Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamdani Oesman
"Program penanggulangan tuberkulosis paru dengan strategi Directly Obserbved Treatment Short course Chemotheraphy (DOTS) secara nasional telah memberikan hasil yang baik, dimana angka konversi pada fase awal sebesar 81,1%. Hal ini berarti lebih besar dari target nasional untuk angka konversi pada fase awal sebesar 80,0%. Di Propinsi Daerah Istimewa Aceh angka konversi fase awal 59,6%, sedangkan di Kabupaten Aceh Utara angka konversi pada fase awal masih 53,0%. Ketidakteraturan berobat merupakan salah satu penyebab kegagalan program penanggulangan TB Paru.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kepatuhan berobat penderita TB Paru dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Utara.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh penderita TB Paru (total populasi) yang berobat sejak 1 Januari 1999 sampai dengan 31 Mei 1999 sebanyak 96 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh penderita TB Paru di Kabupaten Aceh Utara yang patuh (57.3%) dan yang tidak patuh (42.7%).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor pengawas menelan obat, keterjangkauan jarak (jarak dari rumah ke Puskesmas) dan kejelasan isi penyuluhan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan berobat.
Penelitian ini menyarankan untuk mengatasi masalah jarak, biaya dan transportasi maka perlu dilakukan pemberian obat TB Paru melalui bidan di desa setelah pemeriksaan pertama dilakukan di Puskesmas dan kepada bidan desa tersebut diberi pelatihan khusus mengenai program TB Paru demi kelangsungan dan keberhasilan pengobatan. Penelitian ini juga menyarankan dalam memberikan penyuluhan pada penderita perlu adanya kejelasan materi yang disampaikan dan memberi kesempatan pada penderita atau keluarganya yang ditunjuk sebagai pengawas menelan obat (PMO) untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas mengenai penyakit tersebut sehingga mereka mendapat informasi yang jelas.

The pulmonal tuberculosis treatments by DOTS strategy have made a good result with conversion at the first phase around 81.1%. The percentage of conversion in Aceh Province is only around 59.6%. Furthermore, in North Aceh district the conversion is only 53.0%. The unsuccessful result on the treatment of pulmonal tuberculosis disease can be caused by undisciplinary attitude of the patient in observing the treatment program.
The aim of this research was to describe the patient compliance in tuberculosis treatment program and related factors in North Aceh District.
The research design was a cross sectional study. Samples were all of TB patients in North Aceh District and sampling method was a total sampling with 96 patients as respondents.
Result of the research showed that there were 57.3% patient complied with the treatment and 42.78% did not.
This study also concluded that the treatment supervisor, distance from the patient house to Health Center, and clear information are significantly related to the compliance.
This study recommend (1) to train and utilize midwife in village as medical supervisor,; (2) provide clear information about the disease to the patients or their relatives as treatment supervisor and discuss everything until they understand about the disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T5319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Tikawati
"Kelengkapan data pasien penting untuk meningkatkan kualitas perawatan. Namun masih banyak rumah sakit yang mencatat data pasien dengan tidak lengkap. Untuk meningkatkan kelengkapan data pasien, beberapa negara telah menerapkan rekam medis elektronik. Rekam medis elektronik diyakini dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah pada rekam medis kertas, terutama dalam hal kelengkapannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan capaian kelengkapan data pasien setelah diterapkannya rekam medis elektronik di beberapa negara. Selain itu, penelitian ini juga membahas gambaran faktor-faktor pada komponen input dan proses yang akan mempengaruhi kelengkapan data pasien pada rekam medis elektronik. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan literature review yang menggunakan data sekunder dari berbagai basis data online. Hasil penelitian didapatkan 2 studi terinklusi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan data pasien pada rekam medis elektronik, dan didapatkan 8 studi terinklusi terkait capaian kelengkapan data setelah diterapkannya rekam medis elektronik. Dari 2 studi terinklusi, pada komponen input dinyatakan bahwa penyediaan sumber daya yang cukup secara positif berpengaruh terhadap penyelarasan rekam medis elektronik dengan proses perawatan. Selain itu, kebijakan pada proses perawatan yang didukung rekam medis elektronik juga secara positif berpengaruh terhadap kelengkapan data pada rekam medis elektronik. Namun, sumber daya secara negatif tidak berpengaruh pada integrasi rekam medis elektronik dalam mencapai kelengkapan data pasien. Pada komponen proses, penyelarasan rekam medis elektronik dengan proses perawatan berpengaruh terhadap partisipasi staf dalam mencapai kelengkapan data rekam medis elektronik. Dari 8 studi terinklusi, pada komponen output dinyatakan bahwa sebagian besar rumah sakit di beberapa negara menunjukkan peningkatan kelengkapan data pasien setelah diterapkannya rekam medis elektronik. Oleh karena itu, disarankan kepada tingkat manajemen rumah sakit untuk menerapkan rekam medis elektronik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kelengkapan data pasien. Selain itu, penerapan rekam medis elektronik juga harus memperhatikan komponen input dan proses yang dapat mempengaruhi kelengkapan data pasien pada rekam medis elektronik. Bagi peneliti selanjunya, untuk memperluas hasil literature review yang dilakukan, disarankan untuk mengombinasikan konsep kualitas data dengan konsep keberhasilan penerapan rekam medis elektronik karena penerapan rekam medis elektronik yang berhasil akan meningkatkan kualitas data yang dihasilkan.

