Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panji Wulung Indraswara
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T38196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizki Savitri
Abstrak :
Penyandang tuna daksa dapatan memiliki reaksi yang lebih negatif akibat disabilitas fisik mereka dibandingkan tuna daksa dari lahir karena mereka pernah mengalami hidup normal dan telah menyusun suatu rencana masa depan dengan keadaan normal. Reaksi tersebut adalah simtom Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) dan dampak-dampak psikologis lainnya. Untuk mengatasi dampak tersebut, penyandang tuna daksa dapatan disarankan untuk menjalani serangkaian program rehabilitasi, yaitu rehabilitasi medis, vokasional dan sosial. Akan tetapi, ketiga rehabilitasi ini dipandang tetap perlu mengikutsertakan rehabilitasi psikis dalam program rehabilitasi tersebut. Hal ini dikarenakan sesuai dengan model biopsikososial yaitu semua yang terjadi pada tubuh manusia, akan berdampak pada aspek psikologis dan sosial dari manusia tersebut, dan akan berpengaruh terhadap keseluruhan tingkah laku dari manusia itu. Saat ini, rehabilitasi psikis berupa pemberian intervensi psikologis makin berkembang ke arah peningkatan keberfungsian diri para penyandang tuna daksa, salah satunya adalah Posttraumatic Growth Path (PTGP). PTGP bermanfaat untuk meningkatkan Posttraumatic Growth (PTG) atau pertumbuhan pasca trauma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas Posttraumatic Growth Path (PTGP) dalam meningkatkan Posttraumatic Growth (PTG) pada penyandang tuna daksa dapatan di usia dewasa muda. Pengukuran terhadap PTG menggunakan Posttraumatic Growth Inventory (PTGI) dan metode wawancara dan observasi terhadap partisipan. Setelah menjalankan intervensi dengan menggunakan PTGP, ketiga partisipan mengalami peningkatan PTG, diketahui dari peningkatan skor Posttraumatic Growth Inventory (PTGI) dan evaluasi kualitatif, seperti tahapan penyesuaian diri dari kecacatan permanen, simtom-simtom PTSD, dan dampak psikologis lainnya. PTGP dapat meningkatkan PTG pada penyandang tuna daksa dapatan di usia dewasa muda melalui intervensi dalam 4 sesi dan memunculkan perubahan yang lebih baik dalam kelima domain PTG pada ketiga partisipan. ......People with acquired physical disability have more negative reactions due to their physical disability than people with physical disability from their birth because they had experienced a normal life and have devised a plan the future with a normal state. The reaction is a symptom of Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) and other psychological impacts. To address these impacts, People with acquired physical disability are advised to undergo a series of rehabilitation programs, namely medical rehabilitation, vocational and social. However, three rehabilitation programs are considered permanent rehabilitation need to include psychological rehabilitation in the rehabilitation program. This is because according to the biopsychosocial model that is all that happens in the human body, will have an impact on the psychological and social aspects of the human being, and will affect the overall behavior of the human being. Currently, psychological rehabilitation is growing toward selfimprovement of the functioning of people with physical disability, one of which is the Posttraumatic Growth Path (PTGP). PTGP useful to improve Posttraumatic Growth (PTG). Posttraumatic Growth Path (PTGP) in improving the Posttraumatic Growth (PTG) in people with acquired physical disability in early adulthood. Measurement of PTG using Posttraumatic Growth Inventory (PTGI) and methods of interviews and observation. After running the intervention by using PTGP, three participants experienced an increase in PTG, known from an increase in score Posttraumatic Growth Inventory (PTGI) and a qualitative evaluation, such as the adjustment state of permanent disability, the symptoms of PTSD and other psychological effects. PTGP can increase PTG in people with acquired physical disability in early adulthood through intervention in 4 sessions and bring change for the better in the fifth domain of PTG in the all participants.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Adi Ganjar Priadi
Abstrak :
Latar Belakang. Perceraian merupakan sebuah peristiwa yang dapat memberikan dampak negatif berkepanjangan dan memberikan pengaruh semua anggota keluarga yang mengalaminya. Dampak perceraian khususnya dirasakan oleh anak-anak korban perceraian orang tua. Hal ini akan menjadi timbulnya konflik psikologis seperti munculnya rasa marah dan takut sebagai reaksi atas perceraian orang tuanya. Hal tersebut dapat berlangsung terus menerus seiring pertumbuhan hingga remaja maupun dewasa. Apalagi sebagai remaja mereka juga harus menghadapi tugas-tugas perkembangan yang menuntut untuk diselesaikan. Kondisi tersebut juga berdampak pada kepuasan hidup mereka. Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup yang berhubungan dengan kesejahteraan psikologis akan menurun pada masa remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian Well-being therapy (WBT) pada remaja perempuan yang memiliki orang tua bercerai. Metode. Penelitian ini menggunakan desain one-group pre-test and post-test non-eksperimental dimana peneliti akan mengukur tingkat kepuasan hidup partisipan sebelum dan sesudah mengikuti WBT. Penelitian ini menggunakan alat ukur life satisfaction life with scale (SWLS) dan Ryff psychological well-being. Partisipan adalah empat orang remaja perempuan berusia 12 hingga 21 tahun dan memiliki orang tua yang bercerai. Intervensi dengan WBT dilakukan sebanyak 4 sesi dengan durasi 60 menit per sesi. Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat partisipan menunjukkan peningkatan kepuasan hidup setelah mengikuti WBT. Selain itu, mereka juga mampu mengubah pemahaman mereka mengenai perceraian yang semula negatif menjadi lebih positif. Pada akhirnya, pemberian WBT terbukti efektif dalam meningkatkan kepuasan hidup remaja perempuan yang memiliki orang tua bercerai. ......Background. Divorce is one of experience that could affect every family member and has prolonged negative effects. In particular, children of divorce tend to experience psychological effects such as anger and fear as a response of their parent's divorce. On the other hand, when children grow into adolescence, they also have to achieve their development tasks. These could also contribute on low level satisfaction of life which is related to their psychological well-being. In addition, some prior research showed that adolescents well-being will decrease on this period. This research aims to study effectiveness of well-being therapy (WBT) on female adolescents with divorce parents. Method. Research uses one group pre-and-post-test design non-experimental. Participant's life satisfaction will be measured using Diener's satisfaction with life scale (SWLS) and Ryff's psychological well-being. There were four female adolescents who had participated in this research. Result. All participants showed some improvements on their life satisfaction's score after accompanied WBT. In addition, they are also able to change their opinions about divorce and accept it as a part of their life experiences. WBT is proven to be effective in order to increase their life satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T38683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvie Tresya
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker adalah suatu gangguan pertumbuhan, yang disertai dengan pembelahan sel abnormal dimana sel yang membelah secara abnormal menyerang jaringan sel normal, dan menurunkan fungsi pada jaringan tersebut atau organ yang terserang. Pasien kanker mengalami berbagai macam hal yang mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan psikososial. Hal yang dapat terlihat dengan jelas pada reaksi fisik ini adalah rasa sakit.. Keluhan fisik lainnya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit kanker, antara lain keluhan mual, muntah dan anoreksia, susah berkonsentrasi, fatigue, susah tidur, konstipasi, kurangnya nafsu makan, disfungsi seksual, serta kurangnya penglihatan dan pendengaran. Reaksi psikologis yang mungkin terjadi pada pasien kanker adalah ancaman terhadap citra diri, kehilangan integritas ketubuhan, hilangnya kemandirian, ketakutan, gangguan dalam pekerjaan dan masa depan yang tidak pasti. Sedangkan reaksi psikososial yang mungkin terjadi pada pasien kanker adalah hubungan yang tegang dan menarik diri. Hal tersebut memperlihatkan bahwa betapa pentingnya memahami kondisi pasien kanker dalam upaya memberikan perawatan secara menyeluruh yang dinamakan pendekatan perawatan multidisipliner terpadu (integrated multidisciplinary approach to care), yang dikenal dengan perawatan paliatif. Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi, yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien, meningkatkan kualitas hidup yang optimal, juga memberikan dukungan kepada keluarganya. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai langkah awal untuk menggali pengetahuan dan pemahaman pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais dan keluarganya. Penelitian ini adalah suatu penelitian kualitatif untuk menggali bagaimana pengalaman hidup pasien kanker. Jumlah subyek dalam penelitian ini sebanyak empat orang, yaitu dua orang pasien dan dua orang anggota keluarga pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penemuan dalam penelitian ini adalah pasien dan keliarga tidak memiliki cukup pengertian tentang konsep dari perawatan paliatif. Konsep mengenai perawatan sangat diasosiasikan dengan satu dokter. Bagaimana pun juga, mereka mendapatkan keuntungan dengan adanya perawatan paliatuf. Jadi pasien dan keluarga memerlukan suatu metode langsung yang berguna dalam pemberian informasi mengenai perawatan paliatif. Hal menarik yang ditemukan dalam penelitian ini ada pengalaman emosi yang ditemukan pada anggota keluarga, yang merupakan hal penting dalam mendukung perawatan. Hal menarik lainnya yang ditemukan adalah caring attitude yang di berikan oleh tim kesehatan merupakan faktor yang penting dalam merawat pasien dan keluarga Pada akhirnya, rekomendasi diberikan tentang perlunya pertimbangan perbedaan diagnosis medis, proses adaptasi atau tahapan berduka dan harapan dan kepuasan pasien dan keluarga dalam perawatan paliatif.
