Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butarbutar, Kartika Rosarma
"Skripsi ini membahas pengaruh eksekusi iklan terhadap pembentukan brand positioning pada mahasiswa S1 Reguler FISIP UI. Permasalahan penelitian diteliti dengan teori positioning. Teori-teori ini membahas cara manusia memahami simbol-simbol dalam eksekusi iklan televisi 3 (Tri), mengasosiasikannya dengan informasi yang telah dimiliki dalam wilayah kognitif, dan memposisikan informasi tersebut di dalam pikirannya.
Penelitian ini tergolong laboratory experiment dengan desain dua kelompok, yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hipotesis penelitian terbukti dengan skor kelompok eksperimen yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol, sekalipun dengan selisih tipis.
Kesimpulannya, subjek di kelompok eksperimen dapat memposisikan 3 (Tri) sebagai kartu seluler bertarif murah. Namun posisi yang terbangun di wilayah kognitif mereka adalah merek 3 (Tri) sebagai kartu seluler bertarif murah dengan kualitas sinyal, jangkauan, dan layanan yang belum baik.

This thesis discusses the influence of commercial ad execution toward brand positioning building of S1 Reguler FISIP UI students. Research problem is solved with positioning theories. The theories used explain how human being understands symbols in 3 (Tri) television commercial ad execution, associates them with information stored in his cognitive area, and places them in his mind.
This research is classified as laboratory experiment with two-group design, which is experimental group and control group. Researcher uses accidental sampling technique to get sample. Data is analyzed with the study of Wilcoxon Signed Ranks Test. Research hypothesis is approved, where the score of experimental group is higher than one of control group, although the difference is slight.
The conclusion is that subjects in experimental group are able to position 3 (Tri) as low-cost cellular simcard. However, position built in their cognitive area is that the signal quality, reach, and service of 3 (Tri) brand are not good enough."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adriati Sofyan Ismael
"ABSTRAK
Banyaknya iklan produk jadi di media cetak merupakan tantangan bagi pengiklan untuk membuat mungkin agar mendapat perhatian dari iklan yang menarik tercermin dari iklan. Oleh sebab itu pengiklan berusaha kesan psikologis melalui iklannya sehingga memberikan emosional yang lebih dari iklan lainnya. iklannya semenank khalayak. Penampilan penggunaan unsur-unsur untuk memberikan kesan Dalam proses menafsirkan dan memahami unsur-unsur iklan sebagai simbol komunikasi, seseorang dipengaruhi oleh luas dan lingkup referensinya, Berdasarkan hal melalui proses belajar ia dapat mengenal sesuatu simbolik melalui komunikasi dan sekaligus mempunyai pengalaman tersebut, secara kemampuan untuk membedakannya. Dalam menafsirkan simbol komunikasi, responden memberikan makna pada unsur-unsur iklan sebagai visualisasi. Melalui pernyataan dapat diketahui kesesuaian penafsiran atau pengertian responden mengenai unsur-unsur iklan. Gambaran pemahaman responden mengenai unsur-unsur iklan dilihat dari makna yang terbentuk di benak responden sebagai hasil penafsiran dan pengertiannya, dan untuk memperjelas gambaran ini, dijabarkan melalui tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. Penulis tertarik untuk meneliti pemahaman responden mengenai unsur-unsur iklan. Untuk menimbulkan daya tarik terhadap khalayak sasarannya diperlukan suatu berpikir antara pembuat pesan dengan khalayak dan juga kesamaan pengertian diantara khalayaknya sendiri. Iklan yang diteliti adalah iklan Country Fiesta seri pada pemahaman remaja dan kesesuaian di antaranya. Remaja merupakan khalayak sasaran dari iklan Sampel yang diteliti adalah remaja yang bersekolah wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. kesamaan BIGSIZE yang difokuskan penafsiran ini. di hasil penelitian diperoleh bahwa pengenalan para mengenai produk Country Fiesta BIGSIZE cukup kelamin, lama membaca besarnya uang saku responden, dijumpai kesamaan Akhirnya dapat dikatakan Dari remaja baik. Baik dilihat dari jenis maupun pengertian diantara responden. pemahaman khalayak secara keseluruhan mengenai unsur unsur iklan Country Fiesta BIGSIZE sangat memuaskan."
