Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene Nataprawira
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi customer relations Panti Sosial Sasana Tresna Werdha V Jelambar Jakarta Barat melalui pendekatan model communicative competence. Keterbatasan lansia di periode usia lanjutnya menuntut penulis untuk menggunakan model communicative competence sebagai acuan dalam membuat strategi customer relations. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dengan strategi penelitian studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pekerja telah melaksanakan aspek-aspek dalam model communicative competence melalui kemampuannya membaca situasi, berperan dan menetapkan tujuan dalam melakukan pelayanan sebagai implementasi strategi customer relations pada PSTW Budi Mulia V Jelambar, Jakarta Barat.

The purpose of this research is to describe customer relations strategy of Panti Sosial Tresna Werdha V Jelambar, Jakarta Barat with a model of communicative competence approach. Limitations of elderly in the period of age, continued authors to use a model of communicative competence as a reference in making customer relations strategy. This study uses in-depth interviews with case study research. As results, this study indicates that workers have carried out aspects of model communicative competence through his ability to read situation, role and set a goal of doing service as a customer relations strategy implementation at that nursing institution."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Imelda Berwanty
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Sasangka
"Analisis Framing dalam artikel “Efek Berantai Kenaikan BBM”, betujuan untuk menelaah atau memahami lebih dalam pesan yang ingin disampaikan dalam suatu artikel. Artikel ini menggambarkan permasalahan yang sering terjadi di Indonesia, yaitu kenaikan Bahan Bakar Minyak. Efek yang ditimbulkan tidak hanya satu, melainkan juga akan berhubungan dengan seluruh elemen masyarakat luas. Pemicu utama yaitu kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang belum merata, menyebabkan permasalahan ini menjadi permasalahan yang rumit untuk diselesaikan. Framing artikel tersebut menggunakan model framing Gerald M. Kosicki dan Zhongdan Pan. Model framing tersebut, menganalisis kata perkata maupun kalimat perkalimat secara detail. Sehingga pemahaman akan artikel bisa ditelaah dan lebih bisa dipahami secara mendalam.

Framing Analysis in article “Chain Effect of Fuel Ascention” purpose for understanding some messages inside the article. This article describe some issues that always happened in Indonesia, it is ascention fuel. The effects not only one, but also connected with all over citizen. The main cause is low economy condition in Indonesia that made the problems more complicated. This article use framing Gerald M. Kosicki and Zhongdan Pan model. This model was analyzing the detail of every word and every sentences. Therefore, reader can be more understanding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ferika Aini
"Topik tulisan ini adalah pembingkaian media (framing) pada artikel “Skandal Pon Di Bawah Beringin” yang ditampilkan dalam rubrik opini Majalah Tempo Edisi15-21 April 2013. Artikel ini menjadi penting mengingat dibalik “Skandal PON Di Bawah Beringin” ada sosok Setya Novanto yang sebenarnya kurang diketahui oleh publik, walaupun ia memiliki posisi yang kuat sebagai anggota DPR (2004-2008) dan ketua fraksi partai Golkar periode (2009-sekarang). Hal yang menarik dari artikel ini adalah tokoh tersebut ternyata memiliki latar belakang politik yang sarat dengan skandal-skandal korupsi lainnya sebelum isu mengenai “Skandal PON Di Bawah Beringin” mencuat di media.Majalah tempo sebagai media yang mengedepankan sisi ketajaman dalam orientasi pemberitaannya merupakan satu-satunya media yang berani dan mampu mengungkapkan isu tersebut.Alasan inilah yang menarik perhatian penulis untuk mencoba melihat lebih dalam lagi bagaimana Majalah Tempo berusaha mengungkapkan fakta tersebut dengan menggunakan analisis text framing model Robert N. Entman. Dari hasil analisis text menunjukkan bahwa majalah Tempo dalam melakukan pembingkaian atas isu “Skandal PON Di Bawah Beringin” yang dilakukan oleh Setya, secara detil mengungkapkan permasalahan yang ada terkait dengan skandal PON tersebut melalui semua elemen-elemen yang ada dalam framing model Entman yaitu mulai dari mengungkapkan permasalahan, mendiagnosa penyebabnya, bagaimana permasalahan tersebut dilihat dari aspek moral, dan bagaimana majalah Tempo berusaha mencari jalan keluar dari semua permasalahan tersebut.

