Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Eka Septiani
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang kontrol ibu terhadap permainan anak di dalam gawai anak. Saat ini terdapat beragam permainan digital yang berisikan muatan kekerasan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 2015 . Studi-studi sebelumnya merupakan kajian dari perspektif kekerasan permainan dan agresifitas Bushman et. al, 2001; Swanson et. al, 2004; Carnagey et. al, 2004; Anderson et.al, 2008; Bartholow et. al, 2005; Gentile et. al, 2011 yang cenderung melihat pada dampak dari kekerasan permainan terhadap perilaku agresif anak, dan kajian dari perspektif parental dan rating permainan Bijvank, 2009; Nikken, 2007; Funk, 1999 yang cenderung melihat mengenai kontrol orangtua terhadap rating permainan. Artikel ini berargumentasi bahwa selain permasalahan tersebut, pengetahuan ibu dan kontrol ibu terhadap kekerasan permainan digital dapat menjadi dua variable yang berhubungan, karena semakin seorang ibu mempunyai pengetahuan yang rendah mengenai konten kekerasan permainan pada gawai anak, maka seorang ibu akan semakin lemah dalam melakukan kontrol pada akses gawai anak. Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data multistage cluster sampling. Total sampel dari sebanyak 91 responden ibu yang mempunyai anak laki-laki berusia 10-14 tahun, mayoritas adalah memiliki pengetahuan dan kontrol yang rendah terhadap konten permainan kekerasan pada anak. Hasil dari studi ini membuktikan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan yang rendah mengenai konten kekerasan pada permainan digital anak, juga mempunyai kontrol yang lemah terhadap akses permainan anaknya. Kata Kunci: Gawai, Anak laki-laki, Permainan Kekerasan, Kontrol ibu, Pengetahuan Ibu, Kuantitatif, Era Digital
ABSTRACT
ABSTRACTThis article discusses the relationship between mother rsquo s knowledge on violent games and their control against their children rsquo s digital gaming environment. There are a variety of digital games which contain violence Indonesian Child Protection Commission, 2015 . Previous study, rather emphasize the relationship between, violent games and the aggressive behavior of a child Bushman et. al, 2001 Swanson et. al, 2004 Carnagey et. al, 2004 Anderson et.al, 2008 Bartholow et. al, 2005 Gentile et. al, 2011 . As such, these studies discuss narrowly about the impact of violent games are studies from perspective violent games and aggression behavior of child, and that study tend to discuss about impact of violent games to behavior. Then there is studies emphasize the relationship between parental and rating games Bijvank, 2009 Nikken, 2007 Funk, 1999 . As such these studies discuss about parental control to child especially control about rating games. This article argues that to enrich the previous studies, mother rsquo s level of knowledge of the type of the game and care are important in forming the level of their control against children rsquo s access to violent games. This study employs is use quantitative approach with multistage cluster sampling homogenous technique. The total sample of 91 respondents of mothers with boys aged 10 14 years the majority is having low knowledge and control about violent games content in the child rsquo s gaming. The results of this study prove that mothers with low knowledge of violent content in children 39 s digital games also have weak control about their child 39 s access to play.Keywords Gadget, Son, Violent Games, Maternal Control, Maternal Knowledge, Quantitative Approach, Digital Era
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Retno Pertiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menulis sebuah penelitian yang didasarkan pada isu konsumsi dan budaya material di kalangan polisi muda Brimob. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menggambarkan peranan konsumsi budaya material dalam kerangka pemikiran Miller yang diwujudkan melalui berbagai produk bermotif loreng.Produk loreng diposisikan sebagai sistem komunikasi dan strategi pembentuk identitas kemiliteran bagi polisi muda Brimob. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Tulisan ini menemukan bahwa konsumsi pada berbagai produk bermotif loreng merupakan sebuah proses aktif yang dilakukan dan direproduksi maknanya oleh polisi muda sebagai pengungkapan eksistensi dan ekspresi di dalam diri.Adanya ekspresi seperti rasa kecemasan, kekhawatiran terhadap posisinya yang tidak aman dari ancaman pihak luar dan citra negatif yang berkembang. Kondisi tersebut menjadi landasan bahwa polisi muda Brimob tidak dapat merepresentasikan dirinya sebagai seorang polisi. Data penelitian menemukan bahwa konsumsi dapat berperan untuk memperkuat pembentukan identitas dan citra sebagai seorang militer dengan menidentifikasi citra barang dengan citra diri yang ingin ditampilkan. Hasilnya, konsumsi pada berbagai produk bercorak loreng mampu mengekspresikan dan memperkuat citra militeristik sebagai mekanisme keamanan diri dan penghargaan sosial di masyarakat di Semarang. Hal ini dapat terjadi karena polisi muda Brimob didukung oleh pengetahuan dan tradisi kemiliteran di lingkungan kerjanya.