1990
S3976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhya Santika
"Krisis sosial, ekonomi, dan politik sejak pertengahan Juli 1997 mengakibatkan terpuruknya industri rokok Indonesia. Situasi ini justru dimanfaatkan para produsen rokok besar untuk menancapkan dominansi mereknya. Salah satu caranya dengan melakukan kampanye periklanan masif di berbagai media untuk menciptakan brand image yang positif di benak target konsumen, untuk mendorong keinginan membeli Salah satu strategi pembentukan image positif adalah seperti yang dilakukan oleh PT. HM Sampoerna Tbk melalui kampanye iklan bersama (Umbrellla Campaign) merek A Mild dan A International dalam 9 seri iklan Sampoerna Versi Bukan Basa Basi (BBB) di media luar ruang. Strategi ini bertujuan untuk memperkuat preferensi merek dan keinginan untuk membeli dengan cara mengasosiasikannya pada salah satu merek yang sudah dikenal luas. Hal ini didasari oleh pemikiran John Philip Jones bahwa nilai tambah (added values) suatu merek terletak pada namanya, dan nilai tambah tersebut dapat dialihkan atau ditransfer pada produk lain dengan menggunakan nama merek yang lebih kuat sebagai milik bersama (common property). Umbrella campaign Sampoerna Versi Bukan Basa Basi mengabungkan merek A Mild dan A International yang berbeda positioning dan brand image. A Mild diposisikan sebagai merek rendah tar dan nikotin dengan muda dan blak-blakan. Sementara A International diposisikan sebagai satu-satunya rokok kretek yang berpenampilan mewah seperti rokok putih impor, dengan image eksklusif dan elegan. Keduanya digabungkan dalam satu kreatif payung iklan yang menyampaikan pesan tentang sikap hidup bukan basa basi, sebagai refleksi karakter "A"family. Studi ini ingin melihat sikap khalayak sasaran A Mild dan A International terhadap atribut-atribut iklan dan merek yang diiklankan tersebut melalui tahapan DAGMAR yaitu awareness, comprehension, image, attitude, dan desired behavior, akan diperoleh gambaran evaluatif sejauh mana iklan tersebut dapat membentuk citra positif A Mild dan A International di benak khalayak. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggunakan teknik semantik diferensial sebagai alat pengukur sikap. Meliputi pengukuran sikap responclen pada image slogan, gambar, copy dan warna sebagai atribut melalui 3 ajektif, dan image merek A Mild dan A International melalui 6 ajektif. Ajektif-ajektif tersebut berupa pernyataan bipolar (dua kutub) dengan skala 1-6, yang dapat menggambarkan apakah responden memiliki kecenderungan sikap positif atau negatif terhadap ajektif yang bersangkutan. Sampel yang dipilih mewakili khalayak sasaran A Mild dan A International dengan karakteristik laki-laki, pendidikan terakhir SMU, dan dari kelas sosial A,B,C,D,E. yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian terhadap 100 responden yang dijadikan sampel dalam studi ini memperlihatkan bahwa iklan umbrella campaign Sampoerna versi Bukan Basa Basi cukup berhasil menciptakan citra positif merek A Mild terhadap khalayaknya, namun kurang berhasil membangun citra positif pada merek A International. Pada tahap awareness dalam model DAGMAR, slogan Bukan Basa Basi adalah atribut iklan yang paling diingat responden. Merek A Mild adalah merek yang paling disadari responden sabagai merek yang diiklankan oleh umbrella campaign ketimbang A International. Pada tahap comprehension, pesan iklan yang ingin menyampaikan gaya hidup dan sikap diri bukan basa basi ternyata kurang dapat dipahami oleh responden. Sedangkan hanya 32% responden yang paham pada karakter A Mild, dan hanya 16% responden yang paham karakter A International. Khusus pada tahap image, penulis membagi responden dalam 5 kategori berdasarkan jenis rokoknya. Yaitu perokok rokok kretek non A Mild dan A International, perokok rokok putih non A Mild dan A International, perokok A Mild, perokok A Iniernational, dan kelompok non perokok. Kelima kategori kelompok responden itu ratarata menjawab warna iklan sebagai atribut yang paling merepresentasikan