The scope of this study is about text framing analysis towards the article "Skandal PON Di Bawah Beringin", which was published as opinion column at Tempo Magazine, April, 15-21 2013. This article was important as Setya Novanto involved on the scandal. Setya was a member of the House of Representatives (2004-2008 periods) and chairman of Golongan Karya (Golkar) party (2009-present), yet he was barely popular among the society. It is also interesting that Setya had political track record which had many scandals, far before PON scandal was revealed. Tempo, which is known as a bold media in news reporting, has finally revealed the issue. So that’s why I am interested in looking much deeper on how Tempo delivered the facts. This study used text framing analysis model by Robert N. Entman. The result showed that Tempo reported the scandal in details as it defined the problems, diagnosed the causes, viewed the case from moral point of view, and found the solution of the problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yessica Chorine
"Analisis pembingkaian Tempo terhadap tokoh Taufiq Kiemas ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana sosok Taufiq Kiemas dibingkai oleh Tempo, yang ditampilkan di koran Tempo tanggal 10 Juni 2013. Artikel dalam Tempo ini membuat peneliti tertarik untuk menganalisisnya, mengingat Tempo melalui penulis artikel opini melihat sosok Taufiq Kiemas dari berbagai aspek, dimana ada wacana publik yang menjadi rumor semasa hidup Taufiq Kiemas. Hal inilah yang membuat peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana koran Tempo melakukan pembingkaian terhadap sosok Taufiq Kiemas. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis pembingkaian teks model Gamson. Dari hasil pembingkaian, ditemukan bahwa elemen depiction, exemplaar dan roots memberikan penekanan pada aspek positif Taufiq Kiemas. Dari keseluruhan analisis dapat disimpulkan bahwa di balik segala wacana publik yang negatif tentang dirinya, masih ada sisi positif Taufiq Kiemas yaitu bahwa ia adalah seorang nasionalis yang menjadi tokoh sentral kebhinekaan.

Framing analysis towards Taufiq Kiemas conducted to reveal on how Taufiq Kiemas was framed by Tempo newspaper which was published on June 13, 2013. This article made me interested in conducting analysis, regarding Tempo through its opinion writer viewed Taufiq Kiemas through many perpectives, in which there was public agenda that had become rumours during Taufiq's political life. This has made me curious to know more about how Tempo framed the issue toward Taufiq Kiemas. The research method used was framing analysis by Gamson. The result showed that depiction, exemplaar and roots elements stressed the positive aspects of Taufiq Kiemas. It can be concluded that behind all of the negative public agendas toward Taufiq, there are still positive aspects found in him, that he is a nationalist and center figure in diversity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiurta Septa Mellina
"Saat Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rano Karno sebagai wakil gubernur berhak untuk memimpin Banten menggantikan Ratu Atut. Isu negatif mengenai Rano Karno ini berkembang menjadi wacana publik di masyarakat. Kompasiana kemudian mengambil isu tersebut dalam bentuk tulisan opini yang kemudian dibingkai oleh penulis artikel Gapey Sandy dalam artikel opini berjudul “Rano Karno di Ketiak Atut” yang dimuat pada 15 Oktober 2013. Hal ini menjadi alasan saya untuk menganalisa bagaimana Kompasiana membingkai isu tersebut. Untuk alasan ini, saya menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan model framing William A. Gamson. Hasil analisis teks menunjukkan bahwa Rano Karno belum mampu menggantikan Ratu Atut. Hal ini terlihat dari elemen metaphors dan catcphrases seperti salah satu metafor yaitu ‘ban serep’. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembingkaian telah jelas tampak sejak awal tulisan ini dimuat dengan judul “Rano Karno di Ketiak Atut.

