan kinerja karyawan frontline dalam memberikan layanan, serta dengan adanya program ini dapat meciptakan role model pemberian layanan bagi karyawan frontline lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi bagi program studi ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya pada mata kuliah manajemen sumber daya manusia pada pokok bahasan employee motivation dan performance appraisal.

This research is about the implementation of the Sales and Service Award program as an effort to increase the motivation of frontline workers and explains the impact of the implementation of the Sales and Service Award program at Bank X which is discussed from the Social Welfare discipline. This research is motivated by the condition of frontline employees who have outsourcing status at Bank X with a retirement age of up to 36 years, while permanent employees or back office at Bank X have a retirement age of up to 56 years. The existence of the Sales and Service Award program at Bank X can be one way to help frontline employees improve their welfare, by providing opportunities to get rewards in the form of status transfers in the program so that they can extend their retirement age and develop their careers at Bank X. In this study, researchers carried out the process of collecting data through interviews conducted online and offline with a total number of informants, namely 6 employees who were selected by purposive sampling technique. This research was conducted from October 2021 to June 2022. Based on the results of this study, it can be seen that this program begins in a selection process that can be followed by every frontline employee at each Bank X office. Frontline employees are selected by their respective office management to represent the office. they take part in the three stages of selection of this program which consists of Selection at the Branch Office level, Regional Office level, and National level. In the selection at the Branch Office and Regional Office levels, the selection used was through role play activities, service delivery and product knowledge presentations. Then for the National level selection, frontline employees who become candidates will create a campaign project in the form of promotional videos and what services can increase Bank X's profits. The conclusion of this study shows that the Sales and Service Award program has an impact on the motivation of frontline employees, because based on field findings, it can be seen that this program can motivate frontline employees such as frontline employees who want to further develop their careers after getting a status transfer, these employees are also more consistent and diligent and enthusiastic in working after joining this program. Another impact of this program on employee motivation is increasing employee insight, improving frontline employee performance in providing services, and with this program can create role models for service delivery for other frontline employees. The results of this study are expected to be a contribution to the Social Welfare study program, especially in human resource management courses on the subject of employee motivation and performance appraisal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizfany Hidayati Fajri Jusran
"Penelitian membahas tentang kesenjangan digital pada pelaku usaha mikro Bandung serta strategi peningkatan kapasitas yang dilakukan oleh Shopee melalui Program Kampus UMKM Shopee yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya mata kuliah Dimensi Sosial. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah melihat besarnya perkembangan Era Digital yang bersamaan dengan Pandemi Covid-19 sehingga menimbulkan perubahan pada sistem kegiatan usaha. Hal ini menjadi sebuah tantangan baru bagi sebagian pelaku usaha yang belum mampu beradaptasi dalam pemanfaatan media digital sehingga kemampuan modal digital melalui peningkatan kapasitas pada pelaku usaha perlu terus dikembangkan. Hasil penelitian menggambarkan adanya perbedaan latar belakang usia, akses geografis, pendidikan, dan ekonomi dari masing-masing pelaku usaha di Bandung yang menjadi faktor dari kesenjangan digital. Sebagai pelaksana program, Shopee melakukan pendampingan peningkatan kapasitas digital dengan cara memberikan pelatihan berupa pemberian 9 modul pilihan dari materi dasar, strategi pemasaran, penggunaan fitur e-commerce, melalui pendampingan masa inkubasi selama dua minggu dan diakhiri dengan implementasi kegiatan usaha secara online menggunakan metode dan strategi yang disesuaikan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah Dimensi Sosial terkait teori pembangunan sosial yang berfokus pada manusia serta strategi pengembangan kapasitas, dimana pelaku usaha diberikan fleksibilitas terkait kebutuhan kapasitas yang ingin ditingkatkan.

