Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Ulfah
"Sistem informasi, infrastruktur, jaringan dan perangkat keras merupakan aset teknologi informasi di Pusdatin BKPM yang perlu dikelola dan dipelihara dengan baik untuk mengurangi terjadinya permasalahan di kemudian hari. Pemeliharaan aset TI, bukan hanya tentang bagaimana memperpanjang jangka hidup aset dan memastikan bahwa aset tersebut beroperasi secara efisien dan ekonomis tetapi juga mempertimbangkan aspek perencanaan dan strategi pengelolaan aset TI. Ketiadaan informasi mengenai aset-aset TI berdampak pada pengelolaan aset-aset TI yang kurang baik sehingga perlu dilakukan suatu pendataan aset TI yang terstruktur, terjadwal dan rutin.
Sistem Informasi Manajemen Aset TI (SMATI) digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan data dan informasi yang berkaitan aset TI. SMATI juga menyediakan kapabilitas pendukung keputusan melalui analisis data aset TI sebagai bahan pendukung keputusan pimpinan (bottom-up) dalam melakukan pengawasan, melakukan penilaian efektivitas pengelolaan aset, dan pemilihan teknologi di masa depan.
Penelitian ini melakukan perancangan spesifikasi kebutuhan sistem informasi dengan menggunakan Rational Unified Process (RUP) dengan disiplin Requirement pada Fase Inception dan Elaboration. Hasil dari penelitian ini adalah berupa dokumen artifak kebutuhan yang merepresentasikan kebutuhan Sistem Informasi Manajemen Aset TI di Pusdatin.

Information system, infrastructure, network, and hardware are information technology asset (IT Asset)s which have to be maintained and to be managed by Data and Information Center (Pusdatin) in order to minimize problems in the future. IT asset management, is not only about how to extend the lifecycle and to operate efficiently but also to consider in strategic aspect. The absence of IT assets information results poor IT asset management. Pusdatin requires a structured, scheduled, routine asset inventory to overcome this problem.
IT Asset Mangement System (SMATI) used by Pusdatin to collect and to reserve IT asset information. SMATI also provides decision support capability through analytical data. It can be used as a management decision support (bottom-up) in monitoring, assessing the effectiveness of asset management, and technology selection in the future.
This research is designing the system requirements specification information system using the Rational Unified Process (RUP) with Requirement discipline in Inception and Elaboration phase. The results of this study are in the form of a document artifacts that represent the needs of IT Asset Management Information System.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi
"Proses perangkat lunak memainkan peranan penting dalam menghadapi kompleksitas yang ada dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam lingkungan proyek, proses membantu perbaikan dalam memberikan perangkat lunak yang berkualitas tinggi dalam waktu dan biaya yang tepat. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap kematangan proses Scrum dalam lingkungan proyek dalam organisasi pengembang perangkat lunak dengan studi kasus PT. Badr Interactive. Penilaian proses dilakukan menggunakan Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement SCAMPI kelas C berbasis Scrum Maturity Model yang sudah diperbarui.
Dari hasil penilaian, rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan Lewin's Force Field Model dalam manajemen perubahan untuk membantu implementasi proses Scrum di proyek menjadi lebih baik lagi dan meningkatkan kemungkinan tingkat kesuksesan proyek di organisasi.
Hasil penilaian menggunakan Scrum Maturity Model level 2 dan level 3 memperlihatkan PT. Badr Interactive mendapatkan level kematangan 1 dengan nilai pencapaian sebesar 89.58 Fully Achieved untuk area tujuan 2.1 Basic Scrum Management, 85.71 Largely Achieved untuk area tujuan 2.2 Software Requirements Engineering, 88.89 Fully Achieved untuk area tujuan 3.1 Customer Relationship Management, dan 60.52 Largely Achieved untuk area tujuan 3.2 Iteration Management. Selanjutnya 16 rekomendasi perbaikan dibuat untuk mencapai kematangan proses Scrum yang lebih tinggi berdasarkan Scrum Maturity Model di proyek perangkat lunak lain berikutnya.