As the Governor of Banten Ratu Atut Chosiyah was officially named as a suspect by the Corruption Eradication Commission (Komisi Pemberantasan Korupsi/ KPK), her deputy governor Rano Karno has right to lead Banten, replacing Ratu Atut Chosiyah. The negative issue of Rano Karno has become the public agenda in society. Kompasiana the featured the issue into an opinion article which was later framed by Gapey Sandy as the writer of the article entitled “Rano Karno Is under Atut’s Armpit”, published on October 15, 2013. That is why I am interested in analyzing how Kompasiana framed the issue. For this reason, I used descriptive qualitative approach and framing model by William A. Gamson. The framing analysis showed that Rano Karno is not yet capable to replace Ratu Atut. It is shown on metaphors and catchphrases elements as one of the metaphor ‘ban serep’. It can be concluded that this framing was clearly shown in the first place on its title “Rano Karno Is under Atut’s Armpit.”
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Fitria Anasty
"Sejak tahun 2011, NII melakukan perekrutan ke sekolah dan kampus untuk menjerat banyak korban guna mendirikan sebuah negara. Tujuan dibutuhkannya banyak anggota adalah karena NII membutuhkan biaya operasional yang besar, maka semua anggota nantinya akan menyetorkan sejumlah uang setiap bulannya. Fenomena ini meresahkan sebab kebanyakan target sasaran NII adalah pelajar dan mahasiswa yang belum punya penghasilan sendiri, sehingga mereka harus bekerja, melupakan pendidikan dan pergaulan, dan jika terpaksa, mereka harus mencuri. Strategi yang digunakan NII untuk merekrut anggota adalah dengan strategi komunikasi persuasi dengan cara brainwash, melalui tahapan-tahapan yaitu selective exposure, fear appeals, repetition, dan commitment. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini yaitu melalui telusuran dokumen yang terkait dengan NII.
Hasil analisis ditemukan bahwa dengan metode brainwash, NII berhasil mempengaruhi calon korban. Tahapan dari strategi tersebut yaitu dengan menghadirkan teman terdekat/kerabat (selective exposure), lalu melakukan fear appeals dalam bentuk ancaman-ancaman jika korban tidak bergabung dengan NII, dan yang paling penting dari keberhasilan strategi ini adalah dengan dilakukan berulang-ulang (repetition), sampai korban bergabung dengan NII dan melakukan komitmen seumur hidup dan patuh pada aturan-aturan yang ada di NII.

Since the year 2011, the NII phenomenon in recruiting new victims from many campuses and schools to establish a state has getting troubling. The idea is to gather a big mount of money to fulfil their operating costs. Many students have been trapped in the dark circle of NII and abandoned their education to deposit targeted money every month. There's must be some particular strategies in persuading adolescent and young adults to join a religion cult. Concerning this issue, I try to describe those strategies NII did to recruit new victims. The theory used in this paper is Persuasive Communication with brainwash method. This method requires several stages such as selective exposure, fear appeals, repetition, and commitment.
The results of this analysis is that with the brainwash method, NII was able to persuade potential new victims. The stages are to bring the new victims’ closest friends / relatives (selective exposure), then do the fear appeals in the form of threats if they don't join the NII, and the most important thing is to be done repeatedly (repetition) until the victim join the NII and make a lifetime of commitment in it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Prita
"Dena Rachman, seorang transgender telah menjadi pembicaraan hangat masyarakat internet (netizen). Stigma tentang transgender dalam budaya Indonesia menyalahi kodrat. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik mengungkap bagaimana pro dan kontra berkembang di forum netizen tentangnya. Dalam melakukan metode pengumpulan data, penulis menggunakan data sekunder yang diambil dari situs berita online dan forum yang membahas Dena Rachman. Hasilnya, sebanyak 223 opini dari total 300, menyatakan kontra. Hal ini menunjukkan bahwa suara yang kontra secara dominan jauh melebihi yang pro (22 opini). Adapun alasannya mengapa angka opini kontra jauh melebihi yang pro, dari hasil pengamatan terungkap bahwa mereka yang kontra lebih banyak memberikan justifikasi yang mengacu pada pembenaran budaya yang selama ini berkembang bahwa transgender itu merupakan penyakit yang harus dihindari, dan bahwa transgender merupakan aib masyarakat.