Completeness of patient data is important to improve the quality of care. However, there are still many hospitals that record incomplete patient data. To improve the completeness of patient data, several countries have implemented electronic medical records. Electronic medical records are believed to be an alternative solution to overcome problems in paper medical records, especially in terms of completeness. Therefore, this study was conducted to illustrate the complete achievement of patient data after the application of electronic medical records in several countries. In addition, this study also discusses the description of the factors in the input components and processes that will affect the completeness of patient data in electronic medical records. This research was conducted with a literature review approach that uses secondary data from various online databases. The results showed 2 studies were included related to factors that influence the completeness of patient data in electronic medical records, and obtained 8 studies related to the achievement of completeness of the data after the implementation of electronic medical records. From the 2 included studies, the input component stated that the provision of sufficient resources positively influences the alignment of electronic medical records with the treatment process. In addition, policies on the treatment process supported by electronic medical records also positively affect the completeness of data on electronic medical records. However, resources negatively have no effect on the integration of electronic medical records in achieving complete patient data. In the process component, the alignment of electronic medical records with the treatment process affects staff participation in achieving the completeness of electronic medical record data. From the 8 included studies, the output component stated that most hospitals in several countries showed an increase in the completeness of patient data after the implementation of electronic medical records. Therefore, it is recommended to the hospital management level to implement an electronic medical record as an effort to improve the completeness of patient data. In addition, the application of electronic medical records must also consider the input components and processes that can affect the completeness of patient data on electronic medical records. For further researchers, to expand the results of the literature review conducted, it is recommended to combine the concept of data quality with the concept of successful application of electronic medical records because the successful application of electronic medical records will improve the quality of the data produced."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kus Sri Setiarini
"ABSTRAK
Pemanfaatan tempat tidur yang terisi (BOR) di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I
Raden Said Sukanto tahun 2011 mengalami penurunan sementara imbalan yang diterima
sudah standar bagi perawat pelaksana dan bidan yang berstatus PNS. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui ?Analisis hubungan karakteristik individu, faktor organisasi, dan motivasi
terhadap Kinerja perawat pelaksana dan bidan di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said
Sukanto tahun 2011? dalam memberikan asuhan keperawatan. Desain penelitian ini adalah
deskriptif cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 407, sedangkan sampel diambil
sebanyak 102 responden. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner berupa angket dan
lembar observasi yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Analisis data dilakukan dengan
bantuan program SPSS versi 18.0 menggunakan uji Chi-Square. Dalam penelitian ini,
karakteristik individu, faktor organisasi, dan motivasi terhadap Kinerja perawat pelaksana
dan bidan yang baik sebanyak 66,7% dan karakteristik individu, faktor organisasi, dan
motivasi terhadap Kinerja perawat pelaksana dan bidan yang kurang baik sebanyak 33,3%.
Dari hasil uji Chi-Square, jenis kelamin, kepemimpinan, imbalan, dan motivasi berhubungan
terhadap Kinerja perawat pelaksana dan bidan di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said
Sukanto tahun 2011. Peneliti menyarankan kepada pihak manajerial Rumah Sakit
Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto agar lebih memperhatikan aspek jenis kelamin,
kepemimpinan, imbalan, dan motivasi bagi perawat pelaksana dan bidan di Rumah Sakit
Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto dalam bentuk pengembangan karir bagi perawat yang
merata hal ini dilakukan agar setiap perawat pelaksana dan bidan memiliki kesempatan yang
sama untuk memiliki karir sampai jenjang karir profesional yang tertinggi sehingga mobilitas
berfungsi dengan baik dan benar.