2009
T37911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Patricia Y. Tunrisna
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dyadic coping stress communication, positive dyadic coping, dan negative dyadic coping terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan commuter marriage yang dual careers family. Sebanyak 33 pasangan suami istri 66 orang mengisi dua alat ukur yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Dyadic Coping Inventory DCI untuk mengukur dyadic coping yang digunakan pasangan dan Couple Satisfaction Index CSI yang mengukur kepuasan pernikahan. Pada penelitian ini, ditemukan terdapat pengaruh positive dyadic coping yang terdiri dari supportive, delegated, dan common dyadic coping GFI= 0.999 > 0.9; RMSEA= 0.03< 0.05; dan p-value 0.245>0.05 terhadap kepuasan pernikahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa positive dyadic coping suami tidak berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan dirinya sendiri, namun persepsi suami terhadap coping istri justru berkontribusi. Di sisi lain, seluruh aspek positive dyadic coping milik istri ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasaan pernikahannya sendiri actor effect dan juga kepuasaan pernikahan suami partner effect . Hasil penelitian lainnya, tidak ditemukan adanya pengaruh stress communication dan negative dyadic coping yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan. ......This study aims to see the effect of dyadic coping stress communication, positive dyadic coping, and negative dyadic coping on marital satisfaction in couples commuter marriage that dual careers family. A total of 33 married couples 66 people filled the two measuring instruments used in this study, namely Dyadic Coping Inventory DCI to measure the dyadic coping used by couples and Couple Satisfaction Index CSI that measure marital satisfaction. In this study, there was found positive dyadic coping effect consisting of supportive, delegated, and common dyadic coping GFI 0.999 0.9, RMSEA 0.03 0.05 to marital satisfaction. The results of this study indicated that husband's positive dyadic coping does not affect his own marital satisfaction, but the husband's perception of wife's coping actually contribute. On the other hand, all aspects of wife's positive dyadic coping are found to have a significant influence on her own marital satisfaction actor effect and also the marital satisfaction of husbands partner effect . Other research results, there was no significant effect of stress communication and negative dyadic coping on marital satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Kusuma Nugrahani
Abstrak :
Perempuan usia dewasa muda dinyatakan rentan mengalami depresi berkaitan dengan tugas perkembangan yang dihadapinya. Mereka mengalami masa transisi dimana mereka dapat mengalami tekanan dalam memenuhi tuntutan dari lingkungan untuk hidup mandiri, membangun karier, menjalin hubungan percintaan, serta membangun keluarga. Selain itu, perempuan cenderung memiliki reaksi yang maladaptif terhadap tekanan kehidupan sehingga menyebabkan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah intervensi dengan pendekatan cognitive behavioral yang diadaptasi dari Roselló dan Bernal (2007), dapat menangani depresi pada perempuan usia dewasa muda. Intervensi ini dilakukan dalam enam sesi, dan melibatkan dua partisipan yang mengalami Major Depressive Disorder, Recurrent dengan tingkat depresi berat berdasarkan Beck Depression Inventory. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa intervensi dengan pendekatan cognitive behavioral dapat menangani depresi pada perempuan usia dewasa muda. ......Women, in young adulthood, are stated to be vulnerable to experience depression due to developmental tasks that need to be fulfilled. They experience a transition period in which they have to meet demands from the environment, to live independently, to build a career, to build a romantic relationship, and to build a family. In addition, women also stated to give maladaptive reactions to life pressures in which resulted in depression. The goal of this study is to see whether an intervention with cognitive behavioral approach which adapted from Roselló & Bernal (2007), could overcome depression in young adult women. The intervention was conducted in six sessions to two participants who experienced recurrent major depressive disorder with severe level of depression, which are concluded from the use of the Beck Depression Inventory. The result showed that the intervention with cognitive behavioral approach could overcome depression in young adult women.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library