merek A Mild dan A International. Selain itu, iklan ini berhasil membentuk image positif merek A Mild karena rata-rata jawaban lima kategori responden tersebut cenderung positif (4,225) atau berada di atas nilai tengah pada skala semantik diferensial. Bertolak belakang dengan yang terjadi bagi pembentukan image positif A International. Umbrella campaign ini terbukti kurang dapat membangun image positif A International, karena rata-rata jawaban dari 5 kategori responden cenderung negatif (3,36) atau berada di bawah nilai netral. Pada tahap attitude, dapat diketahui bahwa responden suka dengan keseluruhan iklan ini, dan memiliki preferensi lebih kuat terhadap merek A Mild daripada A Internatioanal. Pada tahap action atau desired behavior, jumlah responden yang tertarik membeli A Mild lebih banyak daripada mereka yang tertarik membeli A International. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa citra positif merek A Mild di benak responden lebih berhasil terbentuk daripada citra positif A International. Sehingga dapat dikatakan bahwa iklan Sampoerna versi Bukan Basa Basi yang menggunakan strategi umbrella campaign untuk memperkuat kedua citra merek yang diiklankan dalam eksekusinya kurang berhasil. Saran peneliti terhadap pemakaian strategi umbrella campaign yaitu agar lebih memperhatikan pemilihan atribut-atribut iklan yang benar-benar dapat merepresentasikan image dan karakter masing-masing produk yang diiklankan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4189
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dompas, Deisy
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana strategi kampanye yang diterapkan oleh produsen rokok Pall Mall efektif untuk diterapkan dalam situasi krisis moneter. Efektif dalam hal ini berarti khalayak memposisikan Pall Mall sama dengan Positioning yang diterapkan oleh produsen. Positioning Pall Mall adalah rokok untuk anak muda yang bergaul di malam hari. Positioning Pall Mall ini berbeda dengan Positioning produk rokok lain yang berusaha mengambil hati khalayak dengan iklaniklan yang menyiratkan keprihatinan terhadap suasana krisis. Ternyata di awal peluncurannya rokok Pall Mall mampu menunjukkan angka penjualan yang relatif tinggi. Keberhasilan Pall Mall diasumsikan sangat berkaitan erat dengan strategi kampanye, terutama lewat ikian-ikian di televisi, sehingga penelitian ini difokuskan pada analisis efektifitas penyampaian pesan iklan TV Positioning Pall Mall. Dalam menyampaikan Positioningnya, Pall Mall menerapkan jenis standarisasi periklanan yang belum banyak teruji efektifitasnya, yaitu beriklan dengan satu strategi dan satu eksekusi di seluruh dunia. Karena Positioning berhubungan erat dengan gaya hidup, maka dilakukan juga analisis tentang gaya hidup khalayak, apakah khalayak memiliki gaya hidup sesuai dengan gaya hidup pangsa pasar Pall Mall di negara asalnya, yaitu gaya hidup generasi X, dan apakah gaya hidup tersebut mempengaruhi Positioning rokok Pall Mall. Penelitian ini adalah penelitian survai dengan responden 100 orang mahasiswa Universitas Atmajaya. Data-data akan diolah dengan menggunakan tes reliabilitas untuk melihat konsistensi indikator-indikatornya dan tes regresi berganda untuk melihat apakah memang ada hubungan antara variabel-variabel dan bagaimana kekuatannya. Data disajikan dalam tabel-tabel univariat dan bivariat untuk menguji hipotesis alternatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin positif persepsi khalayak terhadap unsur-unsur non Indonesia pada ikian TV Positioning Pall Mall, maka semakin positif pula Positioning khalayak terhadap rokok Pall Mall. Terbukti pula bahwa semakin gaya hidup khalayak menyerupai gaya hidup generasi X di Amerika, Positioningnya terhadap rokok Pall Mall juga semakin positif. Temuan lain di lapangan yang didapatkan lewat wawancara mendalam menunjukkan bahwa gaya hidup generasi X belum sepenuhnya dilakukan oleh khalayak, terutama khalayak perempuan karena ada batasanbatasan budaya