The research discusses the digital divide in Bandung micro-enterprises and the capacity building strategy carried out by Shopee through the Shopee MSME Campus Program which is discussed from the Social Welfare Science discipline in the Social Dimension course. The urgency of this research is to see the magnitude of the development of the Digital Era which coincided with the Covid-19 Pandemic, causing changes to the system of business activities. This has become a new challenge for some business actors who have not been able to adapt in the use of digital media so that digital capital capabilities through capacity building for business actors need to be continuously developed.The results of the study illustrate that there are differences in the age background, geographical access, education, and economy of each business actor in Bandung which is a factor in the digital divide. As the program implementer, Shopee provides assistance in increasing digital capacity by providing training in the form of providing 9 selected modules from basic materials, marketing strategies, using e-commerce features, live streaming through an incubation period of two weeks and ending with the implementation of online business activities using customized methods and strategies. The results of this research are expected to contribute to the Social Welfare Study theory that focuses on humans and capacity building strategies, where business actors are given flexibility regarding the capacity needs to be increased."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Karina Tasya
"Penelitian ini tentang strategi pemutusan hubungan kerja perusahaan di bidang pariwisata pada masa pandemi Covid-19 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pengaruh pandemi Covid-19 yang tinggi terhadap aspek bisnis pariwisata yang kemudian berdampak pada keuangan perusahaan menyebabkan PT. XYZ butuh mengurangi jumlah tenaga kerja dalam jumlah banyak dalam kurun waktu yang sempit. Sehingga, urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat strategi PT. XYZ dalam proses pemutusan hubungan kerja yang akan memiliki pengaruh signifikan pada tingkat kecemasan dan permasalahan keberfungsian sosial para pekerja tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi pemutusan hubungan kerja karyawan industri pariwisata di PT. XYZ pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2022 menggunakan metode wawancara pada tujuh orang informan dari divisi HRGA dan para karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja. Ketujuh informan tersebut adalah informan yang telah dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat kondisi eksternal dan internal perusahaan pada awal pandemi Covid-19 yang menyebabkan munculnya kebijakan pemutusan hubungan kerja. Dalam prosesnya, terdapat empat tahapan yang dilalui, di antaranya penyebaran isu pandemi Covid-19 di perusahaan, diskusi terbuka antara perusahaan dan karyawan, exit interview, dan penandatanganan surat pemutusan hubungan kerja. Karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja juga menerima hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan, seperti gaji, pesangon, pencairan dana asuransi, tunjangan hari raya, serta jaminan pasca pemutusan hubungan kerja. Untuk mengatasi kecemasan yang muncul pada karyawan saat dilakukan pemutusan hubungan kerja, PT. XYZ memberikan jaminan kerja kembali pada dua pilihan lokasi kerja, yaitu di PT. XYZ itu sendiri serta di anak perusahaan PT. XYZ. Tidak berhenti sampai di situ, PT. XYZ juga memberikan jaminan pemberian kemampuan berwirausaha agar para karyawannya dapat memiliki pendapatan pasca terkena pemutusan hubungan kerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan sosial, khususnya untuk mata kuliah manajemen sumber daya manusia dalam organisasi pelayanan kemanusiaan dan mata kuliah kesejahteraan sosial dalam sektor industri.

This research is about the strategy of terminating company employment in the tourism sector during the Covid-19 pandemic which is discussed from the discipline of Social Welfare Science. The high influence of the Covid-19 pandemic on aspects of the tourism business, which then had an impact on the company's finances, caused PT. XYZ to need to reduce the number of workers in large numbers in a narrow period of time. Thus, the urgency of doing this research is to see if the strategy of PT. XYZ is in the process of terminating the employment relationship, which will have a significant influence on the level of anxiety and social functioning problems of these workers. This study aims to describe the layoff strategy of tourism industry employees at PT. XYZ during the Covid -19 pandemic. This research is qualitative research with a descriptive research design. Data collection was carried out from February to May 2022 using interviews with seven informants from the HRGA division and employees who were laid off. The seven informants are informants who have been selected using a purposive sampling technique in accordance with the criteria required in this study. The results of the study showed that there were external and internal conditions of the company at the beginning of the Covid -19 pandemic, which led to the emergence of a layoff policy. In the process, there are four stages to go through, including the spread of the Covid -19 pandemic issue in the company; open discussions between the company and employees; exit interviews; and the signing of termination letters. Employees affected by termination of employment also receive the rights they should receive, such as salaries, severance pay, disbursement of insurance funds, holiday allowances, and post-termination benefits. To overcome the anxiety that arises in employees during termination of employment, PT. XYZ guarantees work again at two choices of work locations, namely at PT. XYZ itself as well as at its subsidiary PT. XYZ. PT. XYZ also guarantees the provision of entrepreneurial skills so that its employees can have an income after being terminated. The results of this study are expected to be able to contribute to the Social Welfare Study program, especially for human resource management courses in humanitarian service organizations and social welfare courses in the industrial sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatkhurozi
"Penelitian ini membahas proses kewirausahaan sosial yang dilakukan penyandang disabilitas di Kopi Tuli dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Ableism yang dialami penyandang disabilitas Tuli. Penyandang disabilitas di Indonesia sering mendapatkan diskriminasi ketika melamar pekerjaan sehingga hanya sedikit dari mereka yang bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini kemudian memunculkan sebuah usaha sosial bernama Kopi Tuli yang mempromosikan bahwa penyandang disabilitas khususnya Tuli dapat bekerja layaknya orang Dengar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses kewirausahaan sosial mulai dari anteseden, orientasi kewirausahaan, hingga outcomes yang dihasilkan oleh usaha sosial Kopi Tuli. Seluruh proses penelitian dilakukan sejak Oktober 2021 sampai Juni 2022. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara secara luring dan daring melalui Whatsapp dan Google Meet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anteseden usaha sosial Kopi Tuli antara lain: (a). peningkatan kondisi kesejahteraan disabilitas sebagai motivasi/misi sosial; (b). ide peluang usaha didasarkan pada minat, kondisi Tuli, dan peningkatan tren kopi; (c). akses permodalan menggunakan modal pribadi dan relasi keluarga; serta (d). Teman Tuli sebagai pemangku kepentingan utama. Orientasi kewirausahaan Kopi Tuli antara lain: (a). melakukan inovasi dengan mengubah Teman Tuli yang dianggap tidak mampu bekerja menjadi keunikan yang bernilai jual; (b). proaktif melaui kolaborasi dengan berbagai organisasi untuk mencapai tujuan usaha; (c). melihat kompetisi sesama usaha Tuli bukan sebagai saingan melainkan sebagai tujuan bersama; (d). memiliki otonomi yang luas karena menggunakan modal pribadi namun memiliki batasan dengan kolaborator lainnya; serta (e). berani mengambil resiko dengan menggunakan Tuli sebagai pekerja dan mengubah model bisnisnya menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19. Outcomes usaha Kopi Tuli antara lain: (a). menciptakan tiga nilai sosial yaitu kesadaran masyarakat bahwa Teman Tuli dapat bekerja, terjalinnya relasi Teman Dengar dengan Teman Tuli, dan ketertarikan untuk mempelajari bahasa isyarat bagi Teman Dengar yang kemudian mendorong masyarakat menuju inklusi sosial; (b). Teman Tuli merasa puas dalam bekerja di Kopi Tuli baik dari aspek ekonomi maupun sosial; serta (c). memberikan solusi yang berkelanjutan bagi kesejahteraan Teman Tuli namun perlu perbaikan dalam keberlanjutan sumber dayanya. Kesimpulan penelitian ini diketahui bahwa penyandang disabilitas di Kopi Tuli telah menjalankan proses kewirausahaan sosial dengan baik meskipun terdapat beberapa permasalahan yaitu pada bagian otonomi dalam orientasi kewirausahaan dan keberlanjutan solusi dalam outcomes.

This study discusses the process of social entrepreneurship carried out by persons with disabilities in Kopi Tuli from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by Ableism experienced by people with Deaf disabilities. People with disabilities in Indonesia are often discriminated against when applying for jobs, so only a few of them can find work. Kopi Tuli, a social enterprise which promote people with disabilities, especially the deaf would work with them and the hearing ones. This study aims to analyze the process of social entrepreneurship, from antecedents and entrepreneurial orientation to the outcomes produced by Kopi Tuli social enterprises. The entire research process was carried out from October 2021 to June 2022. Offline and online interviews carried out data collection via WhatsApp and Google Meet. The results of the study show that the antecedents of Kopi Tuli's social enterprises include: (a). improve disability welfare conditions as motivation/social mission; (b). business opportunity ideas based on interests, deafness, and increasing coffee trends; (c). access to capital using personal capital and family relations; and (d). deaf People as the primary stakeholders. Kopi Tuli's entrepreneurial orientation includes: (a). innovate by changing Deaf People who are considered unable to work into unique selling points; (b). proactively through collaboration with various organizations to achieve business goals; (c). acknowledge competition among Deaf businesses not as a rival but as a common goal; (d). has broad autonomy because it uses personal capital, but has limitations with other collaborators; and (e). dare to take risks by using Deaf as workers and change their business model to adapt to the conditions of the Covid-19 pandemic. The outcomes of the Tuli Coffee business include: (a). creating three social values, namely public awareness that Deaf People can work, establishing a relationship between Hearing People and Deaf People, and an interest in learning sign language for Hearing People. Thus, it encourages the community towards social inclusion; (b). Deaf People are satisfied with working at Kopi Tuli, both from an economic and social perspectives; and (c). provide sustainable solutions for the welfare of Deaf People, regardless of how this outcome also needs improvement in the sustainability of its resources. This study concludes that people with disabilities in Kopi Tuli have carried out the social entrepreneurship process well even though there are several problems, namely in the autonomy section in entrepreneurial orientation and sustainability of solutions in outcomes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library