ABSTRACT
Utilization of the occupied bed (BOR) in Bhayangkara Hospital Level I Raden Said
Sukanto in 2011 has decreased while the consideration received already implementing
standards for nurses and midwives with the status of civil servants. The purpose of this study
to determine the "Analysis of the relationship of individual characteristics, organizational
factors, and motivation towards implementing Performance nurses and midwives in the
Hospital Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto of 2011 "in providing nursing care. This
study design is descriptive cross-sectional with a population of 407, while the sample is taken
as 102 respondents. Data obtained using the questionnaire in the form of questionnaires and
observation sheets that have tested the validity and realibilitasnya. Data analysis was
performed with SPSS version 18.0 using Chi-Square test. In this study, individual
characteristics, organizational factors, and motivation towards implementing Performance
nurses and midwives are good as much as 66.7% and individual characteristics,
organizational factors, and motivation towards implementing Performance nurses and
midwives are not good as much as 33.3%. From the results of Chi-Square test, gender,
leadership, rewards, and motivation related to the performance of nurses and midwives in
implementing Bhayangkara Hospital Tk. I Raden Said Sukanto in 2011. Researchers suggest
that the managerial Bhayangkara Hospital Tk. I Raden Said Sukanto to pay more attention to
aspects of gender, leadership, rewards, and motivation for nurses and midwives in
implementing Bhayangkara Hospital Tk. I Raden Said Sukanto in the form of career
development for nurses who evenly this is done so every nurse and midwife executor has the
same opportunity to have a career to the highest professional career path so that the mobility
function properly and correctly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Lena Elfrida
"Skripsi ini membahas rencana strategi pemasaran unit medical check up RS Pertamina Jaya tahun 2011-2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penyusunan rencana strategis pemasaran MCU diawali dengan identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang kemudian dianalisis dengan menggunakan Matriks EFE dan EFI. Setelah itu, dilakukan pencocokkan dengan menggunakan Matriks IE dan Matriks TOWS. Dari tahap pencocokan ini ditemukan tiga alternatif strategi pemasaran yaitu pengembangan pasar, pengembangan produk, dan penetrasi pasar. Selanjutnya prioritas strategi ditentukan dengan menggunakan QSPM. Dari hasil QSPM diperoleh bahwa prioritas strategi pemasaran MCU RS Pertamina Jaya adalah pengembangan pasar. Strategi pengembangan pasar dilakukan dengan melihat segmen, target, dan bauran pemasaran. Hasil penelitian ini menyarankan untuk memperkenalkan produk MCU pada sasaran baru, mengembangkan produk MCU, dan mengoptimalkan kinerja unit pamasaran dengan menfokuskan perhatian kepada pelanggan yang telah ada.

The focus of this study is the marketing strategic plan of medical check up unit Pertamina Jaya Hospital in 2011-2015. This research is descriptive qualitative. The process began with the identification of internal and external factors using EFE and IFE Matrix. After that, make matching by using the IE and TOWS Matrix. From this matching stage, found three alternative marketing strategies are that market development, product development, and market penetration. Next, priority of strategy is determined by using QSPM. From the results are obtained that the priority strategy QSPM of MCU Pertamina Jaya Hospital is the market development. Market development strategy is carried out by looking at segmentation, targeting, and marketing mix. The results of this study suggests to introduce product on the new targeting, develop MCU product, and optimize unit performance by focusing attention on captive market."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Cahya Dewi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kepatuhan dokter dalam penggunaan obat yang sesuai dengan formularium nasional di RSUP Fatmawati Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini kepatuhan tinggi, informasi dan sosialisasi yang rendah, kepemimpinan yang kondusif, pengetahuan yang rendah, sikap yang baik, adanya peran KFT, pengaruh industri farmasi, serta lingkungan tempat kerja yang baik. Terdapat hubungan hubungan yang bermakna antara informasi dan sosialisasi serta pengetahuan dengan kepatuhan dokter dalam menggunakan obat sesuai formularium nasional.