timur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat efektifitas penyajian iklan dalam bentuk dialog. Iklan yang dipilih untuk diteliti adalah milik Citibank Visa, sebanyak dua versi yaitu Versi Mahasiswa yang menggambarkan dialog dalam suatu keluarga sedang membutuhkan uang untuk pembayaran kuliah pada waktu yang mendesak. Namun uang tunai tidak ada, tetapi dengan Citibank Visa masalah teratasi. Versi Paris menggambarkan dialog seorang teman yang bercerita kepada rekannya tentang kemudahan berbelanja karena menggunakan Citibank Visa. Efektifitas dari iklan-iklan tersebut diukur berdasarkan komponen efektifitas iklan yang disebutkan oleh Jane T. Bertrand. Bahwasanya iklan yang efektif sebaiknya memenuhi 4 kriteria yaitu memiliki daya tarik atau attraction, mudah dipahami dengan baik dan benar atau comprehension, mudah diterima oleh nilai, norma dan . sebagainya dari masyarakat atau acceptance serta yang terakhir memiliki kemampuan untuk melibatkan diri pendengar dalam menerima pesan atau sel f invo1vement. Hasil penelitian adalah sebagai berikut s Sebagian besar responden memahami versi mahasiswa dengan , baik. Pemahaman oleh sebagian besar responden adalah versi' mahasiwa menyampaikan tawaran kemudahan mengambil uang tunai bila memakai Citibank Visa. Daya tarik dari unsur-unsur pesan versi mahasiswa cukup baik. Isi cerita dan suara pemeran merupakan dua hal yang dikatakan menarik oleh responden. Sedangkan jingle dan sound effect ternyata kurang menarik perhatian. Kaitannya dengan daya terima atau acceptance, versi mahasiswa berhasil dengan baik. Pesan ternyata dipercaya mayoritas responden, Dialognya terdengar wajar .serta bentuk dan isinya dikatakan sesuai untuk disampaikan oleh sebagian besar responden. Untuk komponen sel f involvement, pesan yang disampaikan dianggap penting oleh sebagian besar responden. Namun belum merupakan suatu kebutuhan. Bagi sebagian besar responden akhirnya pesan dikatakan ditujukan bagi orang lain. Pada versi Paris sebagian besar responden dapat memahami pesan dengan baik. Pesan yang disampaikan dipahami sebagai informasi mengenai kemudahan berbelanja di seluruh dunia bagi pemakai Citibank Visa. Daya tarik dari unsur-unsur pesan versi Paris terlihat kurang berhasil dengan baik. Hanya isi cerita yang dikatakan menarik oleh sebagian besar responden. Sedangkan jingle, suara pemeran dan sound effect cenderung dikatakan tidak menarik. Dikaitkan dengan acceptance, daya terima khalayak terlihat kurang baik. Dari tiga unsur yang dilihat, hanya kepercayaan terhadap pesan yang dapat diterima mayoritas responden terhadap informasi yang disampaikan. unsur oleh Sedangkan untuk sel f involvement hasilnya terlihat kurang baik. Informasi yang disampaikan dikatakan tidak penting dan tidak baik oleh mayoritas responden, Akhirnya sebagian besar responden menyatakan pesan yang disampaikan ditujukan bagi orang lain."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purwanto
"Persaingan dalam merebut pangsa pasar yang semakin ketat membuat produsen rokok melakukan berbagai cara untuk meningkatkan pemasaran produk mereka. PT Bentoel Indonesia, sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, melancarkan berbagai strategi periklanan yang salah satunya dengan penggunaan transit ad di bus-kota bertingkat. Dengan studi ini, peneliti mencoba melihat keefektifan penggunaan transit ad melalui tanggapan khalayak, yaitu pada pengetahuan, sikap dan perilaku khalayak terhadap iklan yang dipasang di bus-kota tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei di lapangan serta dengan menggunakan kuesioner. Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah pekerja kelas menengah di sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan Moh. Thamrin. Sedangkan jumlah sampel yang diambil adalah 100 orang dengan teknik pengambilan secara purposive atau sengaja. Interpretasi data hasil penelitian dilakukan dengan penjabaran berdasarkan analisis deskriptif tabel tunggal dan analisis tabel silang bivariat dan trivariat. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pengetahuan dan sikap responden terhadap transit ad Bentoel Internasional berada pad tingkat yang merata. Penggunaan variabel kontrol, yaitu pengenaan media dan iklan Bentoel International menunjukkan pengaruh yang cukup kuat terhadap pengetahuan dan sikap responden terhadap transit ad Bentoel International."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4128