Software process plays important role to face the complexity in developing software. In project environment, process helps improving in delivering high quality software in defined time and cost. This research appraised Scrum process maturity in project environment in software organization with case study PT. Badr Interactive. The process appraisal is done using Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement SCAMPI class C based on revised Scrum Maturity Model.
From the appraisal result, recommendation for improvement is developed based on Lewin's Force Field Model in change management to help the Scrum process implementation better and increase the chance of project success rate in the organization.
The result using Scrum Maturity Model level 2 and level 3 revealed that PT. Badr Interactive reached maturity level 1 with achievement score of 89.58 Fully Achieved for goal area 2.1 Basic Scrum Management, 85.71 Largely Achieved for goal area 2.2 Software Requirements Engineering, 88.89 Fully Achieved for goal area 3.1 Customer Relationship Management, and 60.52 Largely Achieved for goal area 3.2 Iteration Management. From this result, 16 recommendations for improvement are created to achieve higher Scrum process maturity based on Scrum Maturity Model in the next software projects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Dameria Christina
"Selama kurun waktu 2014 sampai pertengahan tahun 2017, PT ABC, yang merupakan perusahaan pengembang perangkat lunak, memiliki rasio persentase kegagalan proyek dari sisi waktu proyek sebanyak 64% dari total proyek yang sudah dijalankan. Di antara proyek-proyek yang dijalankan dalam rentang waktu tersebut ada 7% yang memiliki status terminate atau diberhentikan. Keterlambatan waktu proyek ini tentu saja dipengaruhi oleh ruang lingkup dan biaya yang tidak sesuai dengan perencanaan awal berdasarkan triple constraints menurut Leach tahun 2005. Dampak dari keterlambatan delivery proyek ini adalah PT ABC tidak bisa memenuhi target gross profit sales tahun 2017 sebesar 48 milyar rupiah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan proyek di PT ABC. Identifikasi faktor-faktor kesuksesan proyek dilakukan menggunakan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan kata kunci penelitian ini. Model penelitian ini mengadopsi penelitian Ahimbisibwe di tahun 2017. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh melalui survei kepada pegawai PT ABC yang terlibat dalam pengerjaan proyek di PT ABC. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan proyek di PT ABC, penulis menggunakan teknik analisis olah data Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS SEM). Dari hasil penelitian diperoleh faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan proyek di PT ABC adalah top management support dan vission and mission.

During the period 2014 to middle year of 2017, PT ABC, which is a software development company, has a percentage of project failure ratio as much as 64% of the total projects run is delayed from the planned schedule. Among the projects that had been executed within the time range, there are 7% who have terminated or dismissed status. The schedule delay is certainly influenced by the scope and costs that are not in accordance with the initial planning based on triple constraints according to Leach in 2005. The impact of the delay in delivering this project is PT ABC can not meet the target of gross profit sales in 2017 of 48 billion rupiah.
This study aims to determine and analyze the factors that affect the success of the project at PT ABC. The identification of the success factors of the project was carried out using a literature review of previous studies which is relevant to the research keyword. Research model is adopted from research of Ahimbisibwe in 2017. This research was conducted using quantitative approach. The data were obtained through a survey to employees of PT ABC who is working on a project at PT ABC. To find out the factors that influence the success of the project at PT ABC, the researchers used data processing analysis technique of Partial Least Square Structural Equation Modeling (SEM). From the research results is obtained the factors that influence the success of the project at PT ABC is top management support and vission and mission in client organizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Eunike Endariahna
"Proyek adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu untuk menciptakan produk yang unik, pelayanan dan hasil. Implementasi aplikasi adalah bentuk yang paling dirasakan oleh end users sehingga sangat dibutuhkan manajemen proyek perangkat lunak yang baik. PT BCA Finance berdasarkan hasil Evaluasi KPI semester dua tahun 2017, ada 4 proyek yang belum implementasi. Selain itu, berdasarkan data yang didapatkan di project management mengenai status proyek aplikasi lima tahun terakhir, ada 104 proyek dalam pengerjaan baik outsourcing maupun inhouse. Pentingnya peranan perangkat lunak di PT BCA Finance menyebabkan perlunya prosedur baku dalam pengembangan perangkat lunak.
Metode pengembangan perangkat lunak akan berdampak langsung terhadap bagaimana proyek dibagi dalam fase, estimasi, tugas dan sumber daya yang dibutuhkan. Sebelum menyusun prosedur tersebut, metode pengembangan perangkat lunak ditentukan oleh kriteria dan sub kriteria dalam pemilihannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode yang paling sesuai untuk pengembangan perangkat lunak di PT BCA Finance.
Metode yang digunakan untuk mencari rekomendasi metode pengembangan perangkat lunak di PT BCA Finance menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode pengambilan keputusan AHP dipilih untuk evaluasi multi-tujuan, menggabungkan analisis kualitatif dan kuantitatif dalam pengambilan keputusan, memperhitungkan ketidakpastian dan ketidaktepatan dalam evaluasi dan sudah banyak diterapkan dalam perbankan dan finansial.