ABSTRACT
This thesis is a research based on the issue of consumption and material culture among Brimob young police. The objectives of this writing is to describe the role of material culture of consumption within the framework Miller are realized through a variety of camouflage-patterned products as communication systems and military identity-forming strategies for Brimob young police with qualitative methods. This research argues that the consumption of the various products patterned camouflage is an active process that is performed and reproduced its meaning by young policeman as the disclosure of the existence and expression within such a sense of anxiety, worries about their position from external threats and a negative image. Such conditions are the basis that Brimob young police can?t represent himself as a policeman. The research data also reveals that consumption can contribute to strengthen the identity and image formation as a military man to identify the image of the goods with the self-image you want to show. As a result, the consumption of the various products patterned camouflage able to express and strengthen its image as a security mechanism self militaristic and social respect in the community in Semarang. This can happen because the young policeman Mobile Brigade supported by the knowledge and traditions of the military nuances in the work environment.
2016
T45602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Afriani
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tinjauan sosiologis mengenai kewirausahaan pedagang muda di Pasar Santa yang terletak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Kewirausahaan sendiri merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.Argumen utama peneliti adalah salah satu hal yang membuat para pedagang muda Pasar Santa mampu bertahan dalam menjalankan kegiatan wirausahanya saat hingga saat ini tidak hanya disebabkan oleh karakteristik atau semangat berwirausaha mereka yang terkesan tidak mengikuti tren saja, tetapi juga karena kemampuan mereka dalam mengelola dan menerapkan strategi marketing untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Untuk menggali permasalahan tersebut secara lebih mendalam, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam terhadap lima orang pedagang muda di Pasar Santa. Peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak pengelola pasar untuk mengetahui bagaimana sejarah Pasar Santa itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal-hal yang melatarbelakangi keputusan para pedagang muda untuk membuka kios di Pasar Santa adalah adanya hasrat ingin bebas dan peluang yang terdapat di dalam pasar mulai dari harga sewa kios yang relatif murah yakni berkisar 3-3,5 juta per tahun dan lokasi pasar yang terbilang strategis.Strategi marketing yang mereka gunakan untuk mempertahankan usahanya terdiri dari penyelenggaraan event, penggunaan media sosial dan pemanfaatan jaringan pertemananan maupun keluarga.Fenomena kewirausahaan pedagang muda Pasar Santa merupakan sebuah bukti bahwa entrepreneur Indonesia tidak hanya didominasi oleh entrepreneur yang hanya ikut-ikutan tren saja, tapi merupakan sekelompok orang yang memiliki spirit atau jiwa entrepreneur.Fenomena ini ternyata menghasilkan suatu kerjasama yang baik yang tercermin lewat kegiatan duduk barengbaik antar pedagang maupun antar pedagang dengan pihak pengelola pasar.
ABSTRACT
This thesis aims to determine how the sociological perspective regarding young entrepreneurship in Pasar Santa, Kebayoran Baru, South Jakarta. Entrepreneurship itself is taking a risk to run own business by taking advantage of opportunities to create new businesses or with an innovative approach to develop the business into major and independent in facing the challenges of competition. The main argument of this thesis is one of the things that makes the young entrepreneur Pasar Santa is able to survive in running entrepreneurial moment until today not only due to the characteristics or the spirit of entrepreneurship they were impressed not follow trends, but also because of their ability to manage and implement strategies marketing to attract and retain their consumer. To explore these issues deeply, researchers used a qualitative approach to observation and in-depth interviews of five young entrepreneur in Pasar Santa. Researchers also conducted interviews with the manager of the market to see how the history of Pasar Santa itself. The results showed that the matters underlying the decision of the young entrepreneur to open a store in Pasar Santa is their desire to be free and the opportunities present in the market ranging from stall rental prices are relatively cheap which ranges from 3-3.5 million per year, and the location is fairly strategic. Marketing strategies that they use to defend their business is organizing events, employing social media and utilization network. This phenomenon is a proof that the Indonesian entrepreneur is not only dominated by entrepreneurs who just went along with the trend, but a group of people who have the entrepreneurial spirit or soul. This phenomenon turned out toproduce a good cooperation that shown by the activity of duduk bareng (sit together to discuss their business).
2016
T46307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library