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Retnowati
"ABSTRAK
Perkembangan dunia periklanan di Indonesia sudah mengalami kemajuan pesat baik yang menyangkut media cetak, media audio, media visual maupun media audio visual. Salah satu jenis iklan radio yang saat ini sedang menjadi trend adalah jingle. Sebagai salah satu alternatif bentuk iklan untuk media audio, sebuah jingle memiliki kelebihan-kelebihan tertentu disamping kekurangan yang ada. Penelitian ini membahas secara deskriptif tentang preferensi khalayak temaja terhadap 4 jingle rokok yang mereka dengar melalui radio yaitu jingle Wisnilak, Lucky Strike, Jarum Super, dan Gudang Garam. Penelitian ini sendiri tidak ada sangkut pautnya dengan pernah konsumsi atau penggunaan produk yang diiklankan oleh jingle-jingle tersebut. Hal ini dapat dilihat pada sampel penelitian yaitu reuaja usia 15 sampai 21 tahun yang mendengarkan keempat jingle, yang tinggal di Jakarta Selatan dan mereka mi bukan perokok. Peneliti kemudian menetapkan sampel penelitian sebanyak 50 orang yang diambil berdasarkan tehnik Quota Sampling. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner terungkap bahwa sebuah jingle dapat lebih disukai dari jingle-jingle lainnya karena elemen-elemen si dalam jingle tersebut memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Elemen-elemen itu adalah musik, lirik. voice over, sound effect, dan sebagainya. Data yang terungkap di lapangan dari wawancara dengan 50 orang responden itu juga menunjukkan bahwa keberadaan musik ternyata tidak selalu menjadi faktor utama disukainya sebuah jingle iklan di radio. Jingle Gudang Garam adalah pilihan terbanyak sebagai jingle yang disukai oleh responden. Lirik dalam jingle Gudang Garam juga merupakan pilihan terbanyak sebagai elirik yang disukai, disamping elemen pengisi suara. Berarti di. sini, keberadaan elenen lirik dan pengisi suara lebih dirasakan oleh responden sebagao suatu hal yang nenpunyai peran lebih penting dibandingkan nusiknya. Sedangkan pilihan terbanyak dari jingle yang tidak disukai oleh responden adalah jingle Lucky Strike baik itu nengenai nusiknya, liriknya, naupun pengisi suaranya. Kesenuanya neraih angka terendah. Kelebihan jingle Lucky Strike nenurut para responden adalah terletak pada elenen sound effectnya yang terasa lebih nenonjol dibandingkan sound effect yang terdapat pada jingle rokok lainnya. Kenyataan ini cukup nenarik, karena selana ini keberadaan sound effect sebuah jingle hanya dijadikan pelengkap saja dari keseluruhan elenen yang nenbentuk jingle."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurhandayani
"ABSTRAK
Makin banyaknya organisasi bisnis yang bersedia melakukan kegiatan lLM, membawa angin segar dalam dunia periklanan di Indonesia. Karena pada hakekatnya iklan tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk tujuan bisnis dan komersil saja, tetapi iklan juga dapat digunakan sebagai sarana menunjang pembangunan. ILM yang be1um memasyarakat ini, merupakan suatu hasil kerjasama antara pihak media dan organisasi tertentu. Kerjasama tersebut didasarkan pada pertimbangan non komersil. Media menyediakan ruang/halaman yang sedang kosong, dan organisasi menyediakan art work iklannya, tanpa ada yang membayar atau dibayar. Akibatnya jika kita lihat penampilan sebuah ILM, terdapat beberapa kelemahan. Frekuensi penerbitan yang jarang serta tidak pasti, karena menunggu kesediaan media menyediakan ruangan, serta gambar yang tidak berwarna merupakan beberapa diantara kelemahan tersebut. Sehingga muncul pertanyaan, apakah dengan keadaan yang demikian masyarakat akan mampu untuk mengerti mengenai ILM