Project is an activity that has a period of time to create unique products, services and results. Application implementation is the form that is most felt by end users, so good software project management is needed. PT BCA Finance based on the results of the 2017 semester KPI evaluation, there are 4 projects that have not been implemented. In addition, based on data obtained in project management regarding the status of application projects in the past five years, there are 104 projects in the work of both outsourcing and inhouse. The importance of the role of software in PT BCA Finance has led to the need for standard procedures in software development.
Software development methods will have a direct impact on how the project is divided into phases, estimates, tasks and resources needed. Before compiling the procedure, the method of software development is determined by the criteria and subcriteria in its selection. Therefore, this research needs to be done to determine the most suitable method for software development at PT BCA Finance.
The method used to find recommendations for software development methods at PT BCA Finance using Analytic Hierarchy Process (AHP). AHP decision-making methods were chosen for multi-purpose evaluation, combining qualitative and quantitative analysis in decision making, taking into account uncertainties and inaccuracies in evaluations and have been widely applied in banking and finance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Wahyudi
"Sebuah bagian penting dari tata kelola TI melibatkan perancangan dan penerapan struktur dan kontrol untuk mengukur kehandalan kinerja TI dan memberikan value kepada para pemangku kepentingan bisnis baik internal maupun eksternal. Nilai bisnis strategis, seperti yang diharapkan oleh eksekutif, seringkali mencakup pengukuran keuangan dan tindakan lainnya berdasarkan value yang diinginkan stakeholder. Banyak inisiatif tata kelola memanfaatkan teknik balance scorecard, mengukur seluruh kinerja TI pada satu set dimensi yang berbeda seperti pencapaian tujuan bisnis, kepuasan pengguna, keunggulan operasional, dan dukungan untuk pembelajaran dan pertumbuhan.
COBIT 5 menyediakan kerangka kerja yang komprehensif yang membantu perusahaan dalam mencapai tujuan mereka untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT. Secara sederhana, hal ini membantu perusahaan menciptakan nilai yang optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan tingkat risiko dan penggunaan sumber daya. COBIT 5 memungkinkan TI untuk diatur dan dikelola secara holistik untuk seluruh perusahaan, bertanggung jawab mengatur bisnis secara penuh (end-to-end) termasuk bidang fungsional TI, dan menyadari kepentingan yang berhubungan dengan TI dari pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. COBIT 5 sangat berguna dan generic bagi perusahaan-perusahaan dari semua ukuran, baik yang komersial maupun non-profit atau di sektor publik.

A critical part of IT governance involves designing and implementing structures and controls for measuring IT performance reliably and in terms that are valueble to the business and external stakeholders. Often, qualitative measurements are easily available, but governance efforts are likely to gain more buy-in f governance costs and benefits can be quantified. Strategic business value, as viewed by executives, often includes financial measurements and other measures of stakeholder value. Many governance initiatives make use of balance scorecard technique, measuring over all IT performance on a set of different dimensions such as achievement of business goals, user satisfactions, operational excellence, and support for learning and growth.
COBIT 5 provides a comprehensive framework that assists enterprises in achieving their objectives for the governance and management of enterprise IT. Simply stated, it helps enterprises create optimal value from IT by maintaining a balance between realising benefits and optimising risk levels and resource use. COBIT 5 enables IT to be governed and managed in a holistic manner for the entire enterprise, taking in the full end-to-end business and IT functional areas of responsibility, considering the IT-related interests of internal and external stakeholders. COBIT 5 is generic and useful for enterprises of all sizes, whether commercial, not-for-profit or in the public sector.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Arief Priswanto
"ABSTRAK
HAI DJPb merupakan layanan IT helpdesk terintegrasi yang diluncurkan pada tahun 2016 oleh Ditjen Perbendaharaan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-428/PB/2016 untuk mendukung pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan kepada seluruh mitra kerjanya. Sebagai organisasi sektor publik, kepuasan pelanggan menjadi salah satu elemen kunci dalam kesuksesan penerapan model bisnis berbasis software-as-a-service. Saat ini layanan HAI DJPb membuka empat kanal layanan yaitu portal, call center, web chat, dan email. Dalam kegiatan operasional sehari-hari kinerja HAI DJPb masih kurang optimal, hal ini ditunjukkan dengan berbagai permasalahan yang timbul dalam pengelolaan layanan HAI DJPb. Salah satu akar masalah yang ditarik peneliti menunjukkan bahwa belum pernah dilakukan evaluasi berdasarkan praktik terbaik dalam layanan HAI DJPb. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap layanan HAI DJPb dan memberikan rekomendasi perbaikan layanan. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap HAI DJPb dengan menggunakan ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, pertanyaan yang terdapat di dalamnya diajukan kepada pengelola HAI DJPb, dari hasil jawaban dilakukan observasi untuk mencari bukti pendukung. Hasil dari analisis penelitian ini adalah dari sembilan level yang terdapat pada ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, empat level dapat dilewati, sedangkan lima level belum dapat dilewati. Dari hasil penilaian tersebut penulis memberikan rekomendasi untuk untuk digunakan sebagai peningkatan kualitas layanan HAI DJPb.