ABSTRACT
This study discusses the compliance of doctors in the use of drugs in accordance with the national formulary in RSUP Fatmawati Year 2017. This research is a quantitative research with cross sectional approach using primary data and secondary data. In this study, high compliance, low information and socialization, conducive leadership, low knowledge, good attitude, the role of KFT, the influence of the pharmaceutical industry, and a good workplace environment. There is a significant relationship between information and socialization and knowledge with doctors 39 compliance in using drugs according to national formulary."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmalinda
"

Tugas dan tanggung jawab dari tenaga ahli teknologi laboratorium medik, melaksanakan pelayanan laboratorium medis, yang meliputi pengambilan dan analisis terhadap spesimen biologi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 menyebutkan minimal 9 jenis tenaga di Puskesmas, salah satunya tenaga ATLM, berdasarkan data SISDMK terdapat 43 Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, semantara Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM hanya ada 15 Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan tenaga ATLM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus Analisis Ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Atlm) Puskesmas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 Puskesmas di level Kabupaten ada 28 Puskesmas yang belum memiliki tenaga ATLM sehingga belum memenuhi kesesuaian standar PMK 43 tahun 2019, hanya 15 Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM dan baru 7 Puskesmas yang memiliki 9 jenis tenaga. Perencanaan yang baik, insentif yang memadai, pengembangan karier yang jelas diharapakan mampu menjadi solusi terhadap ketersediaan dan pemenuhan tenaga ATLM di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Provinsi Banten.


Duties and responsibilities of medical laboratory technology experts, carrying out medical laboratory services, which include taking and analyzing biological specimens. Minister of Health Regulation Number 43 of 2019 states that there are a minimum of 9 types of personnel in Puskesmas, one of which is ATLM personnel. Based on SISDMK data, there are 43 Puskesmas in the Lebak District Health Service, while there are only 15 Puskesmas that have ATLM personnel. The aim of this research is to see a picture of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill ATLM personnel. This research uses a qualitative research method with a case study design, analysis of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill medical laboratory technology experts (ATLM) for health centers in Lebak Regency, Banten Province in 2023. The results of the research show that of the 43 health centers at the district level, there are 28 health centers that do not yet have ATLM personnel therefore do not meet the standards of PMK 43 of 2019, only 15 Community Health Centers have ATLM personnel and only 7 Community Health Centers have 9 types of personnel. Good planning, adequate incentives, clear career development are expected to be a solution to the availability and fulfillment of ATLM personnel in the Lebak District Health Service, Banten Province.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yozzy Rizal Ramadhan
"Skripsi ini membahas tentang pengembangan strategi pemasaran pelayanan rawat jalan ibu dan anak di Rumah Sakit Tugu Ibu, Depok pada tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa pemasaran Rumah Sakit Tugu Ibu perlu untuk memajukan kegiatan pemasarannya, terutama di bidang pelayanan ibu dan anak dengan melakukan kerjasama-kerjasama, meningkatkan komunikasi, pemasaran kepada masyarakat umum, melakukan riset pasar tentang pelayanan ibu dan anak, dan meningkatkan kinerja program Penkes.