dan mengetahui pesan-pesan yang disampaikannya. Apalagi jika mengingat beberapa pendapat· yang menyatakan, bahwa pengulangan suatu iklan dan penampilan iklan yang berwarna, merupakan faktor yang perlu diperhatikan guna mendapat hasil yang baik. Dengan berbekal kerangka pemikiran yang diambil dari berbagai sumber, pertanyaan tersebut ingin dijawab melalui penelitian. Sebagai sampel diambil 100 orang pelanggan Termpo. Kemudian dipertimbangkan beberapa faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi hasil penelitian. ~aktor tersebut ndalah, jenis kelamin, umur, pendirlikun dan lumanyu reaponden berlangganan Tempo, serta frekuensi membaca iklan. Penelitian ini menghasilkan jawaban, bahwa sebagian besar dari sampel ternyata pernah melihat mengenal lLM. Sayangnya pengenalan ini tidak diikuti dengan pengertian dan pengetahuan yang baik mengenai ILM. Tidak banyak responden yang mengerti secara benar apa yang dimaksud dengan ILM dan tujuan serta manfaat ILM Selain itu, ternyata sebagian besar dari sampel hanya mengingat satu atau dua pesan ILM saja. Bahkan terdapat beberapa responden, yang tidak ingat sama sekali pesan yang pernah dimuat ILM pada majalah Tempo. Begitu pula untuk ILM di majalah/surat ka~ar lain, tidak banyak responden yang mengetahui dan pernah melihatnya. Melihat hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat disampaikan. Pertama, perlu ada perbaikan dari segi penampilan lLM seperti: dengan frekuensi yang lebih sering, dan berwarna. Kedua, harus ada kerja sama antara organisasi sosial dan organisasi bisnis dalam pembuatan lLM. Ketiga, seba±kriya ILM tidak hanya terbatas di media cetak saja, tetapi dap~t juga menggunakan media luar ruang lainnya. Keempat, saran terakhir ini untuk mereka yang berniat mengadakan penelitian ulang ataupun lanjutan, sebaiknya mengambil sampel yang lebih besar, sehingga dapat kita membuat kesimpulan secara nasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.I. Hana Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif khalayak, berupa pemikirannya tentang eksekusi iklan yang menggunakan humor dari iklan Philips, Close Up, dan Nutrisari, serta mengetahui elemen-elemen eksekusi apa saja yang mendukung kelucuan suatu iklan. Nantinya juga akan dapat diketahui humor seperti apa yang dianggap lucu oleh khalayak bila digunakan sebagai eksekusi sebuah iklan. Berlandaskan pendekatan respon kognitif terhadap eksekusi iklan, yang menganalisa pikiran-pikiran (thoughts) yang ditimbulkan oleh eksekusi iklan, di many pemikiran ini merepresentasikan perasaan suka atau tidaknya khalayak pada eksekusi, sebuah iklan, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Focus Group Discussion, terhadap 24 sampel yang diambil secara quota sampling dari populasi mahasiswa D3 FE UI angkatan 1999. Dari analisa terhadap hasil FGD dapat ditarik kesimpulan bahwa, iklan Close Up dianggap sebagai iklan dengan eksekusi humor yang paling lucu karena humor yang digunakan dalam jalan ceritanya tidak dibuat-buat, wajar, menampilkan kehidupan sehari-hari anak muda, dan memiliki unsur kejutan di akhir ceritanya. Sedangkan iklan Nutrisari adalah iklan dengan eksekusi humor yang paling tidak lucu karena dibintangi oleh Joshua dan ide cerita untuk menggabungkan animasi dengan manusia dianggap sudah tidak baru lagi. Selain itu ditemukan juga bahwa adegan yang merupakan representasi ide cerita secara keseluruhan adalah elemen eksekusi yang paling berperan menentukan kelucuan suatu iklan, sekalipun adegan ini tetap harus didukung dengan elemen tokoh dan setting yang sesuai, agar eksekusi iklan tersebut tetap enak untuk dilihat dan dinikmati. Temuan lainnya adalah humor yang dipakai dalam iklan akan dianggap lucu apabila humor tersebut tidak dibuat-buat, wajar, ceritanya menampilkan kehidupan sehari-hari, mudah dicerna, tidak jorok atau berbau porno, tidak menggunakan pelawak, dan memiliki unsur kejutan di akhir cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S4161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>