ABSTRACT
HAI DJPb is an integrated IT helpdesk service launched in 2016 by the Directorate General of Treasury through Director General of Treasury Decree Number KEP-428/PB/2016 to support the implementation of duties in providing services to all its partners. As a public sector organization, customer satisfaction is one of the key elements in the successful implementation of a software-as-a-service based business model. Currently HAI DJPb services open four service channels, namely portals, call centers, web chat and e-mail. In the day-to-day operational activities of HAI DJPb's performance is still not optimum, this is indicated by various problems that arise in the management of the HAI DJPb service. One of the root causes of the researcher showed that evaluations had not been carried out based on best practices in the HAI DJPb service. This study aims to evaluate the HAI DJPb service and provide recommendations for service improvements. This study assessed HAI DJPb by using ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, the questions contained therein were submitted to the manager of the HAI DJPb, and the results of the questions were observed to look for supporting evidence. The results of the analysis of this study are from nine levels found in the ITIL Service Support Self Assessment Service Desk, four levels is pass, while five levels are fail. From the results of the assessment, the authors provide recommendations to be used as an increase in the quality of HAI DJPb services."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pramono
"ABSTRAK

Perbaikan proses pengembangan perangkat lunak telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan tujuan untuk menyelesaikan proyek pengembangan perangkat lunak dengan waktu yang lebih cepat serta hasil yang lebih berkualitas. Perbaikan proses diawali dengan mengetahui tingkat kematangan proses saat ini menggunakan tahapan model IDEAL dan kerangka kerja CMMI-Dev selain itu SCAMPI-C digunakan sebagai alat penilaian setiap praktik. Hasil penilaian yang dilakukan pada 52 praktik yang ada pada area proses Project Planning (PP), Project Monitoring & Control (PMC), Requirements Management (REQM), Configuration Management (CM), Process and Product Quality Assurance (PPQA), Verification (VER) dan Organizational Process Definition (OPD) menunjukkan bahwa DJBC memenuhi 22 praktik dan masih terdapat kelemahan pada praktik yang lain sehingga disimpulkan DJBC belum mencapai tingkat kapabilitas 1 untuk ketujuh area proses tersebut. Rekomendasi perbaikan untuk praktik yang masih lemah disusun berdasarkan Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan Business Analyst Body of Knowledge (BABOK) dengan prioritas utama pelaksanaannya adalah pendefinisian kerja secara lengkap, sosialisasi penyusunan term of reference (TOR) dan penggunaan sistem manajemen proyek dan dokumentasi.



ABSTRACT

Software process improvement has been carried out by the Directorate General of Customs and Excise (DGCE) with the aim of completing software development projects with faster time and higher quality results. The process improvement begins with knowing the current process maturity using IDEAL model stages and based on CMMI-Dev framework and SCAMPI-C is used as an assessment tool for each practice. The results of the appraisal were carried out on 52 practices in the Project Planning (PP), Project Monitoring & Control (PMC), Requirements Management (REQM), Configuration Management (CM), Process and Product Quality Assurance (PPQA), Verification (VER) and Organizational Process Definition (OPD) shows that DGCE fulfills 22 practices and there are still weaknesses in other practices, so it is concluded that DGCE has not reached capability level 1 for the seven process areas. Improvement recommendations for practices that are still weak are prepared based on the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) and Business Analyst Body of Knowledge (BABOK) with the main priorities of implementation are complete work definition, socialization of the preparation of terms of reference (TOR) and use of project management systems and documentation.