A transgender named Dena Rachman, has been popular during mid-2013 and became a trend topic among internet users (netizen). During that time, almost all people were talking about Dena especially the Netizen. What them talking was around pro and contra regarding to Dena’s case. That is why, I am interested in knowing more about how far media online exposes the pro and contra of Dena Rachman as transgender. In oerder to collecting data, I use secondary data taken from online news sites, and forum discussing about Dena Rachman. The result was 223 opinions out of a total of 300, stating the contra. This shows that the number of contra is larger than the number of pro (22 opinions). As for the reason of contra, many of them believe that transgender is a kind of disease that needs to be avoided, and transgender is considered a disgrace to society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina Noviani
"Kasus mengenai homofobia sebagai pembela kaum homoseksual memberikan sebuah gambaran bagaimana proses perubahan sikap dan perilaku bisa terjadi pada homofobia yang akhirnya menjadi seorang aktivis bagi kaum homoseksual. Berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal mempengaruhi proses pembentukan stigma dan pengambilan keputusan terhadap sikap apa yang harus dirinya ambil ketika berhadapan dengan kaum yang tidak disukainya. Menempatkan diri sebagai seorang gay menjadi pilihan bagi seorang homofobia untuk merubah stigma yang terbentuk sebelumnya terhadap homoseksual. Tujuan penulisan ini adalah untuk melihat sejauh mana perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada seseorang. Pengumpulan data dilakukan saya sebagai penulis dengan mengumpulkan data sekunder dari tinjauan pustaka berupa artikel online dari abcnews.go.com. Dengan menggunakan paradigma fenomenologi dengan pendekatan studi kasus, akhirnya terungkap bahwa orang yang pada awalnya sangat menolak eksistensi kaum homoseksual dapat mengalami perubahan, baik perubahan sikap maupun perilaku dalam proses perkembangan dirinya. Perubahan sikap dan perilaku dalam seorang individu dapat terjadi dengan adanya perubahan stigma terlebih dahulu terhadap suatu objek.

The case of homophobic as a defender for homosexuals gives an illustration about how do the changing process of attitude and behavior may happened to a homophobic who finally became an activist for homosexuals. Severals internal and external factors influence the process of building the stigma and decision making on what attitude he choose when he faced some people that he didn’t like. Putting himself as a gay is a choice for the homophobic to change the stigma that he has built before towards the homosexuals. The purpose of this writing is to observe how far is the process of changing attitude and behavior happened to someone. The process of collecting data was done by myself as the writer through collecting the secondary data from literature observation towards an online article from abcnews.go.com. With the phenomenological paradigm from case study approach, it is finally revealed that people who at first strongly reject the existence of homosexuals could experience some changes, whether an attitude nor behavior changes in the further development process of himself. Changing attitude and behavior in individual self may happened with changing the stigma first towards an object.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Purworini
"Adanya emansipasi perempuan membuat perempuan menyadari untuk dapat setara dengan laki-laki. Oleh karena itu banyak profesi laki-laki yang sudah dijalankan oleh perempuan. Misalnya, menjadi pengojek perempuan yang merupakan sebuah pekerjaan yang lebih banyak digeluti oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Namun hal ini berbanding terbalik dengan opini yang berkembang di masyarakat. Opini yang berkembang di masyarakat terutama dalam benak laki-laki bahwa perempuan seharusnya tetap berkiprah di ranah domestik, sedangkan laki- laki yang berada di ranah publik. Kondisi ini memunculkan adanya bias gender. Bias gender dapat menimbulkan ketidakadilan bagi perempuan yang dibentuk oleh konstruksi budaya patriarki. Terkait dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat artikel di tribunnews.com mengenai pengojek perempuan. Untuk itu penulis ingin melihat sejauh mana opini masyarakat yang bersifat bias gender berkembang di media sosial terutama Twitter. Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan data sekunder melalui pengamatan terhadap isi tweet pengguna Twitter secara aktif yang bersifat bias gender terhadap profesi pengojek perempuan. Dari 8 tweet yang telah diamati ditemukan ada 4 tweet dari pihak perempuan yang pro dan 4 tweet yang kontra justru berasal dari laki-laki. Hal ini menunjukan, ternyata budaya patriarki masih mendominasi pendapat para netizen yang bersifat bias gender.

Emancipation has led to female acknowledging that they deserve equal rights as compared to men. It's not an uncommon sight nowadays that several professions, previously dominated by men, are also done by female, ojek cabs are one amongst many examples. This however, is opposite to what the society actually believed, that female are supposed to be in charge of domestic affairs, while men would sought for money, thus this creates some sort of a gender bias. Concerning this issue, I would like to discuss an article from tribunnews.com about female ojek cabs. Also, with this in mind, the writer would like to address the extent of gender bias that exists in the society, especially from social medias such as Twitter. In collecting data, I use secondary data from Twitter for further research about gender bias towards female ojek cabs. From 8 tweets that has been observed, I found 4 tweets from woman's side who pro to the issue, while the men's was in the qontrary. This things shows that patriarchal culture still dominate the opinions of netizen that characterize as gender bias."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>