This thesis explain about development of marketing strategy on mother and child ambulatory care in Tugu Ibu Hospital Depok in 2011. This research is qualitative research with descriptive design study. Result of this research suggesting Tugu Ibu hospital’s marketing team to improve their marketing programs, especially in mother and child ambulatory care by increasing teamwork with other industry, improve communication, marketing on public society, doing market research about mother and child care, and improve Penkes program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadana Aprianggi
"Studi ini membahas mengenai kepemilikan asuransi kesehatan dengan
menggunakan data primer dari karyawan PT BRIngin Sejahtera Makmur periode
April 2011 yang mencakup 56 responden. Hasil analisis menemukan bahwa dari
56 responden, terdapat 28,6% atau sebanyak 16 karyawan yang memiliki asuransi
kesehatan individu dan yang tidak memiliki asuransi kesehatan individu ada
sebesar 71,4% atau sebanyak 40 orang. Hasil analisis juga menemukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerja, penghasilan, promosi,
dan pandangan terhadap risiko sakit dengan kepemilikan asuransi kesehatan pada
karyawan PT BRIngin Sejahtera Makmur periode April 2011. Tidak ditemukan
hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan dan masalah kesehatan dengan karyawan PT BRIngin Sejahtera
Makmur periode April 2011.

This study estimates the individual health insurance ownership, using the
primary data from PT BRIngin Sejahtera Makmur period of April 2011 that
covers 56 respondents. The results confirmed that from 56 respondents, about
28,6% or 16 workers have individual health insurance, and workers who don’t
have individual health insurance are about 71,4% or 40 persons. The results also
showed that there are significant relationship among workers status, income,
promotion, and risk of sickness perception with individual health insurance
ownership of PT BRIngin Sejahtera Makmur’s workers period of April 2011.
While age, gender, marital status, education, and health problems, in individual
health insurance ownership of PT BRIngin Sejahtera Makmur period of April
2011, were not significant statistically at P value < 0,05.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Evi Melina
"Semakin berharganya waktu bagi masyarakat modern yang mobilitasnya semakin meningkat, menyebabkan waktu tunggu menjadi pertimbangan penting sebelum seseorang memutuskan memilih rumah sakit yang akan dikunjungi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu pasien poliklinik rawat jalan di RSUD Pasar Rebo tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang dengan sampel 199 pasien. Pasien yang terbanyak adalah pasien yang menunggu ≥ 60 menit (75,9 %). Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu adalah keterlambatan dokter (88,5 %), jenis pembayaran pelayanan terutama pada pasien askes (98,1 %), jenis poliklinik jantung (100 %), jumlah pasien ≥ 64 pasien sebesar (99 %), dan penyelenggaraan BRM (77,8%).

The increase of time value for the high mobility society has caused waiting time as an important factor and being considered by someone who will visit the hospital. The purpose of this study was to determine factors associated with patient waiting time at outpatient clinics in Pasar Rebo Hospital in 2011. It is quantitative study with a cross sectional design and 199 respondents. Most patients are waiting for ≥ 60 minutes (75,9%). Factors associated with waiting time in outpatient clinics are physician tardiness (88.5%), payment method especially on Askes? patients (98.1%), cardiology clinic (100%), quantity of patient ≥ 64 patients (99%), and the implementation of medical record (77,8%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arinahaq
"Dalam laporan pencapaian mutu 2010 Urusan Diklat, persentase kesesuaian kualifikasi ketenagaan belum mencapai 80%. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan penelitian kualitatif deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan analisis kebutuhan pelatihan yang dilakukan Urusan Diklat RS Hermina Depok (RSHD) tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menentukan kebutuhan pelatihan, belum berdasarkan Training Needs Analysis. Dalam menentukan calon peserta pelatihan tidak berdasarkan tes psikologis. Untuk kedepannya, RSHD sebaiknya melakukan analisis kebutuhan pelatihan yang meliputi analisis organisasi, analisis pekerjaan/tugas dan analisis pribadi serta dalam menentukan calon peserta pelatihan mengacu pada hasil tes psikologis. Evaluasi pasca diklat juga sebaiknya dilakukan agar dapat mengukur pelaksanaan dari pelatihan tersebut.

In a 2010 report the achievement of quality Education and Training Affairs, the percentage of suitability qualified workforce has not reached 80%. Under these conditions, then conducted a descriptive qualitative research to find out training needs analysis conducted Affairs Training Hermina Depok Hospital (RSHD) in 2011. The results showed that in determining training needs, not based on the Training Needs Analysis. In determining candidates for training is not based on psychological tests. For the future, RSHD should conduct a training needs analysis that includes organizational analysis, job analysis / job and personal analysis and in determining candidates for training based on the results of psychological tests. Posttraining evaluation should also be done in order to measure the implementation of the training."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>