"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prissy Azzahra Ratnadwita
"Tanda tangan digital kini seringkali digunakan untuk melakukan verifikasi dokumen. Penyelenggaraan tanda tangan digital berkaitan erat dengan pasangan kunci, dimana private key dirahasiakan dan public key dapat disebarluaskan. Private key umumnya dikelola pada key custodian, yang bertanggung jawab atas penaganan encryption key yang dimiliki pengguna. Dalam menggunakan pasangan kunci untuk penandatanganan digital, terdapat 6 tujuan yang harus dipenuhi dalam penerapannya, yaitu authentication, integrity, confidentiality, non-repudiation, availability, dan access controls. Untuk memenuhi mekanisme otorisasi, dibutuhkan verifikasi identitas dari pemilik pasangan kunci, yang diterapkan menggunakan Three Factor Authentication (3FA). Dalam penelitian ini akan dirancang prototipe penerapan key custodian berbasis server dengan mekanisme otorisasi menggunakan modul biometrik pada perangkat mobile Android untuk memenuhi aspek ”something you are” dengan tujuan untuk memverifikasi identitas pemilik pasangan kunci. Penerapan key custodian pada server diimplementasikan menggunakan framework Django dengan memanfaatkan library PyCryptodome, dan berkomunikasi dengan perangkat mobile menggunakan JSON. Hasil dari implementasi ini masih memiliki celah keamanan, khususnya dalam aspek confidentiality dan integrity karena masih bergantung pada mekanisme pemanfaatan modul biometrik pada platform Android.

Digital signatures are now often used to verify documents. The implementation of digital signatures is closely related to key pairs, where the private key is kept secret and the public key can be published. The private key is managed using a key custodian, which is responsible for handling users’ encryption keys. In the usage of key pairs for digital signatures, there are 6 objectives that must be met in its implementation, namely authentication, integrity, confidentiality, non-repudiation, availability, and access control. To fulfill the authentication aspect, identity verification of the owner of the key pair is required, which can be implemented using Three Factor Authentication (3FA). In this research, a prototype of server-based key custodian will be designed with an authorization mechanism using the biometric module on an Android device to fulfill the aspect of ”something you are” with the aim of verifying the identity of the key pair owner. The server-based key custodian is implemented using Django framework with the PyCryptodome library. The server communicates with mobile devices using JSON. The results of this implementation still have issues regarding security, especially for the aspects of confidentiality and integrity due to the limitations of biometric modules on the Android platform.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Brilyan Hendra Suryawan
"Sebuah rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP) requirement engineering pada pengembangan perangkat lunak di LIPI telah disusun. LIPI merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas untuk melakukan riset di bidang ilmu pengetahuan. SOP requirement engineering disusun menggunakan Soft System Methodology (SSM) dan Scrum sebagai framework pengembangan perangkat lunak yang digunakan. Scrum merupakan bagian dari metode Agile yang sangat cepat terhadap perubahan. SOP ini disusun berdasarkan studi literatur, SBOK™ Guide sebagai Best Practice, dan penelitian sebelumnya yang relevan sebagai acuan untuk menentukan tahap requirement engineering pada Scrum. Metode yang digunakan pada penelitan ini adalah metode kualitatif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, FGD, studi dokumen, dan observasi. Analisis tematik digunakan sebagai metode dalam pengolahan datanya. Hasil rancangan SOP requirement engineering ditujukan sebagai petunjuk atau pedoman standar dalam menyusun requirement engineering pada pengembangan perangat lunak di LIPI. Dengan dihasilkannya rancangan SOP requirement engineering ini, diharapkan perangat lunak yang dihasilkan menjadi berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

A design of Standard Operational Procedure (SOP) requirement engineering on software development in LIPI has been prepared. LIPI is a Non-Ministerial Government Institution involved in conducting research in the field of science. SOP requirement engineering is made using Soft System Methodology (SSM) and implemented Scrum as a software development framework. Scrum is part of the Agile method which is known to rapidly adapt towards change. This SOP is compiled based on literature studies, SBOK™ Guide as Best Practice, and previous relevant research as a reference to determine the requirement engineering stage in Scrum. The method being applied in this research is the qualitative method. The method to collect data in this research was made by conducting interviews, FGD, document study, and observation. Thematic analysis method was also applied in data processing.The Design of SOP requirement engineering was aimed to be the Guidance or standard guidelines to create a requirement engineering on the software development in LIPI. Lastly, a high quality software that meets the needs of the users is expected, with this design of SOP requirement engineering"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>